40
c. Ketepatan gerakan, siswa diharapkan melakukan suatu perilaku tanpa menggunakan contoh visual maupun petunjuk tertulis, dan melakukannya
dengan lancar, tepat, seimbang dan akurat. d. Artikulasi, siswa diharapkan untuk menunjukan serangkaian gerakan dengan
tepat, terstruktur, benar, dan cepat. e. Naturalisasi, siswa diharapkan dapat melakukan gerakan tertentu secara
spontan atau otomatis.
E. Penelitian Yang Relevan
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas dalam pembelajaran berbasis masalah diantaranya sebagai berikut.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Andreas Prasetyo Adi 2012, skripsi Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul Peningkatan Kompetensi Mata
Pelajaran Penerapan Dasar- Dasar Elektronika Siswa SMK Ma’arif 1 Wates
Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa setelah diterapkan model pembelajaran berbasis
masalah, kompetensi siswa mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dengan adanya kenaikan persentase dari tiap-tiap indikator aktifitas belajar siswa
yang telah melebihi kriteria yang ditetapkan, antara lain: antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 sebesar
55,56, siklus II pertemuan 3 mencapai 86,11. Interaksi peserta didik dengan guru. Pada siklus I pertemuan 1 sebesar 50,00 , siklus II
pertemuan 3 mencapai 88,89. Partisipasi peserta didik dalam memberikan ide atau pendapat pada siklus I pertemuan 1 sebesar 58,33, siklus II
pertemuan 3 mencapai 86,11. Menyelesaikan kasus dalam kelompok pada
41
siklus I pertemuan 1 sebesar 61,11, siklus II pertemuan 3 mencapai 88, 89. Partisipasi peserta didik dalam menyimpulkan hasi pembahasan pada
siklus I pertemuan 1 sebesar 50, 00 siklus II pertemuan 3 mencapai 80,56. Partisipasi peserta didik dalam penyusunan laporan, siklus II
pertemuan 3 mencapai 83,335. Prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan, posttest siklus I nilai rata-rata 78,05 mengalami peningkatan
nilai rata-rata 85,72, hasil tersebut melebihi nilai 75 yang merupakan KKM yang ditetapkan di SMK Ma’arif 1 Wates.
2. Penelitian yang dilakukan Donni Saparingga 2013, skripsi Universitas Negeri Yogyakarta denga judul Peningkatan Kompetensi Siswa Pada
Pembelajaran Membuat Jaringan Lokal LAN menggunakan Model Problem Based Learning Di SMK 1 Sedayu. Hasil Penelitian menunjukan setelah
diterapkan model pembelajaran problem based learning terjadi peningkatan kompetensi siswa baik pada aspek afektif, kognitif maupun psikomotorik.
Presentase nilai rata-rata afekti pertemuan pertama sebesar 38,59 mengalami peningkatan menjadi 80,78 pada pertemuan ke delapan. Nilai
rata-rata pre test siklus I sebesar 67,34 dan mengalami peningkatan menjadi 76,72 pada posttest siklus I. nilai test siklus III juga mengalami peningkatan
dari 56,25 menjadi 85,78. Aspek psikomotorik juga mengalami peningkatan yaitu, nilai psikomotorik I sebesar 72,99 menjadi 87,85 pada psikomotorik IV.
Hasil angket tentang penerapan model problem based learning, menunjukan sebanyak 20 siswa sangat setuju, 74 setuju, dan 6 tidak setuju. Secara
keseluruhan, 94 siswa merespon positif dan 6 siswa merespon negatif.
42
F. Kerangka Pikir