Kemiskinan menurut ideologi liberal

14 tingginya intensitas arus investasi, keuangan, dan perdagangan global. Di samping karakteristik lain dari globalisasi, seperti kemajuan dan inovasi teknologi, intensitas perpindahan manusia, serta semakin meningkatnya ketergantungan dan keterkaitan tidak hanya antar bangsa tetapi juga antar masyarakat. Dengan globalisasi ekonomi, ketidaksetaraan itu sangat mungkin terjadi, karena globalisasi memunculkan eksploitasi negara maju atas negara yang kurang beruntung. Hal ini memungkinkan karena dalam dunia yang semakin global, ketidaksetaraan dalam power baik itu berupa ilmu pengetahuan, kapital, sumber daya, dan akses informasi masih tetap terjadi. Sebagaimana yang diungkapkan Lesourne mengenai dampak negatif globalisasi, “Ketika ketidaksetaraan masyarakat industrial tengah mengalami perubahan akan muncul pola-pola ketidaksetaraan yang baru dalam kondisi pekerjaan atau perburuhan dan akses terhadap informasi”. Ketidaksetaraan ini akan memunculkan relasi kekuasaan dan pemerintahan yang eksploitatif bagi pihak yang lebih lemah. 17 Globalisasi memiliki sisi negatifnya – penyisihan , diikuti dengan terjadinya proses disintegrasi sosial. Kapilatalisme selalu diikuti oleh ketidakseimbangan sosio-ekonomis serta kurangnya perlindungan untuk mengatasi kemiskinan dan kepapaan. Pengayaan dan penyisihan bukanlah dua proses yang berbeda dan terpisah. Thucydides, sejarawan Yunani Kuno, mengatakan pendapatnya berdasarkan struktur global produksi, keuangan, dan perdagangan : ”Yang kuat berbuat sesuai dengan kekuatannya dan yang lemah menerima takdirnya” 18 Di negara yang padat penduduk seperti Indonesia, kemiskinan merupakan masalah laten. Semua sistem ekonomi yang pernah dan sedang diterapkan di Indonesia belum terbukti mampu mengatasi masalah ini. Maka fokus pada nasib kaum miskin, seperti ditekankan kubu antikapitalis, jelas sangat penting untuk dipertahankan. Dalam konteks masyarakat Indonesia yang majemuk, pendekatan dialogis lintas agama dan tradisi kearifan lain merupakan suatu kebutuhan dalam membangun etika ekonomi yang aktual. 19 Di pasar terjadi persaingan antara penjual produsen baik keahlian maupun produk dan pembeli konsumen keahlian maupun produk. Pasar merupakan ruang dimana masing- masing perorangan dengan keahliannya masing-masing dan produk masing-masing bersaing ketat. Orang miskin akan sulit terlibat dalam pasar, karena tidak mempunyai kemampuan menghasilkan keahlian maupun produk ditengah persaingan yang ketat itu. Apalagi orang miskin tidak menguasai pengetahuan knowledge , keahlian skill , dan sikap attitude yang 17 Kaplinsky Morris, A Handbook for Value Chain Research. IDRC-International Development Research Center, 2003, hal. 3-10. 18 Bas de Gaay Fortman dan Berma Klein Goldewijk, Allah dan harta benda: ekonomi global dalam perspektif peradaban. Terjemahan Bambang Subandrijo, Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2001, hal.12-13. 19 Yahya Wijaya. Kesalehan Pasar. Kajian teologis Terhadap Isu-isu Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Jakarta: Grafika KreasIndo, 2010, hal. 38-39.