61 terikatnya merupakan hubungan yang linier, dan tidak terjadi multikorelasi antar
variabel bebasnya.
a. Uji Normalitas
Normalitas diuji dengan uji lieliefors atau dengan nama lain uji kenormalan dengan bantuan microsoft excel 2010. Hasil analisis uji normalitas L
hitung
dibandingkan dengan harga L
tabel
, dengan N = 63 responden, dan taraf kepercayaan 95.
Tabel 10. Rangkuman Hasil Uji Normalitas No Instrumen Variabel
Lieliefors Hitung Lieliefors Tabel Kesimpulan 1
Praktik Kerja
Industri 0,085
0,112 Normal
2 Bimbingan Karir
0,093 0,112
Normal 3
Kesiapan Kerja 0,097
0,112 Normal
Berdasarkan rangkuman hasil uji normalitas pada tabel 7 di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel Prakerin, Bimbingan Karir, dan Kesiapan Kerja
mempunyai data yang berdistribusi normal, hal ini ditunjukan dengan nilai Lieliefors hitung lebih kecil dari nilai Lieliefors tabel.
b. Uji Linieritas
Hubungan variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier jika F
hitung
lebih besar atau sama dengan F
tabel
pada taraf signifikansi 5. Tabel 11. Rangkuman Hasil Uji Linieritas
No. Variabel
F
hitung
F
tabel
Sign Kesimpulan
Bebas Terikat
1 X1
Y 10,486
3,15 0,003
Linier 2
X2 Y
15,573 3,15
0,000 Linier
Uji linieritas dilakukan dengan bantuan SPSS 17.0 for Windows dengan
rangkuman hasil seperti di atas. Tabel tersebut diketahui harga F
hitung
dari
62 perhitungan masing-masing variabel lebih kecil daripada harga F
tabel
pada taraf 5, sehingga semua pola hubungan variabel bebas dan variabel terikatnya
bersifat linier. 1
Uji linieritas variabel Praktik Kerja Industri X
1
denga variabel Kesiapan Kerja Y menunjukan koefisien F
hitung
10,486 lebih besar dari F
tabel
pada taraf signifikansi 5 dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut = 63-2-
1= 60, sebesar 3,15. Ternyata F
hitung
lebih besar dari F
tabel
dengan nilai P sebesar 0,003 lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil uji tersebut dapat
disimpulkan bahwa variabel Prakerin mempunyai hubungan linier dengan variabel Kesiapan Kerja.
2 Uji linieritas variabel Bimbingan Karir X
2
dengan variabel Kesiapan Kerja Y menunjukan koefisien F
hitung
15,573 lebih besar dari F
tabel
pada taraf signifikansi 5 dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut = 63-2-1=
60, 3,15. Ternyata F
hitung
lebih besar dari F
tabel
dengan nilai P sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil uji tersebut dapat disimpulkan
bahwa variabel Bimbingan Karir mempunyai hubungan linier dengan variabel Kesiapan Kerja.
c. Uji Multikolinieritas
Dikatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas jika nilai Variance Inflation
Factor VIF 10, dan nilai condition index 30 Gujarati dalam Sofyan Yamin, 2011: 36; dan tidak ada korelasi yang tinggi yaitu kurang dari 0,8 Burhan
Nurgiyantoro, 2002: 125. Setelah dilakukan perhitungan dengan bantuan SPSS
17.0 for Windows, hasil pengujian multikolinieritas terangkum dalam tabel dibawah ini: