Gereja dan Kemiskinan Gereja dan Perjuangan Keadilan Ekonomi untuk Kaum Miskin

18 Penginjilan tidak dapat dipisahkan dari pemberitaan dan praktek keadilan. 35 Tugas dan tanggung jawab ini merupakan respon teologis Gereja-gereja, atau orang-orang Kristen terhadap keadaan nyata kemanusiaan manusia, suatu respon yang berkaitan dengan pergumulan nyata manusia terutama yang miskin, lemah, kecil dan tidak berdaya di dalam masyarakat. Mereka memerlukan pembelaan, terutama berhadapan dengan kekuasaan- kekuasaan struktur ekonomi-sosial-politik yang menindas dan melemahkan mereka. Inilah yang seharusnya terjadi bila gereja-gereja di Indonesia ingin sungguh-sungguh menjadi komunitas iman para murid Yesus. Gereja-gereja tidak mempunyai pilihan lain kecuali tetap mau berada di pihak mereka yang menjadi korban kekuasaan. Sebagai kekuatan liberatif pembebas sekaligus kekuatan yang mampu memberdayakan empowering manusia, Gereja- gereja di Indonesia memiliki potensi yang cukup untuk melakukan itu, tetapi pertanyaannya adalah : apakah gereja bersedia dan berani melakukannya? Atau, apakah selama ini Gereja- gereja melakukannya? Yesus Kristus menyebut Allah Bapa sebagai sosok yang adil 36 dan sangat menentang praktek keagamaan yang mengabaikan keadilan dan mengabaikan belas kasihan. 37 Dan Pulus juga mengingatkan jemaat Efesus untuk juga berbuah kebaikan dan keadilan dan kebenaran, karena hal seperti itulah yang berkenan kepada Tuhan. 38 Bassham dalam Bosh 2012 mengajak orang Kristen untuk ikut serta bertanggung jawab dalam masyarakat manusia, termasuk berusaha demi kesejahteraan manusia dan keadilan. 39

II.5. Gereja Kristen Jawa dan Kepedulian terhadap Pelayanan Ekonomi

GKJ Gereja Kristen Jawa dalam kehidupan bergereja, mempunyai pokok-pokok ajaran, sebagai pedoman di dalam menjalani kehidupan dan melaksanakan tugas panggilannya. Ajaran gereja GKJ diberi nama ”Pokok-pokok Ajaran GKJ” PPA GKJ. 40 PPA GKJ disusun berdasarkan Alkitab, melalui proses penafsiran Alkitab yang disesuaikan dengan konteks peradaban zaman. PPA GKJ mendefinisikan gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada Yesus Kristus, yang sekaligus merupakan buah pekerjaan penyelamatan Allah dan jawab manusia terhadap penyelamatan Allah, yang di dalamnya Roh Kudus bekerja dalam rangka pekerjaan penyelamatan Allah. 41 35 David J. Bosch, Transformasi Misi Kristen: Sejarah Teologi Misi Yang Mengubah Dan Berubah. Jakarta: BPK Gunug Mulia, 2011, hal. 640. 36 Yohanes 17:25 37 Matius 23:23 38 Efesus 5:9-10 39 David J. Bosch, Transformasi Misi Kristen: Sejarah Teologi Misi Yang Mengubah Dan Berubah. Jakarta: BPK Gunug Mulia, 2011, hal. 618. 40 Tim Revisi PPA GKJ, Pokok-pokok Ajaran Gereja Kristen Jawa, Salatiga: Sinode GKJ, 2005, hal. 1. 41 Ibid., hal. 29. 19 Gereja Kristen Jawa GKJ mempergunakan tiga tolok ukur berjenjang yaitu Alkitab, Pokok-pokok Ajaran GKJ, serta Tata Gereja dan Tata Laksana GKJ untuk menentukan apakah hidup, karya dan keberadaannya sebagai gereja dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Raja Gereja. Itu berarti bahwa difungsikannya Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja tersebut sangat diperlukan untuk menata kehidupan GKJ. Tata Gereja GKJ, yaitu tatanan kehidupan gereja untuk menyatakan sikap percaya terhadap penyelamatan Allah, menghayati dan mengungkapkan hubungannya dengan Allah serta untuk melaksanakan tugas panggilannya di dalam pekerjaan penyelamtan Allah. Secara eksplisit, Tata Gereja dan Tata Laksana GKJ berisi mukadimah yang menyatakan pemahaman hakiki tentang eklesiologi, dan pasal-pasal yang mengatur hal-hal principal berkenaan dengan hidup dan karya gereja, dan memuat Tata Laksana yang mengatur hal-hal yang menyangkut prosedur pelaksanaan Tata Gereja. 42 Bekenaan dengan pelayanan sosial ekonomi, dalam Tata Laksana GKJ dalam Pasal 54 ayat 1 – 2 menyatakan sebagai berikut : 1 Pelayanan sosial ekonomi adalah tindakan yang dilakukan oleh gereja untuk memberdayakan warga Gereja mengatasi kesulitan dalam hal kebutuhan sosial ekonomi demi terpeliharanya imannya. 2 Pelayanan sosial ekonomi yang dilakukan oleh Gereja dapat bersifat konsumtif Kharitatif , pemberdayaan Reformatif dan penyadaran Transformatif . 43 Tentunya tidak hanya GKJ yang mempunyai tatanan tertulis tentang kepedulian terhadap kehidupan sosial ekonomi seperti ini, gereja-gereja lain juga tentu punya tatanan yang hampir mirip. Juga dalam beberapa persidangan antar gereja baik di lingkup sinode, antar sinode ataupun antar Negara seringkali cara pandang dan cara bersikap terhadap kemiskinan menjadi bahan khotbah, bahan renungan, materi diskusi, atau materi persidangan. Sayangnya kadang-kadang hal tersebut hanya menjadi kalimat normatif yang tidak diimplementasikan bagi kaum miskin secara umum. Segundo dalam Bosch 2012 mengkritisi hal demikian dengan mengatakan, ada banyak retorika kosong dalam rumusan-rumusan yang kelihatan sangat hebat. 44 Siregar 2012 mengatakan gereja bukan hanya penonton dan bukan sebatas bertugas untuk pengabaran Injil. Gereja justru harus ikut serta dalam menyelesaikan masalah ekonomi rakyat terutama membantu masyarakat yang kurang mampu. Gereja harus inklusif, artinya terbuka, kehadirannya harus berdampak posisti terhadap kehidupan masyarakat, yang 42 Moderamen Sidang Non Reguler GKJ, Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja Kristen Jawa , Salatiga: Sinode GKJ, 2005, hal iii-v. 43 Ibid., hal. 106. 44 David J. Bosch, Transformasi Misi Kristen: Sejarah Teologi Misi Yang Mengubah Dan Berubah. Jakarta: BPK Gunug Mulia, 2011, hal. 680. 20 diwujudkan dengan melakukan berbagai upaya seperti community development ; pemberdayaan ekonomi rakyat, pendampingan terhadap petani, buruh dan nelayan. Tugas orang Kristen bukan hanya selalu berbicara tentang surga, tetapi juga bangaimana menghadirkan kehendak Allah di bumi, bukan di surga. Sehingga keimanan kita berdampak bahkan bagi orang lain yang tidak seiman. Gereja tidak boleh mengembangkan konsep ekonomi ketamakan. Sebagai tanda-tanda Kerajaan Allah di dunia, yaitu dengan mencoba menyejahterakan orang miskin. 45 II.6. Credit Union Sebagai Suatu Alternatif Diakonia Transformatif Pelayanan Ekonomi bagi Kaum Miskin Credit Union berasal dari dua kata, yaitu credit dan union . Credit dalam bahasa Latin adalah ’ credere ’ artinya saling percaya. Sedangkan ’ union unio ’ berarti kumpulan. Jadi, ’ Credit Union ’ artinya kumpulan orang-orang yang saling percaya. Di Indonesia, Credit Union diterjemahkan sebagai Koperasi Kredit. Menurut beberapa literatur, ada beberapa definisi tentang Credit Union. Pertama, Credit Union adalah koperasi keuangan yang dijalankan secara demokratis dan profit sharing bagi hasil, menawarkan berbagai produk simpanan dan pinjaman berbunga rendah kepada anggotanya. Kedua , Credit Union adalah sebuah lembaga keuangan koperasi yang dimiliki dan diawasi oleh para anggotanya dan dioperasikan untuk tujuan mendorong pola hidup hemat, menyediakan pinjaman dengan suku bunga bersaing, dan menyediakan berbagai pelayanan keuangan lain kepada para anggotanya. Ketiga , World Council of Credit Union WOCCU mendefinisikan Credit Union sebagai ” not-for-profit cooperative institutions ” lembaga koperasi yang bukan untuk mencari keuntungan. Keempat , Credit Union adalah koperasi keuangan yang didirikan dari, oleh dan untuk anggota dimana para anggota adalah penabung, peminjam, dan sekaligus pemegang saham. Credit Union beroperasi dengan bisnis tidak untuk mencari keuntungan. Credit Union menawarkan banyak pelayanan perbankan, seperti pinjaman konsumtif dan pinjaman komersial biasanya lebih rendah dari suku bunga pasar, simpanan sukarela berjangka suku bunga biasanya lebih tinggi dari suku bunga pasar, kartu kredit, dan asuransi. Pajaknya rendah, bahkan dibeberapa negara seperti USA dan Thailand, bebas pajak. Kelima , Credit Union adalah koperasi keuangan yang tidak mencari keuntungan not- for-profit yang kehadirannya bertujuan melayani para anggota yang berada dalam satu 45 Nelson Flores Siregar, ”Credit Union, Media Gereja Mengentaskan Kemiskinan”, Tabloid Reformata, No. 156, Tahun IX, 2012, hal. 36.