Credit Union sebagai Alternatif Baru Pengembangan Ekonomi Jemaat GKJ Purworejo

26 CREDIT UNION BANK KOMERSIAL Lembaga Keuangan Mikro Tata Kelola Anggota memilih penguruspengawas sebagai sukarelawan tanpa digaji dari para anggota sendiri yang memenuhi syarat. Dalam memilih para penguruspengawas, satu anggota berhak atas satu suara, tanpa mempertimbangkan berapa jumlah uang yang disimpan di Credit Union. Para pemegang saham memilih pengurus dan digaji, dapat berasal dari luar masyarakatpengguna jasa bank. Banyaknya suara ditentukan dengan jumlah saham yang dimiliki oleh masing- masing pemegang saham. Lembaga ini dijalankan oleh pengurus yang ditunjuk dan digaji. Pendapatan Earnings Pendapatan bersih digunakan agar suku bunga pinjaman rendah dan suku bunga simpanan tinggi atau digunakan untuk pengembangan produk dan pelayanan baru. Pemegang saham menerima keuntungan sebanding dengan sahamnya. Pendapatan bersih digunakan untuk membangun cadangan atau dibagikan kepada para investor. Produk dan Pelayanan Rentang pelayanan keuangan yang luas, terutama produk simpanan, kredit, transfer uang dan asuransi. Ada pendidikan dasar dan berkala serta pembinaan anggota. Rentang pelayanan yang luas, produk simpanan, kredit, transfer uang dan asuransi, termasuk berbagai peluang investasi. Tidak ada pendidikan dasar dan berkala serta pembinaan nasabah, kecuali para karyawanstaff. Fokus pada kredit mikro. Tidak ada pendidikan dasar dan berkala serta pembinaan nasabah, kecuali para karyawanstaff. Tanggungjawab Sosial Komersial Komersial Sumber : Lilik Agung Ed. Credit Union: Kendaraan menuju Sukses. 2012. Hal 29-30 Hal tersebut, merupakan jawaban mengapa layanan kesejahteraan umat miskin tidak tercukupi dengan adanya koperasi maupun lembaga keuangan mikro atau perbankan yang sudah ada di Purworejo. Menurut pemaparan Maria Ch., Manager Credit Union Angudi Laras , Bank maupun lembaga keuangan mikro yang ada sekarang ini, bukanlah lembaga sosial namun lembaga komersial, jadi pasti harus ada untung yang diperoleh dari setiap nasabah. Keuntungan yang diperoleh menjadi keuntungan pemilik saham Bank maupun lembaga keuangan mikro tersebut. Sedangkan pada Credit Union, jika ada keuntungan, maka keuntungan tersebut akan menjadi keuntungan pemilik Credit Union dalam hal ini, seluruh anggota adalah pemilik Credit Union. Credit Union melayani masyarakat ekonomi bawah dan bersifat sosial. Namun meskipun demikian Credit Union harus bekerja dengan praofesional agar tidak merugi, namun justru semakin berkembang dengan membiayai dirinya sendiri tanpa harus memohon belas kasihan dari pihak luar. 53 53 Wawancara dengan Ibu Maria Ch Manager CU Angudi Laras Purworejo, tgl. 24 Maret 2014, jam 13.00 WIB 27 Pemegang struktur tertinggi dalam organisasi Credit Union adalah RAT Rapat Anggota Tahunan adapun struktur organisasi Credit Union Angudi Laras adalah sebagai berikut: Struktur Organisasi Credit Union Angudi Laras Sumber : Buku Pola Kebijakan Pengurus Tahun Buku 2013 Credit Union Angudi Laras Keterangan : Dalam rapat anggota, setiap anggota mempunyai 1 suara, tidak berdasarkan besarkecilnya simpanan. PengurusDewan Pimpinan dan Dewan Pengawas dipilih melalui RAT, dan bertugas membuat Peraturan dan Kebijakan Organisasi. Meskipun PengurusDewan Pimpinan dan Dewan Pengawas dipilih secara demokratis oleh RAT, namun kebanyakan yang duduk di dalamnya adalah para Sarjana Ekonomi dan para Pendeta yang tidak digaji, namun peduli dengan masalah kesejahteraan ekonomi golongan ekonomi lemah kaum miskin. Tabel 1.4. Data anggota Credit Union Angudi Laras Purworejo menurut asal gereja. No. ASAL GEREJA JUMLAH PERSENTASE 1. GKJ Bener 10 1.8 2. GKJ Pituruh 2 0.4 3. GKJ Jatirejo 5 0.9 4. GKJ Jenar 25 4.4 5. GKJ Kaligesing 19 3.4 6. GKJ Kutoarjo 50 8.8 7. GKJ Purworejo 235 41.5 8. GKJ Purworejo Selatan 44 7.8 9. GKJ Sidorejo 11 1.9 10. GKJ Tlepok 15 2.7 11. GKJ di luat Klasis 27 4.8 12. Non- GKJ 43 7.6 13. MUSLIM 80 14.1 TOTAL 566 100 Sumber : Data Keanggotaan CUAL Berdasarkan Asal Gereja, Desember 2013 . Dewan Penasihat Pengurus Dewan Pimpinan Dewan Pengawas Manager Teknis Oprasional ANGGOTA RAPAT ANGGOTA TAHUNAN 28 Dari seluruh anggota Credit Union Angudi Laras 566 orang, hingga akhir tahun 2013 3 tahun terkumpul aset dan pendapatan, sebagai berikut : Tabel 1.5. Tabel Asset dan Pendapatan CU Angudi Laras dalam 3 tahun 2011-2013 No Bulan ASSET PENDAPATAN TH. 2011 TH. 2012 TH. 2013 TH. 2011 TH. 2012 TH. 2013 1 Jan 87.190.250 905.789.954 1.812.077.766 2.407.500 14.519.253 31.831.015 2 Feb 151.365.030 1.046.048.635 1.906.061.652 4.314.912 30.170.882 58.026.629 3 Mrt 224.587.804 1.080.027.903 2.000.806.251 7.230.780 47.528.389 90.230.607 4 Apr 273.080.201 1.163.669.795 2.057.337.619 11.325.364 66.522.469 122.383.970 5 Mei 350.164.126 1.250.573.585 2.094.018.012 15.859.495 86.744.484 155.599.011 6 Jun 392.084.681 1.292.127.544 2.134.452.313 21.605.203 108.994.499 185.543.426 7 Jul 507.361.331 1.393.788.670 2.242.441.631 30.010.350 131.285.589 219.233.877 8 Agts 579.570.124 1.490.306.616 2.323.111.005 38.798.795 156.137.607 255.427.410 9 Sept 643.156.858 1.571.565.655 2.372.919.949 49.184.166 179.282.750 289.222.226 10 Okt 705.952.409 1.633.768.566 2.504.149.859 59.521.508 206.202.261 332.446.613 11 Nov 801.263.263 1.675.714.386 2.602.101.186 73.121.425 233.824.009 370.516.745 12 Des 859.552.518 1.750.462.289 2.695.687.140 86.407.857 263.951.099 412.080.590 Sumber : Data Asset dan Pendapatan CUAL tahun 2013 Pada awalnya terbentuk 33 orang anggota yang berkomitmen untuk mendirikan Credit Union Angudi Laras, dan bersedia mengikuti Pendidikan Dasar Planning Strategy I yang difasilitatori oleh Francis Wahono, pendiri Credit Union Cindelaras Tumangkar – Yogyakarta. Dan saat launching pembukaan perdana pada tanggal 3 Januari 2011, terkumpul 183 anggota perdana dengan iuran perdana terkumpul sebesar 183 x Rp80.000,00orang = Rp14.640.000,00. Pada bulan pertama, asset yang juga diperhitungkan adalah peralatan pendukung furniture, komputer, dll yang pengadaannya melalui cara gotong royong antar anggota mula-mula diperhitungkan secara nominal sebagai tabungan yang disepakati bersama untuk tidak diambil atau tetap diperhitungkan, dan akan dikembalikan ketika Credit Union Angudi Laras sudah mendapatkan keuntungan. Adapun tempat operasionalnya masih pinjam di salah satu bagian kantor Klasis GKJ Purworejo. Namun jika dilihat keuntungan pada tabel di atas, maka ada pendapatan yang sangat baik dengan trend yang semakin naik. 54 Ada hal menarik lainnya dalam operasional Credit Union Angudi Laras, yang sangat berbeda dengan sistem lembaga keuangan komersial lainnya, yaitu dimana bunga pinjaman adalah 2 menurun setiap tahunnya. Sedangkan bunga simpanannya adalah 6 pertahun untuk tabungan harian, yang langsung ditambahbukukan ke dalam buku simpanan yang bersangkutan setiap akhir bulan. Sedangkan untuk tabungan berjangkanya diberi nama SIHARTA Simpanan Hari Tua, mirip deposito dengan syarat minimal mengendap selama 5 tahun diberi bunga jasa simpanan 14, namun besaran bunga akan langsung 54 Wawancara dengan Maria Ch Manager CU Angudi Laras Purworejo, tgl. 24 Maret 2014, jam 13.00 WIB 29 ditambahbukukan ke buku tabungan setiap akhir bulan. 55 Ini juga merupakan perbedaan dengannya dengan koperasi yang Sisa Hasil Usaha SHU koperasi dibagikan di akhir tahun, namun pada Credit Union keuntungan ditambahkandidebetkan langsung setiap bulan dalam bentuk bunga tabungan, sehingga akan sesuai dengan keaktifan anggota dalam menabung atau meminjam kredit. Bunga Kredit yang sebesar 2 menurun juga akan menjadi keuntungan peminjam kredit. Solduka adalah solidaritas dukacita antar anggota Credit Union Angudi Laras. Besaran iuran uang solduka adalah Rp10.000,00 per tahun untuk tiap anggota. Solduka merupakan bentuk solidaritas dan turut belasungkawa terhadap anggota yang meninggal, berupa santunan secara tunai. Ini mirip asuransi jiwa yang sederhana. Ini merupakan wujud kesetiakawanan yang dirancang dalam suatu sistem iuran wajib yang tidak memberatkan, namun akan sangat berguna bagi ahli waris anggota yang tengah mengalami dukacita. 56

V.1. Hal yang telah dilakukan GKJ Purworejo

Berdasarkan kenyataan besaran UMP Kabupaten Purworejo dan Data Pendapatan Gereja-gereja, maka perlu dilakukan suatu upaya untuk menyikapi hal tersebut dengan menggunakan sumber daya yang ada di lokasi setempat. Kata- kata inspiratif ” kesulitan si miskin hanya dapat diatasi oleh si miskin itu sendiri. Si miskin harus mengumpulkan uang secara bersama-sama dan kemudian meminjamkan kepada sesama mereka juga. Pinjaman harus digunakan untuk tujuan yang produktif yang memberikan penghasilan. Jaminan pinjaman adalah watak si peminjamanggota .” oleh Friedrich Wilhelm Raiffeisen pada tahun 1864, menjadikan inspirasi Pendeta Eko Lukas Sukoco dalam mengajak warga jemaat GKJ dengan menggunakan SDM manusia yang telah ada untuk mencoba mempraktekannya, dengan merintis berdirinya Credit Union di sekitar GKJ Purworejo. Setelah melalui diskusi panjang antar pendeta GKJ se-klasis Purworejo, maka dicari model yang dianggap tepat dan paling memungkinkan untuk dilakukan dalam rangka peningkatan kesejahteraan umat yang akan dimulai dari jemaat di lingkup GKJ Klasis Purworejo. Dan model yang sedang cukup aktual dalam hal pengembangan kesejahteraan umat adalah Credit Union, yang juga telah cukup berhasil dilaksanakan di Yogyakarta Credit Union Cindelaras Tumangkar, Yogyakarta, yang dikelola oleh umat Katholik. Membangun suatu sistem ekonomi masyarakat yang menuju kemandirian ekonomi produktif, merupakan sesuatu yang tidak mudah dan dibutuhkan cukup tenaga pemikiran dan konsep yang matang dan jelas arah yang akan dicapai. Apalagi jika sistem ekonomi produktif yang berbasis komunitas lokal tersebut berbasis pada kekuatan diri sendiri yang sudah ada, 55 Cahyono, Nur Edi. Pola Kebijakan Pengurus Credit Union Angudi Laras tahun buku 2013. Purworejo: Credit Union Angudi Laras, 2013, hlm. 8. 56 Wawancara dengan Ibu Maria Ch Manager CU Angudi Laras Purworejo, tgl. 24 Maret 2014, jam 13.00 WIB 30 tidak mengandalkan belas kasihan dari komunitas lain Self-Financing . Namun sebuah harapan besar dan hal-hal yang sulit akan dicapai dengan di mulai dari satu langkah kecil dan sederhana. Warga jemaat sumberdaya yang telah ada yang peduli ambil bagian dan yang mempunyai kapabilasmengerti tentang kegiatan ekonomi, juga dilibatkan dalam proses pembentukan Credit Union Angudi Laras, sekaligus menjadi anggota mula-mula. 57 Sebagai salah satu inisiator berdirinya Credit Union Angudi Laras, GKJ Purworejo terus mendorong agar semua jemaat, khususnya golongan ekonomi menengah ke bawah untuk menjadi anggota Credit Union. Hal ini memang belum seluruh warga jemaat GKJ Purworejo yang termasuk kategori tersebut mau bergabung dengan Credit Union Angudi Laras. Jika dilihat dari data yang ada, baru 235 orang dari 1268 total warga GKJ Purworejo yang menjadi anggota Credit Union Angudi Laras 18,8, atau 235 dari 1.011 warga dewasa 23.2 warga dewasa. Melihat angka-angka ini merupakan potensi yang besar untuk mengembangkan Credit Union Angudi Laras, untuk berkembang lebih besar lagi. Apalagi jika dilihat dalam 3 tahun saja, asset yang dimiliki oleh Credit Union Angudi Laras sudah bertumbuh menjadi Rp2.695.687.140,00 dengan pendapatan bulanan yang terus meningkat. Salah satu keuntungan dari nyata dari adanya Credit Union Angudi Laras bagi warga GKJ Purworejo adalah tidak jatuhnya warga jemaat ke jeratan rentenir atau lembaga keuangan yang menereapkan bunga pinjaman yang tinggi 4 tetap flat dari total pinjaman, atau bahkan lebih besar lagi. Juga berkurangnya praktek hutang-menghutang antar warga jemaat yang berpotensi timbulnya perpecahan antar warga jemaat jika si penghutang tidak segera melunasi hutangnya. Jika diadakan penelitian, mungkin adanya Credit Union Angudi Laras ini juga memberi kontribusi yang signifikan dalam meningkatkannya jumlah persembahan gereja, namun hal ini perlu diadakan penelitian lebih lanjut dan mendetail. 58 Hal penting yang harus dilakukan GKJ Purworejo adalah terus menerus mendorong warga jemaatnya agar mau dan segera bergabung dengan menjadi anggota Credit Union Angudi Laras, agar warga jemaat mandiri dalam hal ekonomi bahkan mengarah kepada pertumbuhan ekonomi kreatif. Jika dilihat tren kenaikan jumlah asset dan pendapatan, dengan anggota yang masih relatif kecil maka, jika semakin banyak orang terlibat dalam Credit Union Angudi Laras tentu akan meningkatkan asset maupun pendapatannya. Jika demikian, minimal akan lebih banyak warga jemaat maupun warga masyarakat yang lebih pintar dalam hal keuangan. Melihat adanya animo untuk menjadi anggota Credit Union dari warga non-kristiani sudah ada yaitu sebanyak 14,1 anggota yang beragama Muslim Tabel 1.4., maka tidak menutup kemungkinan, bahwa kelak Credit Union fungsinya juga akan dapat dirasakan 57 Wawancara dengan Maria Ch Manager CU Angudi Laras Purworejo, tgl. 24 Maret 2014, jam 13.00 WIB. 58 Wawancara dengan Pdt. Eko Lukas Sukoco Pendeta GKJ Purworejo, tgl. 20 Maret 2014, jam 11.15 WIB. 31 komunitas lain di luar tubuh gereja. Ini juga berarti akan membawa keluar semangat inklusif ke-Kristen-an dari sekedar pelayanan internal komunitas. Bahkan kenyataan ini adalah kabar sukacita dari komunitas Credit Union yang semula berbasis komunitas warga gereja dengan ruh teologi gereja, dapat dinikmati oleh komunitas lain diluar tubuh gereja. Bukankah ini merupakan ’terang gereja’ bagi komunitas lain? Menariknya, GKJ Purworejo adalah satu dari 319 GKJ dalam lingkup Sinode GKJ, yang berani membawa pemikiran ekonomi dalam tataran praktis operasional ke tengah kehidupan gereja. Jika saja 318 gereja GKJ lainnya yang ada dalam lingkup Sinode GKJ melakukan hal yang sama, maka hal ini akan menjadi potensi pembelajaran bersama dalam upaya nyata gereja dalam menyikapi kemiskinan serta tindakan meningkatkan kesejahteraan warga gereja pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. GKJ Purworejo bersama- sama dengan GKJ se-Klasis Purworejo Klasis yang mempunyai persembahan terkecil se- Sinode GKJ, mulai menyuarakan Credit Union bagi 31 Klasis lain di lingkup Sinode GKJ, baik melalui siomposium, seminar, lokakarya, maupun kegiatan promorsi Credit Union melalui jejaring media sosial melalui internet.

V.2. Kendala yang dihadapi

Penolakan dari intern warga jemaat GKJ Purworejo sendiri atau kampanye negatif kampanye pesimistif dari para pelaku renten rentenir dan dari beberapa anggota jemaat juga muncul, terutama dari warga jemaat yang bekerja di kalangan perbankan atau koperasi atau lembaga keuangan, yang memandang Credit Union Angudi Laras justru akan berpotensi mengurangi keuntungan lembaga keuangan tempat jemaat tersebut bekerja. Pendeta GKJ Purworejo menyikapi ini dengan melakukan pendekatan dan dialog, bahwa Credit Union Angudi Laras adalah ditujukan untuk membangun dan mendidik ekonomi produktif golongan kelas bawah ekonomi lemah, sementara perbankan saat ini justru sangat dibutuhkan untuk golongan ekonomi menengah ke atas. 59 Di samping hal tersebut kendala lainnya adalah tingkat kepercayaan warga yang masih menganggap bahwa Credit Union adalah penjelmaan ’koperasi lama’ yang pernah ada atau mirip dengan lembaga keuangan mikro lainnya. Hal ini kemudian disikapi oleh Pendeta, Pengurus, maupun para anggota Credit Union Angudi Laras yang telah tertolong dengan adanya Credit Union ini. Para anggota yang telah menikmati manfaat Credit Cnion ini memberi kesaksian tentang keuntungan-keuntungan yang didapatnya, hal inilah yang akan membuat promorsi Credit Union berdasarkan kesaksian dari mulut ke mulut. 60 59 Wawancara dengan Pdt. Eko Lukas Sukoco Pendeta GKJ Purworejo, tgl. 20 Maret 2014, jam 11.45 WIB. 60 Wawancara dengan Pdt. Eko Lukas Sukoco Pendeta GKJ Purworejo, tgl. 20 Maret 2014, jam 11.45 WIB.