PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINS BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN TERHADAP LINGKUNGAN

(1)

(2)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINS BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN

TERHADAP LINGKUNGAN Oleh

Rizki Aditasari

Penelitian dan pengembangan dilakukan bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran khususnya Silabus dan RPP yang bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan. Populasi penelitian mencakup seluruh siswa kelas VII di SMPN 1 Purbolinggo. Sampel penelitian ini siswa kelas VII B dan VII C yang belum mendapat materi perubahan fisika dan kimia, pencemaran lingkungan dan pemanasan global. Data penelitian diperoleh dengan wawancara, uji ahli dan kuesioner. Pengembangan dilakukan dengan mengadaptasi model pengembangan Potters yang terdiri dari analisis kebutuhan, pengembangan produk awal, validasi ahli (uji ahli), revisi produk, dan uji lapangan. Pada tahap analisis kebutuhan guru sudah mengetahui mengenai perangkat pembelajaran yang bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan, namun pada pelaksanaan pembelajaran belum memasukkan nilai ketuahanan dan kecintaan terhadap lingkungan. Pada tahap pengembangan, dilakukan pengembangan perangkat pembelajaran berupa Silabus dan RPP bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan, selanjutnya dilakukan validasi ahli yang diperlukan untuk mengetahui ketidaksesuaian atau kekurangan pada perangkat pembelajaran yang dikembangkan, kemudian dilakukan perbaikan mengenai perangkat pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan hasil uji ahli. Tahap akhir dilakukan uji lapangan ditujukan kepada 59 siswa yang dibagi dalam 2 kelas


(3)

Rizki Aditasari tahun ajaran 2013/2014. Hasil uji lapangan menunjukkan perangkat pembelajaran bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan efektif digunakan dalam pembelajaran, 100 % siswa uji telah tuntas KKM dengan hasil belajar secara keseluruhan berkriteria baik. Kata kunci: Nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan, penelitian pengembangan,


(4)

(5)

(6)

(7)

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 3

C.Tujuan Penelitian ... 4

D.Manfaat Penelitian ... 3

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA A.Pengembangan ... 6

B.Hakekat IPA ... 7

C.Pedidikan Karakter ... 9

D.Muatan Nilai Ketuhanan ... 12

E. Muatan Kecintaan terhadap Lingkungan ... 15

F. Perangkat Pembelajaran ... 20

G.Perubahan Disekitar Kita ... 24

III. METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian ... 29

B.Prosedur Pengembangan Produk ... 29

1. Analisis Kebutuhan ... 31


(8)

C.Data, Instrumen dan Teknik Pengumpulan data ... 34

D.Teknik Analisis Data ... 35

IV. HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian Pengembangan ... 38

1. Analisis kebutuhan ... 38

2. Pengembangan produk awal ... 39

3. Validasi ahli ... 40

4. Revisi produk ... 40

5. Uji lapangan ... 42

B.Pembahasan ... 47

1. Pelaksanaan pembelajaran IPA bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan ... 47

2. Pengetahuan guru mengenai perangkat pembelajaran IPA bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan ... 47

3. Perangakat pembelajaran Sains bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan ... 48

4. Efektivitas perangkat pembelajaran sains bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan ... 49

5. Kesesuaian produk yang dihasilkan dengan tujuan Pengembangan serta beberapa kelebihan dan kekurangannya ... 49

V.SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 51

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. lembar kuisioner ... 53

2. instrumen penilaian Silabus dan RPP ... 54


(9)

6. Soal Penilaian kognitif ... 77

7. Kunci jawaban ... 79

8. Instrumen penilaian RPP dan Silabus ... 80

9. Daftar pertanyaan uji ahli ... 81

10. Angket untuk siswa ... 85

11. Data afektif siswa ... 86

12. Data keterampilan berkarakter siswa ... 88

13. Data keterampilan psikomotor siswa ... 92

14. Rekap nilai siswa ... 94

15. Data nilai kognitif siswa ... 96

16. Daftar pernyataan uji ahli ... 98

17. Daftar penyataan uji ahli ... 103


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

3.1 Pengkategorian hasil uji ahli ... 36

3.2 Pengkategorian keterampilan proses sains ... 37

3.3 Pengkategorian keterampilan karakter ... 37

4.1 Hasil uji ahli ... 40

4.2 Data penilaian proses ... 42

4.3 Data penilain psikomotor ... 43

4.4 Data pengamatan nilai ketuhanan ... 44

4.5 Data pengamatan nilai kecintaan terhadap lingkungan... 44

4.6 Perbandingan keterampilan rata-rata ... 45


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

2.1 Pilar penting dalam pendidikan karakter ... 10 3.1 Langkah-langkah memproduksi perangkat pembelajaran sains khususnya

Fisika... ... 31 4.1 Data pengamatan nilai ketuhanan ... 44 4.2 Data pengamatan nilai kecintaan terhadap lingkungan ... 45


(12)

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan merupakan usaha secara sadar dan terencana untuk mewujudkan dan mengembangkan suasana belajar dan pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dan kemauan yang ada pada dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (pasal 1 UU No.20 tahun 2003). Namun pada faktanya pendidikan tidak lagi bersesuaian dengan isi undang-undang tersebut. Pendidikan di zaman modern seperti sekarang ini sudah menjadi satu fenomena kemasyarakatan yang dikatakan minim, khususnya pendidikan moral bagi siswa yang terutama

mencakup nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan. Untuk itu sempurnakannya kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 yang dirancang untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang menitikberatkan pada nilai ketuhanan dan nilai sosial. Di dalam kurikulum 2013 sudah disediakan Silabus yang dapat digunakan langsung oleh guru namun untuk RPP dapat dikembangkan masing-masing guru sesuai dengan kebutuhan.

Mengingat semakin pesatnya perkembangan zaman anak-anak yang terlahir dan dibesarkan di lingkungan masyarakat modern mengalami kesulitan dalam


(13)

bersikap dan berprilaku yang sesuai dengan moral yang baik. Oleh karena itu pendidikan memegang peran penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia bagi kehidupan dimasa yang akan datang. Perlu adanya pembinaan iman dan taqwa siswa untuk membentuk inovasi pendidikan yang mengacu nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan yang di integrasikan dalam mata pelajaran non-Pendidikan Agama Islam diantaranya Sains.

Dalam kurikulum 2013 proses pembelajaran harus menekankan aspek afektif terutaman pada nilai ketuahanan dan sosial pada siswa, selain itu harus

memperhatikan karakteristik ilmu sebagai proses dan produk yang meningkatkan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan. Tujuannya bukan

mengagamakan ilmu melainkan memberikan nilai agama kepada ilmu, sehingga dapat terbentuk peserta didik yang memiliki nilai ketuhanan, selain itu untuk memperhatikan kelestarian lingkungan alam yang menjadi sumber belajar bagi siswa yang kini justru kurang diperhatikan dan kurang memperdulikan keadaan lingkungan sekitar.

Pendidikan karakter merupakan sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada siswa yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, khususnya nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan yang kini dirasa sudah jarang dilakukan oleh kebanyakan siswa. Nilai pendidikan karakter ini jarang sekali diminati siswa karena kurang adanya penanaman karakter ketika proses pembelajaran, dan adanya karakter siswa yang memang sudah tertanam kurang baik ketika

melaksanakan proses pembelajaran diantaranya bersikap tidak mengetahui nilai-nilai agama, tidak peduli terhadap lingkungan.


(14)

Dalam upaya pembelajaran sains khususnya fisika yang mengacu pada pendidikan karakter nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan, diperlukan perangkat pembelajaran Sains yang bermuatan pendidikan karakter sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Namun kebanyakan guru keberatan dengan beban administratif dalam menyiapkan perangkat pembelajaran yang memuat nilai ketuhanan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Guru IPA di SMPN 2 Purbolinggo, diketahui bahwa terdapat satu orang guru IPA yang sudah menggunakan perangkat pembelajaran yang memasukkan pengembangan bermuatan nilai ketuhanan namun belum bermuatan kecintaan lingkungan, selain itu masih banyak yang belum menggunakan perangkat pembelajaran yang memasukkan nilai ketuhanan dan cinta terhadap lingkungan. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru sudah sesekali memasukkan nilai ketuhanan seperti peringatan untuk selalu bersyukur kepada Allah, dan nilai kecintaan terhadap lingkungan seperti ajakan untuk selalu membuang sampah pada tempatnya walaupun tidak masuk dalam Rencana Pelaksaan Pembelajaran. Oleh karena itu untuk dapat membentuk sikap dan kepribadian peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa yang mengacu pada nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap

lingkungan, maka penulis mengangkat penelitian yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sains Bermuatan Nilai Ketuhanan dan Kecintaan terhadap Lingkungan”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah hasil produk perangkat pembelajaran sains


(15)

bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dan bagaimanakah keefektifan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam pembelajaran? C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian adalah:

1. Menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran sains bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan bagi siswa SMP.

2. Mengetahui keefektifan perangkat pembelajaran yang dikembangkan D.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diperoleh dari penelitian pengembangan ini diharapkan bermanfaat bagi guru dan siswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, yang berimplikasi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan. Melalui pengembangan perangkat

pembelajaran sains bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan disamping untuk meningkatkan prestasi belajar juga untuk meningkatkan

keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa dan kecintaan terhadap lingkungan. E.Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian pengembangan ini berorientasi pada pengembangan produk, produk yang dihasilkan, yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.


(16)

2. Pengembangan yang dimaksud adalah pembuatan perangkat pembelajaran yang bermuatan pendidikan karakter nilai ketuhanan dan cinta lingkungan untuk pembelajaran sains khususnya fisika kelas VII SMPN 1 Purbolinggo. 3. Validasi uji coba penelitian pengembangan adalah ahli Fisika, adapun untuk

memperoleh data mengenai komponen model produk yang perlu diperbaiki dan dimodifikasi selama tahap uji coba digunakan subjek penelitian siswa SMPN 1 Purbolinggo.

4. Objek penelitian pengembangan ini adalah materi pokok perubahan fisika dan kimia, pencemaran lingkungan dan pemanasan global kelas VII semester ganjil.


(17)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Pengembangan

Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu serta teknologi. Menurut Sugiyono (2008: 407) penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian pengembangan menyelidiki pola dan proses pertumbuhan atau perubahan sebagai fungsi dari waktu yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-langkah penelitian pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan termuan-temuan tersebut. Melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar dimana produk tersebut akan dipakai dan melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan.

Menurut Sugiono dalam Emzir (2012: 271) langkah-langkah penelitian dan pengembangan meliputi:

(1) Identifikasi masalah; (2) pengumpulan informasi; (3) desain produk;(4) validasi desain; (5) perbaikan; (6) uji coba produk; (7) revisi produk; (8) uji coba pemakaian; (9) revisi produk tahap akhir; (10) produk massal.


(18)

Menurut Richey dan Klein dalam Emzir (2012: 264), mengemukakan bahwa: Design and development research is the systematic study of design, development and evaluation processes with the aim of establishing an empirical basis for the creation of instructional and noninstructional products and tools and new or enchanced models that govern their development.

B.Hakikat IPA (Sains)

IPA merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam yang merupakan terjemahan dari bahasa inggris Natural Science atau Science. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau sangkut paut dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Depdiknas, 2008). Ilmu Pengetahuan Alam atau Science berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Pendidikan sains diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan

kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekirar secara ilmiah.

Merujuk pada pengertian IPA di atas, menurut Departemen Penididikan Nasional (2008), pada hakikatnya IPA meliputi empat unsur, yaitu : (1) sikap : rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang akan dipecahkan melalui prosedur yang


(19)

benar: sains bersifat open ended; (2) proses : prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis,

perancangan eksperimen, atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (3) produk : berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; (4) aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.

Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh, memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah, dan meniru cara ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru.

Menurut Colette dan Chiappetta dalam Viyanti (2012: 8), hakekat IPA atau sains terdiri atas tiga komponen, yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah. Hakeka IPA sebagai proses, merupakan suatu proses yang diperoleh melalaui metode ilmiah yang memberikan gambaran mengenai pendekatan yang digunakan untuk

menyusun pengetahuan. Hakekat IPA sebagai produk merupakan kumpulan hasil yang diperoleh dari proses dengan menggunakan metode ilmiah yang tersusun secara sistematis dan lengkap. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia, terjadi interaksi antara manusia dengan alam lingkungan. Interaksi itu

memberikan pembelajaran kepada manusia sehingga menemukan pengalaman yang semakin menambah pengetahuan dan kemampuannya serta berubah perilakunya. Produk IPA meliputi: fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori, dan model. Hakekat IPA sebagai sikap ilmiah, merupakan pemikiran-pemikiran para ilmuan yang bergerak dalam bidang sains itu menggambarkan rasa ingin tahu


(20)

yang besar diiringi rasa percaya, sikap objektif, jujur dan terbuka serta mau mendengarkan pendapat orang lain.

C.Pendidikan Karakter

Pengertian karakter menurut Ma’mur (2011: 27), karakter merupakan titian ilmu

pengetahuan dan keterampilan. Lebih lanjut Jamal mengemukakan pengertian pendidikan kareakter adalah:

Segala sesuatu yang dilakukan oleh guru untuk mempengaruhi karakter peserta didik, guru membantu dalam membentuk watak peserta didik dengan cara memberikan keteladanan, cara bicara atau menyampaikan materi yang baik, toleransi, dan berbagai hal yang terkait lainnya.

Sehingga pendidikan karakter dengan bantuan dari guru sebagai fasilitator dapat membentuk karakter siswa yang memiliki nilai karakter positif. Selanjutnya

menurut Ma’mur (2011: 36) nilai karakter terbagi menjadi:

(1) Nilai karakter dalam hubungannya dengan tuhan

(2) Nilai karakter hubungannya dengan diri sendiri (jujur, bertanggung jawab, bergaya hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wirausaha, berpikir logis, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, ingin tahu, cinta ilmu) (3) Nilai karakter hubungan dengan sesama (sadar hak dan kewajiban diri dan

orang lain, patut pada aturan-aturan sosial, menghargai karya dan prestasi orang lain, santun dan demokratis)

(4) Nilai karakter hubungan dengan lingkungan

(5) Nilai kebangsaan (nasionalisme dan menghargai keberagaman)

Karakter merupakan nilai-nilai perilaku yang dapat berhubungan dengan Tuhan yang Maha Esa, diri sendri, sesama manusia, dan lingkungan sekitar, sehingga nilai- nilai yang terbagi dalam pendidikan karakter diharapkan dapat tertanam pada diri siswa untuk mewujudkan pendidikan yang sesuai dengan cita-cita bangsa. Adapun tujuan pendidikan karakter menurut Ma’mur (2011: 42) adalah:


(21)

penanaman nilai dalam diri siswa dan pembaruan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu,mendasarkan diri pada

tanggapan aktif kontekstual individu atas impuls natural sosial yang diterimanya yang pada gilirannya semakin mempertajam visi hidup yang akan diraih lewat proses pembentukan diri secara terus-menerus.

Sehingga tujuan pendidikan karakter sejalan dengan tujuan pendidikan yang tercantum di dalam pembukaan UUD 1945, karena karakter merupakan kunci keberhasilan dari siswa. Dengan adanya pendidikan karakter mampu membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, berkembang, dan berorientasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan adanya sikap kecintaan terhadap lingkungan berdasarkan pada Pancasila.

Pendidikan karakter menurut Ma’mur (2011: 49) meliputi 9 pilar yang saling kait-mengait, yaitu:

(1) Responsibility (tanggung jawab); (2) respect (rasa hormat); (3) fairness (keadilan); (4) courage (keberanian); (5) honesty (kejujuran); (6) citizenship (kewarganegaraan); (7) self-discipline (disiplin); (8) caring (peduli); (9) perseverance (ketekunan).

Nilai-nilai dasar kemanusiaan yang harus dikembangkan melalui pendidikan bervariasi antara beberapa aspek. Selain itu, pendidikan karakter harus mulai dibangun di rumah (home), dan dikembangkan di lembaga pendidikan sekolah (school), bahkan diterapkan secara nyata di dalam masyarakat (community), dan bahkan termasuk di dalamnya adalah dunia usaha dan dunia industri (business). Berkenaan dengan pengertian pendidikan karakter, menurut Suparlan dalam

Ma’mur (2011) para penggiat pendidikan karakter mencoba melukiskan pilar-pilar


(22)

Gambar 2.1 Pilar penting dalam pendidikan karakter

Sembilan pilar karakter itu menurut Suparlan dalam Ma’mur (2011) adalah: (1) Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya; (2) kemandirian dan tanggung

jawab; (3) kejujuran dan amanah; (4) hormat dan santun; (5) dermawan, suka tolong-menolong, dan gotong-royong atau kerja sama; (6) percaya diri dan kerja keras; (7) kepemimpinan dan keadilan; (8) baik dan rendah hati; (9) toleransi, kedamaian, dan kesatuan.

Kesembilan pilar pilar karakter ini, di ajarkan secara sistematis. Diterapkannya pendidikan karakter secara sistematis dan berkelanjutan siswa akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini akan menjadi bekal penting bagi siswa dalam mempersiapkan masa depan.

D.Muatan Nilai Ketuhanan

Di dalam pendidikan karakter nilai ketuhanan dan cinta lingkungan sering

dikaitkan dengan nilai keagamaan yang menyangkut moral dari siswa. Pendidikan moral merupakan upaya mengajarkan kepada siswa untuk tidak memisahkan kehidupan keagamaan dari aktivitas kehidupannya sehari-hari termasuk dalam lingkungan pendidikan.


(23)

Dalam pendidikan tidak dapat mengesampingkan nilai keagamaan yang terkait nilai keimanan dan ketaqwaan yang merupakan salah satu ciri manusia indonesia seutuhnya yang hendak dicapai melalui sistem pendidikan nasional sebagaimana dinyatakan menurut GBHN dan UU No. 20/2003 dalam Guza (2008: 35) tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam UU No.20/2003 pasal 3 dikemukakan:

Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Dalam tujuan pendidikan nasional tersebut, dimensi iman dan takwa merupakan bagian yang terpadu dari tujuan pendidikan nasional. Hal ini mengaplikasikan bahwa pembinaan iman dan takwa bukan hanya tugas dari bidang kegiatan atau bidang kajian tertentu secara terpisah, melainkan tugas pendidikan secara keseluruhan sebagai suatu sistem.

Djojonegoro dalam Supriadi (2005: 124) mengemukakan bahwa:

Tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan agama sebagai suatu mata pelajaran di sekolah saat ini adalah bagaimanakah agar

pendidikan agama bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama, melainkan dapat mengarahkan peserta didik untuk menjadi manusia yang benar-benar mempunyai kualitas keberagamaan yang kuat. Dengan demikian, materi pendidikan agama bukan hanya menjai pengetahuan, melainkan dapat membentuk sikap dan kerobadian peserta didik sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertakwa dalam arti sesungguhnya. Perlu adanya strategi yang baik dan benar untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Menurut Supriadi (2005: 125) strategi yang dimaksud adalah:

(1) Integrasi materi iman dan taqwa kedalam mata pelajaran lain yang non-PAI; (2) penciptaan iklim lingkungan; (3) kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler yang bernafaskan iman dan taqwa; dan (4) mempererat kerjasama sekolah dengan orang tua dan masyarakat dalam pembinaan iman dan taqwa siswa. 1. Keterkaitan IPA dengan nilai ketuhanan


(24)

Menurut Djojonegoro dalam Supriadi (2005: 125) .... strategi melalui integrasi materi iman dan taqwa yang mengacu pada pendidikan karakter nilai ketuhanan dan cinta lingkungan ke dalam mata pelajaran non-PAI, terdapat tiga aspek yang terkandung dalam pendidikan MIPA:

(1) Melalui pendidikan MIPA peserta didik diarahkan untuk menguasai dalil-dalil, teori-teori, generalisasi-generalisasi, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip MIPA untuk kemudian diterapkan dalam pemecahan masalah keilmuan; (2) MIPA merupakan alat pendidikan yang lebih luas, yang dikenal dengan education through science. Melalui MIPA, logika berpikir peserta didik dikembangkan sehingga lebih tertib, lugas, dan sistematis; (3) Aspek nilai moral dan etika yang terkandung dalam pendidikan MIPA. Melalui MIPA peserta didik dapat lebih mencintai lingkungan, sadar keuntungan MIPA bagi kehidupan manusia, dan sadar pula akan implikasi dari penerapannya terhadap kehidupan manusia.

Pada pendidikan MIPA peserta didik dapat lebih memahami betapa agung dan maha kuasa Allah yang menciptakan alam semesta ini dalam keadaan tertib, tidak kacau. Di dalam alqur’an terdapat ayat-ayat yang menjelaskan tentang bagaimana alam semesta ini yang salah satunya yaitu tentang perubahan fisika dan perubahan kimia.

2. Perubahan fisika dan kimia yang bersifat sementara dan kekal

Di dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa semua zat adalah ciptaan Allah, agar dapat mengetahui rahasia dan manfaatnya maka kita wajib memperlajarinya, diperjelas dalam surat Ad- Dukha (44: 10) dijelaskan bahwa ” Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas”.

Perubahan fisika merupakan perubahan yang mempunyai sifat sementara berbeda dengan perubahan kimia yang sifatnya tetap. Seperti kehidupan di dunia yang sifatnya fana (sementara) sedangkan kehidupan akhirat bersifat kekal. Di dalam


(25)

yang bersifat sementara dan kekal yang terkait dengan materi perubahan sifat fisika dan sifat kimia.

Di dalam materi tentang sifat fisika dan kimia berkaitan dengan nilai ketuhanan karena terdapat yang bersifat sementara dan tetap atau kekal maka sama dengan percaya adanya Qadho dan Qodar.

Surat Al-Hadid (57: 20) dijelaskan bahwa:

...., seperti hujan yang tanaman-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat wajahnya kuning kemudian menjadi hancur dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya....

Ayat di atas menunjukkan bahwa kehidupan itu bersifat sementara lebih jelas pada surat An-Nahl (16: 79) dijelaskan bahwa Adanya sifat sementara dan kekal dalam kehidupan mengajarkan kita untuk selalu bersyukur.

Surat Al-Qamar ( 54: 53) dijelaskan bahwa:

Segala ciptaan Allah yang besar maupun yang kecil sekalipun baik yang telihat oleh mata ataupun tidak, yang kekal dan yang sementara. Termasuk perbuatan kita baik yang terlahir atau yang tidak terlahir seperti perasaan iri, dengki, semua tidak akan terlewatkan dari pendangan Allah. Sesungguhnya akan dipertanggung jawabkan di akherat.

Berdasarkan ayat di atas menjelaskan bahwa segala yang diciptakan Alloh ada yang bersifat kekal (akherat) dan bersifat sementara (dunia) sama halnya dengan perubahan sifat fisika dan perubahan sifat kimia yang pada dasarnya perubahan fisika adalah bersifat sementara dan perubahan kimia adalah bersifat kekal. Lebih jelasnya dijelaskan pada surat Al-Imron (3: 145) dijelaskan bahwa:

... Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu....

Allah menyatakan: "semua yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin-Nya, tepat pada waktunya sesuai dengan yang telah ditetapkan-Nya. Artinya persoalan mati itu hanya di tangan Tuhan, bukan di tangan siapa-siapa atau di


(26)

tangan musuh yang ditakuti. Ini merupakan teguran kepada orang-orang mukmin yang lari dari medan perang Uhud karena takut mati, dan juga merupakan petunjuk bagi setiap umat Islam yang sedang berjuang di jalan Allah seterusnya Allah memberikan bimbingan kepada umat Islam bagaimana seharusnya berjuang di jalan Allah dengan firman-Nya.

E.Muatan Kecintaan terhadap Lingkungan

Selain berkaitan dengan nilai-nilai ketuhanan pendidikan juga berkaitan dengan nilai kecintaan lingkungan alam sekitar. Pada hakekatnya belajar merupakan suatu interaksi antara individu dengan lingkungan alam. Lingkungan menyediakan rangsangan terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respons terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah laku yang mencintai lingkungan dengan menjaga kebersihan lingkungan, menjaga kelestarian lingkungan alam sekitar. Individu dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada lingkungan alam dengan adanya sikap dari siswa yang menunjukkan rasa cinta terhadap lingkungan. Sudrajat (2008) menyatakan bahwa:

Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang sangat penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa, lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar siswa, lingkungan juga mempunyai peranan yang penting dalam pembentukan konsep karena peranan sikap dan pengembangan keterampilan siswa dapat juga terjadi karena interaksi dengan lingkungan, yang akan membawa siswa pada situasi yang lebih konkret dan akan memberikan dampak peningkatan apresiasi siswa terhadap konsep-konsep sains dan lingkungannya.

Berdasarkan pernyataan di atas diketahui bahwa lingkungan merupakan sumber belajar sehingga di dalam pembelajaran lingkungan harus menanamkan sikap mencintai dan dapat melestarikan lingkungan melalui kegiatan pembelajaran.


(27)

Lingkungan yang terdapat dalam peryataan diatas merupakan segala sesuatu yang ada disekitar tempat belajar baik yang bersifat hidup ataupun tak hidup, benda nyata ataupun abstrak termasuk mahluk hidup lainnya. Lebih jelasnya Dalyono (2007: 129) menegaskan bahwa lingkungan itu sebenarnya mencakup segala material dan stimulus di dalam dan di luar individu, baik yang bersifat fisioslogis, psikologis maupun sosio-kultural.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan merupakan tempat dan sumber dimana siswa melakukan proses pembelajaran yang dapat mendukung proses pembelajaran dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan alam untuk menumbuhkan karakter kecintaan terhadap lingkungan.

Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusian serta mahluk hidup lainnya. Dengan melihat betapa pentingnya suatu lingkungan hidup maka perlu adanya upaya pelestarian lingkungan. Cara yang paling efektif untuk melestarikan lingkungan yaitu dengan memberi pelajaran sejak dini kepada siswa tentang pelestarian dengan menanamkan sikap dan karakter kecintaan terhadap lingkungan dengan berbagai kegiatan dalam proses belajar mengajar seperti menjaga kebersihan lingkungan, menjaga dan

melestarikan keindahan lingkungan, tidak merusak tanaman, tidak menyakiti binatang lain, tidak membuang sampah sembarangan.

Di dalam surat Ar-Rum (30: 41-42) yang artinya

telah tampak kerusakan di daratan dan di laut disebabkan perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) katakanlah


(28)

perjalanan dimuka bumi dan perlihatkanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dulu ...

Berdasarkan ayat di atas menuntut manusia dalam menjalani kehidupan untuk menjaga lingkungan dan tidak merusaknya, untuk itu diajarkan kepada siswa untuk menanamkan sikap kecintaan terhadap lingkungan melalui proses

pembelajaran di sekolah, selain sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT karena Allah SWT menyukai keindahan kan kebersihan yang merupakan sebagian dari iman. Walaupun sebenarnya kebersihan dan keindahan itu adalah hal yang mudah namun jika tidak ditanamkan dan dibiasakan sejak dini dalam proses

pembelajaran akan menjadi sulit, karena pola pembiasaan adalah faktor yang paling penting juga dalam usaha menciptakan kebersihan dan keindahan lingkungan dalam pembelajaran Sains.

Selain karakter tentang kebersihan dan keindahan lingkungan dalam kecintaan terhadap lingkungan dapat juga diwujudkan dengan sikap menyayangi sesama makhluk hidup lainnya diantaranya hewan dan tumbuhan. Rasulullah bersabda:

“siapakah pemilik unta ini?” seorang pemuda anshar berkata ; “saya wahai

Rasulullah.” Tidakkah engkau bertakwa kepada Allah dalam bertindak

terhadap binatang ternak yang telah Allah berikan ini? Sesungguhnya unta tersebut mengeluhkan kepadaku bahwa engkau menyakitinya dan

membuatnya menjadi letih, Ucap Rasulullah. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Abu Daud.

Berdasarkan hadis di atas membuktikan bahwa islam melarang memperlakukan hewan dengan kasar, islam menyerukan umatnya menyayangi hewan dan larangan berbuat zalim terhadap makhluk hidup. Untuk itu di dalam pembelajaran

khusunya Sains di ajarkan untuk menanamkan karakter kecintaan terhadap lingkungan tanpa terkecuali dengan mahluk ciptaan Allah ketika melakukan proses pembelajaran.


(29)

Selain hadis di atas dijelaskan juga dalam surat Az- Zumar (39: 21)

... sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan,....

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah telah menurunkan hujan dari langit dan menjadikannya sumber-sumber air di bumi dan ditumbuhkan berbagai jenis tanaman-tanaman yang bermacam-macam. Hal itu merupakan kenikmatan dan anugerah bagi kita dapat melihatnya, untuk itu kita di anjurkan memelihara keindahan tanaman dengan tidak merusak tanaman, dan menjaganya. Lingkungan memiliki fungsi yang penting dalam mendukung proses

pembelajaran, pengajaran berdasarkan alam sekitar akan membantu anak didik menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekitarnya. Menurut Hamalik (2011: 196) fungsi-fungsi lingkungan sebagai berikut:

(1) Fungsi psikologis; stimulus bersumber dari lingkungan yang merupakan rangsangan terhadap individu sehingga terjadi respons, yang menunjukkan tingkah laku tertentu.

(2) Fungsi pedagogis; lingkungan memberikan pengaruh-pengaruh yang bersifat mendidik, khususnya lingkungan yang sengaja disiapkan sebagai suatu lembaga pendidikan, misalnya keluarga, sekolah, lembaga

pelatihan,lembaga-lembaga sosial.

(3) Fungsi intruksional; program instruksional merupakan suatu lingkungan pengajaran/pembelajaran yang dirancang secara khusus.

Dewey dalam Hatimah (2008: 16) menyatakan bahwa peserta didik sebagai mahluk sosial yang aktif dan dia percaya bahwa peserta didik ingin memahami lingkungan di mana dia berada, baik lingkungan kehidupan manusia secara personal maupun kolektif.

Berdasarkan kutipan di atas dijelaskan bahwa lingkungan alam memiliki perananan penting dalam proses pendidikan, untuk mencapai arah baru


(30)

pendidikan ke arah demokratisasi dan konsep pembelajaran berwawasan kecintaan lingkungan dan masyarakat.

Berdasarkan hubungan pendidikan masyarakat diatas maka pendidikan

mempunyai peran dalam membentuk karakter suatu bangsa, karena pendidikan merupakan landasan dalam mengembangkan sumber daya manusia yang adil. Sesuai dengan amanat pembuakaan UUD 1945, misi abadi pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa yang ditempuh melalui pembelajaran dan pembudayaan bangsa dan masyarakat indonesia agar setiap insan indonesia berpendidikan, berbudaya, cerdas, berakar kuat pada moral dan budaya, dan berkeadilan sosial.

F. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran merupakan sebuah pedoman untuk melaksanakan proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran terdiri dari silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pengertian silabus menurut Trianto (2011) merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum berisikan garis-garis besar materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan rancangan penilaian. Landasan pengembangan silabus adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 tahun 2005 tenteng Standar Nasional Pendidikan Pasal 20 yang berbunyi sebagai berikut:

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.


(31)

Berdasarkan kutipan di atas bahwa dalam melakukan suatu pembelajaran harus adanya perencanaan pembelajaran yang terdiri dari silabus yang berisi tentang gambaran dan tujuan yang akan dicapai setelah melakukan pembelajaran dan Rencana Pelakasanaan Pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung mulai dari kegiatan pembuka, inti dan penutup.

Menurut Ibrahim dalam Trianto (2011: 201) perangkat pembelajaran merupakan perangkat yang digunakan dalam proses pembelajaran, perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam mengelola proses belajar mengajar dapat berupa : silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Instrumen Evaluasi atau Tes Hasil Belajar (THB), media pembelajaran, serta buku ajar siswa.

Menurut Permendikbud 2013 Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Komponen utama silabus yang merupakan inti dari setiap kurikulum menurut Permendikbud 65 tahun 2013 adalah sebagai berikut:

(1) Identitas mata pelajaran; (2) Identitas sekolah; (3) Kompetensi inti; (4) Kompetensi dasar; (5) tema; (6) Materi pokok; (7) Pembelajaran; (8) Penilaian; (9) Alokasi waktu; (10) Sumber belajar.

Sehingga silabus sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan pembelajaran, dari kutipan di atas bahwa silabus berisi tentang hal-hal yang harus di lakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan sebagai penilaian kegiatan dari siswa selama mengikuti proses pembelajaran.


(32)

Sedangkan manfaat Silabus menurut Majid (2007) adalah sebagai pedoman dan sumber pokok dalam pengembangan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan sistem penilaian.

Berdasarkan manfaat silabus seperti yang disebutkan diatas maka silabus

merupakan produk pengembangan yang sangan penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Silabus harus disusun secara ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai dan konstektual sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan siswa. Menurut Muslich (2008: 28) langkah teknis pengembangan silabus adalah sebagai berikut:

(1) Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar; (2) mengidentifikasi materi pokok; (3) mengembangkan pengalaman belajar; (4) merumuskan indikator keberhasilan belajar; (5) menentukan jenis penilaian; (6) menentukan alokasi waktu; dan (7) menentukan sumber belajar.

Sedangkan menurut Trianto (2011: 202) agar silabus dapat disusun dengan baik, diperlukan langkah- langkah penyusunan sebagai berikut:

(a) Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar; (b) merumuskan indikator pencapaian kompetensi; (c) mengidentifikasi materi pokok; (d) mengurutkan penyajian uraian materi pembelajaran; (e) mengembangkan kegiatan pembelajaran; (f) penetapan jenis penilaian; (g) menentukan alokasi waktu; (h) menentukan sumber belajar.

Selain penyusunan Silabus yang sesuai dengan hal-hal di atas, silabus juga harus dikembangkan sesuai dengan kurikulum yang digunakan pada saat itu, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan afektif, kognitif, maupun

psikomotorik siswa.

Menurut Mulyasa (2008: 138) terdapat tujuh dasar pengembangan silabus yaitu: (1) Relevan; (2) fleksibel; (3) kontinuitas; (4) efektivitas; (5) efisiensi; (6) konsisteni; (7) memadai.


(33)

Terdapat lima langkah pengembangan silabus menurut Mulyasa (2008: 141) yaitu: (1) Perencanaa; (2) pelaksanaan; (3) evaluasi; (4) revisi; (5) pengembangan silabus berkelanjutan. Dalam pengembangan silabus perlu dipahami langkah-langkah pengembangan silabus agar terbentuk silabus yang relevan, sistematis, konsisten. Sehingga silabus tersebut benar-benar dapat digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan pembelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Pengembangan silabus harus dilakukan secara sistematis, dan mencakup

komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

Selain Silabus perlu adanya Rencana Pelaksanann Pembelajaran (RPP) yang digunakan sebagai perangkat pembelajaran. RPP lebih menitik beratkan pada kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran dari kegiatan awal, inti, hingga penutup. RPP merupakan bagian penting yang harus diperhatikan dalam meningkatkan kegiatan belajar sehingga menghasilkan siswa yang berkualitas.Menurut Muslich (2008: 45) RPP adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran dikelas. Dengan demikian RPP merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Upaya tersebut perlu dilakukan untuk mengordinasikan komponen-komponen pembelajaran, yakni kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar, dan penilaian berbasis kelas. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus dikembangkan dengan memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap materi standar dan kompetensi dasar yang dijadikan bahan kajian. RPP juga dikembangkan sesuai


(34)

dengan metode pembelajaran yang digunakan yang sudah disesuaikan dengan materi pembelajaran.

Menurut Mulyasa (2008: 157) terdapat lima prinsip pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yaitu sebagai berikut:

1) Kompetensi yang dirumuskan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus jelas; makin konkret kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.

2) Rencana pembelajaran harus sedertahan dan fleksibel, serta dapat

dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik

3) Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

4) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.

5) Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program di sekolah, terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team teaching) atau moving class.

Berdasarkan kutipan diatas bahwa pengembangan RPP harus disesuaikan dengan prinsip-prinsipnya karna agar RPP dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai

pedoman pembelajaran yang berorientasi pembelajaran terpadu dalam proses belajar mengajar. Dengan adanya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru dapat mengorganisasikan kompetensi standar yang akan dicapai dalam

pembelajaran secara lebih terarah. Berdasarkan permendikbud No. 65 tahun 2013 bahwa Rencana Pelaksaan Pembelajaran adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih, RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar.

Menurut Sumantri dalam Mulyasa (2008: 159) bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang baik sangat membantu pelaksanaan pembelajaran, karena baik


(35)

guru maupun peseta didik mengetahui dengan pasti tujuan yang ingin dicapai dan cara mencapainya.

Menurut Rosidin (2013: 53) bahwa telah dihasilkan perangkat pembelajaran sains yang terdiri dari silabus dan RPP untuk pelaksanaan program pembelajaran sains bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan yang menuntun dalam membina karakter siswa SMP, dan keefektifan didasarkan atas hasil uji kemenarikan dan kebermanfaatan produk perangkat pembelajaran sains yang telah dilakukan dinyatakan efektif digunakan sebagai perangkat pembelajaran untuk program pembelajaran sains berbasis karakter.

G.Perubahan Disekitar Kita 1. Perubahan Materi

Materi merupakan segala sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Sebagai contoh yaitu kayu, kita dapat mengetahui bahwa kayu menempati ruang dan memiliki massa tertentu dan dapat dilihat kemudian disentuh oleh kita, namun tidak semua materi dapat kita lihat maupun kita sentuh. Sebagai contoh yaitu udara. Udara merupakan materi yang berupa gas.

Materi mempunyai sifat-sifat tertentu sehingga dapat ditangkap oleh panca indera, ataupun dapat dibedakan berdasarkan sifatnya yaitu:

a. Sifat ekstensif

Sifat ekstensif merupakan sifat materi yang tergantung pada jumlah atau ukuran materi


(36)

1) Volume, semakin besar ukuran suatu materi, maka semakin besar volume materi tersebut

2) Massa, semakin banyak jumlah suatu materi, maka semakin besar pula massa materi tersebut

b. Sifat intensif

Sifat intensif merupakan sifat materi yang tidak tergantung pada jumlah maupun ukuran materi. Sifat intensif dibedakan menjadi dua jenis yaitu sifat fisis dan sifat kimia.

1) Sifat fisis

Sifat yang berhubungan dengan perubahan fisis materi itu. Sifat fisis dapat digunakan untuk menerangkan penampilan sebuah benda. Sifat-sifat yang

tergolong sifat fisis materi antara lain: warna, bau, rasa, kerapatan, titik didih, titik lebur, titik beku, daya hantar, kemagnetan, kelarutan, dan kekerasan.

2) Sifat kimia

Sifat yang menunjukkan kemampuan suatu zat untuk melakukan reaksi kimia, atau sifat yang menyatakan interaksi antar zat. Sifat- sifat yang tergolong sifat kimia antara lain: mudah tidaknya suatu zat terbakar, kestabilan, kereaktifan, dan perkaratan.

Materi dapat mengalami perubahan, misalnya kayu jika dibakar akan berubah menjadi arang. Contoh lain jika air didinginkan hingga suhunya C, maka air akan membeku. Peristiwa kayu menjadi arang dan air menjadi es disebut perubahan materi. Perubahan materi dapat dibedakan menjadi dua yaitu: a) Perubahan fisis


(37)

Perubahan suatu materi yang tidak disertai terbentuknya suatu materi baru. Jadi perubahan fisis merupakan perubahan yang bersifat sementara. Pada perubahan fisis komposisi zat tidak berubah, yang berubah hanya wujud zatnya saja. Perubahan fisis zat meliputi , menguap, mengembun, mencair, membeku, menyublim, deposisi, melarut, dan mengkristal.

b) Perubahan kimia

Perubahan suatu materi yang menghasilkan suatu materi baru. Perubahan kimia adalah perubahan yang bersifat kekal. Pada perubahan kimia, komposisi zat-zat yang menyusun materi akan mengalami perubahan, sehingga komposisi zat penyusun materi awal akan berbeda dengan komposisi zat penyusun materi akhir. Sebagai contoh ketika kayu dibakar akan berubah menjadi arang. Zat-zat yang menyusun kayu berbeda dengan zat-zat yang menyusun arang. Proses-proses perubahan kimia antara lain: pembakaran, pembusukan, dan karat atau korosi. Terdapat ciri-ciri tersendiri dalam perubahan kimia, diantaranya: (1)Terjadinya perubahan warna; (2) Terjadi perubahan suhu; (3) Timbulnya gas; (4) Terjadinya endapan.

2. Interaksi Makhluk Hidup Dilingkungan 1) Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan didefinisikan sebagai masuk atau dimasukkannya makluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.


(38)

Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup karena jumlahnya melebihi normal, berada pada waktu yang tidak tepat, dan di tempat yang tidak tepat. Pencemaran dapa digolongkan menjadi beberapa bagian diantaranya pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah. Terdapat usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah

pencemaran lingkungan diantaranya: (1) menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman penduduk; (2) membuang imbah industri diatur sehingga tidak mencemari lingkungan atau ekosistem; 3) pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan; 4) memperluas gerakan peng- hijauan; 5) tindakan tegas terhadap pelaku pencemaran lingkungan; 6) mem- berikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih mencintai lingkungan hidupnya; 7) membuang sampah pada tempatnya; 8) penggunaan lahan yang ramah lingkungan.

2) Pemanasan Global

Pemanasan global adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18°C (1.33 ± 0.32°F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Penyebab terjadinya pemanasan global adalah gas rumah kaca yang manusialah kontributor terbesar dari terciptanya gas-gas


(39)

rumah kaca tersebut. Disebut dengan gas rumah kaca karena atmosfer bumi terdiri atas bermacam-macam gas dengan fungsi yang berbeda-beda. Sistem kerja gas-gas tersebut di atmosfer bumi mirip dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat Dengan demikian, tanaman di dalamnya pun akan dapat tumbuh dengan baik karena memiliki panas matahari yang cukup. Kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah karbon dioksida (CO2), metana (CH4), Nitrogen Oksida

(NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Setiap gas rumah kaca memiliki efek pemanasan global yang berbeda-beda. Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan lebih parah dari CO2.

Contoh sebuah molekul metan menghasilkan efek pemanasan 23 kali dari molekul CO2. Molekul NO menghasilkan efek pemanasan sampai 300 kali dari molekul

CO2. Gas-gas lain seperti chlorofluorocarbons (CFC) ada yang menghasilkan efek


(40)

III. METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Pada penelitian pengembangan ini dikembangkan perangkat pembelajaran sains yang bermuatan pendidikan karakter yang bernilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan yang berisi Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Purbolinggo. Pengembangan pada materi pokok perubahan fisika dan perubahan kimia semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 di SMP Negeri 1 Purbolinggo. B.Prosedur Pengembangan Produk

Desain penelitian yang digunakan yaitu memodifikasi proses pengembangan menurut Potter (2010). Dalam memproduksi perangkat pembelajaran sains terdiri dari beberapa tahapan penting yaitu:

1. Analisis kebutuhan. 2. Pengenalan produk awal. 3. Validasi ahli

4. Revisi produk I. 5. Uji coba lapangan.


(41)

Susunan tahap-tahapan tersebut ialah:

Gambar 3.1 Langkah-langkah memproduksi perangkat pembelajaran Sains

Tahap 2. Pengembangan Produk awal Tahap 1. Analisis kebutuhan

Mengembangkan perangkat pembelajaran Sains berorientasi pendidikan karakter, perangkat pembelajaran yang dimaksud adalah silabus dan RPP

Tahap 3. Validasi ahli Uji ahli yaitu praktisi pembelajaran Sains

Tahap 4. Revisi produk 1

Merevisi produk sesuai dengan catatan dan masukan dari validasi ahli yang menghasilkan produk II

Tahap 5. Uji Lapangan

Penggunaan produk untuk pembelajaran Sains kelas VII

Melakukan penelitian pendahuluan dengan wawancara dan observasi  Menganalisis ada tidaknya pelaksanaan pembelajaran sains

khususnya fisika berorientasi pendidikan karakter nilai ketuhanan dan cinta lingkungan.

 Menganalisis pengetahuan guru IPA mengenai pembelajaran fisika berorientasi pendidikan karakter nilai ketuhanan dan cinta lingkungan.

 Menganalisis perangkat pembelajaran Sains berorientasi pendidikan karakter nilai ketuhanan dan cinta lingkungan.


(42)

1. Tahap Analisis kebutuhan

Analisis kebutuhan dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi dan

menganalisis ada tidaknya pelaksanaan pembelajaran sains khususnya Sains yang berorientasi pada nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan,

menganalisis pengetahuan guru mengenai pembelajaran Sains yang mengacu pada pendidikan karakter nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan. Analisis kebutuhan ini dilakukan dengan wawancara dan observasi langsung.

Analisis ada tidaknya pelaksanaan pembelajaran fisika mengacu pada pendidikan karakter nilai ketuhanan dan cinta lingkungan untuk menganalisis pengetahuan guru mengenai pembelajaran fisika bermuatan pendidikan karakter nilai ketuhanan dan cinta lingkungan dilakukan dengan wawancara dan kuisioner. Analisis bagaimana membuat perangkat pembelajaran Sains bermuatan pendidikan karakter nilai ketuhanan dan cinta lingkungan dilakukan dengan melihat tinjauan pustaka dari berbagai sumber tentang pendidikan karakter serta dengan uji ahli setelah produk awal dibuat.

2. Tahap Pengembangan Produk Awal

Tahap II yaitu mengembangkan produk awal yang berupa perangkat pembelajaran fisika setelah dilakukan analisis kebutuhan. Produk yang dihasilkan berupa silabus dan RPP. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan perangkat


(43)

a. Mengembangkan Silabus

Pengembangan silabus yang dilakukan dalam pengembangan silabus dimulai dengan melakukan pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kemudian disusun dengan langkah-langkah sesuai dengan kurikulum 2013 sebagai berikut: a) menentukan kompetensi inti yang merupakan pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dikuasai; b)

penentuan kompetensi dasar, perincian atau penjabaran lebih lanjut dari kompetensi inti; c) penentuan materi pokok berisikan butir-butir bahan

pembelajaran pokok yang dibutuhkan berdasarkan indikator pencapaian hasil belajar; d) penentuan pengalaman belajar siswa, yaitu aktivitas belajar yang perlu dilakukan oleh siswa dalam mencapai penguasaan standar kompetesi kompetensi dasar dan materi pembelajaran; e) penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator yang menjadi tuntutan dari kompetensi dasar; f) penjabaran indikator ke dalam instrumen penilaian meliputi jenis tagihan, bentuk

instrumen dan contoh instrumen; g) penen-tuan alokasi waktu; h) penentuan sumber/bahan ajar yang digunakan

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Menyusun Rencana Pelakasanaa Pembelajaran berdasarkan silabus yang telah dikembangkan dengan langkah-langkah yang disesuaikan dengan kurikulum 2013 sebagai berikut: a) mengambil satu unit pembelajaran yang akan diterapkan dalam pembelajaran; b) menuliskan standar kompetensi dan

kompetensi dasar; c) menentukan indikator pencapaian kompetensi dasar yang digunakan; d) menentukan alokasi waktu yang diperlukan untuk mencapai


(44)

kompetensi dasar ; e) merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran; f) menentukan materi pembelajaran yang akan diberikan kepada sisiwa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan; g) memilih metode pembelajaran yang dapat mendukung sifat materi dan tujuan pembelajaran; h) menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan metode pembelajaran yang digunakan yang dapat dikelompokkan menjadi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup; i) membagi setiap jam pertemuan berdasarkan pada satuan tujuan pembelajaran atau sifat/tipe/jenis materi pembelajaran bila untuk mencapai satu kompetensi dasar membutuhkan alokasi waktu lebih dari 2 jam pelajaran; j) menyebutkan sumber atau media pembelajaran secara konkret untuk setiap bagian; k)

menentukan teknik penilaian bentuk dan contoh instrumen penilaian yang akan digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar atau tujuan

pembelajaran yang telah dirumuskan. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran selanjutnya disebut sebagai produk.

3. Tahap Validasi Ahli

Pada tahap III dilakukan uji validasi ahli yang ditunjukan pada praktisi pembelajaran fisika, yang terdiri dari guru senior dan dosen. Setiap praktisi diminta untuk menilai desain tersebut. Validasi ahli atau Uji ahli dilakukan sebelum melakukan uji coba lapangan untuk mengetahui ketidaksesuaian atau kesalahan pada produk yang dibuat baik dari tampilan maupun isi perangkat pembelajaran fisika. Validasi ini terdiri dari validasi mengenai kesesuaian produk dengan spesifikasi yang direncanakan. Data hasil validasi ahli materi dijadikan sebagai acuan untuk melakukan revisi terhadap produk.


(45)

4. Tahap Revisi Produk

Berdasarkan validasi ahli, data yang telah didapatkan digunakan untuk

mengetahui apakah masih ada kesalahan pada produk yang dihasilkan, kemudian dilakukan revisi produk sesuai dengan catatan dan masukan dari validasi ahli. Hasil revisi produk diujicobakan kepada pengguna.

5. Tahap Uji Lapangan

Pada tahap ini, uji coba produk yang dilakukan yaitu uji lapangan. Uji lapangan ini dikenakan kepada siswa yang belum pernah mendapatkan materi sifat fisika dan sifat kimia dan berjumlah 59 dengan berbagai karakteristik. Dilakukan

pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan untuk mendapatkan informasi apakah perangkat pembelajaran bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan lebih efektif di bangdingkan dengan perangkat pembelajaran yang sudah ada.

C.Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dan teknik pengumpulan datanya sebagai berikut: 1. Data tentang ada atau tidaknya pelaksanaan serta pengetahuan guru IPA

mengenai pembelajaran Sains berorientasi pada pendidikan karakter nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan, teknik pengumpulan datanya menggunakan wawancara dan kuesioner yang ditujukan kepada guru. Adapun daftar wawancara tabel lembar kuesioner pada lampiran 1


(46)

2. Data perangkat pembelajaran berupa silabus dan RPP yang dibuat dan di ujikan kepada penguji ahli, yaitu guru senior dan dosen dengan teknik pengumpulan datanya menggunakan skala penilaian. Adapun nstrumen penilaian silabus dan RPP yang diberikan kepada penguji terdapat pada lampiran 2

D.Teknik Analisis Data

Teknik analisis untuk masing-masing data penelitian dilaksanakan:

1. Berdasarkan tahap analisis kebutuhan data yang diperoleh dari responden melalui lembar kuesioner dianalisis dengan teknik delphi kemudian dibuat kesimpulan. Responden diminta meranking tingkat pentingnya suatu butir yang berupa perangkat pembelajaran sains bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan untuk siswa SMP. Suatu butir dinyatakan merupakan suatu kebutuhan apabila lebih dari 75% responden menyatakan cukup penting sampai sangat penting sekali.

2. Berdasarkan hasil tahap uji ahli yang berupa penilaian terhadap silabus dan RPP, teknik pengumpulan datanya menggunakan skala penilaian yang ditunjukkan kepada penguji ahli kemudian dilakukan revisi.

Untuk pengkategorian penilaian hasil uji ahli adalah sebagai berikut: Keterampilan siswa = ∑

x 100

Dengan pengkategorian hasil uji ahli adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Pengkategorian hasil uji ahli

No Rentang nilai kategori

1 81 – 100 Sangat baik


(47)

No Rentang nilai kategori

3 41 – 60 Cukup baik

4 21 – 40 Kurang baik

5 <20 Sangat kurang baik

Marnasusanti (2007: 48)

3. Berdasarkan hasil tahap uji lapangan data efektivitas program akan diukur dari hasil belajar siswa yang dilihat dari dua aspek, yaitu kognitif dan karakter nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan. Data yang diperoleh yaitu dari hasil angket yang di isi oleh siswa. Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keberhasilan siswa memperoleh nilai KKM sebesar 70 yang ditetapkan oleh sekolah setelah menggunakan perangkat pembelajaran sains yang bermuatan nilai ketuhanan dan cinta terhadap lingkungan. Apabila 75% dari siswa yang belajar menggunakan perangkat pembelajaran ini telah tuntas KKM, maka perangkat pembelajaran sains ini dapat dikatakan efektif sebagai pedoman pelaksanaan proses pembelajaran.

Data keterampilan proses sains siswa

Proses analisis data keterampilan proses sains siswa adalah sebagai berikut: a. Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah skor dari setiap

aspek keterampilan

b. Presentase setiap siswa diperoleh dengan rumus:

% keterampilan siswa : ∑

x 100% c. Nilai keterampilan setiap siswa

Nilai keterampilan setiap siswa = % keterampilan

Selanjutnya dalam menentukan kategori keterampilan siswa, pengkategorian keterampilan proses sains adalah sebagai berikut:


(48)

Tabel 3.2 Pengkategorian keterampilan psikomotor

No Rentang nilai kategori

1 81 – 100 Sangat baik

2 61 – 80 Baik

3 41 – 60 Cukup baik

4 21 – 40 Kurang baik

5 <20 Sangat kurang baik

Marnasusanti (2007: 48) Data karakter siswa

Untuk pengkategorian penilaian karakter, karakter yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterampilan siswa = ∑

x 100

Dengan pengkategorian keterampilan karakter adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Pengkategorian keterampilan karakter

No Rentang nilai kategori

1 81 – 100 Sangat baik

2 61 – 80 Baik

3 41 – 60 Cukup baik

4 21 – 40 Kurang baik

5 <20 Sangat kurang baik


(49)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dihasilkan perangkat pembelajaran berupa RPP bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan.

2. Keefektifan perangkat pembelajaran Sains bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan diperoleh rata-rata hasil belajar siswa lebih dari 75 % telah tuntas KKM sebesar 70 sehingga dapat dinyatakan perangkat pembelajaran sains efektif.

B.Saran

Berdasarkan simpulan, didapatkan saran sebagai berikut:

1. Kegiatan penelitian dilanjutkan berupa pengembangan perangkat pembelajaran bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan pada kompetensi dasar -kompetensi dasar yang lain.

2. Perlu dilakukan kegiatan pengujian penggunaan perangkat pembelajaran hasil pengembangan dengan skala besar, artinya perlu dilakukan di berbagai sekolah karena setiap penggunaan perangkat pembelajaran akan berbeda hasilnya ketika diujikan kepada siswa yang berbeda.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Dalyono. Muhammad 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

http:pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php. 10 Mei 2013. Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Guza, Afnil. 2008. Undang-undang SISDIKNAS dan Undang-undang Guru dan Dosen. Jakarta: Asa Mandiri.

Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hatimah, Ihat. 2008. Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Ma’mur, Jamal. 2011. Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta: Diva Press.

Marnasusanti, Ardian. 2007. Analisis Keterampilan Proses Sains SMA Negeri 5 Tegal Kelas XI IPA dalam Sub Pokok Materi Pergeseran Kesetimbangan Kimia melalui Metode Praktikum. Semarang : FMIPA Universitas Negeri Semarang.

Mulyasa. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Muslich, Masnur. 2008. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 Standar Proses. 17 Mei 2013. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 712. Jakarta

Pentashin, Lajnan. 2009. Alqu’an (terjemahan). Bandung : Sygma Potter, Arify. 2010. Skripsi Pengembangan Multimedia.

http://sekripsiku.blogspot.com/2010/02/bab-iii.html. Diunduh pada tanggal 8 Mei 2013.


(51)

Penelitian Universitas Lampung (tidak diterbitkan)

Sudrajat, Ahmad.2008. Sumbe Belajar untuk Mengefektifkan Pembelajaran Siswa. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/15/Sumber Belajar untuk Mengefektifkan Pembelajaran Siswa. Diunduh tanggal 18 mei 2013. Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Supriadi, Dedi. 2005. Membangun Bangsa Melalui Pendidikan. Bandung: Rosda. Tim Abdi Guru. 2006. IPA Terpadu Untuk SMP. Jakarta: Erlangga.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 1997 Lingkungan Hidup. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Viyanti. 2012. Metodologi Pembelajaran. FKIP Universitas Lampung: Bandar Lampung. Tidak diterbitkan.


(52)

Lampiran 1

Tabel Lembar kuesioner

No Pertanyaan Jawaban Ket

Ya tidak 1. Pernahkah bapak/ibu melihat contoh perangkat

pembelajaran (silabus dan RPP) berkarakter tentang nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan?

2. Apakah semua indikator untuk penilaian kognitif memuat nilai karakter ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan?

3. Apakah semua indikator untuk penilaian afektif memuat nilai karakter ketuhana dan kecintaan terhadap lingkungan?

4. Apakah semua indikator untuk penilaian

psikomotor memuat nilai karakter ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan?

5. Apakah dalam perangkat pembelajaran (silabus dan RPP) terdapat kesesuaian antara teknik penilaian dengan tujuan pembelajaran?

6. Apakah bapak/ibu tertarik menyusun perangkat pembelajaran (silabus dan RPP) berkarakter nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan? 7. Perlukah Bapak/Ibu menggunakan perangkat

pembelajaran dalam dalam melakukan

pembelajaran fisika materi sifat fisika dan sifat kimia?

8. Perlukah Bapak/Ibu menggunakan silabus yang mengacu pada pendidikan karakter nilai

ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dalam proses pembelajaran materi sifat fisika dan sifat kimia?

9. Perlukah Bapak/Ibu menggunakan RPP yang mengacu pada pendidikan karakter nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dalam proses pembelajaran materi sifat fisika dan sifat kimia?

10. Perlukan siswa diajak melakukan praktikum untuk memahami konsep sifat fisika dan sifat kimia dengan memperhati- kan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan?


(53)

Lampiran 2

Tabel Instrumen penilaian silabus dan RPP

Indikator

Skor Saran/ masukan untuk perbaikan 1 2 3 4

Kejelasan rumusan tujuan pembelajaran Kesesuaian dengan kompetensi dasar Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik

Keruntutan dan sistematika materi Kesesuaian materi dengan alokasi waktu Kesesuaian sumber belajar/media

pembelajaran dengan tujuan pembelajaran Kesesuaian sumber belajar/media

pembelajaran dengan materi pembelajaran Kesesuaian sumber belajar/media

pembelajaran dengan karakteristik peserta didik

Kesesuaian strategi dan metode dengan tujuan pembelajaran

Kesesuaian strategi dan metode dengan materi pembelajaran

Kesesuaian strategi dan metode dengan karakteristik peserta didik

Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu

Kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan pembelajaran

Kejelasan prosedur penilaian Kelengkapan instrumen


(54)

Lampiran 3

Tabel Hasil wawancara

No Pertanyaan

Jawaban Keterangan

Guru 1 Guru 2 Guru 1 Guru 2 Ya Tidak Ya Tidak

1. Pernahkah bapak/ibu melihat contoh

perangkat pembelajaran (silabus dan RPP) berkarakter tentang nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan?

  Sudah

pernah membuat perangkat pembelajar-an ypembelajar-ang bermuatan nilai ketuhanan namun belum pada nilai kecintaan terhadap lingkungan Sudah pernah melihat dalam pelatihan IMTAQ

2.Apakah semua indikator untuk penilaian kognitif memuat nilai karakter ketuhanan dan

kecintaan terhadap lingkungan?

  Belum

semua indikator kognitif yang dibuat memuat nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan Belum semua indikator memuat nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan

3.Apakah semua indikator untuk penilaian afektif memuat nilai karakter ketuhana dan kecintaan terhadap lingkungan?

 

4.Apakah semua indikator untuk penilaian psikomotor memuat nilai karakter ketuhanan dan

kecintaan terhadap lingkungan?

 

5.Apakah dalam

perangkat pembelajaran (silabus dan RPP)


(55)

No Pertanyaan

Jawaban Keterangan

Guru 1 Guru 2 Guru 1 Guru 2 Ya Tidak Ya Tidak

terdapat kesesuaian antara teknik penilaian dengan tujuan

pembelajaran? 6.Apakah bapak/ibu

tertarik menyusun perangkat pembelajaran (silabus dan RPP) berkarakter nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan?

  Menyesuaika

n dengan kurikulum yang baru terkait dengan meningkat-kan keimanan siswa 7.Perlukah Bapak/Ibu

menggunakan

perangkat pembelajaran dalam dalam

melakukan

pembelajaran fisika materi sifat fisika dan sifat kimia?

  Untuk

memper-mudah dalam melakukan proses pembelajar-an di kelas

Untuk memper- mudah proses pembelajar-an dpembelajar-an bertujuan mencapai tujuan pembelajar-an

8.Perlukah Bapak/Ibu menggunakan silabus yang mengacu pada nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dalam proses pembelajaran materi sifat fisika dan sifat kimia?

 

9.Perlukah Bapak/Ibu menggunakan RPP yang mengacu pada pendidikan karakter nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dalam proses pembelajaran materi sifat fisika dan sifat kimia?

  Untuk

meningkat-kan keimanan siswa dengan sang pencipta dan menanam-kan kecintaa terhadap lingkungan


(56)

No Pertanyaan

Jawaban Keterangan

Guru 1 Guru 2 Guru 1 Guru 2 Ya Tidak Ya Tidak

10.Perlukan siswa diajak melakukan praktikum untuk memahami konsep sifat fisika dan sifat kimia dengan memperhati- kan nilai ketuhanan dan

kecintaan terhadap lingkungan?

  Untuk

meningkat-kan

pemahaman konsep siswa dengan melakukan percobaan

Untuk meningkat-kan

pemahaman siswa tentang materi


(57)

Lampiran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : IPA

Kelas/Semester : VII/Ganjil

Materi Pokok : Perubahan materi dan interaksi makhluk hidup dengan lingkungan Sub Materi : Perubahan fisika dan pencemaran

lingkungan Alokasi Waktu :2 x 40 menit

I. KOMPETENSI DASAR

1.1Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya

2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari.

2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan

3.5 Memahami karakteristik zat, serta perubahan fisika dan kimia pada zat yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari.

4.7 Melakukan penyelidikan untuk menentukan sifat larutan yang ada di lingkungan sekitar menggunakan indikator buatan maupun alami.

II. INDIKATOR

1. Mengagumi kebesaran Tuhan dalam ciptaannya baik aspek fisik maupun kimiawi 2. Meyakini bahwa Tuhan lah yang telah mengatur alam semesta dan perubahannya 3. Mengamalkan ajaran agama yang dianut dengan cara menjaga hubungan baik sesama

cipataan Tuhan

4. Menunjukkan prilaku ilmiah dalam melakukan percobaan sehingga akan menjadi kebiasaan dalam aktivitas sehari-hari


(58)

5. Menunjukkan sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan

6. Melaksanakan kegiatan dalam melestarikan lingkungan 7. Mendengarkan pendapat orang lain

8. Menanggapi pendapat orang lain

9. Mendefinisikan perubahan materi yang berupa perubahan fisika dan perubahan kimia. 10. Mengklasifikasikan perubahan fisika dan perubahan kimia dalam kehidupan

sehari-hari dan kepedulian terhadap lingkungan.

11. Melakukan percobaan perubahan fisika dan perubahan kimia 12. Membuat laporan percobaan secara tepat dan sistematis.

13. Melakukan pengamatan, pengelompokan, pengukuran, dan menggunakan alat dalam percobaan.

14. Mengkomunikasikan hasil percobaan melalui presentasi dan diskusi.

III. Tujuan Pembelajaran:

1. Melalui pembacaan ayat suci Al-qur’an siswa dapat meyakini ciptaan Tuhan

2. Siswa mampu menunjukkan sikap meyakini bahwa Tuhan lah yang telah mengatur alam semesta dan perubahannya

3. Siswa mampu menjalankan ajaran agama dengan baik dan benar 4. Siswa mampu menjaga kebersihan lingkungan

5. Melalui studi pustaka siswa mampu menjelaskan perubahan materi yang berupa perubahan fisika dan perubahan kimia.

6. Diberikan contoh gambar peristiwa perubahan fisika, siswa dapat mendefinisikan sifat perubahan fisika dan perubahan kimia

7. Siswa menunjukkan kesadaran bahwa semua yang diciptakan Tuhan yang Maha Esa tidak ada yang sia-sia

8. Melalui tayangan mengenai peristiwa bencana alam siswa mampu menjaga kelestarian lingkungan

9. Melalui percobaan siswa mampu mengklasifikasikan suatu peristiwa yang tergolong perubahan fisika dan kimia

10. Melalui percobaan siswa mampu membuat laporan sederhana mengenai hasil pengamatan perubahan fisika dan perubahan kimia.


(59)

11. Siswa mampu menyimpulkan hasil percobaan mengenai perubahan fisika dan perubahan kimia

12. Melalui diskusi siswa mampu menentukan penerapan perubahan fisika dan perubahan kimia dalam kehidupan sehari-hari

13. Siswa menunjukkan ketekukan melakukan pengamatan pada percobaan mengenai perubahan fisika dan perubahan kimia

14. Siswa mampu mengkomunikasikan hasil percobaan kepada kelompok lain

15. Siswa mampu menunjukkan sikap memiliki nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan.

IV. Materi Pembelajaran :

Sub Materi Penjelasan materi Gambar Perubahan fisika Perubahan fisika

merupakan perubahan zat yang tidak disertai dengan terbentuknya zat baru dan komposisi materi tersebut juga tidak akan berubah hanya wujudnya saja yang berubah. Jadi perubahan fisika merupakan

perubahan yang bersifat sementara yang dicirikan Tidak terbentuk zat baru, komposisi materi tidak berubah, tidak terjadi perubahan warna,bau, rasa, dan tidak terbentuk

endapan Misalnya, es yang mencair, proses penguapan, membeku, mengembun dan menyublim


(60)

V. Metode Pembelajaran :

Metode pembelajaran : discovery, eksperimen dan diskusi VI. Media/ Sumber Belajar

1. LKS SMP: perubahan fisika dan sifat kimia 2. Kunci LKS SMP : perubahan fisika dan kimia 3. Silabus

Perubahan kimia Perubahan kimia merupakan perubahan suatu zat yang

menghasilkan zat baru. Perubahan kimia merupakan perubahan yang bersifat kekal. Contoh dari perubah-an kimia adalah kayu ketika dibakar akan berubah menjadi arang, kertas ketika dibakar akan menjadi abu, dan bahan makanan yang busuk tidak akan kembali ke asalnya. Perubah- an kimia dicirikan dengan terbentuknya gas, terbentuknya endapan, terjadinya perubahan warna, dan terjadinya perubahan suhu.


(61)

4. Alat dan Bahan : es, lilin, korek api, gunting, kertas, telur, cuka 5. Bahan Ajar (terlampir)

6. Buku IPA SMP kelas VII VII. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I

No

Aktivitas Pembelajaran Discovery learning

Waktu

A

Pendahuluan (10 menit)

 Berdoa bersama untuk mendapatkan ridho dari Alloh SWT dan membaca surat al-Quran surat Ad- Dukha (44: 10) sekaligus dengan terjemahan nya

1. Apersepsi Mengamati

Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran sekaligus mengajukan pertanyaan kepada siswa pernahkan melihat proses merebus air hingga mendidih dan air menguap atau pembakaran lilin?

Siswa diminta melakukan pengamatan cermat terhadap proses pembakaran lilin

2 menit

2. Motivasi Menanya

Memotivasi siswa tentang pentingnya mempelajari materi Perubahan fisika ini kaitannya dengan nilai ketuhanan dan dalam lingkungan kehidupan sehari-hari.

 Samakah wujud air dengan es? Mengapa hal tersebut dapat terjadi?

 Apakah kaitannya antara perubahan wujud air dan es dengan nilai ketuhanan?

 Adakah perubahan wujud dari air menjadi es?

5 menit


(62)

1. Ekspolarasi

Guru menampilkan gambar-gambar menarik mengenai contoh perubahan fisika dilanjutkan penjelasan dengan gambar-gambar tentang contoh peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang bersifat Qodar seperti kiamat sugro yang berupa bencana alam yang diakibatkan karena kerusakan

lingkungan.

5 menit

2. Difasilitasi oleh guru, siswa mengidentifikasi masalah yang ditemukan pada gambar yang mengandung permasalahan secara berkelompok

5 menit

3. Siswa melakukan pengamatan berdasarkan pada gambar dan percobaan perubahan sifat fisika. Guru memberikan arahan agar setiap kelompok

mengerjakan LKS secara teliti sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yangdiberikannya.

10 menit

4. Guru memberi bimbingan dan dorongan agar setiap kelompok mengerjakan LKS secara mandiri tanpa melihat pekerjaan kelompok lain dengan

memberikan gambaran mengenai keterkaitan pembelajaran dengan nilai-nilai ketuhanan berupa penjelasan bahwa Allah maha kuasa yang

menciptakan berbagai jenis zat yang berbeda-beda tanpa ada yang sama dengan tujuan yang sangat jelas

Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tentang pencemaran yang dapat mengakibatkan kerusakan pada lingkungan

10 menit

5. Mencoba

Guru membimbing kelompok melaksanakan percobaan sederhana tentang perubahan fisika menggunakan alat dan bahan yang dapat diperoleh di lingkungan dan tetap menjaga lingkungan untuk memperdalam pemahaman siswa menggunakan alat dan bahan percobaan yang dapat ditemukan

dilingkungan sekitar dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan tidak merusak lingkungan sesuai langkah-langkah yang tertulis di LKS SMP, sekaligus merapihkan kembali alat-alat setelah melaukan percobaan Bila ada siswa yang menunjukkan perilaku tidak peduli, menunjukkan perilaku tidak bertanggung jawab, merusak


(63)

lingkungan atau bertindak tidak sesuai dengan nilai agama segera diingatkan.

6. Elaborasi Mengasosiasi

Membimbing kelompok mengumpulkan data percobaan perubahan fisika yang diperoleh dari percobaan yang dilakukan dan mengisikan pada LKS SMP yang disediakan.

5 menit

7. Setiap kelompok melakukan diskusi terhadap kesimpulan percobaan, serta mengisikan pada LKS SMP yang disediakan.

8. Mengkomunikasikan

Guru menjadi moderator diskusi kelas: ada siswa yang menyampaikan pendapat; sementara siswa lain menanggapi pendapat dan menjadi pendengar yang baik, ada yang menyampaikan pertanyaan

sementara ada yang menjawab pertanyaan untuk memperoleh kesimpulan yang logis.

5 menit

9. Konfirmasi

Guru memberikan soal berebut pada setiap kelompok mengenai perubahan fisika.

5 menit

10. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran yang baru saja disampaikan. C Penutup (10 menit)

1. Memberikan penghargaan kepada individu dan kelompok yang berkinerja baik dan amat baik dalam kegiatan belajar mengajar.

5 menit

2. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya atau menyampaikan usulan agar pembelajaran berikutnya lebih baik.

Guru memberikan pesan kepada seluruh siswa untuk selalu bersyukur kepada Allah SWT dan menjaga segala ciptaan-Nya


(64)

Pertemuan II

No Aktivitas Pembelajaran

Waktu

A

Pendahuluan (10 menit)

 Berdoa bersama dan membaca al-Quran

surat An-Nahl (16: 79) dan surat Al-Qamar ( 54: 53)

3 menit

1. Apersepsi Mengamati

Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran sekaligus mengajukan pertanyaan tentang pernahkah melihat proses pembakaran pada kertas? Dampak pembakaran sampah besar-besaran?

Siswa diminta melakukan pengamatan pada proses pembakaran kertas

2 menit

2. Motivasi Menanya:

Memotivasi siswa tentang pentingnya mempelajari materi Perubahan kimia ini kaitannya dengan nilai ketuhanan dan dalam lingkungan kehidupan sehari-hari.

 Samakah bentuk kertas dengan abu ? Mengapa hal tersebut dapat terjadi?  Apakah kaitannya perubahan wujud

kertas dan abu dengan nilai ketuhanan?

 Adakah perubahan wujud dari kertas menjadi abu?

 Apakah dampak perubahan kimia bagi lingkungan kita?


(65)

No Aktivitas Pembelajaran

Waktu

B Kegiatan Inti (60 menit) 1. Eksplorasi

Guru menampilkan gambar-gambar menarik mengenai contoh perubahan kimia dan dilanjutkan penjelasan dengan gambar-gambar tentang contoh peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang bersifat Qodho seperti kiamat kubro,.

5 menit

2. Difasilitasi oleh guru, siswa mengidentifikasi masalah yang ditemukan pada gambar yang mengandung permasalahan secara

berkelompok

5 menit

3. Siswa melakukan pengamatan berdasarkan pada gambar dan percobaan perubahan sifat fisika. Guru memberikan arahan agar setiap kelompok mengerjakan LKS secara teliti sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yangdiberikannya.

10 menit

4. Guru memberi bimbingan dan dorongan agar setiap kelompok mengerjakan LKS secara mandiri tanpa melihat pekerjaan kelompok lain dengan memberikan gambaran mengenai keterkaitan pembelajaran dengan nilai-nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan yaitu penjelasan surat Al-Qamar ( 54: 53): Segala ciptaan Allah yang besar maupun yang kecil sekalipun baik yang telihat oleh mata ataupun tidak, yang kekal dan yang sementara. Termasuk perbuatan kita baik yang terlahir atau yang tidak terlahir seperti perasaan iri, dengki, semua tidak akan terlewatkan dari pendangan Allah.

Sesungguhnya akan dipertanggung jawabkan di akherat.

10 menit


(1)

43. Menunjang terlaksananya KBM yang lebih diwarnai oleh Student Centered daripada Teacher Centered

44. Memberikan kemudahan dalam mengembangkan salah satu atau lebih keterampilan proses/inquiri/pemecahan masalah/berpikir tingkat tinggi/kreativitas/life skill.


(2)

Lampiran 17

DAFTAR PERTANYAAN UJI AHLI UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINS BERMUATAN NILAI KETUHANAN

DAN KECINTAAN TERHADAP LINGKUNGAN Nama : Siti Bariroh

Instansi : Guru di SMPN 2 Purbolinggo Tandatangan :

Petunjuk: Berilah nilai pada tempat yang telah disediakan V. SILABUS

No Pertanyaan Penilaian Saran/masukkan

untuk perbaikan 1 2 3 4

37.

Apakah silabus yang dikembangkan telah sesuai dengan kurikulum 2013 dan bermuatan nilai ketuhanan

Silabus tidak perlu

dikembangkan nilai ketuhanan ada di KI-1 38. Apakah silabus yang dikembangkan telah sesuai dengan

kurikulum 2013 dan bermuatan nilai kecintaan terhadap lingkungan

√ Silabus tidak perlu

dikembangkan nilai kecintaan lingkungan ada di KI-2

39. Rumusan indikator merupakan jabaran dari kompetensi dasar yang dinyatakan dengan jelas sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda

√ Indikator dimuat di RPP

40. Rumusan indikator dinyatakan dengan lengkap (subjek belajar, tingkah laku yang diharapkan/karakter yang diharapkan dapat diamatai dan terukur,kondisi, kreteria keberhasilan)

√ Dimuat di RPP

41. Rumusan indikator yang berurutan secara logis, dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari yang kongkrit ke yang abstrak atau dari


(3)

ingatan hingga menilai.

42. Kesesuaian sumber belajar dengan lingkungan siswa √

43. Terdapat kesesuai sumber belajar dengan indikator yang ditetapkan

44. Media yang digunakan memudahkan siswa untuk belajar √

45. Terdapat kesesuaian sumber belajar dengan perkembangan siswa

46. Terdapat kesesuai sumber belajar dengan materi yang diajarkan

47. Kegiatan pembelajaran yang dirancang sudah memasukan unsur pendidikan karakter nilai ketuhanan

48. Kegiatan pembelajaran yang dirancang sudah

memasurkan karakter nilai kecintaan terhadap lingkungan

√ 49. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan bahan yang

diajarkan

50. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan perkembangan siswa

51. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan waktu yang tersedia

√ Disesuaikan pada pertemuan

52. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan sarana dan atau lingkungan yang tersedia bervariasi

53. Kegiatan pembelajaran memungkinkan terbentuknya dampak pengiring dari penerapan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan.


(4)

dalam mengembangkan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan.

VI. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

No Pertanyaan Penilaian Masukkan/saran

untuk perbaikan 1 2 3 4

45. Telah sesuai dengan kurikulum 2013 dan bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan

√ KI dituangkan sebelum KD

46. Telah sesuai dengan kurikulum 2013 dan bermuatan nilai kecintaan terhadap lingkungan

√ 47. Dicantumkan langkah pembelajaran dari pembukaan,

inti, penutup secara rinci sesuai dengan indikator,materi serta bermuatan pendidikan karakter

48. Kegiatan pembelajaran yang disusun menggunakan bahasa komunikasi

49. Kegiatan pembelajaran yang disusun menggunakan struktur kalimat baku

50. Kegiatan pembelajaran yang disusun menggunakan cara penulisan kalimat sesuai EYD

51. Ada bahan penguat (termasuk apersepsi) yang menarik bagi siswa

52. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan waktu yang tersedia

√ Waktu mengacu pada silabus

53. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan sarana dan atau lingkungan yang tersedia bervariasi

54. Kegiatan pembelajaran memungkinkan terbentuknya dampak pengiring dari penerapan pendidikan karakter nilai ketuhanan


(5)

dampak pengiring dari penerapan pendidikan karakter njlai kecintaan terhadap ligkungan

56. Media yang digunakan sesuai dengan indikator dan materi yang diajarkan

57. Menetapkan jenis kegiatan yang jelas (kognitif, afektif dan psikomotor) yang bermuatan nilai ketuhanan dan sesuai dengan indikator

58. Menetapkan jenis kegiatan yang jelas (kognitif, afektif dan psikomotor) yang bermuatan nilai kecintaan terhadap lingkungan dan sesuai dengan indikator

√ 59. Melibatkan siswa dalam kegiatan (kognitif, afektif dan

psikomotor) yang bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dan sesuai dengan indikator

60. Tercantum prosedur dan jenis penilaian (kognitif, afektif dan psikomotor) yang bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dan sesuai dengan indikator

61. Memudahkan dalam melaksanakan pembelajaran yang bermuatan nilai ketuhanan

62. Memudahkan dalam melaksanakan pembelajaran yang bermuatan nilai kecintaan terhadap lingkungan

√ 63. Menunjang terlaksananya KBM yang bervariasi √ 64. Memberikan kemudahan dalam menyusun soal dan

evaluasi hasil belajar

65. Menunjang terlaksananya KBM yang lebih diwarnai oleh Student Centered daripada Teacher Centered

66. Memberikan kemudahan dalam mengembangkan salah satu atau lebih keterampilan proses/inquiri/pemecahan masalah/berpikir tingkat tinggi/kreativitas/life skill.


(6)