PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN SURAT KABAR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 PAGELARAN TAHUN AJARAN 2012/2013

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN SURAT KABAR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS

BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 PAGELARAN

TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh

ERLIZA SEPTIA NAGARA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran surat kabar dalam meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Pagelaran tahun ajaran 2012/2013. Metode yang digunakan adalah ex post facto. Populasi sebanyak 250 siswa. Sampel menggunakan proporsional random sampling sebanyak 154 siswa. Data tentang media pembelajaran surat kabar, motivasi dan aktivitas diperoleh melalui angket, sedangkan data prestasi belajar melalui dokumentasi. Pengujian hipotesis menggunakan analisis jalur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan:

(1) pemanfaatan media pembelajaran surat kabar terhadap motivasi; (2) pemanfaatan media pembelajaran surat kabar terhadap aktivitas; (3) motivasi terhadap prestasi belajar Ekonomi; (4) aktivitas terhadap prestasi belajar Ekonomi; (5) pemanfaatan media pembelajaran surat kabar terhadap prestasi belajar Ekonomi; (6) pemanfaatan media pembelajaran surat kabar dan motivasi terhadap prestasi belajar; (7) pemanfaatan media pembelajaran surat kabar dan aktivitas terhadap prestasi belajar


(2)

ABSTRACT

The Utilization Instructional Media Newspapers Effect in Increasing Motivation and Learning Activities On Learning Achievement

Economics Student Class X SMA Negeri 1 Pagelaran 2012/2013

By

ERLIZA SEPTIA NAGARA

This research aims to determine the utilization of instructional media newspapers effect in increasing motivation and activities on learning achievement economics student class X SMA Negeri 1 Pagelaran. The method is ex post facto. The population 250 students with a sample size of 154 students, taken with the proporsional random sampling. Research data related to the utilization of instructional media newspapers, motivation and activities is obtained through a questionnaire, while the learning achievement is documentation. Hypothesis was analized using path analysis.

The results showed that there was a significant effect of: (1) utilization of instructional media newspapers on motivation; (2) utilization of instructional media newspapers on activity; (3) motivation on learning achievement; (4) activities on learning achievement; (5) utilization of instructional media newspapers on learning achievement; (6) utilization of instructional media newspapers and motivation on learning achievement; (7) utilization of instructional media newspapers and activities on learning achievement.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Desa Gumukmas Kecamatan Pagelaran pada tanggal 5 September 1985. Anak pertama dari empat saudara dari pasangan ibu Ermawati dan Bapak Drs. Firdaus Efendi.

Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) Dharma Wanita Gumukmas diselesaikan tahun 1991, Sekolah Dasar (SD) di selesaikan di SD Negeri 2 Patoman pada tahun 1997, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP Negeri 1

Patoman diselesaikan tahun 2000, dan Sekolah Menengah Umum (SMU) di SMU Negeri 1 Pagelaran diselesaikan pada tahun 2003. Kemudian melanjutkan

pendidikan di Universitas Lampung di Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan IPS program Studi Pendidikan Ekonomi diselesaikan

tahun2008. Pada tahun 2009 melanjutkan studi S-2 di FKIP Universitas Lampung Program Studi Magister Pendidikan IPS.


(8)

MOTO

Tanda-Tanda Kebahagiaan Adalah:

Tiap bertambah ilmunya, bertambah pula rendah hatinya Tiap bertambah amalnya, bertambah pula takutnya kepada

Allah

Tiap bertambah umurnya, beranngsur berkurang loba’nya terhadap dunia

Tiap bertambah harta dan kekayaannya, bertambah pula pemurahnya

Tiap bertambah pangkat dan kedudukannya, bertambah dekat pula kepada orang banyak


(9)

SAN WACANA

Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Dengan

terselesaikannya tesis ini, maka peneliti dalam kesempatan ini mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M. S selaku direktur pascasarjana Universitas Lampung

2. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan FKIP Universitas Lampung 3. Bapak Dr.H. Pargito, M. Pd selaku Ketua Program Pasca Sarjana Pendidikan

IPS FKIP Universitas Lampung

4. Ibu Dr. Adelina Hasyim selaku pembimbing I yang telah memberikan ide, bimbingan, pengarahan, motivasi dan saran-saran yang sangat berguna dalam menyelesaikan tesis ini.

5. Bapak Dr. M. Thoha BS Jaya, M.S, selaku pembimbing II yang telah memberikan ide, bimbingan, pengarahan, motivasi dan saran-saran yang sangat berguna dalam menyelesaikan tesis ini.

6. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S, selaku pembahas I pada seminar hasil yang telah banyak memberikan masukan dan saran

7. Bapak Dr. H. Pargito M.Pd, selaku pembahas II pada seminar hasil yang telah banyak memberikan masukan dan saran


(10)

Lampung yang dengan tulus memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis

9. Papa dan mama, adinda ku Igestiyana Puspa Sari, Novita Asma Ilahi, Muhammad Afdhal Dinil Haq, atas support dan doa nya

10.Rekan-rekan mahasiswa pascasarjana Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung atas kebersamaan yang inah, dorongan serta bantuan selama menempuh pendidikan

11.Seluruh staf tata usaha Program Pasca Sarjana yang telah membantu peneliti yang berkaitan dengan keperluan selama berada di kampus

12.Bapak Drs. Hasan Pauzi, S. Pd., M. M selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Pagelaran

13.Bapak/Ibu guru, staf TU, dan siswa-siswi SMANSAPA atas kerjasamanya 14.Teman-teman seperjuangan yang selalu memberi motivasi dan bantuan

15.Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tesis ini. Jika kalian tidak menemukan nama kalian tertulis disini, semoga segala sesuatu yang telah diberikan engan tulus kepada penulis menapat imbalan dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa tesis ini jauh dari sempurna, karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di kemudian hari. Semoga tesis yang sederhana ini bermanfaat

Bandar Lampung, Juli 2014 Penulis


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN JUDUL……… iv

RIWAYAT HIDUP ... v

MOTTO ... vi

SANWACANA ... vii

DAFTAR ISI……… viii

DAFTAR TABEL……… ix

DAFTAR GAMBAR……… x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

I. PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Identifikasi Masalah……… 7

C. Pembatasan Masalah……….. 7

D. Rumusan Masalah……… 8

E. Tujuan Penelitian……… 9

F. Manfaat Penelitian………. 10

G. Ruang Lingkup Penelitian……….. 10

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN………. 13

A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar dan pembelajaran………..………. 13

2. Pembelajaran ekonomi dalam IPS…………..………... 25

3. Prestasi belajar mata pelajaran ekonomi ………. 30

4. Aktivitas belajar...………..….. 33

5. Teori motivasi………...………. 36

6. Motivasi Belajar………... 39

7. Media pembelajaran surat kabar……….. 45

8. Surat kabar sebagai media pembelajaran………. 48

9. Pengaruh Motivasi terhadap Prestasi... 52

10.Pengaruh aktivitas terhadap prestasi... 53

B. Penelitian yang Relevan……….……… 54

C. Kerangka Pikir………... 55

D. Hipotesis……… 57

III. METODE PENELITIAN ...………... 58

A. Pendekatan penelitian………..….. 58

B. Tempat dan waktu penelitian... 59

C. Populasi dan sampel …………...……… 59

D. Teknik pengambilan sampel...………..…. 61


(12)

G. Teknik Pengumpulan Data…………..……….... 64

H. Uji Persyaratan Instrumen..……….……… 65

I. Teknik Analisis Data/………..….……….. 70

J. Uji asumsi klasik……… 72

K. Pengujian hipotesis……… 74

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……….……… 76

A. Deskripsi data... 76

B. Uji persyaratan... 84

1. Uji Normalitas…………...………... 84

2. Uji Homogenitas... 85

3. Uji Keberartian dan Kelinieran... 86

4. Uji Multikolinieritas... 90

5. Uji Autokorelasi... 91

C. Analisis data ... 92

D. Uji Hipotesis... 95

1. Pengujian hipotesis pertama... 95

2. Pengujian hipotesis kedua... 97

3. Pengujian hipotesis ketiga... 98

4. Pengujian hipotesis keempat... 99

5. Pengujian hipotesis kelima... 100

6. Pengujian hipotesis keenam... 102

7. Pengujian hipotesis ketujuh... 103

E. Pembahasan... 104

1. Pengaruh pemanfaatan media pembelajaran surat kabar terhadap motivasi belajar……….…. 104

2. Pengaruh pemanfaatan media pembelajaran surat kabar terhadap aktivititas belajar……….. 106

3. Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar ekonomi………... 108

4. Pengaruh aktivitas belajar terhadap prestasi belajar ekonomi………...… 109

5. Pengaruh pemanfaatan media pembelajaran surat kabar terhadap prestasi Belajar ekonomi……… 111

6. Pengaruh pemanfaatan media pembelajaran surat kabar dan Motivasi terhadap prestasi belajar ...…... 113

7. Pengaruh pemanfaatan media pembelajaran surat kabar dan Aktivitas terhadap prestasi belajar ...………. 114

F. Keterbatasan Penelitian... 116

V. KESIMPULAN DAN SARAN……….. 117

A. Kesimpulan……… 117

B. Saran……….. 118 DAFTAR PUSTAKA


(13)

DAFTAR TABEL

Halaman 1.1 Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X di

SMA Negeri 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 2

3.1 Proporsi Sampel Penelitian Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Pagelaran .. 59

3.2 Definisi Operasional Dalam Penelitian ... 60

3.3 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Variabel Pemanfaatan Media Pembelajaran Surat Kabar ... 64

3.4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Variabel Motivasi Belajar ... 65

3.5 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Variabel Aktivitas Belajar... 65

3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrument Pemanfaatan Media Pembelajaran 3.7 Surat Kabar... 67

3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrument Motivasi Belajar ... 67

3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrument Aktivitas Belajar ... 67

4.1 Daftar Sarana Dan Prasarana Pendidikan SMA Negeri 1 Pagelaran ... 77

4.2 Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Media Pembelajaran Surat Kabar ... 79

4.3 Kategori Pemanfaatan Media Pembelajaran Surat Kabar ... 80

4.4 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar ... 81

4.5 Kategori Motivasi Belajar ... 81

4.6 Distribusi Frekuensi Aktivitas Belajar ... 82

4.7 Kategori Aktivitas Belajar... 83

4.8 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Ekonomi... 84

4.9 Kategori Prestasi Belajar Ekonomi ... 84

4.10 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Variabel Pemanfaatan Media Pembelajaran Surat Kabar, Motivasi Belajar, Aktivitas Belajar, dan Prestasi Belajar Ekonomi ... 85

4.11 Uji Homogenitas ... 86

4.12 Hasil Uji Kelinieran X1. ... 86

4.13 Hasil Uji Keberartian ... 87

4.14 Hasil Uji Kelinieran X2... .. 88

4.15 Hasil Uji Keberartian……… ... 88

4.16 Hasil Uji Kelinieran X3……… ... 89

4.17 Hasil Uji Keberartian……… ….. ... 90

4.18 Hasil Uji Multikolinearitas... ... 90

4.19 Hasil Uji Autokorelasi………... 91


(14)

4.22 Hasil Uji Hipotesis Ketiga ... 98

4.23 Hasil Uji Hipotesis Keempat ... 99

4.24 Hasil Uji Hipotesis Kelima ... 100

4.25 Hasil Uji Hipotesis Keenam ... 101


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kisi-Kisi Angket 2. Angket

3. Data Uji Coba Angket Pemanfaatan Media Pembelajaran Surat Kabar 4. Data Uji Coba Angket Motivasi Belajar

5. Data Uji Coba Angket Aktivitas Belajar 6. Rekapitulasi Hasil Penelitian

7. Hasil Uji Validitas X1 8. Hasil Uji Validitas X2 9. Hasil Uji Validitas X3 10.Hasil Uji Reliabilitas X1 11.Hasil Uji Reliabilitas X2 12.Hasil Uji Reliabilitas X3 13.Uji Normalitas

14.Uji Homogenitas 15.Uji Linieritas X1 16.Uji Linieritas X2 17.Uji Linieritas X3 18.Uji Multikolinieritas 19.Uji Autokorelasi

20.Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Surat Kabar Terhadap Motivasi Belajar

21.Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Surat Kabar Terhadap Aktivitas Belajar

22.Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi 23.Pengaruh Aktivitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi

24.Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Surat Kabar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi

25.Pengaruh Media Pembelajaran Surat Kabar dan Motivasi terhadap Prestasi Belajar

26.Pengaruh Media Pembelajaran Surat Kabar dan Aktivitas terhadap Prestasi Belajar


(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Diagram kerangka fikir ………...………….. .54 Gambar 4.1. Model diagram jalur berdasarkan paradigma penelitian ..…….……. 92 Gambar 4,2, Diagram jalur X1 dan X2 terhadap Y ..………..……….. 93 Gambar 4.3. Diagram jalur X1 dan X3 terhadap Y ... 94


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Prestasi belajar yang dicapai siswa memiliki tingkatan yang berbeda-beda, ada yang tinggi,sedang dan rendah. Jika prestasi belajar siswa tinggi menunjukkan keberprestasian dalam kegiatan belajar dan sebaliknya jika prestasi belajar rendah menunjukkan tujuan belajar belum tercapai. Hal ini didukung oleh pendapat Djamarah (2006:128) apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% dikuasai siswa maka prestasi siswa pada mata pelajaran tersebut belum tuntas.

Selama ini pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Pagelaran masih memperoleh hasil yang kurang maksimal. Ini terlihat pada keberhasilan belajar siswa dalam mencapai tujuan pelajaran. Prestasi belajar siswa mayoritas masih di bawah KKM yang telah ditentukan sekolah.

Berikut ini data prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi kelas X di SMA Negeri 1 Pagelaran tahun pelajaran 2012/2013


(18)

Tabel 1.1 Prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Pagelaran tahun pelajaran 2012/2013

Rentang Nilai Frekuensi Persentase Keterangan > 65

< 65

107 143

42,8 57,2

Tuntas Belum Tuntas

250 100,00

Sumber: SMA Negeri 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2012/2013

Kriteria yang dijadikan pedoman dalam menentukan ketuntasan belajar siswa ( KKM ) mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1Pagelaran adalah 65. Jika siswa memperoleh nilai minimal 65 maka siswa tersebut dianggap tuntas dan sebaliknya jika siswa memperoleh nilai < 65 , maka siswa tersebut dianggap belum tuntas.

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa persebaran nilai siswa tidak merata, yaitu terdapat 143 siswa atau 57,2 % yang mendapat nilai dibawah 65 atau dinyatakan belum tuntas, sedangkan sebanyak 107 siswa atau 42,8 % siswa yang dinyatakan tuntas atau mendapat nilai diatas 65 pada mata pelajaran Ekonomi. Karena mengingat adanya perbedaan dari setiap individu baik motivasi, minat, aktivitas, cita-cita, lingkungan keluarga, dan lain-lain yang dimiliki setiap siswa akan mengakibatkan prestasi belajar yang diperoleh siswa berbeda-beda pula. Terjadinya perbedaan ini tentu saja dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya media pembelajaran yang digunakan, motivasi, dan aktivitas belajar siswa.

Seharusnya dapat kita pahami dalam strategi pembelajaran, guru mengajar dan siswa belajar adalah dua proses atau jalan yang berbeda, artinya ketika guru mengajar belum tentu siswa belajar. Ketika siswa banyak melakukan


(19)

aktivitas, itulah sebenarnya saat siswa belajar. Proses pegetahuan dan pembelajaran akan berhasil apabila waktu terlama difokuskan pada kondisi siswa beraktivitas, bukan pada kondisi guru mengajar. Keberhasilan pembelajaran juga lebih cepat terwujud apabila dilakukan dengan suasana yang menyenangkan. Biasanya guru menganggap bahwa tugas guru adalah mengajar dan siswa adalah belajar ada pada satu proses. Sebagian guru menganggap bahwa metode ceramah dalam proses pembelajaran yang berlangsung menghabiskan 80% waktu pelajaran di kelas itu diperhatikan dan didengar oleh para siswa. Mungkin awalnya siswa terlihat antusias lalu perlahan-lahan mulai kehilangan minat. Kebosanan muncul karena mereka merasa diminta mendengar ceramah gurunya dan pada akhirnya kebanyakan siswa berbincang dengan temannya, melamun, bahkan sering izin keluar dengan berbagai alasan, sebagian siswa yang lain tertidur dan dapat ditebak oleh siswa di akhir pembelajaran guru pasti memberikan tugas pekerjaan rumah (PR) yang diambil dari LKS. Karena aktivitas siswa yang rendah itu, sehingga menyebabkan minat belajar dan prestasi belajar yang diperoleh juga menjadi rendah.

Terkait dengan hal tersebut guru selaku pendidik tentunya mempunyai tugas yang harus dilaksanakan sesuai dengan tuntutan profesinya yaitu mendesain sedemikian rupa cara mengajarnya untuk dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran. Selain itu guru berperan sebagai: sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing dan evaluator.


(20)

Sebagai motivator guru harus mampu membangkitkan motivasi siswa agar aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berhasil dengan baik. Seorang guru harus berusaha membuat siswa tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan. Ketertarikan siswa pada suatu pelajaran sangat bergantung pada metode, media dan strategi guru dalam pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran yang tepat akan mampu menarik perhatian siswa dalam pembelajaran.

Berkembangnya teknologi informasi yang begitu pesat hendaknya mampu dimanfaatkan untuk dijadikan media pembelajaran khususnya oleh guru mata pelajaran ekonomi, karena dengan kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi informasi diyakini akan mampu merubah kegiatan pembelajaran menjadi lebih variatif sehingga berdampak pada penyampaian materi pelajaran yang tidak lagi monoton dan membosankan serta mampu meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa pada pelajaran tersebut. Kegiatan pembelajaran itu sendiri merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan merupakan wujud dari ketrampilan seorang guru khususnya ketrampilan dalam mengajar. Untuk pencapaian hal tersebut maka guru harus mampu memanfaatkan teknologi informasi melalui media yang ada sebagai bagian dari sumber pembelajaran.

Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah media surat kabar. Pemberian tugas kepada siswa menggunakan surat kabar dapat menciptakan situasi belajar yang menyenangkan. Dengan pemanfaatan media pembelajaran surat kabar diharapkan dapat mendorong siswa untuk lebih giat


(21)

belajar, baik di sekolah maupun dirumah. Pemanfaatan media surat kabar juga diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa dalam belajar. Jika motivasi dan aktivitas siswa dalam belajar mengalami peningkatan, diharapkan prestasi belajarnyapun akan meningkat.

SMA Negeri 1 pagelaran memiliki 55 guru yang mengajar pada mata berbagai mata pelajaran. Rincian jumlah guru tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.2 Daftar Guru Mata Pelajaran di SMA Negeri 1 Pagelaran

No Mata Pelajaran Jumlah Guru

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Matematika Biologi Fisika Kimia Ekonomi Sejarah Geografi Ppkn Sosiologi Tata Negara Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Jepang Bahasa Jerman Agama Islam Olahraga Kesenian Bimbingan Konseling Komputer 6 4 4 3 5 3 2 2 2 1 7 5 1 1 2 3 1 6 2

Jumlah 55

Berdasarkan tabel di atas, guru yang menggunakan media dalam pembelajaran baru beberapa guru mata pelajaran saja. Mata pelajaran yang menggunakan media pembelajaran adalah mata pelajaran bahasa, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Jerman dan Bahasa Inggris. Guru mata pelajaran tersebut lebih


(22)

nyaman menggunakan media pembelajaran surat kabar dibandingkan dengan mengajar secara konvensional (ceramah). Menurut guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media pembelajaran surat kabar terdapat banyak artikel yang dapat digunakan dalam pembelajaran, sedang guru Bahasa jerman dan Bahasa Inggris menggunakan media pembelajaran surat kabar pada saat materi menterjemahkan (translate) disamping mencari aartikel yang sesuai dengan materi. Guru mata pelajaran lainnya lebih senang menggunakan cara konvensional, dimana guru memberikan materi secara ceramah kemudian siswa diberi tugas menngerjakan LKS yang dipegang oleh masing-masing siswa. Menurut beberapa guru mata pelajaran lain, menggunakan media pembelajaran justru lebih ribet, siswapun terkadang kurang jelas dalam menerima pelajaran.

Guru mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Pagelaran belum satupun menggunakan media dalam pembelajaran dikelas. Pembelajaran masih berlangsung secara konvensional dan mengerjakan LKS. Melihat tingkat prestasi belajar siswa yang masih rendah, terlihat dari masih banyaknya siswa yang memiliki prestasi belajar di bawah KKM, dan belum adanya media pembelajaran yang dipakai pada mata pelajaran Ekonomi, maka peneliti melakukan penelitian ini untuk mengetahui apakah pemanfaatan media pembelajaran surat kabar dapat mempengaruhi prestasi belajar Ekonomi siswa melalui motivasi dan aktivitas belajar siswa.


(23)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah penelitian dapat di identifikasi sebagai berikut:

1 Nilai mata pelajaran Ekonomi masih dibawah KKM.

KKM pada mata pelajaran Ekonomi adalah 65. Dari tabel 1 di atas, dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai di atas 65 atau lulus KKM adalah sebesar 42,8% atau berjumlah 107 siswa, sedang siswa yg mendapat nilai di bawah KKM sebesar 57,2% atau berjumlah 143 siswa.

2 Rendahnya kegiatan belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi.

Hal ini terlihat pada sikap dan tingkah lraku siswa yg kurang bersemangat, tidak menyimak pelajaran, mengantuk, lesu, mengobrol di kelas, malas bertanya atau menjawab pertanyaan, siswa sering izin keluar, dan siswa senang bergurau dengan teman sebangku, sehingga sering terjadi kegaduhan.

3 Belum maksimalnya penggunaan media pembelajaran surat kabar pada mata pelajaran Ekonomi.

4 Jumlah surat kabar yang digunakan sebagai media pembelajaran masih terbatas/sedikit.

C. Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan peneliti, baik waktu, biaya, pikiran, dan tenaga, maka penelitian ini dibatasi pada kajian tentang pengaruh pemanfaatan media pembelajaran surat kabar dalam meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Pagelaran tahun ajaran 2012/2013.


(24)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian adalah rendahnya prestasi belajar pelajaran ekonomi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Pagelaran. Dengan demikian, permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1 apakah ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran surat kabar dalam meningkatkan motivasi belajar?

2 apakah ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran surat kabar dalam meningkatkan aktivitas belajar?

3 apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar? 4 apakah ada pengaruh aktivitas belajar terhadap prestasi belajar?

5 apakah ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran surat kabar terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Pagelaran tahun ajaran 2012/2013?

6 Apakah ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran surat kabar dan motivasi terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Pagelaran tahun ajaran 2012/2013?

7 Apakah ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran surat kabar dan aktivitas terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Pagelaran tahun ajaran 2012/2013?

Atas dasar permasalahan tersebut di atas, judul penelitian ini adalah

“Pengaruh pemanfaatan media pembelajaran surat kabar dalam meningkatkan


(25)

Ekonomi siswa kelas X di SMA Negeri 1 pagelaran tahun pelajaran

2012/2013”

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan:

1 Apakah ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran surat kabar dalam meningkatkan motivasi belajar.

2 Apakah ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran surat kabar dalam meningkatkan aktivitas belajar.

3 Apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar. 4 Apakah ada pengaruh aktivitas belajar terhadap prestasi belajar

5 Apakah ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran surat kabar terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Pagelaran tahun ajaran 2012/2013.

6 Apakah ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran surat kabar dan motivasi terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Pagelaran tahun ajaran 2012/2013.

7 Apakah ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran surat kabar dan aktivitas terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Pagelaran tahun ajaran 2012/2013.


(26)

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat: 1 Manfaat Teoritis

Memperkaya konsep-konsep pembelajaran Ekonomi yang termasuk dalam ragam Pendidikan IPS.

2 Manfaat Praktis

1 memberi sumbangan pengetahuan dalam memperluas kajian ilmu pendidikan khususnya yang menyangkut prestasi belajar Ekonomi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Pagelaran

2 memberi sumbangan bagi SMA Negeri 1 Pagelaran dalam meningkatkan prestasi belajar apabila ternyata prestasi belajar Ekonomi siswa rendah. Dengan demikian kepala sekolah dapat menentukan strategi apa yang akan digunakan.

3 Menjadi bahan pertimbangan bagi para pendidik khususnya di SMA Negeri 1 Pagelaran agar lebih berusaha meningkatkan penggunaan pemanfaatan media pembelajaran surat kabar di sekolah.

G. Ruang Lingkup Penelitian

1 Ruang Lingkup Obyek Penelitian

Ruang lingkup obyek penelitian ini adalah lingkungan belajar di sekolah, terutama melihat dan meneliti dari segi penggunaan media, motivasi, aktivitas, dan prestasi belajar Ekonomi


(27)

2 Ruang Lingkup Subyek Penelitian

Ruang lingkup subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X SMA Negeri 1 Pagelaran tahun ajaran 2012/2013.

3 Ruang Lingkup Tempat Penelitian

Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah di SMA Negeri 1 Pagelaran 4 Ruang Lingkup Waktu Penelitian

Ruang lingkup waktu penelitian adalah pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013.

5 Ruang Lingkup Ilmu Penelitian

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pengetahuan sosial khususnya pada mata pelajaran Ekonomi

6 Ruang Lingkup Penelitian IPS

Ruang lingkup kajian ilmu dalam penelitian ini adalah Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu kajian terpadu tentang ilmu sosial yang dikemas secara sosial, psikologis untuk tujuan pendidikan. Kajian IPS di tingkat SMA disajikan secara terpisah tetapi tetap memperhatikan keterkaitan denga ilmu sosial yang lainnya yang dipahami sebagai Ilmu Pengetahuan Sosial yang utuh.

Menurut Sapriya (2009: 13-14) dalam IPS terdapat 5 (lima) tradisi, yaitu: 1. IPS sebagai transmisi kewarganegaraan (social studies as a citizenship

transmission)

2. IPS sebagai ilmu-ilmu sosial (social studies as a social sciences) 3. IPS sebagai penelitian mendalam (social studies as a reflective inquiry) 4. IPS sebagai kritik kehidupan sosial (social studies as a social criticism)


(28)

5. IPS sebagai pengembangan pribadi individu (social studies as a personal development of the individual)

Berdasarkan kelima tradisi IPS di atas, maka penelitian ini masuk pada IPS sebagai pengembangan pribadi individu. Media pembelajaran sangat diperlukan dalam meningkatkan motivasi, aktivitas dan prestasi belajar ekonomi siswa. Pemanfaatan media pembelajaran mampu menarik perhatian siswa, sehingga siswa menjadi termotivasi dan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Ketertarikan siswa dalam pembelajaran menghasilkan berkembangnya cara berfikir dan pengetahuan yang dimiliki siswa, perkembangan pengetahuan tersebut dapat menyebabkan prestasi belajar siswa mengalami peningkatan pula.


(29)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTES PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

Untuk memperkuat dan mengarahkan penelitian ini, akan dibahas secara teoritis tentang:

1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Sebelum merancang pembelajaran, seorang guru harus menguasai sejumlah teori atau filsafat tentang belajar, termasuk beberapa pendekatan dalam pembelajaran.. Penguasaan teori itu dimaksudkan agar guru mampu mempertanggungjawabkan secara ilmiah perilaku mengajarnya di depan kelas.

Belajar seharusnya menjadi kegiatan yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling penting dalam upaya mempertahankan hidup dan mengembangkan diri. Dalam dunia pendidikan, belajar merupakan aktivitas pokok dalam penyelenggaraan proses belajar pembelajaran. Melalui belajar seseorang dapat memahami sesuatu konsep yang baru, dan atau mengalami perubahan tingkah laku, sikap, dan ketrampilan.


(30)

Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tersebut akan terlihat dalam seluruh aspek tingkah laku. Slameto (2003:2), menyatakan belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Thorndike dalam Uno (2007:11) menyatakan bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau gerakan) dan respon (yang juga bisa berupa pikiran, perasaan, atau gerakan). Jelasnya, perubahan tingkah laku yang dapat berwujud sesuatu yang konkret (dapat diamati) atau yang non konkret (tidak dapat diamati).

Wittig dalam Syah (2005:5), mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman. Sedang Winkel (1999:53) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan nilai sikap.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku baik dengan melihat, mendengar, mengamati atau berinteraksi dengan lingkungan sekitar yang menghasilkan perubahan yang tampak dalam peningkatan kualitas dan


(31)

kuantitas tingkah laku, seperti peningkatan pengetahuan, keterampilan, pemahaman, daya pikir dan sikap.

Belajar yang merupakan suatu kegiatan untuk mengubah tingkah laku subyek belajar, ternyata memiliki banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berada di luar individu yang sedang belajar. (Slameto, 2003:54)

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Slameto (2003:54) adalah sebagai berikut.

a. Faktor Intern

1. faktor Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh)

2. Faktor Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.

3. faktor Kelelahan b. Faktor Ekstern

1. Faktor keluarga (cara orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan Ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan).

2. Faktor sekolah (Metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin secular alat pelajaran, waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah). 3. Faktor Masyarakat (kegiatan siswa dalan masyarakat, mass media,

teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar terdiri dari faktor-faktor internal ( fisiologi, psikologis, dan faktor kelelahan), dan faktor eksternal (keluarga, sekolah dan masyarakat).


(32)

1.1. Pengertian Belajar

Terdapat banyak teori dalam belajar, namun tidak semua teori dipakai dalam penelitian ini. Adapun teori yang digunakan dalam penellitian ini adalah, sebagai berikut:

1 Teori Behaviorisme

Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu apabila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.

Hal ini mengandung makna bahwa belajar merupakan usaha manusia dalam rangka merubah pola pikir dan tingkah lakunya berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan interaksi dengan lingkungan sekitar sehingga terjadi adanya perubahan dalam dirinya baik dalam bentuk ketrampilan, pemahaman, pengetahuan, nilai, maupun sikap.

Oleh karena itu seseorang dikatakan sudah belajar apabila dia telah mampu menunjukan suatu perubahan pada dirinya. Bila seseorang tidak bisa menunjukkan suatu perubahan baik berupa tingkah laku atau sikap, maka dikatakan orang tersebut belum belajar.

Untuk mewujudkan suatu perubahan maka tidak terlepas dari peran serta siswa secara individu maupun kelompak, serta perannya


(33)

seorang guru dalam pembelajaran. Agar perubahan pada tingkah laku atau sikap siswa bersifat permanen sebagai hasil belajar, maka guru berupaya menekankan peran serta siswa secara aktif melalui pembelajaran kontektual dalam rangka membangun pemahaman dan memaknai suatu informasi pengetahuan sebagai hasil belajar.

Adapun ciri-ciri aliran Behaviorisme ini adalah : 1. Memerintahkan pengaruh lingkungannya

2. Mementingkan bagian-bagian daripada keseluruhannya 3. Mementingkan reaksi atau psikomotor

4. Mementingkan sebab-sebab masa lampau

5. Mengutamakan mekanisme terjadinya hasil belajar 6. Mementingkan pembentukan kebiasaan

7. Mengutamakan “trial and error” (Andi, 2009)

Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif. Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang tampak. Dalam teori belajar ini guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui simulasi. (Susanto, 2010)


(34)

2 Teori Kontruktivisme

Pengetahuan bukan suatu barang yang dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran seseorang kepada orang lain atau peserta didik. Bahkan ketika guru bermaksud memindahkan konsep, ide, nilai, norma, keterampilan dan pengertian kepada peserta didik, pemindahan itu harus diinterpretasikan dan dibentuk oleh peserta didik sendiri. Tanpa keaktivan peserta didik dalam membentuk pengetahuan, pengetahuan seseorang tidak akan terjadi. Dalam proses itu, menurut Glasersfeld (Sutarjo, 2010), diperlukan beberapa kemampuan sebagai berikut: (1) kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman, (2) kemampuan membandingkan, mengambil keputusan mengenai persamaan dan perbedaan, dan (3) kemampuan untuk lebih menyukai pengalaman yang satu daripada yang lain.

Pengetahuan tumbuh dan berkembang dari buah pikiran manusia melalui konstruksi berfikir, bukan melalui transfer dari guru kepada siswa. Oleh karena itu siswa tidak dianggap sebagai tabula rasa atau berotak kosong ketika berada di kelas. Ia telah membawa berbagai pengalaman, pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengkonstruksikan pengetahuan baru atas dasar perpaduan pengetahuan sebelumnya dan pengetahuan yang baru itu dapat menjadi milik mereka


(35)

Trianto (2009:113) menyatakan bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasi suatu informasi kompleks ke situasi lain, membangun sendiri pengetahuan melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar. Maksudnya adalah siswa harus belajar aktif untuk mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki oleh masing-masing siswa.

Selanjutnya, Lapono (2010:25) menyatakan bahwa konsep dasar teori belajar kontruktivisne adalah pengetahuan baru dikontruksi sendiri oleh peserta didik secara aktif berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya. Penekanan teori ini adalah lebih memberikan tempat kepada siswa dalam proses pembelajaran daripada guru. Guru tidak akan mampu memberikan semua pengetahuan kepada siswa. Siswa sendiri yang harus mengembangkan pengetahuan yang telah mereka dapatkan.

Oleh karena itu, siswa harus mengkontruksi pengetahuan itu sendiri baik melalui pemecahan masalah atau mengemukakan ide-ide pada materi yang dipelajari. agar dapat memberikan hasil yang memiliki makna terhadap siswa maka belajar hendaknya melibatkan siswa aktif melakukan kegitan, aktif berpikir, meyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari.

Menurut Suparno (Sutarjo, 2010) prinsip-prinsip konstruktivisme ialah sebagai berikut


(36)

maupun secara sosial

2.pengetahuan tidak dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali dengan keaktifan siswa sendiri untuk bernalar

3.siswa aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga terjadi perubahan konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah

4.guru berperan membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan mulus

Berikut ini ciri-ciri pembelajaran konstruktivis , yaitu :

a. Pengetahuan dibangun berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya

b. Belajar adalah merupakan penafsiran personal tentang dunia c. Belajar merupakan proses yang aktif dimana makna

dikembangkan berdasarkan pengalaman

d. Pengetahuan tumbuh karena adanya perundingan (negosiasi) makna melalui berbagai informasi atau menyepakati suatu pandangan dalam berinteraksi atau bekerja sama dengan orang lain

e. Belajar harus disituasikan dalam latar (setting) yang realistik, penilaian harus terintegrasi dengan tugas dan bukan merupakan kegiatan yang terpisah. (Yuleilawati, 2004:54)

Belajar dengan kontruktivisme adalah belajar yang melibatkan siswa secara aktif ikut serta dalam pembelajaran, baik dalam bentuk belajar


(37)

melalui pemecahkan masalah maupun dalam diskusi untuk mengemukakan ide-ide tentang materi yang sedang dipelajari. Kontruktivisme memfokuskan pada peran siswa secara individu untuk membangun struktur kognitif mereka ketika menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pada situasi belajar tertentu.

Hal ini siswa akan belajar secara aktif mengamati suatu hal mengenai materi pelajaran, kemudian dengan diskusi siswa mencoba memecahkan masalah yang diamati yang dikaitkan dengan kondisi nyata pada diri siswa, sehingga siswa mampu mengemukakan ide-ide dalam upaya pemecahan masalah tersebut. Ini sesuai dengan filsafah konstruktivisme Mark Baldwin dan diperdalam oleh Jean Piaget dalam Sanjaya (2006: 13), menyatakan bahwa “Pengetahuan itu terbentuk bukan hanya dari objek semata, tetapi juga dari kemampuan individu sebagai subjek yang menangkap setiap objek yang diamatinya.

1.2. Pengertian Pembelajaran

Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain, sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas.


(38)

Hamalik (2001:54), pembelajaran adalah suatu sistem yang luas yang mengandung banyak aspek di dalamnya, diantaranya: a) profesi guru, b) pertumbuhan siswa sebagai organisme yang sedang berkembang, c) tujuan pendidikan dan pengajaran, d) kurkulum sekolah, e) perencanaan pengajaran, f) bimbingan sekolah, g) hubungan dengan masyarakat dan lembaga-lembaga. Oleh karena itu pembelajaran merupakan sistem yang melibatkan berbagai aspek yang luas, bukan hanya guru, siswa, tujuan pembelajaran, tetapi juga hubungan dengan masyarakat dan lembaga-lembaga yang ada di sekitarnya untuk mencapai tujuan pendidikan.

Faturrohman (2007:13) menyatakan bahwa pembelajaran adalah mengandung sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan pembelajaran, metode, alat, sumber, dan evaluasi. Sedang Trianto (2009:17), pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yaitu usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa pembelajaran adalah suatu sistem yang kompleks yang didalamnya terkandung banyak aspek. Tidak hanya guru, siswa, bahan, alat, materi, sumber dan evaluasi, tetapi juga menyangkut hubungan dengan


(39)

lembaga-lembaga yang ada di sekitarnya untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

1.3. Pengertian Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Menurut Banks (1990:3) mengenai IPS adalah: "The social studies is that part of elementary and high school curriculum which has the primary responsibility for helping students to develop the knowledge, skills, attitudes, and values needed to participate in the civic life of their local communities, the nation, and the world. While the other curriculum areas also help students to attain some skills needed to participate in a democratic society, the social studies is the only area that has the development of civic competencies and skills as its primary goal."

Pendidikan ilmu pengetahuan sosial adalah bagian dari kurikulum sekolah dasar dan sekolah menengah yang memiliki tanggung jawab utama untuk membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, bangsa, dan dunia. Sementara bidang kurikulum lainnya juga membantu siswa untuk mencapai beberapa keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam masyarakat demokratis, pendidikan ilmu pengetahuan sosial adalah satu-satunya daerah yang memiliki pengembangan kompetensi dan keterampilan sebagai tujuan utamanya.

National Council for Social Studies (NCSS) dalam Somantri (2001:73), the term social studies is used to include history, economics, anthropology, sociology, civics, geography, and all modifications of subject whose content as well as aim is social. In all content definitions, the social studies is conceived as the subject matter of the academic disciplines somehow simplified, adapted, modified, or selected for school instruction.


(40)

Yang termasuk dalam pendidikan ilmu pengetahuan sosial diantaranya adalah sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, kewarganegaraan, geografi, dan semua modifikasi subjek yang isinya serta tujuannya adalah sosial. Dalam semua definisi isi, studi sosial dipahami sebagai subyek dari disiplin akademis yang telah disederhanakan, disesuaikan, diubah, atau dipilih untuk instruksi sekolah.

Menurut Pargito (2010:18), Ilmu Pengetahuan Sosial adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penelitian dengan cakupan yang luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku dan interaksi manusia di masa kini dan masa lalu.

Somantri (2001:92) menyatakan bahwa pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (social studies) sebagai bentuk penyederhanaan, adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, pendidikan IPS adalah suatu program pembelajaran terpadu yang dikaji secara sistematik dari berbagai disiplin ilmu sosial, seperti: sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, geografi, dan kewarganegaraan, yang disajikan secara ilmiah untuk mencapai tujuan pendidikan. IPS juga memiliki tanggung jawab utama untuk membantu siswa dalam


(41)

mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat.

1.4. Pembelajaran Ekonomi dalam IPS

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ilmu Ekonomi adalah ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti hal keuangan, perindustrian, dan perdagangan) (Poerwodarminto, 2007:220). Sedang Paul A. Samuelson dalam Sukirno (2002:9) menyatakan bahwa ilmu Ekonomi adalah suatu studi mengenai bagaimana masyarakat menentukan pilihannya, baik dengan mengunakan uang atau tidak menggunakan uang, dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas dan memiliki alternatif penggunaan untuk menghasilkan barang kemudian mendistribusikannya baik untuk kebutuhan saat ini, atau besok kepada berbagai individu ataupun golongan masyarakat.

Mata pelajaran ekonomi pada tingkat pendidikan dasar sebagai bagian integral dari IPS. Pada tingkat menengah, ekonomi diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri. Mata pelajaran ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara


(42)

2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi

3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan Negara

4. Membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai ilmu-ilmu sosial mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk baik skala nasional maupun internasional.

Mata pelajaran ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan , meliputi kesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi dalam lingkungan terdekat hingga lingkungan terjauh, meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (1) perekonomian; (2) ketergantungan; (3) spesialisasi; (4) perkoperasian; (5) kewirausahaan; (6) akuntansi dan manajemen.

Keberadaan ilmu ekonomi sebagai suatu disiplin ilmu sangat diperlukan karena manusia selalu dihadapkan pada suatu pilihan dalam kehidupannya. Oleh karena itu, dalam pembelajaran ilmu ekonomi harus selalu berupaya membantu siswa agar dapat menggunakan konsep-konsep dalam ilmu ekonomi untuk menganalisis persoalan-persoalan ekonomi dan kemasyarakatan. Metode pemecahan masalah yang digunakan dalam pembelajaran ekonomi diturunkan dari metode-metode ilmiah yang menekankan


(43)

pada analisis atas dasar logika yang dapat diterapkan dalam pembelajaran ilmu ekonomi. Lima langkah pendekatan pemecahan masalah terdiri dari (1) mendefinisikan masalah; (2) menginventarisasi pilihan kebijakan atau keputusan yang mungkin dapat dilakukan; (3) menetapkan Kriteria atau tujuan dari alternative yang harus dicapai; (4) menganalisis konsekuensi dari setiap pilihan kebijakan atau keputusan, dengan menggunakan konsep-konsep ekonomi yang relevan dan menilai tiap pilihan sesuai dengan tujuan; (5) memutuskan alternative yang terbaik dan relative penting sesuai dengan hasil evaluasi mengenai tujua-tujuan yang berbeda. (Ekawati dan Zainuri, 2008)

Sesuai dengan isi yang terkandung dalam ekonomi, memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan karakteristik ilmu lainnya. Dengan memahami karakteristik yang terdapat pada setiap ilmu tertentu akan memudahkan kita untuk mempelajarinya. Beberapa karakteristik ilmu ekonomi tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Ilmu ekonomi berangkat dari fakta atau gejala ekonomi yang nyata. Kenyataan menunjukkan bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas sedangkan sumber-sumber ekonomi sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan jumlahnya terbatas/langka. Tidak terbatasnya kebutuhan manusia dan kelangkaan sumber ekonomi tersebut dapat dijumpai dimana-mana. Ilmu ekonomi mampu menjelaskan gejala-gejala tersebut sebab ilmu ekonomi dibangun dari dunia nyata.


(44)

2. Ilmu ekonomi mengembangkan teori-teori untuk menjelaskan fakta secara rasional. Agar manusia mampu membaca dan menjelaskan gejala-gejala ekonomi secara sistematis, maka disusunlah konsep dan teori ekonomi menjadi banngunan ilmu ekonomi. Selain mempunyai persyaratan sistematis, ilmu ekonomi juga memiliki persyaratan keilmuan yang lain yaitu obyektif dan mempunyai tujuan yang jelas.

3. Umumnya, analisis yang digunakan dalam ilmu ekonomi adalah metode pemecahan masalah. Metode pemecahan masalah cock digunakan dalam ilmu ekonomi sebab obyek dalam ilmu ekonomi adalah permasalahan dasaar ekonomi. Permasalahan dasar tersebut yaitu barang apa yang harus diproduksi, bagaimana cara memproduksi dan untuk siapa barang tersebut diproduksi. Ketiga permasalahan dasar tersebut pada intinya berangkat dari adanya kelangkaan sumber-sumber ekonomi.

4. Inti dari ilmu ekonomi adalah memilih alternative yang terbaik. Untuk mencapai kemakmuran manusia mempunyai banyak pilihan kegiatan. Namun, dari sekian banyak pilihan kegiatan tersebut dapat dianalisis secara ekonomi sehingga dapat ditentukan alternatif pilihan mana yang paling optimal baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Ilmu ekonomi dapat digunakan untuk menentukan alternative pilihan kegiatan ekonomi yang terbaik. 5. Lahirnya ilmu ekonomi karena adanya kelangkaan sumber pemuas


(45)

melimpah (tidak langka), maka ilmu ekonomi tidakdiperlukan lagi bagi kehidupan manusia. Demikian juga kalau penggunaan sumber ekonomi sudah tertentu (tidak dapat digunakan secara alternatif), ilmu ekonomi juga tidak diperlukan lagi. (Ekawati dan Zainuri, 2008)

Ditingkat Sekolah Menengah Atas pelajaran Ekonomi merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Sosial yang banyak mengalami perkembangan, hal ini didasari atas analisis dalam ilmu ekonomi yang lebih komplek dan memberi gambaran yang lebih lengkap mengenai kegiatan perekonomian baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta.

Dalam garis besarnya analisis-analisis yang terdapat dalam ilmu ekonomi dapat dibedakan dalam 2 bentuk yaitu :

1. Analisis teori mikro ekonomi. 2. Analisis teori makro ekonomi.

Bagian dari analisis ekonomi di atas merupakan isi dari

pembahasan pelajaran ekonomi pada tingkat Sekolah Menengah Atas khususnya pada kelas X dan XI. Hal ini dipertegas dalan buku pedoman khusus pengembangan silabus dan penilaian kurikulum 2004 Departemen Pendidikan Nasional Ditjen Dikdasmen menyebutkan karakteristik mata pelajaran ekonomi di tingkat Sekolah Menengah atas adalah sebagai berikut :


(46)

1. Mata pelajaran ekonomi berangkat dari fakta atau gejala ekonomi yang nyata

2. Mata pelajaran ekonomi mengembangkann teori-teori untuk menjelaskan fakta secara rasional

3. Analisis yang digunakan dalam ilmu ekonomi adalah metode pemecahan masalah

4. Inti dari permasalahan ekonomi adalah memilih alternative yang terbaik

5. Ilmu ekonomi lahir karena adanya kelangkaan sumber pemuas kebutuhan manusia.

Berdasarkan pembahasan pelaksanaan pembelajaran dan beberapa karakteristik yang terdapat pada ilmu ekonomi di atas, maka pembelajaran yang dilaksanakan harus memperhatikan karakteristik yang terdapat pada ilmu ekonomi. Pelaksanaan pembelajaran yang memperhatikan karakteristik ilmu yang bersangkutan, akam lebih memudahkan proses pembelajaran. Hal demikian akan menjadikan proses pembelajaran berlangsung secara optimal sehingga akan memberikan hasil belajar sebagaimana yang diharapkan.

2 Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang tentunya telah direncanakan terlebih dahulu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Tercapai atau tidaknya tujuan tersebut tergantung pada


(47)

bagaimana proses kegiatan tersebut. Begitu juga dalam belajar dan pembelajaran, tingkat keberhasilan dalam belajar tergantung pada bagaimana kegiatan belajar dan pembelajaran berlangsung. Untuk mengetahui baik tidaknya prestasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil belajarnya.

Rohani (2004:179), penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat hasil belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Dilanjutkan oleh Anwar (2005:8-9) yang menyatakan bahwa prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar.

Tu’u (2004:75) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan. Pada kesempatan yg sama, Tu’u (2004:75), menyatakan bahwa prestasi belajar ialah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.

Senada dengan Tu’u, Mappa (2001:2) menyatakan bahwa prestasi belajar

adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam suatu mata pelajaran tertentu dengan menggunaan tes standar sebagai alat pengukur keberhasilan siswa. Sedangkan Ngalim Purwanto (2001:25) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam jangka waktu tertentu.


(48)

Menurut Faturrahman (2007:113), keberhasilan atau kegagalan dalam proses belajar mengajar merupakan sebuah ukuran dalam proses pembelajaran. Apabila dirujuk pada rumusan operasional keberhasilan belajar, maka belajar dikatakan berhasil apabila diikuti ciri-ciri:

1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi,baik individu maupun kelompok 2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran khusus

(TPK) telah dicapai oleh siswa dengan baik secara individu maupun kelompok

3. Terjadinya proses pemahaman materi secara sekuensial (sequential) mengantrakan materi ke tahap berikutnya. Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan ruang lingkupnya, prestasi belajar dapat digolongkan pada beberapa jenis penilaian, yaitu a) tes formatif, b) tes sub formatif, c) tes sumatif.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh seseorang atau siswa dalam suatu mata pelajaran tertentu atas penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang ditunjukkan dalam bentuk nilai dan angka (huruf) yang didapat setelah siswa mengikuti tes yang diberikan guru dalam jangka waktu tertentu.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ilmu Ekonomi adalah ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti hal keuangan, perindustrian, dan perdagangan) (Poerwodarminto, 2007:220). Sedang Paul A. Samuelson dalam Sukirno (2002:9) menyatakan bahwa ilmu Ekonomi adalah suatu studi mengenai bagaimana masyarakat menentukan pilihannya, baik dengan mengunakan uang atau tidak menggunakan uang, dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas dan memiliki alternatif penggunaan untuk menghasilkan barang kemudian mendistribusikannya baik untuk


(49)

kebutuhan saat ini, atau besok kepada berbagai individu ataupun golongan masyarakat.

Berdasarkan definisi-definisi para pakar tentang prestasi belajar dan ilmu Ekonomi di atas, bahwa prestasi belajar Ekonomi adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang diberikan oleh guru selama mengikuti pelajaran Ekonomi yang dapat dilihat dalam bentuk angka atau nilai yang dihasilkan setelah mengerjakan tes atau tugas.

3 Aktivitas Belajar

Poerwadarminta (2007:26) mengemukakan bahwa aktivitas adalah suatu kegiatan yang diharapkan pada suatu tujuan, pada kegiatan ini individu terlebih dahulu meninjau tujuan yang akan dicapainya dan ia memeang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Lebih lanjut, Ibrahim (2003:27), Aktivitas merupakan salah satu hal yang menjadi ciri dari proses belajar mengajar di kelas. Belajar merupakan perbuatan dan sekaligus proses yang membuat anak didik aktif, sedang mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar. Dalam proses pembelajaran siswa yang menjadi subyek, merekalah pelaku kegiatan belajar. Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya merencanakan kegiatan belajar yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar. Aktivitas yang dilakukan siswa kendaknya menarik minat siswa, dibutuhkan dalam perkembangannya, serta bermanfaat bagi masa depannya.


(50)

Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada aktivitas yang dilakukan selama proses pembelajaran. Gie dalam Junaidi (2007) menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada sedikit atau banyaknya perubahan.

Aktivitas belajar dalam pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan Sadirman (2001:99) yang menyatakan bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak akan mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar. Selanjutnya, Sudjana (2005:105) mengungkapkan bahwa kegiatan atau aktivitas belajar sebagai proses terdiri atas 6 unsur, yaitu: tujuan belajar, peserta didik yang termotivasi, tingkat kesulitan belajar, stimulus dai lingkungan, peserta didik yang memahami situasi, dan pola respon peserta didik.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, bahwa aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-hari atau usaha yang dilakukan manusia untuk mencapai suatu tujuan. Aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh individu selalu berorientasi pada tujuan. Individu melakukan aktivitas apabila ada dorongan yang menuntutnya


(51)

untuk bertindak, sehingga aktivitas berfungsi untuk mendorong seseorang dalam melakukan kegiatan yang mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai. Sedang aktivitas belajar adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran agar mendapatkan pengetahuan atau kemahiran untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Aktivitas dalam proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar.

Aktivitas belajar yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran sangat beragam dan memiliki karakter tersendiri. Paul B. Dierich dalam Nasution (2004:9) membagi aktivitas belajar dalam delapan kelompok:

1. Kegiatan Visual (Visual Activities)

Membaca, melihat, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

2. Kegiatan Lisan (Oral Activities)

Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

3. Kegiatan Mendengarkan (Listening Activities) 4. Kegiatan Menulis (Writing Activities)

5. Kegiatan Menggambar (Drawing Activities) 6. Kegiatan Metrik (Motor Activities)

Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.

7. Kegiatan Mental (Mental Activities)

Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

8. Kegiatan Emosional (Emotional Activities)

Menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup, dan sebagainya.


(52)

Sesuai pendapat di atas, aktivitas belajar dibagi atas beberapa kelompok yaitu, kegiatan visual, lisan, mendengarkan, menulis, menggambar, metrik, mental, dan emosional.

Adanya perubahan paradigma pendidikan saat ini menuntut dilakukannya perubahan proses pembelajaran di dalam kelas. Peran guru saat ini

diarahkan untuk menjadi fasilitator yang dapat membantu siswa dalam belajar, bukan sekedar menyampaikan materi saja. Guru harus mampu melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajara secara optimal. Menurut Rusman (2011: 323) pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan

pembelajaran, sehingga siswa mampu mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas. Keaktivan siswa dalam belajar akan membuat siswa lebih mudah mendapatkan dan memahami suatu pengetahuan.

4 Teori Motivasi

Menurut Makmun ( 2003 : 37 ) motivasi adalah suatu kekuatan ( power ) atau tenaga ( forces ) atau daya ( energy ), atau suatu keadaan yang kompleks ( a complex state ) dan kesiapsediaan ( preparatory set ) dalam diri individu ( organisme ) untuk bergerak ( to move, motion, motive ) ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari.

Pendapat lain, Woolfolk dalam Kurman (2010:95) motivation is usually defined as an internal state that arouses, directs, and maintains behavoiur, (motivasi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu yang bersifat internal yang dapat membangkitkan secara langsung dan memelihara perilaku.


(53)

Maksudnya adalah segala tindakan yang dapat membangkitkan, melakukan dan memelihara perilaku agar dapat merubah atau memelihara suatu perilaku).

Brophy dalam Rudito (2005:20) menjelaskan bahwa motivation is hypothetical construct use to explain initation, direction, intensity, and persistence of goal-directed behavior. In subsumes concepts

such as need for achievement (“ I want to do well on the final”), need for affiliation (“I want to work with my friends”), incentive (“reward or punishment”), habit (“I never take a study until 11 pm”), discrepancy (“how could I, have lied to my friend/”), and curiosity (“that seem to work, but why wonder why?”).

Selanjutnya, Brophy menjelaskan, cognitive theories of motivation emphasis that how people think about what is happening to them is as important a determinant of subsequent behavior as the objective reality of what this place.

Terjemahan bebas di atas, teori-teori motivasi kognitif menekankan bagaimana manusia berfikir tentang apa yang terjadi pada diri mereka sebagai suatu yang penting yang menentukan perilaku selanjutnya dalam kondisi obyektif yang dialaminya. Jadi, motivasi berhubungan dengan perilaku. Misalkan, dalam pendidikan di sekolah guru memegang peranan penting dalam merekayasa imbalan terutama nilai.

Menurut Keller dalam Heinich (2002:51) motivation is an internal state leads people to choose to work toward or against certain goal and experiences. It defines what people will do rather than what they can do.

Motivation can be categorized as both intrinsic and extrinsic. Intrinsic motivations are generated by aspects of the experiences or task itself, such as challenge a curiosity. Extrinsic motivations are generated by faktors not directly related to the experiences or task, such as grades or recognition.

Motivasi adalah keadaan internal dimana seseorang memilih untuk bekerja ke arah atau melawan tujuan dan pengalaman tertentu. Hal ini mengacu


(54)

pada apa yang seseorang akan lakukan daripada apa yang mereka dapat lakukan.

Motivasi dapat dikategorikan sebagai intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik yang dihasilkan oleh aspek-aspek pengalaman atau tugas itu sendiri, seperti tantangan, rasa ingin tahu. Motivasi ekstrinsik dihasilkan oleh faktor-faktor tidak secara langsung berhubungan dengan pengalaman atau tugas, seperti nilai atau pengakuan.

Keller dalam Heinich (2002: 52) describes 4 (four) essential aspect of motivation, there are:

a. Attention. Refer to whether student perceive the instruction as interesting and worthy of their consideration.

b. Relevance. Refer to whether student perceive the instruction as meeting some personal need or goal.

c. Confidence. Refer to whether student expect to success based on their own effort.

d. Satisfaction. Refer to the intrinsic and extrinsic rewards students receive from the instruction.

Keller menjelaskan 4 (empat) aspek penting dari motivasi, yaitu:

a. Perhatian. Mengacu pada apakah siswa memahami instruksi yang menarik dan layak mereka pertimbangan.

b. Relevansi. Mengacu pada apakah siswa memahami instruksi yang memenuhi beberapa kebutuhan atau tujuan pribadi.

c. Keyakinan. Mengacu pada apakah siswa berharap untuk keberhasilan berdasarkan usaha mereka sendiri.

d. Kepuasan. Mengacu pada imbalan intrinsik dan ekstrinsik siswa menerima dari instruksi.


(55)

5 Motivasi Belajar

Ketika satu tingkat kebutuhan terpenuhi atau mendominasi, seseorang tidak lagi mendapat motivasi dari kebutuhan tersebut. Selanjutnya, orang akan berusaha memenuhi kebutuhan tingkat berikutnya. Maslow (1970) membagi tingkat kebutuhan manusia menjadi sebagai berikut.

1. Kebutuhan fisiologis: kebutuhan yang dasariah, misalnya rasa lapar, haus, tempat berteduh, seks, tidur, oksigen, dan kebutuhan jasmani lainnya.

2. Kebutuhan akan rasa aman: mencakup antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.

3. Kebutuhan sosial: mencakup kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki, kasih sayang, diterima-baik, dan persahabatan.

4. Kebutuhan akan penghargaan: mencakup faktor penghormatan internal seperti harga diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian.

5. Kebutuhan akan aktualisasi diri: mencakup hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya.

David McClelland (dalam Maslow, 1970) mengusulkan tiga motif kebutuhan, yakni: afiliasi (kebutuhan sosial), kekuasaan (keinginan untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain), dan pencapaian prestasi (keinginan untuk memenuhi kegiatan yang bernilai).


(56)

Motivasi sangat bermakna dalan sebuah proses belajar mengajar. Selain dari dalam diri, keberhasilan siswa dalam belajar salah satunya juga tergantung pada usaha guru dalam membangkitkan motivasi siswanya untuk belajar. Motivasi akan menyebabkan terjadinya perubahan energi pada diri manusia. Motivasi dapat dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga orang mau dan ingin melakukan sesuatu.. motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri siswa. Sehingga motivasi dalam kegiatan belajar adalah sebagai keseluruhan daya pengerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar tercapai. (Sardiman,2001:73)

Dimyati dan Mudjiono (2006:80), berpendapat bahwa motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu dalam belajar.

Sedang menurut Slameto (2003:170), motivasi adalah suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia. Menurut Elliott, et.al. (1996) motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar (Jamaluddin, 2005:71). Hal ini ditegaskan oleh Houston (1985) bahwa motivasi merupakan faktor yang memprakarsai, memperkuat, dan mempertahankan perilaku.


(57)

Sesuai dengan pendapat para ahli di atas, bahwa motivasi adalah kemampuan memberikan semangat pada diri sendiri maupun kepada siswa guna melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat. Dalam hal ini terkandung adanya unsur harapan dan optimisme yang tinggi, sehingga memiliki kekuatan semangat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, misalnya dalam hal belajar. Jadi, motivasi belajar adalah kemampuan atau semangat untuk melakukan proses belajar, dengan motivasi yang tinggi, diharapkan akan meraih prestasi belajar yang memuaskan.

Adapun indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya pengharagaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dalam belajar dengan baik, (Uno, 2006: 31).

Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.

Sardiman (2001:90), mengemukakan bahwa ada beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu:


(58)

(a) memberi angka (simbol dari nilai kegiatan belajarnya); (b) hadiah; (c) saingan/kompetensi; (d) ego-involvement; (e) memberi ulangan; (f) mengetahui hasil; (g) pujian; (h) hukuman; (i) hasrat untuk belajar; (j) minat; (k) tujuan yang diakui

Motivasi belajar seorang siswa dapat dibangkitkan dengan mengusahakan agar siswa memiliki motif intrinsik dan motif ekstrinsik dalam belajar. Adapun cara menimbulkan motif intrinsik antara lain sebagai berikut: a. Memahami manfaat-manfaat yang diperoleh dari setiap pelajaran

b. Memilih bidang studi yang paling disenangi dan paling sesuai dengan minat

c. Memilih jurusan bidang studi yang sesuai dengan bakat pengetahuan d. Memilih bidang studi yang paling menunjang masa depan

Selanjutnya, cara membangkitkan motif ekstrinsik dapat dilakukan dengan memiliki berbagai keinginan yang perlu dimiliki untuk membangkitkan motivasi belajar, diantaranya sebagai berikut:

a. Keinginan mendapat nilai ujian yang baik b. Keinginan menjadi juara kelas atau juara umum c. Keinginan naik kelas atau lulus ujian

d. Keinginan menjaga harga diri atau gengsi

e. Keinginan untuk menang bersaing dengan orang lain f. Keinginan menjadi siswa teladan

g. Keinginan untuk dapat memenuhi persyaratan dalam memasuki pendidikan lanjutan

h. Keinginan untuk menjadi sarjana

i. Keinginan untuk dikagumi sebagai orang yang berprestasi

j. Keinginan untuk menutupi atau mengimbangi kekurangan tertentu yang ada dalam diri sendiri


(59)

k. Keinginan untuk melaksanakan anjuran/dorongan dari orang lain seperti orangtua, kakak, teman akrab, guru dan orang lain yang disegani serta mempunyai hubungan erat (hakim, 2000:30-31)

Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah diuraikan di atas, bahwa motivasi belajar dapat ditimbulkan dengan beberapa cara, diantaranya: a. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa

b. Memberikan umpan balik pada siswa

c. Mengetahui dan memahami tingkat kemampuan siswa yang berbeda-beda

d. Memberikan angka, hadiah, pemberian pujian dan hukuman, adanya semangat dan ego-involvement, memberi ulangan dan mengetahui hasilnya, adanya hasrat belajar, minat, dan tujuan yang diakui

e. Memiliki motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik

Menurut Sardirman (2001:83), ada tiga fungsi motivasi, yaitu:

a.Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai

c.Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Selanjutnya menurut Hamalik (2001:162), salah satu fungsi motivasi ialah mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar.


(60)

Berdasarkan dua definisi di atas bahwa fungsi motivasi adalah sebagai penggerak manusia untuk berbuat sesuatu, menentukan arah perbuatan dan menyeleksi perbuatan tersebut.

Adapun pembagian motivasi itu sendiri dapat dibagi menjadi dua, seperti yang dikemukakan Hamalik (2001:162) sebagai berikut:

a. Motivasi Intrinsik (motivasi Murni)

Yaitu motivasi yang tercakup di dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan murid. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional. Jadi, motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari luar.

b. Motivasi Ekstrinsik

Adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti ijazah, tingkatan hadiah, mendali pertentangan, dan hukuman. Motivasi ini tetap diperlukan di sekolah, sebab pengajaran di sekolah tidak semuanya sesuai denan kebutuhan siswa.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Sumarni

(http://belajarpsikologi.com/macam-macam-motivasi-belajar/), menurutnya motivasi digolongkan menjadi dua, yaitu:

a.Motivasi Intrinsik

Yaitu motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang. Misalnya, keinginan untuk memperoleh keterampilan tertentu, memperoleh informasi, keinginan berprestasi, ingin menjadi yang terbaik, keinginan diterima orang lain,dan sebagainya.

b.Motivasi ekstrinsik

Yaitu motivasi yang muncul dari luar diri seseorang. Motivasi ini sangat diperlukan oleh siswa, karena tidak semua pelajaran yang ada di sekolah menarik bagi siswa. Motivasi ini dapat berupa pujian, hadiah, persaingan, dan hukuman.

Berdasarkan definisi di atas, bahwa motivasi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu tanpa


(1)

(2)

DAFTAR PUSTAKA

Andi. 2009. Teori-Teori Belajar. Online

http://andi1988.wordpress.com/2009/01/28/teori-teori-belajar-2/ diakses tanggal 12 Agustus 2013

Anwar, Syaifudin. 2005. Pengertian Evaluasi dan Pengukuran. Remaja Karya. Jakarta

Anonym. 2012. Media Pembelajaran Membangun Motivasi Belajar. Koran Pendidikan. Online.

http://guru- menulis.koranpendidikan.com/view/1177/media-pembelajaran-membangun-motivasi-belajar.html diakses tanggal 10 Januari 2014

Apriyani, Eka. 2008. Pengaruh Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar. Skripsi. Universitas Lampung.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Bina Aksara. Jakarta. _ _ _ _ _, 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta. Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Rajawali Press. Jakarta. Banks, James, A. 1990. Teaching Strategis For The Social Studies; Inquiry,

Valuing, And Decision-Making. Fourth Edition. Longman. New York. Daryanto, Drs. 2010. Media Pembelajaran; Peranannya Sangat Penting Dalam

Mencapai Tujuan Pembelajaran. Gava Media. Yogyakarta.

Dimyati Dan Mudjiono. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Djamarah dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta Ekawati Dan Zainuri. 2008. Pembelajaran SCL. Makalah Tidak Diterbitkan.


(3)

Falidan, Ahmad. 2009. Surat Kabar Sebagai Media Pembelajaran Dalam Upaya Peningkatan Pemahaman Menanggapi Peristiwa. Online,

http://sdnjlamprang.blogspot.com/2009/11/surat-kabar-sebagai-media-pembelajaran.html Diakses tanggal 23 November 2013

Fathurrahman, Pupuh. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Refika Aditama. Bandung.

Hakim, Thursan. 2000. Belajar Secara Efektif. Puspa Suara. Jakarta. Hamalik, Oemar. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bumu Aksara. Jakarta. Hamdu, Ghullam. Lisa Agustina. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap

Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar (Studi Kasus terhadap Siswa Kelas IV SDN Tarumanagara Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya). Jurnal

Penelitian Pendidikan. Vol. 12, No. 1, April 2011. Online

http://jurnal.upi.edu/file/8-Ghullam_Hamdu1.pdf di akses pada 31 Agustus 2013

Hardoko, Puji Radito. 2005. Hubungan antara Motivasi Belajar, Aktivitas Belajar dan Strategi Belajar dengan Hasil Belajar Siswa (Kasus Prestasi Belajar dalam Bidang Studi PPKn di SMA Negeri 3 Pringsewu Tanggamus Tahun Pelajaran 2004/2005). Skripsi. UNILA

Heinich, Robert. Dkk. 2002. Instructional Technology And Media For Learning. 8th Edition. Pearson. USA.

Ibrahim, R dan Nana Syodih S. 2003. Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta

Idris, Jamaluddin. 2005. Analisis Kritis Mutu Pendidikan. Suluh Press. Yogyakarta.

Irawan, Agus. 2011. Pemanfaatan Surat Kabar Sebagai Media Pembelajaran IPS Umtuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV di SDN Pandan Wangi 4 Malang. Skripsi. Universitas Negeri Malang. Online http://karya-ilmiah.um.ac.id/indek.php/TA-KSDP/article/view/12797 Diakses Tanggal 10 Januari 2013

Jaya, Henry Mahatma. 2008. Hubungan antara Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran, Motivasi Belajar dan Aktivitas Belajar ddengan Prestasi Belajar Matematika. Tesis. Pascasarjana Teknologi Pendidikan. UNILA. Junaidi, Wawan. 2010. Cara Meningkatkan Aktivitas Belajar. Online.

http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/07/aktivitas-belajar-siswa.html diakses Tanggal 21 Agustus 2013


(4)

Kurman. 2010. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Iklim Belajar, Media

Pembelajaran dan Motivasi Belajar dengan Kecakapan Berwirausaha SIswa Program Produktif di Sekolah Usaha Perikanan Tinggi Kota Agung. Skripsi. Universitas Lampung

Makmun, Abin Syamsudin. 2003. Psikologi Kependidikan. Remaja Rosda Karya. Bandung

Mappa, Syamsu. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta

Maslow. A. 1970. Motivation and Personality. Harper and Row. New York Mustafida, Rita.2009. Penggunaan Media Surat Kabar Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V Mambaul Ulum Kasri Bululawang. Online. http://repository.lybrary.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/ti_292008106 _babII.pdf?sequence=3 Diakses tanggal 10Januari 2014

Nashar. (2004). Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran. Delia Press. Jakarta

Nasution, M. A. 2004. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. Ngalim, Purwanto. Ismet Syarif. 2001. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi

Pengajaran. Remaja Karya. Jakarta.

Pargito. 2010. Hakikat Pendidikan Ilmu Pengetahuan Social. Bahan Ajar Perkuliahan Dasar-Dasar Pendidikan IPS. Universitas Lampung. Lampung. Purwadarminto. W. J. S. 2007. Kamus Umun Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.

Jakarta.

Rahmat, Jalaluddin. 1997. Metode Penelitian Komunikasi. Bina Aksara. Jakarta.

Riduan. 2004. Metode Dan Teknik Menyusun Tesis. Cetakan Ke-1. Alfabeta. Bandung.

Rohani, 2004. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta Rusman, 2011. Model-Model Pembelajaran. Bandung: Rajawali Pers. Sadirman, A. M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media. Bandung


(5)

Santyasa, I Wayan. 2007. Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Makalah. Disajikan Dalam Workshop Media Pembelajaran Bagi Guru-Guru SMA Negeri Banjar Angkan Pada Tanggal 10 Januari 2007 Di Banjar Angkan Klungkung.

Sapriya. 2009. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Remaja Rosdakarya. Bandung

Sari, Hesti Kartika. 2008. Pengaruh Motivasi dan Disiplin Belajar di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi. Skripsi. Universitas Lampung Selamet. 2000. Penggunaan Media Pembelajaran Power Point Untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah di SMA Al Azhar 3 Bandar Lampung. Tesis. Pascasarjana Teknologi Pendidikan. Universitas Lampung.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Somantri, M. N. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. PT Remaja Rosda Karya Offset. Bandung.

Sudarmanto, Raden Gunawan. 2005. Analisis Regresi Ganda Dengan SPSS. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Sudjana. 2005. Kiat Meningkatkan Potensi Belajar Anak. Pustaka Hidayah. Bandung

Sudrajat, Akhmad. 2008. Teori-Teori Belajar. Online. http://www.psb-psma.org/content/blog/teori-teori-belajar Diakses Tanggal 15 Agustus 2013 Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.

_ _ _ _ _. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Sumarni, Siti. Forum Guru Memotivasi Belajar. Online.

http://belajarpsikologi.com/macam-macam-motivasi-belajar/htm Diakses Tanggal 10 Agustus 2013

Suparman, M. Afwi. 2001. Desain Intruksional. Dirjen Dikti. Jakarta Susanto, Agus. 2010. Teori Behavioristik Dalam Pembelajaran. (Online),

http://my.opera.com/a6us/blog/2010/03/26/teori-behavioristik-dalam-pembelajaran diakses 3 September 2013.


(6)

Sutarjo, Adi Susilo. Jr. 2010. Kontruktivisme Dalam Pembelajaran. Online https://veronikacloset.files.wordpress.com/2010/06/konstruktivisme.pdf diakses pada 10 Agustus 2013

Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Belajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatof Progresif. Prenada

Media Group. Jakarta.

Tuti, Widias. 2002. Hubungan Antara Perhatian Orang Tua, Motivasi Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi Siswa Kelas I Caturwulan 2 SMU Al Kautsar Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2001/2001. Skripsi. UNILA

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. PT Gramedia. Jakarta.

Universitas Lampung. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Uno, B. Hamzah. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Bumi Aksara. Jakarta

Winkel. W. S. 1999. Psikologi Pembelajaran. Grasindo. Jakarta

Yulaelawati, E. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran; Filosofi, Teori dan Aplikasi. Pakar Raya. Jakarta.

Zahara. 2006. Hubungan Sikap Siswa, Berfikir Kreatif, dan Aktivitas Belajar dengan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Pringsewu. Tesis. Pascasarjana Teknologi Pendidikan. UNILA.

Zaini, Hisyam. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Insan Madani CTSD. Edisi Revisi, Yogyakarta,


Dokumen yang terkait

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP SISWA PADA GURU TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 PAGELARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 77

PENGARUH PEMANFAATAN AKSES INTERNET TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TALANGPADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 79

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PURBOLINGGO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 90

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PURBOLINGGO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 1

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, CARA BELAJAR, DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 4 METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 10 103

PENGARUH PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA BELAJAR SEKOLAH DAN AKTIVITAS DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 PAGELARAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 112

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN SURAT KABAR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 PAGELARAN TAHUN AJARAN 2012/2013

0 6 101

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA ICT DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA AL-KAUTSAR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 10 79

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN AJARAN 2013/2014

3 16 92

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 AMBAWANG

0 1 11