PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP SISWA PADA GURU TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 PAGELARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

ABSTRAK

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP SISWA PADA GURU TERHADAP HASIL BELAJAR

EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 PAGELARAN

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

Citra Damayanti Dj

Hasil belajar adalah keberhasilan yang telah dicapai siswa dalam suatu kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru berupa nilai atau angka. Penilaian hasil belajar ini untuk mengukur perubahan prilaku pada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Perbuatan dan hasil belajar adalah suatu kegiatan yang saling berhubungan. Artinya, siswa tidak akan menghasilkan hasil belajar yang baik jika tidak disertai dengan perbuatan belajarnya. Jadi, hasil belajar siswa tercermin dari perbuatan belajarnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh disiplin belajar, motivasi berprestasi dan sikap siswa pada guru terhadap hasil belajar Ekonomi siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2011/2012.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas Kelas X SMA Negeri 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 238 orang dengan sampel 144 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survey. Data yang terkumpul melalui angket, diolah dengan komputer melalui program SPSS versi 16. Untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga menggunakan regresi linier sederhana, sedangkan hipotesis keempat menggunakan regresi linier multiple.


(2)

Berdasarkan analisis data diperoleh hasil sebagai berikut.

1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan disiplin belajar terhadap hasil belajar Ekonomi siswa kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2011/2012 yang ditunjukkan oleh hasil uji regresi linier sederhana diperoleh r²= 0,273 pada taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan analisis data diperoleh t hitung = 7,301 sedangkan ttabel = 1,960, ini berarti thitung > ttabel.

2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar Ekonomi siswa kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2011/2012 yang ditunjukkan oleh hasil uji regresi linier sederhana diperoleh r²= 0,361 pada taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan analisis data diperoleh t hitung = 8,964 sedangkan ttabel = 1,960, ini berarti thitung > ttabel.

3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan sikap siswa pada guru terhadap hasil belajar Ekonomi siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1

Pagelaran Tahun Pelajaran 2011/2012 yang ditunjukkan oleh hasil uji regresi linier sederhana diperoleh r²= 0,146 pada taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan analisis data diperoleh t hitung = 4,922 sedangkan ttabel = 1,960, ini berarti thitung > ttabel.

4. Ada pengaruh yang positif dan signifikan disiplin belajar, motivasi berprestasi dan sikap siswa pada guru terhadap hasil belajar Ekonomi siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2011/2012 yang ditunjukkan oleh hasil uji regresi linier multiple diperoleh R²= 0,438, pada taraf signifikansi 0,05 dengan Fhitung = 36,40 sedangkan Ftabel = 2,86, ini berarti Fhitung >Ftabel.

Kata kunci: Disiplin Belajar, Motivasi Berprestasi, Sikap Siswa Pada Guru dan Hasil Belajar Ekonomi


(3)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu komponen penting dalam pembangunan suatu bangsa, Karena melalui pendidikan inilah dapat dihasilkan generasi-generasi yang cerdas dan terampil sebagai salah satu modal menuju perubahan ke arah yang lebih baik, terlebih memasuki era persaingan global saat ini. Pendidikan yang baik dapat membantu manusia unutk mencapai kesejahteraan hidup, mengembangkan potensi dirinya, mewujudkan kehidupan lebih baik dan berpartisipasi secara lebih aktif dalam pembangunan

Era global menuntut sumber daya manusia yang berkualitas agar mampu bersaing secara fair dengan bangsa-bangsa lain dan bekerja sama dengan mereka. Disini, pendidikan dituntut untuk menghasilkan output yang dibutuhkan oleh pangsa pasar tenaga kerja. Salah satu upaya yang harus dilakukan dalam menghadapi era persaingan bebas adalah dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan yang ada. Karena kualitas pendidikan merupakan suatu syarat mutlak untuk mempercepat terwujudnya masyarakat yang demokratis, masyarakat yang berdisiplin,

masyarakat yang bersatu, penuh toleransi dan pengertian serta dapat bekerja sama. Dalam hal ini fungsi sekolah sangatlah penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang baik, yaitu dengan meningkatkan mutu lulusan anak didik. Pendidikan dan pengajaran merupakan suatu proses yang sadar akan tujuan, maksudnya bahwa kegiatan belajar mengajar itu suatu peristiwa yang terikat,


(4)

2 terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku di dalam diri manusia. Bila telah selesai suatu usaha belajar tetapi tidak terjadi perubahan pada diri individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri individu tersebut telah terjadi proses belajar.

Hasil belajar adalah keberhasilan yang telah dicapai siswa dalam suatu kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru berupa nilai atau angka. Penilaian hasil belajar ini untuk mengukur perubahan prilaku pada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Perbuatan dan hasil belajar adalah suatu kegiatan yang saling berhubungan. Artinya, siswa tidak akan menghasilkan hasil belajar yang baik jika tidak disertai dengan perbuatan belajarnya. Jadi, hasil belajar siswa tercermin dari perbuatan belajarnya.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi Ekonomi di SMA Negeri 1 Pagelaran kelas X mengenai hasil belajar Ekonomi siswa pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012, nilai mata pelajaran Ekonomi siswa kelas X pada saat ulangan harian dapat dilihat pada tabel berikut.


(5)

3 Tabel 1. Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X SMA

Negeri 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2011/2012

No. Kelas Interval Nilai Jumlah Siswa

< 70 > 70

1. X1 22 13 35

2. X2 20 15 35

3. X3 26 7 33

4. X4 25 11 36

5. X5 22 12 34

6. X6 19 12 31

7. X7 20 14 34

Jumlah Siswa 154 84 238

Persentase 64,70% 35,30% 100%

Sumber: Guru mata pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Pagelaran

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jumlah siswa yang memperoleh nilai hasil ulangan harian pada mata pelajaran Ekonomi yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu sebesar 70 sebanyak 84 siswa dari 238 siswa atau sebanyak 35,30% artinya hanya sebesar 35,30% siswa yang dapat mencapai daya serap materi. Sedangkan sebanyak 149 siswa dari 238 siswa atau sebanyak 64,70% yang belum mencapai daya serap materi. Kenyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Ekonomi kelas X SMA Negeri 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2011/2012 masih rendah.

Sementara menurut Djamarah dan Zain (2006:121) untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar sebagai berikut.

1. Istimewa/maksimal apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa 100%.

2. Baik sekali/optimal apabila sebagian besar dapat dikuasai siswa yaitu 76% - 99%.

3. Baik/minimal apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar 60% - 76%.

4. Kurang apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar < 60%.

Banyak faktor yang berkaitan dengan pencapaian hasil belajar siswa, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yang erat hubungannya dengan prestasi belajar siswa diantaranya adalah disiplin belajar dan sikap siswa pada guru.


(6)

4 Disiplin belajar merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan. Karena keberhasilan siswa juga dapat dipengaruhi oleh disiplin belajar dan merupakan modal dasar untuk mencapai harapan sukses. Dalam hal ini penting bagi siswa untuk dapat mentaati ketertiban atau prosedur yang telah dicanangkan oleh sekolah itu sendiri jika ingin berhasil dengan baik.

Disiplin merupakan kunci untuk memperoleh hasil yang baik termasuk prestasi belajar yang baik. Siswa yang mempunyai disiplin belajar yang tinggi berarti siswa mempunyai kunci keberhasilan dalam belajar. Seorang siswa dapat

dikatakan disiplin belajarnya tinggi apabila siswa itu tunduk pada peraturan yang berlaku, sedangkan motivasi berprestasi merupakan dorongan untuk melakukan aktivitas dengan hasil yang optimal. Besarnya motivasi berprestasi seseorang tentunya akan membedakan pencapaian prestasi belajar.

Disiplin belajar yang baik, akan dapat mendorong siswa meraih prestasi yang tinggi pula. Namun kenyataan, tingkat disiplin belajar siswa di sekolah antara siswa yang satu dengan yang lain berbeda. Dikarenakan adanya pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah yang berbeda pula.

Hal ini dapat dilihat pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pagelaran. Banyak dari mereka yang masih kurang disiplin. Berikut disajikan data ketidakdisiplinan siswa selama semester ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012 sebagai berikut.


(7)

5 Tabel 2. Data Ketidakdisiplinan Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pagelaran

Tahun Pelajaran 2011/2012

No Kasus Banyaknya Siswa Kelas X yang Melanggar Jumlah Ket.

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7

1. Terlambat

masuk sekolah 5 6 10 6 5 3 4 39 Jumlah Siswa

Kelas X 238 siswa 2. Tidak masuk

sekolah a. Sakit b. Ijin c. Alpha 5 6 2 6 4 5 8 3 10 4 6 5 5 6 3 4 4 7 8 4 5 40 33 37 3. Tidak

mengikuti Upacara

3 3 8 2 2 3 4 25

4. Membolos 1 2 6 3 3 4 2 21

Sumber Data : Dokumen BK dan TU SMA Negeri 1 Pagelaran

Faktor kedua yang diduga mempengaruhi hasil belajar adalah motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi seseorang tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai kesuksesan meskipun dihadang banyak kesulitan. Individu akan mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan

mempresepsikan bahwa keberhasilan adalah merupakan akibat dari kemauan dan usaha. Sedangkan individu yang memiliki motivasi berprestasi rendah akan mempresepsikan bahwa kegagalan adalah akibat dari kurangnya kemampuan dan tidak melihat usaha sebagai penentuan keberhasilan. Di bawah ini adalah data motivasi berprestasi siswa yang didapat melalui penelitian pendahuluan angket awal.


(8)

6 Tabel 3. Motivasi Berprestasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pagelaran

Tahun Pelajaran 2011/2012

Kelas Tinggi Kriteria Sedang Rendah Jumlah Siswa X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 8 5 7 8 4 3 5 17 18 11 16 18 18 16 10 12 15 12 12 10 13 35 35 33 36 34 31 34

Jumlah 40 114 84 238

Persentase

(%) 16,81 47,9 35,29 100

Sumber : Pengolahan hasil angket awal peneliti

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa motivasi berprestasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2011/2012 dari 238 siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi sebanyak 40 siswa atau sebanyak 16,81%. Dan yang memiliki motivasi berprestasi sedang sebanyak 114 siswa atau

sebanyak 47,9%. Sedangkan yang mempunyai motivasi berprestasi rendah yaitu sebanyak 84 siswa atau sebanyak 35,29%.

Guru memegang peranan penting terhadap hasil belajar siswa. Proses belajar mengajar menuntut seorang guru yang berkompetensi, sehingga dapat

menumbuhkan kemauan siswa untuk belajar. Adanya proses belajar mengajar yang berjalan dengan baik, maka siswa akan tumbuh dengan baik dan akan lebih memupuk sikap yang positif. Siswa yang mempunyai sikap positif akan

menampakkan sikap yang senang terhadap guru. Sikap senang siswa tersebut terwujud dengan tingkah lakunya yaitu siswa menyenangi pelajaran yang diberikan guru, siswa mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, dan siswa akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengerti bagaimana caranya agar


(9)

7 dapat berhasil dalam menguasai pelajaran yang diajarkan. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 1 Pagelaran, didapat data sikap siswa kelas X terhadap guru Ekonomi yaitu sebagai berikut.

Tabel 4. Sikap Siswa Kelas X Terhadap Guru Ekonomi SMA Negeri 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2011/2012

Kelas Positif Kriteria Netral Negatif Jumlah Siswa X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 10 8 7 10 8 6 10 12 12 10 12 11 15 14 13 15 16 14 15 10 10 35 35 33 36 34 31 34

Jumlah 59 86 93 238

Persentase

(%) 24,8 36,13 39,07 100

Sumber : Pengolahan hasil angket awal peneliti

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sikap siswa kelas X terhadap guru Ekonomi di SMA Negeri 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2011/2012 dari 238 siswa yang memiliki sikap positif terhadap guru sebanyak 59 siswa atau sebanyak 24,8%. Dan yang memiliki sikap netral terhadap guru sebanyak 86 siswa atau sebanyak 36,13%. Sedangkan yang mempunyai sikap negatif terhadap guru sebanyak 93 siswa atau sebanyak 39,07%.

Adanya sikap positif terhadap guru yang memberikan pelajaran dan sikap yang menunjukkan rasa senang, mendorong siswa berusaha mencapai hasil yang memuaskan dan prestasi yang baik. Sebaliknya bagi siswa yang tidak memiliki sikap senang terhadap guru, maka siswa tersebut tidak akan menyenangi pelajaran dan tugas yang diberikan guru tidak akan dia kerjakan. Adanya sikap yang kurang ataupun tidak senang ini, maka materi yang diberikan oleh guru akan sulit untuk


(10)

8 dipahami dan dikuasai secara baik oleh siswa. Dengan demikian sikap merupakan faktor pendorong untuk dapat mencapai hasil yang baik melalui proses belajar mengajar. Hasil yang baik itu adalah prestasi belajar.

Berdasarkan latar belakang di atas, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh disiplin belajar, motivasi berprestasi dan sikap siswa terhadap guru terhadap hasil belajar siswa, maka akan dicari jawabannya melalui penelitian dengan judul “Pengaruh Disiplin Belajar, Motivasi Berprestasi dan Sikap Siswa Pada Guru Ekonomi Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2011/2012.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan identifikasi masalah sebagai berikut.

1. Kurangnya disiplin belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pagelaran tahun pelajaran 2011/2012.

2. Rendahnya motivasi berprestasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Pagelaran tahun pelajaran 2011/2012.

3. Kurangnya guru Ekonomi yang menerapkan model-model pembelajaran di SMA Negeri 1 Pagelaran tahun pelajaran 2011/2012.

4. Partisipasi aktif siswa masih rendah dalam proses pembelajaran. 5. Masih rendahnya hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pagelaran


(11)

9 C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini hanya membatasi masalah tentang ada tidaknya pengaruh disiplin belajar (X1 ), motivasi berprestasi (X2), dan sikap siswa pada guru ekonomi (X3) terhadap hasil belajar (Y) pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Pagelaran tahun pelajaran 2011/2012.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan masalah, maka rumusan masalah dijabarkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut.

1. Apakah ada pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Pagelaran tahun pelajaran

2011/2012?

2. Apakah ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Pagelaran tahun pelajaran 2011/2012?

3. Apakah ada pengaruh sikap siswa pada guru ekonomi terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Pagelaran tahun pelajaran 2011/2012?

4. Apakah ada pengaruh disiplin belajar, motivasi berprestasi dan sikap siswa pada guru ekonomi terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Pagelaran tahun pelajaran 2011/2012?


(12)

10 E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah.

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Pagelaran tahun pelajaran 2011/2012?

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Pagelaran tahun pelajaran 2011/2012?

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh sikap siswa pada guru ekonomi terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Pagelaran tahun pelajaran 2011/2012?

4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh disiplin belajar, motivasi berprestasi dan sikap siswa pada guru ekonomi terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Pagelaran tahun pelajaran 2011/2012?

F. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah.

1. Bagi siswa, dapat digunakan sebagai bahan masukan, dalam usaha meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ekonomi dengan memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sehingga siswa dapat memperbaiki metode belajarnya dan berusaha untuk


(13)

11 2. Bagi guru, dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meminimalisir

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar khususnya pada mata pelajaran Ekonomi, terutama yang disebabkan oleh faktor sekolah, yaitu guru, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi pihak sekolah, dapat digunakan sebagai bahan masukan agar dapat meminimalisir faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar khususnya pada mata pelajaran Ekonomi, yaitu dengan cara pihak sekolah mengambil

kebijakan yang dapat mendukung terciptanya proses belajar yang efektif. 4. Bagi penulis, dapat mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan

dalam menulis karya ilmiah.

5. Bagi berbagai pihak, dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam melakukan penelitian lebih lanjut yang relevan.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Agar tidak terlalu melebar maka penulis memberi batasan ruang lingkup penelitiannya adalah sebagai berikut.

1. Ruang Lingkup Objek Penelitian

Ruang lingkup objek penelitian ini adalah disiplin belajar (X1), motivasi berprestasi (X2), sikap siswa pada guru ekonomi (X3), dan hasil belajar (Y).

2. Ruang Lingkup Subjek Penelitian

Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Pagelaran tahun pelajaran 2011/2012.


(14)

12

3. Ruang Lingkup Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah di SMA Negeri 1 Pagelaran. 4. Ruang Lingkup Waktu

Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini adalah pada tahun pelajaran 2011/2012.


(15)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka

1. Disiplin Belajar

Disiplin merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi siswa. Disiplin berasal dari bahasa Yunani, Disclipus yang berarti murid pengikut guru. Dengan disiplin ini diharapkan siswa bersedian untuk mengikuti peraturan tertentu. Menurut Djamarah (2008:120) mengemukakan pendapat disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi atau kelompok.

Sedangkan menurut Hunter, disiplin adalah yang dibentuk atas dasar pembiasaan belajar dengan penggunaan waktu yang teratur dan positif, menghindari

penguasaan diri yang negatif, serta mencatat dan merencanakan kebiasaan belajar dalam kurun waktu yang ditentukan (Astuti: 2009)

Sedangkan menurut Benny Murdani (2000: 235) dalam Sunairah (2009) disiplin adalah suatu sikap mental yang menggambarkan kesesuaian antara tingkah laku dan perbuatan atau ucapan dengan kaidah-kaidah yang berlaku dengan dilandasi keikhlasan dan tanggung jawab.

Disiplin yang dikehendaki tidak hanya muncul karena kesadaran, tetapi juga keterpaksaan. Disiplin yang muncul karena kesadaran disebabkan karena


(16)

14 seseorang dengan sadar bahwa hanya dengan disiplinlah akan didapatkan

kesuksesan. Sedangkan disiplin karena paksaan biasanya dilakukan karena takut dikenakan sanksi hukum akibat pelanggaran peraturan.

Berdasarkan pengertian diatas, disiplin belajar di sekolah mengandung pengertian ketaatan siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar yang dilakukan di sekolah dalam upaya memperoleh pengetahuan, kecakapan dan dan keterampilan untuk tercapainya tujuan belajar yaitu prestasi belajar yang baik. Dengan demikian siswa dapat dikatakan disiplin apabila siswa tersebut mematuhi peraturan-peraturan dan melaksanakan disiplin di sekolah guna tercapainya hasil yang baik.

Walgito (2008: 12) mengemukakan disiplin belajar adalah ketaatan dan kepatuhan dalam melaksanakan aktivitas belajar sesuai aturannya untuk mencapai tujuan yang diharapkannya, keterikatan antara disiplin belajar dengan hasil belajar sangat erat sehingga semakin berdisiplin dalam belajar semakin baik hasil yang dicapai. Menurut Djamarah (2008: 18) Orang yang berhasil dalam belajar dan berkarya disebabkan mereka selalu menempatkan disiplin di atas semua tindakan dan perbuatan. Semua jadwal belajar yang telah disusun, mereka taati dengan baik. Mereka melaksanakannya dengan penuh semangat.

Sikap disiplin untuk melaksanakan pedoman-pedoman yang baik dalam usaha belajar, barulah seorang siswa mungkin mempunyai kecakapan mengenai cara belajar belajar yang baik. Sikap bermalas-malasan, keinginan untuk mencari yang gampang-gampang saja, keengganan bersusah payah, memusatkan pikiran, kebiasaan untuk melamun dan gangguan-gangguan lainnya yang selalu


(17)

15 menghinggapi kebanyakan siswa, gangguan itu hanya bisa diatasi kalau seorang siswa memiliki disiplin.

Berdasarkan pendapat diatas bahwa siswa memiliki pedoman-pedoman yang baik dalam usaha belajarnya, gangguan-gangguan yang menghinggapi kebanyakan siswa dapat diatasi dengan jalan menanamkan disiplin dalam diri anak. Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Peraturan yang dimaksud dapat ditetapkan oleh orang yang bersangkutan maupun yang berasal dari luar. Di sekolah peraturan dan tatatertib merupakan dua hal yang sangat penting untuk melancarkan kegiatan

pembelajaran. Peraturan merupakan patokan atau standar untuk hal-hal yang sifatnya umum, sedangkan tata tertib merupakan patokan atau standar untuk hal-hal yang sifatnya tertentu. Disiplin sangat diperlukan dalam belajar. Disiplin dapat melahirkan semangat menghargai waktu, bukan menyia-nyiakan waktu berlalu dalam kehampaan.

Durkheim (1990:93-95) menyatakan bahwa ada dua unsur semangat disiplin yaitu:

1. Keinginan akan adanya keteraturan. Sebab kewajiban dalam keadaan yang sama akan selalu sama dan karena kondisi-kondisi pokok kehidupan banyak yang telah pasti dan berlalu bagi setiap orang.

2. Semangat disiplin mengandung keinginan untuk tidak berlebih-lebihan dan penguasaan diri.


(18)

16 Menurut Tu’u (2004: 37) disiplin berperan penting dalam membentuk individu yang berciri keunggulan yaitu:

1. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya dan sebaliknya siswa yang seringkali melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terlambat optimalisasi potensi dan prestasinya. 2. Tanpa disiplin yang baik suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang

kondusif bagi kegiatan pembelajaran dan secara positif disiplin member dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. 3. Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak

ketika bekerja dan kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan merupakan prasyarat kesuksesan seseorang.

Uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa disiplin terjadi bukan hanya bersumber dari intern atau dari dalam diri siswa melainkan juga bersumber dari ekstern atau dari luar diri siswa. Seorang siswa yang memiliki disiplin tinggi akan mencetak prestasi belajar yang tinggi pula. Hal ini terjadi karena siswa tersebut belajar dan melaksanakan peraturan sekolah dengan baik.

2. Motivasi Berprestasi

Sepanjang masa kehidupan, yaitu sejak masa kanak-kanak hingga masa dewasa seseorang selalu memiliki harapan atau cita-cita. Antara individu yang satu dengan yang lainnya belum tentu mempunyai harapan atau cita-cita yang sama. Misalnya waktu kecil seseorang menginginkan menjadi seorang guru, tapi setelah dewasa menginginkan mejadi seorang yang sukses dan kaya. Salah satu faktor yang berperan dalam mewujudkan cita-cita adalah motif berprestasi atau motivasi berprestasi.


(19)

17 Konsep motivasi berprestasi pertama kali dipopulerkan oleh McClelland. Dalam konsepsinya mengenai motivasi ia mengemukakan bahwa motivation; the three need theory:

1. Need for achievement, are that: personal responsibility, feedback and moderate risk.

2. Need for power, are that influence and competitive.

3. Need for affiliation, are: acceptance, friendship and cooperative.(M. Basri, 2004: 27)

Membahas mengenai motivasi berprestasi perlu terlebih dahulu dipahami tentang motivasi itu sendiri. Motivasi berbeda dengan minat. Motivasi adalah dorongan yang tumbuh dari dalam diri dan juga dari luar karena adanya kesadaran akan pentingnya sesuatu, karena adanya dorongan bakat apabila ada kesesuaian dengan bidang yang dipelajari, atau karena adanya dorongan dari lingkungan seperti dari orang tua, guru, teman dan anggota masyarakat (Dalyono, 2005: 57) untuk mencapai tujuan tertentu. Dorongan ini hidup pada diri seseorang dan setiap hari mengusik serta mengarahkan orang itu untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang terkandung dalam dorongan itu sendiri (Prayitno dan Erman Amati, 2004: 155). Oleh karena itu, motivasi dapat kita saksikan keberadaannya (Suryabrata, 2007: 70).

Motivasi didefinisikan sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan muculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Mc Donald dalam Sardiman, 2007: 73). Adapun Gates dalam Djaali (2008: 101) mendefinisikan motivasi sebagai suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan


(20)

18 cara tertentu. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam usaha suatu tujuan sehingga semakin besar motivasinya, akan semakin besar pula kesuksesan

belajarnya. Suatu tingkah laku yang didasarkan pada motif tertentu tidaklah bersifat acak, melainkan mengandung isi atau tema sesuai dengan motif yang mendasarinya (Prayitno dan Amati, 2004: 155). Sehingga seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk meraih cita-citanya (Dalyono, 2005: 235-236).

Sehubungan dengan kebutuhan hidup manusia yang mendasari timbulnya motivasi, Abraham Maslow mengemukakan teorinya mengenai kebutuhan

manusia dari peringkat terbawah sampai yang tertinggi. Kebutuhan-kebutuhan itu terdiri dari kebutuhan fisiologis (seperti makan, minum), kebutuhan akan rasa aman tenteram, kebutuhan untuk dicintai dan disayangi, kebutuhan untuk dihargai, kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri dan kebutuhan untuk

berprestasi merupakan kebutuhan manusia pada peringkat yang tertinggi (Siagian, 2002: 103).

Menurut Mc Clelland dalam Eka Dewi Fajariyanti (2008), “Berprestasi adalah penampilan yang dipersepsi sesuai dengan standar-standar keunggulan. Penampilan tersebut menimbulkan afek-afek, baik positif, negatif, maupun netral. Sehingga motif berprestasi mengacu pada afek yang berkaitan dengan evaluasi penampilan”

(http://deethemeaningoflife.blogspot.com/2011/12/05/motivasi -berprestasi-dalam-sang-pemimpi.html).

Menurut McClelland dalam Ifdil Motivasi (2010), “Berprestasi didefinisikan sebagai kecenderungan seseorang dalam mengarahkan dan mempertahankan tingkah laku untuk mencapai suatu standar prestasi”.

(http//konselingindonesia.com/index2.php? option=com_content&do_pdf=1&id=71).


(21)

19 Sedangkan Heckhausen dalam Djaali (2008: 103) mendefinisikan motivasi

berprestasi sebagai suatu dorongan yang terdapat dalam diri siswa yang selalu berusaha atau berjuang untuk meningkatkan atau memelihara kemampuannya setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar

keunggulan.

Selanjutnya menurut Heckhausen dalam Djaali (2008: 103-104) standar keunggulan tersebut terbagi atas tiga komponen, yaitu standar keunggulan tugas, standar keunggulan diri dan standar keunggulan siswa lain. Standar keunggulan tugas adalah standar yang berhubungan dengan pencapaian tugas sebaik-baiknya. Standar keunggulan diri adalah standar yang berhubungan dengan pencapaian prestasi yang pernah dicapai selama ini. Adapun standar keunggulan siswa lain adalah standar keunggulan yang berhubungan dengan pencapaian prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian prestasi yang dicapai siswa lain. Standar ini lebih ditujukan kepada keinginan siswa untuk menjadi juara pertama dalam setiap kompetisi.

Slameto (2003: 26) menemukan bahwa motivasi berprestasi terdiri dari tiga komponen, yaitu.

1. Dorongan kognitif

Dorongan kognitif timbul di dalam proses interaksi antar siswa dengan tugas/masalah. Termasuk dalam dorongan kognitif adalah kebutuhan untuk mengetahui, untuk mengerti dan untuk memecahkan masalah.

2. Harga diri

Ada siswa tertentu yang melakukan tugas-tugas bukan terutama untuk memperoleh pengetahuan atau kecakapan, melainkan untuk memperoleh status dan harga diri.

3. Kebutuhan berafiliasi

Kebutuhan berafiliasi sukar dipisahkan dari harga diri. Siswa senang bila orang lain menunjukkan pembenaran terhadap dirinya. Oleh karena itu, ia giat belajar dan melakukan tugas-tugas dengan baik agar memperoleh pembenaran tersebut.

Selanjutnya McClelland yang dikutip oleh Marwisni Hasan dalam Ifdil (2010) mengemukakan karakteristik lain dari orang lain dari orang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi adalah mempunyai tanggung jawab pribadi, menetapkan nilai yang akan dicapai, berusaha bekerja kreatif, berusaha mencapai cita-cita, memiliki tugas yang moderat, melakukan kegiatan sebaik-baiknya dan mengadakan antisipasi. Berikut penjabarannya. a. Mempunyai tanggung jawab pribadi.

Siswa yang mempunyai motivasi berprestasi akan melakukan tugas sekolah atau bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Siswa yang


(22)

20 bertanggung jawab terhadap pekerjaan akan puas dengan hasil pekerjaan karena merupakan hasil usahanya sendiri

b. Menetapkan nilai yang akan dicapai atau menetapkan standar unggulan Siswa menetapkan nilai yang akan dicapai. Nilai itu lebih tinggi dari nilai sendiri (internal) atau lebih tinggi dengan nilai yang dicapai oleh orang lain (eksternal). Untuk mencapai nilai yang sesuai dengan standar keunggulan, siswa harus menguasai secara tuntas materi pelajaran. c. Berusaha bekerja kreatif

Siswa yang bermotivasi tinggi, gigih dan giat mencari cara yang kreatif untuk menyelesaikan tugas sekolahnya. Siswa mempergunakan beberapa cara belajar yang diciptakannya sendiri, sehingga siswa lebih menguasai materi pelajaran dan akhirnya memperoleh prestasi yang tinggi.

d. Berusaha mencapai cita-cita

Siswa yang mempunyai cita-cita akan berusaha sebaik-baiknya dalam belajar atau mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar. Siswa akan rajin mengerjakan tugas, belajar dengan keras, tekun dan ulet dan tidak mundur waktu belajar. Siswa akan mengerjakan tugas sampai selesai dan bila mengalami kesulitan ia akan membaca kembali bahan bacaan yang telah diterangkan guru, mengulangi mengerjakan tugas yang belum selesai.

e. Memiliki tugas yang moderat

Memiliki tugas yang moderat yaitu memiliki tugas yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Bila siswa mendapatkan tugas yang sangat sukar, ia mengerjakan tugas tersebut dengan membagi tugas menjadi beberapa bagian, tiap bagian lebih mudah menyelesaikannya.

f. Melakukan kegiatan sebaik-baiknya

Siswa yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi akan melakukan semua kegiatan belajar sebaik mungkin dan tidak ada kegiatan lupa di kerjakan. Siswa membuat kegiatan belajar dari mentaati jadwal tersebut. Siswa selalu mengikuti kegiatan belajar dan mengerjakan soal-soal latihan walaupun tidak disuruh guru serta memperbaiki tugas yang salah. Siswa juga akan melakukan kegiatan belajar jika ia mempunyai buku pelajaran dan perlengkapan belajar yang dibutuhkan dan melakukan kegiatan belajar sendiri atau bersama secara berkelompok.

g. Mengadakan antisipasi

Mengadakan antisipasi maksudnya melakukan kegiatan untuk

menghindari kegagalan atau kesulitan yang mungkin terjadi. Antisipasi dapat dilakukan siswa dengan menyiapkan semua keperluan atau peralatan sebelum pergi ke sekolah. Siswa dating ke sekolah lebih cepat dari jadwal belajar atau jadwal ujian, mencari soal atau jawaban untuk latihan. Siswa menyokong persiapan belajar yang perlu dan membaca materi pelajaran yang akan di berikan guru pada hari berikutnya.

(http://konselingindonesia.com/index2.php?option=com_content&do_pdf =1&id=71)


(23)

21 Akhirnya motivasi berprestasi dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai daya pendorong yang terdapat dalam diri siswa untuk mengarahkan dan mempertahankan tingkah laku menuju evaluasi penampilan dengan indikasi: mempunyai tanggung jawab pribadi (responsibility), menetapkan nilai yang akan dicapai atau menetapkan standar unggulan, berusaha bekerja kreatif, berusaha menggapai cita-cita, memiliki tugas yang moderat (moderate risk), melakukan kegiatan sebaik-baiknya, memilih umpan balik (feedback) langsung dan mengadakan antisipasi.

Individu akan mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan mempresepsikan bahwa keberhasilan adalah merupakan akibat dari kemauan dan usaha. Sedangkan individu yang memiliki motivasi berprestasi rendah akan mempresepsikan bahwa kegagalan adalah sebagai akibat kurangnya kemampuan dan tidak melihat usaha sebagai penentu keberhasilan. Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi dalam penelitian ini adalah keinginan atau dorongan yang kuat untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.

3. Sikap Siswa Terhadap Guru Ekonomi

Sikap pada dasarnya adalah merupakan bagian dari tingkah laku manusia, sebagai gejala atau kepribadian yang memancar keluar. Namun karena sikap ini

merupakan sesuatu yang paling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan, maka diperolehnya informasi mengenai sikap seseorang adalah penting sekali. Sikap dapat memberikan arah kepada tingkah laku atau perbuatan seseorang tersebut untuk menyayangi dan menyukai sesuatu atau sebaliknya. Sikap


(24)

22 merupakan masalah yang penting dan menarik dalam bidang psikologi, khususnya psikologi sosial, sehingga banyak penelitian di bidang psikologi sosial yang mengambil sikap sebagai objek penelitian utama.

Sikap yang dapat diartikan sebagai kecenderungan perilaku seseorang tatkala ia mempelajari hal-hal yang bersifat akademik. Pendapat ini dipertegas oleh Thurstone dalam Walgito (2003: 126) yang menyatakan bahwa,”Sikap adalah salah satu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis. Afeksi yang positif yaitu afeksi senang, sedangkan afeksi negatif adalah afeksi yang tidak menyenangkan. Dengan demikian objek dapat menimbulkan berbagai macam sikap, dapat menimbulkan berbagai macam tingkatan afeksi pada seseorang.”

Mengetahui sikap seseorang akan diperoleh gambaran kemungkinan, bagaimana respon atau tindakan yang akan diambil oleh orang tersebut terhadap suatu masalah atau keadaan yang dihadapkan padanya. Munculnya sikap seorang siswa diiringi minatnya terhadap suatu objek. Kemudian diyakini bahwa objek yang menarik minat siswa tersebut misalnya terhadap proses pembelajaran di kelas akan menjadi dasar motivasi sehingga akan menentukan sikap siswa itu untuk belajar.

Menurut pendapat Allport dalam Sunairah (2009), “Sikap adalah kesiapan mental dan neutral, yang diorganisasi melalui pengalaman dan menyebabkan pengaruh direktif atau dinamis terhadap respon individu dalam menanggapi semua objek dan situasi terkait. Dalam Azwar (Rokeach, 1967), menyatakan bahwa, sikap merupakan organisasi yang berkelanjutan dari keyakinan-keyakinan tentang suatu


(25)

23 objek atau situasi yang mendasari seseorang untuk merespon dalam suatu cara yang lebih disukai.”

Dikemukakan oleh Walgito (2003: 127) yang menyatakan, sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang akan dipilihnya. Penelitian mengenai sikap pada umumnya akan membantu pula meletakkan dasar-dasar teori tentang sikap, disamping ada nilai segi praktisnya. Dengan pengukuran sikap, orang akan dapat

mengetahui perbedaan sikap seseorang dengan orang lain, ataupun antara satu kelompok dengan kelompok lain.

Sikap siswa yang positif terhadap guru disamakan dengan minat terhadap guru itu sendiri, sedangkan minat akan memperlancar jalannya pelajaran siswa yang malas, tidak mau belajar dan gagal dalam belajar, disebabkan karena tidak adanya minat.

Menurut Walgito (2003: 127), sikap mengandung tiga konponen: kognitif (perseptual), afektif (emosional), konatif (perilaku atau action component). Komponen kognitif yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana orang mempersepsi objek sikap. Komponen afektif yaitu yang berhubungan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Komponen konatif yaitu komponen yang berkaitan dengan kecenderungan untuk berperilaku terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku sesorang terhadap objek sikap.

Sikap mempunyai sikap positif terhadap suatu objek yang bernilai dalam pandangannya, dan ia akan bersikap negatif terhadap objek yang dianggapnya tidak bernilai atau juga merugikan. Sikap ini kemudian mendasari dan mendorong kea rah sejumlah perbuatan yang satu sama lainnya berhubungan. Hal ini dapat menjadi objek sikap dapat bermacam-macam. Sekalipun demikian, orang hanya dapat mempunyai sikap terhadap hal-hal yang diketahuinya.


(26)

24 Dikemukakan oleh. Gerungan (2005) bahwa, “Pembentukan perubahan sikap-sikap yang bekerja di dalam diri kita, pada waktu itu minat perhatian kita terhadap objek-objek tertentu. Dalam faktor ekstern sikap dapat dibentuk dan diubah dalam interaksi kelompok, dimana terdapat hubungan timbale balik yang langsung antara manusia karena komunikasi, dimana terdapat pengaruh (hubungan) langsung dari satu pihak saja.”

Sikap siswa merupakan gambaran kesiapan siswa untuk menerima atau menolak suatu obyek yang menjadi perhatiannya. Sikap siswa dalam menanggapi

rangsangan yang berasal dari obyek tersebut. Disintegrasi yang terjadi dalam kegiatan yang terjadi dalam suatu kelas, perpecahan kelas untuk bersaing dalam kegiatan yang tidak teruji, terjadinya kelompok yang pro dan kontra terhadap seorang guru akan dapat menimbulkan keresahan yang akibatnya dapat merugikan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan guru.

Sikap siswa pada guru akan mempengaruhi proses belajar mengajar, karena itu sikap siswa pada guru akan memberikan dam pak terhadap baik atau tidaknya hasil pendidikan sebagaimana dikemukakan Nurkancana dan Sumartana (1979: 130) dalam Sunairah (2009) bahwa, “Sikap yang positif terhadap guru, sekolah, teman-teman dan sebagainya merupakan dorongan yang besar bagi anak-anak untuk mengadakan hubungan yang baik dan berprestasi”.

Banyak para ahli yang mengutarakan pendapat tentang pengertian sikap. Masing-masing ahli akan memberikan pendapat yang berbeda, namun tidak bertentangan satu sama lain. Sikap masing-masing anak bebeda sesuai dengan pengalaman yang didapat.


(27)

25 Dikemukakan oleh Rusefendi (1996: 131) dalam Sunairah (2009) yang mengatakan, “Seseorang anak yang mengikuti pelajaran dengan sunguh-sungguh, menyelesaikan tugas dengan baik, berpartisipasi aktif dalam diskusi, mengerjakan tugas-tugas rumah sampai tuntas dan selesai tepat pada

waktunya, dalam merespon secara baik terhadap tantangan yang dating dari pelajaran yang diberikan guru. Itulah tingkah laku seorang anak yang bersikap positif terhadap guru”.

Dikemukakan oleh Djaali (2008: 115) bahwa, “sikap siswa terhadap guru sangat penting karena didasarkan atas peranan guru sebagai leader dalam proses belajar mengajar. Gaya yang diterapkan guru dalam kelas berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa”. Pendapat ini dipertegas oleh Nasution dalam Djaali (2008: 116) menyatakan bahwa hubungan tidak baik dengan guru dapat menghalangi prestasi belajar yang tinggi. Sikap belajar bukan saja sikap yang ditunjukkan kepada guru, melainkan juga kepada tujuan yang akan dicapai, materi pelajaran, tugas dan lain-lain.

Dalam interaksi belajar mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat, didengar, ditiru semua perilakunya oleh para siswa karena di sekolah guru merupakan pribadi kunci, panutan utama bagi anak didik. Guru mempunyai hak otoritas untuk membimbing dan mengarahkan siswa agar menjadi manusia yang memiliki ilmu pengetahuan dimasa depan. Seperti yang dikemukakan oleh Sardiman AM (2004: 28), bahwa pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai, transfer of values. Oleh karena itu, guru bukan hanya sekedar “pengajar”, tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya.


(28)

26 Adapun faktor-faktor yang melekat pada guru yang berpengaruh kepada siswa adalah:

1. Keperibadian

Termasuk di dalamnya tingkah laku, wibawa, karakter dan lain-lain yang akan berpengaruh terhadap proses interaksi.

2. Penguasaan bahan

Sukses tidak hanya proses interaksi dengan baik akan dipengaruhi juga oleh seorang guru dalam menguasai bahan yang akan diberikan.

3. Penguasaan kelas

Banyak yang terjadi keributan kelas, penuh ketegangan itu semua antara lain karena guru tidak menguasai kelas.

4. Cara guru berbicara

Ada guru yang berbicara gugup, terlalu cepat, terlalu lemah atau diulang-ulang. Dalam interaksi edukatif, diusahakan berbicara yang mudah dipahami oleh siswa.

5. Cara menciptakan suasana kelas

Suasana kelas yang baik dan nyaman harus diciptakan oleh guru agar tercipta interaksi edukatif yang baik.

6. Memperhatikan prinsip individualitas

Ini harus disadari karena siswa memiliki perbedaan kemampuan dan kecakapan, sehingga guru harus independen dan tidak pilih kasih (Suryosobroto, 2000: 163-164).

Faktor-faktor di atas dapat mempengaruhi sikap siswa terhadap guru. Pada dasarnya guru diharapkan dapat menciptakan kondisi-kondisi yang

memungkinkan siswa dapat belajar dengan efektif dan dapat mengembangkan kemampuan dalam belajar, terutama dalam pelajaran ekonomi. Dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan interaksi antara guru dan siswa dijalin dengan akrab, hal ini dimaksudkan agar proses belajar mengajar berjalan dengan lancar. Apabila hal tersebut dapat berjalan dengan baik, maka akan terbentuk sikap positif untuk menyenangi guru. Namun apabila hal tersebut tidak berjalan dengan baik, maka akan terbentuk sikap negatif untuk tidak menyenangi guru.


(29)

27 Tingkah laku positif siswa terhadap guru dapat digambarkan oleh Ahmadi (2000: 165), “apabila individu memiliki sikap yang positif terhadap suatu objek, ia akan siap membantu, memperhatikan, berbuat sesuatu yang menguntungkan obyek itu. Sebaliknya bila ia memiliki sikap negatif terhadap suatu obyek, maka ia akan mengecam, mencela, menyerang bahkan membinasakan obyek itu”. Bila dalam interaksi siswa dan guru, siswa mempunyai perilaku seperti di atas, hal itu berarti siswa memiliki sikap positif terhadap guru. Namun bila siswa berperilaku buruk terhadap guru, berarti guru tidak berhasil dalam melakukan mengajar, kemampuan berkomunikasi, bersifat otoriter, tidak bijaksana, pilih kasih terhadap siswa

sehingga siswa tidak memiliki kesan yang baik terhadap guru yang menyebabkan perilaku buruk siswa dalam belajar.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sikap siswa terhadap guru adalah gambaran pribadi seorang siswa dalam berinteraksi serta bertindak terhadap guru. Siswa yang memiliki sikap positif terhadap guru akan berpengaruh bertambahnya motivasi berusaha dan motivasi belajar yang baik. Sebaliknya sikap negatif terhadap guru akan berpengaruh terhadap berkurangnya motivasi belajar dan minat berusaha.

4. Hasil belajar

Belajar menurut Whittaker dalam Djamarah (2008: 12) adalah sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Menurut Morgan dalam Dalyono (2005: 211), belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa


(30)

28 sehingga perbuatannya (performancenya) berubah dari waktu sebelum ia

mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.

Menurut Sardiman (2004: 21) belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan

penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Menurut Djamarah (2008: 13) belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

Berdasarkan pendapat diatas, belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam diri individu yang dilakukan dengan suatu usaha-usaha untuk memperoleh pengalaman dalam hidupnya. Sedangkan menurut Dalyono (2005: 51-54)

mengemukakan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut. a. Kematangan jasmani dan rohani

Salah satu prinsip utama belajar adalah harus mencapai kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang dipelajarinya.

Kematangan jasmani yaitu telah sampai pada batas minimal umur serta kondisi fisiknya telah cukup kuat untuk melakukan kegiatan belajar. Sedangkan kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan belajar.

b. Memiki kesiapan

Setiap orang yang hendak belajar harus memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup baik fisik, mental maupun perlengkapan belajar. Kesiapan fisik berarti memiliki tenaga cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental, memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan kegiatan belajar.

c. Memahami tujuan

Setiap orang yang belajar harus mempunyai tujuannya, ke mana arah tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya. Prinsip ini sangat penting dimiliki oleh orang belajar agar proses yang dilakukannya dapat cepat selesai dan berhasil.


(31)

29 d. Memiliki kesungguhan

Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan untuk

melaksanakannya. Belajar tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Sebaliknya, belajar dengan sungguh-sungguh serta tekun akan memperoleh hasil yang maksimal dan penggunaan waktu yang lebih efektif.

e. Ulangan dan latihan

Prinsip yang tidak kalah pentingnya adalah ulangan dan latihan. Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar meresap dalam otak, sehingga dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan. Mengulang pelajaran adalah satu cara untuk membantu berfungsinya ikatan.

Saat belajar siswa perlu memperhatikan prinsip-prinsip dalam belajar. Prinsip-prinsip ini perlu dilaksanakan oleh siswa dalam belajar. Siswa perlu menyadari pentingnya prinsip belajar itu. Karena dengan memperhatikan prinsip-prinsip belajar tersebut dengan baik maka hasil yang akan dicapai dapat baik.

Menurut Mulyasa (2008: 208-209) penilaian hasil belajar tingkat kelas adalah penilaian yang dilakukan oleh guru atau pendidik secara langsung. Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan prilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik.

Pada umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk : (1) peserta didik akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas perilaku yang diinginkan, (2) mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau dua tahap sehingga timbul lagi kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarang dengan yang diinginkan. Penilaian hasil bertujuan untuk mengetahui hasil belajar atau pembentukan kompetensi peserta didik. Standar nasional pendidikan mengungkapkan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk


(32)

30 memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk penialaian harian, penilaian tengah semester, penilaian akhir semester, dan penilaian kenaikan kelas. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi hasil belajar dan tindak

mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan puncak proses belajar yang merupakan bukti dari usaha yang telah dilakukan. Menurut Hamalik (2002: 155) hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan, sikap dan

keterampilan (Hamalik, 2002: 155).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, hasil belajar adalah keberhasilan yang telah dicapai siswa dalam suatu kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru berupa nilai atau angka. Penilaian hasil belajar ini untuk mengukur perubahan prilaku pada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Perbuatan belajar dan hasil belajar merupakan suatu kegiatan yang saling berhubungan. Artinya, siswa tidak akan menghasilkan hasil belajar yang baik jika tidak disertai dengan

perbuatan belajarnya. Jadi, hasil belajar siswa tercermin dari perbuatan belajarnya. Akan tetapi, untuk mencapai hasil belajar yang baik siswa harus berusaha

mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasikan ke dalam tiga ranah, yaitu: (1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika – matematika), (2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional), dan (3) domain psikomotor (keterampilan atau yang


(33)

31 mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial dan kecerdasan

musikal), (Sudrajat, 2008: 5).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam proses belajar yang menggambarkan keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh siswa. Saat belajar, hasil belajar yang diperoleh siswa tidak selamanya baik. Terkadang siswa memperoleh hasil belajar yang kurang memuaskan. Hasil belajar ini merupakan cerminan saat siswa belajar. Siswa yang belajar dengan sungguh-sungguh tentu akan memperoleh hasil belajar yang baik. Sedangkan siswa yang bermalas-malasan dalam belajarnya akan memperoleh hasil belajar yang kurang memuaskan dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan sungguh-sungguh.

Belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisi yang ada. Menurut Hamalik (2004: 32-33), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah:

1. Faktor kegiatan, pengulangan, dan ulangan 2. Belajar memerlukan latihan

3. Belajar akan lebih berhasil jika siswa merasa berhasil dan mendapatkan kepuasannya. Belajar hendaknya dilakukan dalam suasana yang

menyenangkan.

4. Siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajarnya.

5. Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar, karena semua pengalaman belajar antara yang lama dengan yang baru, secara berurutan diasosiasikan, sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman.

6. Pengalaman masa lampau dan pengertian-pengertian yang telah dimiliki oleh siswa, besar peranannya dalam proses belajar.

7. Faktor kesiapan belajar. 8. Faktor minat dan usaha. 9. Faktor-faktor fisiologis. 10.Faktor intelegensi.

Saat belajar, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat berupa faktor internal dan faktor


(34)

32 eksternal. Slameto (2010: 54-57) menyatakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara garis besar dibagi dalam dua faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

1. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor Intern meliputi:

a. Faktor jasmaniah

Faktor jasmaniah yang mempengaruhi hasil belajar siswa terdiri dari: 1) Faktor kesehatan

2) Faktor cacat tubuh b. Faktor psikologis

Ada tujuh faktor yang termasuk ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar siswa, yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.

c. Faktor kelelahan

Faktor kelelahan ada dua, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani dapat terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.

Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan mengahasilkan sesuatu hilang.

2. Faktor ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern terdiri dari:

a. Faktor Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa car orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga, serta latar belakang kebudayaannya.

b. Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi hasil belajar siswa meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajarn, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.


(35)

33 c. Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena keberadaan siswa yang dalam masyarakat. Faktor masyarakat yang mempengaruhi hasil belajar siswa meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar, hasil belajar yang dicapai dipengaruhi beberapa faktor yang digolongkan pada faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Sedangkan faktor ekstern merupakan faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor intern memiliki pengaruh yang besar bagi tercapainya hasil belajar siswa.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Agus Mulyanto (2011) Pengaruh Disiplin dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS Semester Genap di SMA Negeri 1 Kalirejo Tahun Pelajaran 2009/2010 menyatakan bahwa ada pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kalirejo Tahun Pelajaran 2009/2010 yang dibuktikan dari hasil perhitungan uji t yang menunjukkan t hitung > t tabel atau 7,080 > 1,989. 2. Triani Ratnawuri (2007) yang berjudul “Hubungan antara Konsep Diri dan

Motivasi Berprestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2005-2006 Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung tahun ajaran 2006/2007”, menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar dengan r=0,697 dimana t hitung > t tabel = 7,237 > 1,960.


(36)

34 3. Sri Astuti (2002) yang berjudul “Hubungan antara Sikap Siswa terhadap Guru

PPKN dengan prestasi Belajar PPKN siswa kelas II SMUN 1 Bukit Kemuning Lampung Utara tahun ajaran 200/2001”, menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara sikap siswa terhadap guru dengan prestasi belajar dengan perhitungan x² hitung ≥ tabel yaitu x² hitung = 12,59 ≥ x² tabel = 9,49.

C. Kerangka Pikir

Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran dapat diartikan sebagai usaha

memberikan hasil yang diharapkan siswa setelah proses belajar mengajar. Tujuan tersebut dapat dikatakan tercapai apabila siswa dapat memahami dan mampu menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru yang diindikasi mempunyai perolehan angka nilai kuantitatif tinggi. Tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai menentukan tinggi rendahnya mutu pelajaran. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam usaha pencapaian tujuan pembelajaran, diantaranya disiplin belajar, motivasi berprestasi dan sikap siswa terhadap guru. Disiplin belajar merupakan faktor penentu dalam keberhasilan mencapai tujuan pengajaran dan hasil belajar yang baik. Siswa yang mempunyai disiplin belajar yang tinggi berarti siswa tersebut mempunyai kunci keberhasilan dalam belajar. Seorang siswa dapat dikatakan disiplin belajarnya tinggi apabila siswa itu tunduk pada peraturan-peraturan yang berlaku.

Selain disiplin belajar, motivasi berprestasi juga merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam belajar. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi


(37)

35 tinggi adalah mempunyai tanggung jawab pribadi, menetapkan nilai yang akan dicapai, berusaha bekerja kreatif, berusaha mencapai cita-cita, memiliki tugas yang moderat, melakukan kegiatan sebaik-baiknya dan mengadakan antisipasi. Tingginya motivasi berprestasi seseorang tentu akan membedakan pencapaian hasil belajar. Semakin tinggi motivasi berprestasi seseorang maka makin optimal pula hasil belajar yang akan dicapainya.

Sikap siswa terhadap guru adalah gambaran pribadi seorang siswa dalam

berinteraksi dan bertindak terhadap guru. Siswa yang memiliki sikap yang positif terhadap guru akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang akan dicapainya. Sebaliknya sikap negatif terhadap guru akan berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar. Sikap yang positif terhadap guru akan memberikan dorongan yang besar bagi siswa untuk meningkatkan prestasi belajar. Hubungan tidak baik dengan guru akan mengahalangi hasil belajar yang tinggi.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa variabel Hasil Belajar dipengaruhi oleh berbagai variabel penyebab, diantaranya Disiplin Belajar (X1) , Motivasi Berprestasi (X2), dan Sikap Siswa Terhadap Guru (X3). Dengan


(38)

36

Gambar 1. Model teoritis pengaruh variabel X1, X2 dan X3 terhadap Y (Sugiyono, 2010: 44)

D. Hipotesis

Hipotesis yang dijukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ada pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar Ekonomi siswa kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2011/2012/ 2. Ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar siswa kelas X

Semester Ganjil SMA Negeri 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2011/2012. 3. Ada pengaruh sikap siswa terhadap guru terhadap hasil belajar Ekonomi

siswa kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2011/2012.

4. Ada pengaruh disiplin belajar, motivasi berprestasi dan sikap siswa terhadap guru terhadap hasil belajar Ekonomi siswa kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2011/2012.

Disiplin Belajar (X1)

Motivasi Berprestasi (X2)

Sikap Siswa Terhadap Guru (X3)


(39)

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penggunaan metode penelitian dalam suatu penelitian sangatlah penting. Penggunaan metode ini untuk menentukan data penelitian, menguji kebenaran, menemukan dan mengembangkan suatu pengetahuan, serta mengkaji kebenaran suatu pengetahuan sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Metode

penelitian merupakan metode kerja yang dilakukan dalam penelitian termasuk alat-alat yang digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data dilapangan pada saat melakukan penelitian.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survey. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan objek atau subjek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Sedangkan verifikatif menunjukkan pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Pendekatan ex post facto adalah salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara mengambil data secara langsung di area


(40)

38 sebelum dilaksanakannya penelitian lebih lanjut. Sedangkan yang dimaksud dengan pendekatan survey adalah pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur, dan sebagainya (Sugiyono, 2010 : 12).

Secara khusus penelitian ini hanya mendeskripsikan pengaruh disiplin belajar, motivasi berprestasi dan sikap siswa pada guru ekonomi terhadap hasil belajar ekonomi Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Populasi dan Sampel

Bagian ini akan mengemukakan secara lebih rinci tentang populasi dan sampel dalam penelitian ini. Pada pembahasan sampel akan dibagi tentang teknik penentuan besarnya sampel dan teknik pengambilan sampel tersebut. Adapun penjelasannya lebih rinci akan dijelaskan berikut ini.

1. Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2010: 297).

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Pagelaran tahun pelajaran 2011/2012.


(41)

39

Tabel 5. Data Jumlah Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2011/2012

No Kelas Jumlah Siswa

(Populasi) Laki-laki Perempuan

1 X1 35 12 23

2 X2 35 12 23

3 X3 33 18 15

4 X4 36 15 21

5 X5 34 13 21

6 X6 31 10 21

7 X7 34 11 23

Jumlah 238 91 147

Sumber : Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Pagelaran Tahun Ajaran 2011/2012

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini jumlah populasi yang akan diteliti sebanyak 238 siswa.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2010: 81), Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut Basrowi dan Kasinu (2007: 260) sampel adalah sebagian populasi yang dipilih dengan teknik tertentu untuk mewakili populasi. Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi digunakan rumus Cochran yang didasarkan pada jenis kelamin, yaitu

=

. . 2

1 + 1 ( . . − 1) Keterangan:

n = Jumlah sampel minimal N = Ukuran populasi

T = Tingkat kepercayaan (digunakan 0,95 sehingga nilai t = 1,96) d = Taraf kekeliruan (digunakan 0,05)

p = Proporsi dari karakteristik tertentu (golongan) q = 1 – p


(42)

40 Berdasarkan rumus di atas besarnya sampel dalam penelitian ini adalah

p = = 0,3823; (Proporsi untuk siswa laki-laki)

q = 1 – 0,3823 = 0,6177; (Proporsi untuk siswa perempuan) . . =1,96 x 0,3823 x 0,6177 = 0,9072

= 0,05 = 0,0025

=

0,9072 0,0025

1 + 1238 (0,90720,0025 − 1)

= 362,88 1 + 1,5205 =

362,88

2,5205 = 143,97 144

Jadi, besarnya sampel dalam penelitian adalah ini 144 siswa. Dengan menggunakan rumus Cochran ini maka dalam menentukan besarnya sampel mempertimbangkan atau memasukkan karakter yang terdapat pada populasi sehingga diharapkan penentuan besarnya sampel tersebut akan dapat

mencerminkan kondisi populasi yang sebenarnya.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah probabilitas sampling dengan menggunakan proporsional random sampling yaitu pengambilan sampel dengan memperhatikan proporsi jumlah sub-sub populasi.


(43)

41 Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional (Rahmat dalam silvia,2009: 26) hal ini dilakukan dengan cara:

Jumlah sampel tiap kelas = Xjumlah tiap kelas

Tabel 6. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Kelas

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2010: 38). Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas (Independent Variable).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah disiplin belajar (X1), motivasi

berprestasi (X2) dan sikap siswa pada guru (X3).

No Kelas Perhitungan Jumlah Siswa

(Sampel)

1 X1 144238 × 35 = 21,17 21

2 X2 144

238 × 35 = 21,17 21

3 X3 144

238 × 33 = 19,96 20

4 X4 144

238 × 36 = 21,78 21

5 X5 144

238 × 34 = 20,57 21

6 X6 144

238 × 31 = 18,75 19

7 X7 144

238× 34 = 20,57 21


(44)

42 2. Variabel terikat (Dependent Variable).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar ekonomi (Y).

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel a. Definisi Konseptual Variabel

1. Disiplin Belajar (X1)

Menurut Walgito dalam Hesti (2008: 12) mengemukakan disiplin belajar adalah ketaatan dan kepatuhan dalam melaksanakan aktivitas belajar sesuai aturannya untuk mencapai tujuan yang diharapkannya, keterikatan antara disiplin belajar dengan hasil belajar sangat erat sehingga semakin berdisiplin dalam belajar semakin baik hasil yang dicapai.

2. Motivasi Berprestasi (X2)

Menurut Heckhausen dalam Djaali (2008: 103) motivasi berprestasi merupakan suatu dorongan yang terdapat dalam diri siswa yang selalu berusaha atau berjuang untuk meningkatkan atau memelihara

kemampuannya setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulan.

3. Sikap Siswa Terhadap Guru (X3)

Dikemukakan oleh Djaali (2008: 115) bahwa, “sikap siswa terhadap guru sangat penting karena didasarkan atas peranan guru sebagai leader dalam proses belajar mengajar. Gaya yang diterapkan guru dalam kelas


(45)

43 Pendapat ini dipertegas oleh Nasution dalam Djaali (2008: 116)

menyatakan bahwa hubungan tidak baik dengan guru dapat menghalangi prestasi belajar yang tinggi. Sikap belajar bukan saja sikap yang

ditunjukkan kepada guru, melainkan juga kepada tujuan yang akan dicapai, materi pelajaran, tugas dan lain-lain.

4. Hasil belajar Ekonomi (Y)

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi belajar dan tidak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan puncak proses belajar yang merupakan bukti dari usaha yang telah dilakukan. Menurut Hamalik (2002: 155) hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan.

b. Definisi Operasional Variabel

i. Disiplin belajar (X1)

Disiplin belajar meliputi sebagai berikut. 1. Aktivitas belajar siswa

a. Reaksi siswa ketika mendapatkan PR b. Mengulang kembali pelajaran di rumah c. Mengisi waktu luang dengan membaca

d. Belajar kelompok ketika guru tidak masuk kelas 2. Tertib dan teratur

a. Perencanaan belajar b. Pembagian waktu belajar


(46)

44 c. Cara belajar

d. Tertib dalam belajar e. Tertib di sekolah ii. Motivasi berprestasi (X2)

Motivasi berprestasi meliputi sebagai berikut. 1. Dorongan untuk berprestasi

a. Tujuan yang ingin dicapai b. Keyakinan diri

c. Persaingan d. Kebanggaan

2. Usaha untuk berprestasi a. Menerima tugas b. Tanggung jawab

c. Kesediaan menghadapi resiko iii. Sikap siswa pada guru (X3)

Sikap siswa terhadap guru meliputi sebagai berikut. 1. Kognitif

a. Respon siswa terhadap isi materi yang disampaikan guru b. Keyakinan siswa untuk menerima materi yang diberikan guru 2. Afektif

a. Reaksi yang menunjukkan rasa senang belajar b. Reaksi yang menunjukkan rasa tidak senang belajar


(47)

45 3. Konatif

a. Pendapat siswa tentang cara guru ekonomi mengajar b. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar ekonomi c. Tujuan belajar ekonomi

iv. Hasil belajar Ekonomi (Y)

Besarnya angka atau nilai Ekonomi yang diperoleh siswa pada saat ulangan harian.

Berdasarkan definisi - definisi yang dikemukan di atas maka untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan tabel yang menggambarkan definisi operasianal variabel tentang variabel-variabel, indikator- indikator, dan sub indikator yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini.

Tabel7. Indikator dan Sub Indikator Variabel

Variabel Indikator Sub Indikator Skala

Disiplin Belajar (X1)

1. Aktivitas Belajar

2. Tertib dan teratur

1. Reaksi siswa ketika mendapatkan PR 2. Mengulang kembali

pelajaran di rumah 3. Mengisi waktu luang

dengan membaca

4. Belajar kelompok ketika guru tidak masuk kelas. 1. Perencanaan belajar 2. Pembagian waktu belajar 3. Cara belajar

4. Tertib dalam belajar 5. Tertib di sekolah


(48)

46

Variabel Indikator Sub Indikator Skala

Motivasi Berprestasi (X2)

1. Dorongan untuk berprestasi 2. Usaha untuk berprestasi

1. Tujuan yang ingin dicapai.

2. Keyakinan diri. 3. Persaingan. 4. Kebanggaan. 1. Menerima tugas. 2. Tanggung jawab. 3. Kesediaan menghadapi

resiko.

Ordinal

Sikap Siswa pada Guru (X3)

1. Kognitif (perceptual) 2. Afektif (emosional) 3. Konatif (perilaku atau action component)

1. Respon siswa terhadap isi yang disampaikan oleh guru

2. Keyakinan siswa untuk menerima materi yang diberikan guru

1. Reaksi yang menunjukkan rasa senang belajar 2. Reaksi yang

menunjukkan rasa tidak senang belajar

1. Pendapat siswa tentang cara guru ekonomi mengajar

2. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar 3. Tujuan belajar ekonomi


(49)

47

Variabel Indikator Sub Indikator Skala

Hasil Belajar Ekonomi (Y)

Hasil ulangan harian mata pelajaran Ekonomi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Pagelaran tahun pelajaran 2011/2012

Tingkat atau besarnya nilai yang diperoleh dari ulangan harian siswa kelas X di SMA Negeri 1 Pagelaran tahun pelajaran 2011/2012

Interval

E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencataatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung (Purwanto dalam Basrowi dan Kasinu,2007: 166). Teknik ini dilakukan pada saat melakukan penelitian pendahuluan.

2. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan (Basrowi dan Kasinu,2007: 166). Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data terkait dengan jumlah siswa dan hasil belajar Ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2011/2012.


(50)

48 3. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono,2010: 142). Angket digunakan untuk memperoleh informasi mengenai disiplin belajar, aktivitas belajar, perhatian orang tua dan hasil belajar Ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2011/2012.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan angket close (tertutup) dimana dalam angket ini jawaban untuk responden sudah tersedia. Dalam angket ini peneliti juga menggunakan pendekatan rating scale, dimana dalam angket ini jawaban yang ada mempunyai nilai positif yang dimulai dari angka 5 hingga mencapai nilai negatif yaitu angka 1.

F. Uji Persyaratan Instrumen

Alat ukur atau instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian. Sedangkan pengumpulan data yang baik akan dapat dipergunakan untuk pengumpulan data yang obyektif dan mampu menguji hipotesis penelitian. Ada dua syarat pokok untuk dapat dikatakan sebagai alat pengumpulan data yang baik, yaitu uji validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Validitas dapat diartikan sebagai suatu tes pengukuran yang menunjukkan validitas atau kesahihan suatu instrumen. Seperti pendapat Arikunto (2009: 58), yang menyatakan bahwa ” Validitas adalah suatu ukuran yang menunjang tingkat validitas atau kesahihan suatu instrumen, sebuah instrumen dikatakan valid


(51)

49 apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur, sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel Untuk mengukur tingkat validitas angket yang yang diteliti secara tepat.

Untuk mengukur tingkat validitas angket digunakan rumus korelasi product moment dengan rumus:

  

 

2 2

2

 

2

Y

N X -X N

X -XY N r

 

Y Y

xy

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N : Jumlah sampel X : Skor butir soal Y : Skor total

Dengan kriteria pengujian apabila r hitung > r tabel dengan  0,05 maka alat ukur

tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka alat ukur

tersebut adalah tidak valid (Arikunto,2009: 72).

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil uji coba angket pada variable X1, X2, X3 dan Y kepada 20 orang responden, kemudian dihitung menggunakan

perangkat lunak SPSS. Hasil perhitungan kemudian dicocokkan dengan r Product Moment dengan α = 0,05 adalah 0,444, maka diketahui hasill perhitungan sebagai berikut.


(52)

50

Tabel8. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X1

No rhitung rtabel Kesimpulan keterangan

1 .796 .444 rhitung>rtabel Valid

2 .633 .444 rhitung>rtabel Valid

3 .779 .444 rhitung>rtabel Valid

4 .686 .444 rhitung>rtabel Valid

5 .673 .444 rhitung>rtabel Valid

6 .636 .444 rhitung>rtabel Valid

7 .246 .444 rhitung<rtabel Tidak Valid

8 .669 .444 rhitung>rtabel Valid

9 .483 .444 rhitung>rtabel Valid

10 .504 .444 rhitung>rtabel Valid

11 .597 .444 rhitung>rtabel Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2012

Kriteria yang digunakan adalah jika r hitung > r tabel , maka soal tersebut valid dan

sebaliknya. Berdasarkan criteria tersebut, terdapat 1 soal yang tidak valid dan dalam penelitian ini soal tersebut didrop atau dibuang. Dengan demikan, angket yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 10 soal.

Tabel9. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X2

No rhitung rtabel Kesimpulan keterangan

1 .501 .444 rhitung>rtabel Valid

2 .670 .444 rhitung>rtabel Valid

3 .490 .444 rhitung>rtabel Valid

4 .525 .444 rhitung>rtabel Valid

5 .481 .444 rhitung>rtabel Valid

6 .769 .444 rhitung>rtabel Valid

7 .550 .444 rhitung>rtabel Valid

8 .764 .444 rhitung>rtabel Valid

9 .941 .444 rhitung>rtabel Valid

10 .079 .444 rhitung<rtabel Tidak Valid

11 .499 .444 rhitung>rtabel Valid

12 .532 .444 rhitung>rtabel Valid

13 .553 .444 rhitung>rtabel Valid

14 .754 .444 rhitung>rtabel Valid

15 .259 .444 rhitung<rtabel Tidak Valid

16 .549 .444 rhitung>rtabel Valid

17 -.090 .444 rhitung<rtabel Tidak Valid

18 .520 .444 rhitung>rtabel Valid


(53)

51 20 .563 .444 rhitung>rtabel Valid

21 .670 .444 rhitung>rtabel Valid

22 .521 .444 rhitung>rtabel Valid

23 .469 .444 rhitung>rtabel Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2012

Kriteria yang digunakan adalah jika r hitung > r tabel , maka soal tersebut valid dan

sebaliknya. Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 3 soal yang tidak valid dan dalam penelitian ini soal tersebut didrop atau dibuang. Dengan demikan, angket yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 20 soal.

Tabel10. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X3

No rhitung rtabel Kesimpulan keterangan

1 .652 .444 rhitung>rtabel Valid

2 .596 .444 rhitung>rtabel Valid

3 .102 .444 rhitung<rtabel Tidak Valid

4 .690 .444 rhitung>rtabel Valid

5 .736 .444 rhitung>rtabel Valid

6 .626 .444 rhitung>rtabel Valid

7 .458 .444 rhitung>rtabel Valid

8 .703 .444 rhitung>rtabel Valid

9 .675 .444 rhitung>rtabel Valid

10 .731 .444 rhitung>rtabel Valid

11 .665 .444 rhitung>rtabel Valid

12 .764 .444 rhitung>rtabel Valid

13 .553 .444 rhitung>rtabel Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2012

Kriteria yang digunakan adalah jika r hitung > r tabel , maka soal tersebut valid dan

sebaliknya. Berdasarkan criteria tersebut, terdapat 1 soal yang tidak valid dan dalam penelitian ini soal tersebut didrop atau dibuang. Dengan demikan, angket yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 12 soal.


(54)

52

2. Uji Reliabilitas

Suatu tes dapat dikatakan reliabel (taraf kepercayaan) yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Jadi reliabilitas tes adalah ketetapan hasil tes atau seandainya hasilnya berubah-berubah, perubahan yang terjadi dapat

dikatakan tidak berarti (Arikunto,2009: 86).

Sedangkan untuk mengukur tingkat reliabilitas instrumen dapat digunakan rumus Alpha sebagai berikut :

 

           

2

2 11 nn-1 1

-r t i   Keterangan:

r11 : Reliabilitas instrumen

2

i

 : Skor tiap-tiap item n : Banyaknya butir soal

2 t

 : Varians total

Kriteria uji reliabilitas dengan rumus alpha adalah apabila rhitung > rtabel, maka alat

ukur tersebut reliabel dan juga sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka alat ukur tidak

reliabel.

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks r11

sebagai berikut :

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : kurang

Antara 0,000 sampai dengan 0,100 : sangat rendah (Arikunto,2009: 109). Berikut disajikan tabel hasil uji reliabilitas angket pada 20 responden dengan 11 pernyataan.


(55)

53

Tabel11. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X1 Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha Items N of

.833 11

Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2012

Berdasarkan informasi di atas menunjukkan bahwa harga koefisien alpha hitung untuk variabel disiplin belajar (X1) > 0,444, maka dapat disimpulkan bahwa angket atau alat pengukur data tersebut bersifat reliable. Dengan demikian, semua pernyataan untuk variabel X1 dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan.

Berikut disajikan tabel hasil uji reliabilitas angket pada 20 responden dengan 23 pernyataan.

Tabel12. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X2 Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha Items N of

.889 23

Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2012

Berdasarkan informasi di atas menunjukkan bahwa harga koefisien alpha hitung untuk variabel motivasi berprestasi (X2) > 0,444, maka dapat disimpulkan bahwa angket atau alat pengukur data tersebut bersifat reliable. Dengan demikian, semua pernyataan untuk variabel X2 dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan.

Berikut disajikan tabel hasil uji reliabilitas angket pada 20 responden dengan 13 pernyataan.


(1)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ………. xvii

DAFTAR GAMBAR ……… xix

DAFTAR LAMPIRAN ……… xx

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Kegunaan Penelitian ... 10

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 13

1. Disiplin Belajar ... 13

2. Motivasi Berprestasi ... 16

3. Sikap Siswa Pada Guru ... 21

4. Hasil Belajar ... 27

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 33

C. Kerangka Pikir.. ... 34

D. Hipotesis ... 36

III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 37

B. Populasi dan Sampel ... 38

1. Populasi ... 38

2. Sampel... ... 39

3. Teknik Pengambilan Sampel ... 40


(3)

Halaman

D. Definisi Konseptual dan Operasional ... 42

1. Definisi Konseptual Variabel ... 42

2. Definisi Operasional Variabel ... 43

E. Teknik Pengumpulan Data ... 47

1. Observasi... ... 47

2. Dokumentasi. ... 47

3. Angket ... 48

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 48

1. Uji Validitas ... 48

2. Uji Reliabilitas ... 52

G. Uji Persyaratan Statistik Parametrik ... 54

1. Uji Normalitas ... 54

2. Uji Homogenitas ... 55

H. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda... 56

1. Uji Kelinieran Regresi ... 56

2. Uji Multikolinieritas ... 58

3. Uji Autokorelasi ... 60

4. Uji Heteroskedastisitas ... 61

I. Pengujian Hipotesis ... 62

1. Regresi Linier Sederhana ... 62

2. Regresi Linier Multiple ... 63

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 65

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 1 Pagelaran ... 65

2. Situasi dan Kondisi SMA Negeri 1 Pagelaran ... 66

3. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Pagelaran ... 67

4. Fungsi dan Tugas Pengelola Sekolah ... 69

5. Proses Belajar Mengajar di SMA Negeri 1 Pagelaran ………. 76

6. Kondisi Guru dan Karyawan SMA Negeri 1Pagelaran... 77

7. Kondisi Siswa... 77

B. Gambaran Umum Responden ... 77

C. Deskripsi Data ... 77

1. Data Disiplin Belajar (X1) ... 78

2. Data Motivasi Berprestasi (X2) ... 80

3. Sikap Siswa Pada Guru (X3)... 82

4. Data Hasil Belajar Ekonomi (Y) ... 84

D. Uji Persyaratan Statistik Parametrik (Analisis Data) ... 86

1. Uji Normalitas ... 87

2. Uji Homegenitas ... 88

E. Uji Persyaratan Regresi Linier Ganda ... 89

1. Uji Kelinieran Regresi ... 89

1. Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel X1 ... 89

2. Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel X2 ... 90


(4)

Halaman

2. Uji Multikolinieritas ... 93

3. Uji Autokorelasi ... 95

4. Uji Heterokedastisitas ... 96

F. Uji Hipotesis ... 98

1. Regresi Linier Sederhana ... 98

1.1. Pengaruh Disiplin Belajar terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X semester ganjil SMA N 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 98

1.2. Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X semester ganjil SMA N 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 100

1.3. Pengaruh Sikap Siswa Pada Guru terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X semester ganjil SMA N 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 102

2. Regresi Linier Multiple ... 104

G. Pembahasan... ... 107

1. Pengaruh Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi…… 107

2. Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Ekonomi 109

3. Pengaruh Sikap Siswa Pada Guru Terhadap Hasil Belajar Ekonomi... 111

4. Pengaruh Disiplin Belajar, Motivasi Berprestasi dan Sikap Siswa Pada Guru Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Pagelaran Pelajaran 2011/2012... 113

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .. ... 118

B. Saran ... ... 119 DAFTAR PUSTAKA


(5)

DAFTAR PUSTAKA

A.M., Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Ahmadi, Abu. 2007. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Astuti, Leny. 2009. Pengaruh motivasi dan disiplin belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu Siswa VII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung

tahun pelajaran 2008-2009. Universitas Lampung.Bandar Lampung

Azwar, Saefuddin. 2008. Pengantar Psikologi Intelegensi. Jogjakarta: pustaka Belajar.

Basri, M. 2004. Hubungan antara Motivasi Berprestasi, Latar Belakang Ekonomi Keluarga, dan Disiplin Siswa dengan Hasil Belajar Penerima Beasiswa Oebit

Tahun Pelajaran 2003/2004. (Tesis). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Basrowi dan Akhmad Kasinu. 2007. Metodologi Penelitian Sosial konsep, prosedur dan Aplikasi. Kediri: CV Jenggala Pustaka Utama.

Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta Durkheim, Emile. 1990. Pendidikan Moral. Jakarta: Erlangga.

Fausiah, F. dan J. Widury. 2007. Psikologi Abnormal Klinis Dewasa. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).

Gerungan, W.A. 2005. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Gie, The Liang. 1984. Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.


(6)

Mulyasa. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Prayitno dan Amati Erman. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ardi Mahasatya.

Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Jakarta: CV. Alfaabeta Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Siagian, P. Sondang. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudarmanto, R. Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudarmanto, R. Gunawan. 2011. Penentuan Besarnya Sampel Penelitian Menggunakan Rumus Cochran. (Online).

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi, D. K. 1983. Proses Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sunairah. 2009. Pengaruh Sikap Siswi Terhadap Guru Ekonomi dan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi kelas 1k Semester Genap Madrasah Aliyah Dinniyah Putri Lampung Tahun Ajaran 2008/2009

Suryabrata, Sumadi. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka

Cipta.(http//konselingindonesia.com/index2.php?option=com_content&do_pdf =1&id=71). Diakses tanggal 05-12-2011.

Tu'u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta : Grasindo

Walgito, Bimo. 2003. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi. (http://blog.unila.ac.id/radengunawans. diakses tanggal 13 Oktober 2011).

(http://caripdf.com/download/index.php?name=motivasi%20berprestasi&file=pu staka.Unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/02/mahasiswa_dan_motivasi_berp restasi). Diakses tanggal 07-12-2011.


Dokumen yang terkait

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, MOTIVASI BERPRESTASI DAN KETERSEDIAAN FASILITAS BELAJAR DI RUMAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 AMBARAWA TAHUN PELAJARAN 2011-2012

0 3 79

PENGARUH SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 PURBOLINGGO LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 41

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP SISWA PADA GURU TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 PAGELARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 77

PENGARUH MINAT BACA, KETERSEDIAAN SUMBER BELAJAR, DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 13 79

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, AKTIVITAS BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 97

PENGARUH CARA BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI RUMAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 87

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 SRAGI LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 86

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, CARA BELAJAR, DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 4 METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 10 103

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 METRO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 13 77

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NEGERI PRINGSEWU SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 7 76