56
Tabel 2. Kategorisasi Skor Afektif Siswa
No. Rentang Skor
Kriteria
1 16,25 x
≤ 20 Sangat Baik
2 12,5 x ≤ 16,25
Baik 3
8,75 x ≤ 12,5 Cukup
4 5
≤ x ≤ 8,75 Kurang
b. Lembar observasi psikomotorik menggunakan penskoran 0 sampai dengan 100. Jumlah item dalam penilaian psikomotorik ada 6 dan dimasukkan dalam
acuan penskoran sesuai lembar observasi psikomotorik sebagai berikut. Tabel 3. Acuan Penskoran Psikomotorik
No Komponen yang dinilai
Nilai Maksimal
A Persiapan
10 B
Proses 40
C Hasil
20 D
Efisiensi waktu 10
E K3
10 F
Laporan 10
Jumlah Skor 100
Nilai kriteria ketuntasan minimum dari sekolah adalah 76 maka siswa yang memperoleh nilai lebih dari 76 siswa tersebut memiliki kompetensi
psikomotorik yang tinggi. Sebaliknya, jika kurang dari 76 maka kompetensi siswa tersebut masih rendah.
G. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan digunakan sebagai penanda ketercapaian target dalam penelitian. Penelitian ini dinyatakan berhasil apabila terjadi peningkatan
kompetensi pengoperasian PLC melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada ranah afektif, kognitif dan psikomotorik. Poin-poin
indikator keberhasilan dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.
57
Tabel 4. Indikator Keberhasilan Penelitian
Ranah Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
Keberhasilan
Afektif 1. Mempersiapkan
operasi mesin
produksi dengan
kendali PLC Sekurang-kurangnya
nilai afektif
siswa memperoleh
kategori “baik”
2. Melaksanakan operasi
mesin produksi
dengan kendali PLC
Kognitif 1. Mempersiapkan
operasi mesin
produksi dengan
kendali PLC Sekurang-kurangnya
75 dari seluruh siswa memperoleh nilai 76
dari Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sebesar
76
2. Melaksanakan operasi
mesin produksi
dengan kendali PLC
Psikomotorik 1. Mempersiapkan
operasi mesin
produksi dengan
kendali PLC Sekurang-kurangnya
75 dari seluruh siswa memperoleh nilai 76
dari Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sebesar
76
2. Melaksanakan operasi
mesin produksi
dengan kendali PLC
58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Prosedur Penelitian 1. Tahap Pra Tindakan
Pelaksanaan penelitian di SMKN 2 Pengasih dimulai tanggal 11 Februari 2015. Terdapat beberapa tindakan yang dilakukan peneliti sebelum memulai
penelitian, diantaranya kegiatan pra tindakan. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dan memprediksi solusi tindakan yang
akan diterapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tahap pra tindakan dilakukan dengan observasi lapangan dan wawancara. Observasi lapangan
dilakukan peneliti guna mengetahui situasi dan kondisi belajar siswa di kelas. Wawancara kepada guru dan siswa dilakukan untuk mendapatkan keterangan
dan memperkuat permasalahan yang harus diatasi. Kegiatan wawancara juga digunakan untuk mendapatkan keterangan valid yang dapat digunakan sebagai
penunjang data hasil observasi. Peneliti bermaksud untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam standar kompetensi mengoperasikan mesin produksi dengan
kendali PLC dengan cara menyajikan pembelajaran yang lebih menarik melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah.
2. Tahap Persiapan Pembelajaran
Tahap persiapan pembelajaran dilakukan peneliti sebelum melaksanakan pembelajaran, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar,
adapun tahap persiapan yang dilakukan penelitian sebagai berikut. a. Menentukan anggota kelompok diskusi. Penentuan anggota kelompok
dilakukan dengan cara membagi 26 orang siswa ke dalam delapan kelompok