78 Bimbingan Karir, sedangkan sisanya 76,7 ditentukan oleh variabel lain
yang tidak diteliti pada penelitian ini. 7.
Sumbangan efektif variabel Prakerin terhadap Kesiapan Kerja siswa sebesar 8,59, sumbangan efektif variabel Bimbingan Karir terhadap Kesiapan Kerja
siswa sebesar 14,7, dan sumbangan efektif variabel Prakerin dan Bimbingan Karir secara bersama-sama terhadap Kesiapan Kerja siswa
sebesar 23,3.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang dilakukan mengungkapkan hubungan antara Praktik Kerja Industri dan Bimbingan Karir dengan Kesiapan Kerja siswa kelas XII Jurusan
Bangunan SMK N 2 Pengasih mempunyai beberapa keterbatasan penelitian, antara lain:
1. Instrumen dalam penelitian ini berupa angket sehingga ada kemungkinan
responden dalam mengisi angket tidak jujur sesuai dengan kondisi sebenarnya, dan kurang bersungguh-sungguh dalam mengisi angket
tersebut. 2.
Kesiapan Kerja berhubungan dengan banyak variabel yang dapat mempengaruhinya, dalam penelitian ini variabel yang diteliti hanya Praktik
Kerja Industri dan Bimbingan Karir. 3.
Responden yang diteliti hanya setengah anggota siswa kelas XII Jurusan Bangunan SMK N 2 Pengasih hal ini karena sistem pelaksanaan Praktik Kerja
Industri dengan sistem kloter.
79 4.
Berdasarkan wawancara dengan Guru BK di sekolah program-program bimbingan karir tidak terlaksana dengan efektif, Guru BK juga tidak
mempunyai jam pelajaran untuk mengisi di kelas-kelas, pada penelitian ini disimpulkan pelaksanaan bimbingan karir pada kategori efektif karena
didasarkan dari pendapat siswa.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dari penelitian ini, maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi sekolah
Dari hasil penelitian gambaran hubungan Prakerin dan Bimbingan Karir terhadap Kesiapan Kerja siswa kelas XII Jurusan Bangunan SMK N 2 Pengasih
dalam kategori agak rendah, hal ini menunjukan kurang baiknya pelaksanaan Prakerin dan Kurang efektif pelaksanaan Bimbingan Karir yang berpengaruh
terhadap Kesiapan Kerja siswa, oleh karena itu diharapkan sekolah dapat mengoptimalkan pelaksanaan Prakerin dan pemberian bimbingan tentang dunia
kerja melalui Bimbingan Karir sehingga Kesiapan kerja siswa dapat mencapai tingkat yang paling optimal yaitu sangat siap.
2. Bagi penelitian selanjutnya.
Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara hubungan Prakerin dan Bimbingan Karir terhadap Kesiapan Kerja siswa kelas XII Jurusan Bangunan
SMK N 2 Pengasih dan besar kontribusi yang didiberikan oleh kedua variabel bebas terhadap variabel terikatnya sebesar 23,3. Hasil ini menunjukkan masih
ada 76,7 variabel lain yang berhubungan dengan Kesiapan Kerja, diharapkan
80 dalam penelitian selanjutnya untuk mengungkapkan faktor-faktor lain yang
berhubungan dengan kesiapan kerja selain yang diteliti pada penelitian ini.