Kemiskinan dari Dimensi Teori Sosial

13 struktur sosial yang sudah ada sebagaimana ditekankan kaum liberal, tetapi mereka mempersoalkan struktur sosial itu sendiri dan menganggapnya sebagai penyebab kemiskinan. Penganut model teori konflik, memandang kemiskinan dalam masyarakat memang sengaja dipertahankan sebab orang-orang miskin dianggap mempunyai fungsi. Sistem ekonomi, kepentingan kelompok penguasa dan elite membutuhkan kelanggengan kemiskinan, sebab kemiskinan akan menjamin masyarakat adanya pekerjaan kotor yang harus dikerjakan oleh orang miskin. Dengan kata lain, kemiskinan berfungsi menyediakan tenaga-tenaga kerja murah yang mau menangani pekerjaan kotor dengan upah murah. Orang miskin ini sebenarnya memberikan subsidi yang menguntungkan bagi orang kaya.

II.2. Globalisasi dan Kemiskinan

Memasuki abad 21, dunia ditandai dengan semakin meluasnya sistem globalisasi, baik dalam bidang teknologi, informasi ataupun perdagangan bebas. Widyatmadja mengatakan bahwa suka atau tidak suka, globalisasi sudah menjadi bagian dari manusia yang hidup di bawah kolong langit. Kawasan Asia memasuki babak baru dengan berlakunya perdagangan bebas AFTA dan ACFTA Asean-China Free Trade Agreement. Dampak negatif maupun positif pasar bebas akan terjadi dalam kehidupan manusia di seluruh dunia. Banyak ilmuwan berusaha untuk mendefinisikan ’globalisasi’ dengan pandangan dan pendekatan yang berbeda. Ada yang hanya melihat sisi positif globalisasi, tetapi ada juga yang melihat dari sisi negatif dan dampaknya bagi orang miskin. Globalisasi bukan sekedar proses pembukaan sekat ekonomi oleh kekuatan global, tetapi juga pendobrakan tatanan sosial politik dan budaya. Globalisasi telah menciptakan ekonomi kasino, yang di dalamnya perputaran modal dan saham bisa membuat suatu negara mengalami kebangkrutan seperti yang terjadi di Asia dan Amerika Latin pada krisis moneter tahun 1997. 15 Held dan McGrew mendefinisikan globalisasi sebagai pelebaran , pendalaman , dan percepatan interkoneksi dunia dalam berbagai aspek kehidupan mulai dari budaya hingga kriminalitas, dari keuangan hingga spiritualitas. “Pelebaran” berarti jangkauan spasial dalam pola relasi yang tidak mengenal batas negara lagi borderless world . Kata “pendalaman” merujuk kepada intensitas dan kualitas relasi antarindividu yang semakin besar. Sedangkan “percepatan” dimaksudkan sebagai kapasitas globalisasi untuk mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam komunikasi maupun informasi. 16 Penolakan terhadap globalisasi semakin mencuat terutama dalam karakternya yang paling dominan, yaitu globalisasi ekonomi dengan ditandainya akumulasi kapital, semakin 15 Josef P. Widyatmadja, Yesus dan Wong Cilik, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010, hal. 174-175. 16 D. Held A. McGrew, Global Transformation: Politics, Economics and Culture. University Press: Stanford, 1999, hal. 7. 14 tingginya intensitas arus investasi, keuangan, dan perdagangan global. Di samping karakteristik lain dari globalisasi, seperti kemajuan dan inovasi teknologi, intensitas perpindahan manusia, serta semakin meningkatnya ketergantungan dan keterkaitan tidak hanya antar bangsa tetapi juga antar masyarakat. Dengan globalisasi ekonomi, ketidaksetaraan itu sangat mungkin terjadi, karena globalisasi memunculkan eksploitasi negara maju atas negara yang kurang beruntung. Hal ini memungkinkan karena dalam dunia yang semakin global, ketidaksetaraan dalam power baik itu berupa ilmu pengetahuan, kapital, sumber daya, dan akses informasi masih tetap terjadi. Sebagaimana yang diungkapkan Lesourne mengenai dampak negatif globalisasi, “Ketika ketidaksetaraan masyarakat industrial tengah mengalami perubahan akan muncul pola-pola ketidaksetaraan yang baru dalam kondisi pekerjaan atau perburuhan dan akses terhadap informasi”. Ketidaksetaraan ini akan memunculkan relasi kekuasaan dan pemerintahan yang eksploitatif bagi pihak yang lebih lemah. 17 Globalisasi memiliki sisi negatifnya – penyisihan , diikuti dengan terjadinya proses disintegrasi sosial. Kapilatalisme selalu diikuti oleh ketidakseimbangan sosio-ekonomis serta kurangnya perlindungan untuk mengatasi kemiskinan dan kepapaan. Pengayaan dan penyisihan bukanlah dua proses yang berbeda dan terpisah. Thucydides, sejarawan Yunani Kuno, mengatakan pendapatnya berdasarkan struktur global produksi, keuangan, dan perdagangan : ”Yang kuat berbuat sesuai dengan kekuatannya dan yang lemah menerima takdirnya” 18 Di negara yang padat penduduk seperti Indonesia, kemiskinan merupakan masalah laten. Semua sistem ekonomi yang pernah dan sedang diterapkan di Indonesia belum terbukti mampu mengatasi masalah ini. Maka fokus pada nasib kaum miskin, seperti ditekankan kubu antikapitalis, jelas sangat penting untuk dipertahankan. Dalam konteks masyarakat Indonesia yang majemuk, pendekatan dialogis lintas agama dan tradisi kearifan lain merupakan suatu kebutuhan dalam membangun etika ekonomi yang aktual. 19 Di pasar terjadi persaingan antara penjual produsen baik keahlian maupun produk dan pembeli konsumen keahlian maupun produk. Pasar merupakan ruang dimana masing- masing perorangan dengan keahliannya masing-masing dan produk masing-masing bersaing ketat. Orang miskin akan sulit terlibat dalam pasar, karena tidak mempunyai kemampuan menghasilkan keahlian maupun produk ditengah persaingan yang ketat itu. Apalagi orang miskin tidak menguasai pengetahuan knowledge , keahlian skill , dan sikap attitude yang 17 Kaplinsky Morris, A Handbook for Value Chain Research. IDRC-International Development Research Center, 2003, hal. 3-10. 18 Bas de Gaay Fortman dan Berma Klein Goldewijk, Allah dan harta benda: ekonomi global dalam perspektif peradaban. Terjemahan Bambang Subandrijo, Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2001, hal.12-13. 19 Yahya Wijaya. Kesalehan Pasar. Kajian teologis Terhadap Isu-isu Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Jakarta: Grafika KreasIndo, 2010, hal. 38-39.