Manfaat Aptitude Treatment interaction

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 7. Membantu peserta didik yang mendapat kesulitan 8. Mendorong peserta didik menumbuhkan kepercayaan, menciptakan suasana secara aktif dengan cara: a. menyajikan pertanyaan atau tugas selama pengembangan b. mendorong peserta didik menyampaikan idenya c. mendorong peserta didik terjadinya tukar pendapat antara peserta didik dengan guru. 9. Penguatan dengan cara : a. memberikan penguatan terhadap tingkah laku peserta didik yang baik, b. memberikan semangat kepada peserta didik yang belum berhasil, c. penguatan bervariasi diberikan secara wajar dan diberikan pada waktu yang tepat. Dalam penerapan diberikan latihan terkontrol dan latihan mandiri. Latihan terkontrol setting kelas kelompok dengan tutor sebaya, meliputi kegiatan: 1. tugas diarahkan dengan jelas 2. membimbing dan memudahkan belajar peserta didik 3. menuntut tanggung jawab peserta didik, 4. menumbuhkan kerjasama antar peserta didik, dan 5. menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam belajar. Latihan mandiri meliputi kegiatan: 1. komunikasi antar pribadi menunjukkan kehangatan, 2. merespon setiap pendapat peserta didik, 3. membimbing belajar peserta didik, 4. mendorong peserta didik untuk banyak berkreasi dalam belajar dan 5. menumbuhkan kepercayaan peserta didik kepada diri sendiri. Kegiatan penutup digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id meliputi review guru terhadap rangkuman dan tindak lanjut 10 . d. Untuk review guru terhadap rangkuman, yaitu : 1. mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman 2. rangkuman jelas dan mencakup seluruh inti materi ajar. e. Kegiatan tindak lanjut yaitu : 1. mengevaluasi kemampuan peserta didik, 2. menyarankan agar materi ajar dipelajari kembali di rumah, 3. memberikan tugas rumah mandiri dengan petunjuk pengerjaan yang jelas. 10 Yuli Tri Wiyanto, Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan strategi aptitude treatment interaction ditinjau dari kemampuan awal siswa kelas VIII semester genap SMP Muhammadiyah 4 Surakarta 20092010, tesis, Surakarta: Pasca Sarjana UMS, 2010, h.19.t.d digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Secara garis besar langkah penerapan pembelajaran ATI dalam kelas adalah: Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya, Kembangkan sifat ingin tahu peserta didik dengan bertanya,Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik, Ciptakan ’masyarakat belajar’ belajar dalam kelompok-kelompok, Hadirkan ’model’ sebagai contoh pembelajaran, Lakukan refleksi di akhir pembelajaran, Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara lalu dokumentasikan hasilnya 11 . Secara garis besar langkah penerapan pembelajaran ATI dalam kelas adalah 12 : a. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri,menemukan sendiri, dan mengkontroksikan sendiri pegetahuan dan keterampilan barunya b. Mengembangkan sifat ingin tahu peserta didik dengan bertanya c. Melaksanakan sejauh mungkinkegiatan inkuiri untuk semua topik d. Menciptakan masyarakat belajar belajar dalam kelompok- kelompok e. Menghadirkan „model’ sebagai contoh pembelajaran f. Melakukan refleksi di akhir pembelajaran g. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara lalu dokumentasikan hasilnya.

5. Langkah - langkah Aptitude Treatment Interaction pada materi

perbandingan Langkah – langkah pembelajaran pada model Aptitude Treatment Interaction pada materi perbandingan adalah sebagai berikut : a. Review, pada tahap ini guru mereview terhadap tugas yang telah diberikan kepada siswa sebelum pembelajaran dimulai. 11 Ibid, h. 17.t.d 12 Ibid, h.22.t.d digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id b. Motivasi awal, pada tahap ini guru memberikan motivasi awal pada siswa tentang materi yang akan dipelajari. c. Pengembangan konsep dan penerapan, pada tahap ini guru melakukan pembelajaran bersama siswa dengan treatment - treatment yang meliputi pembelajaran mandiri pada kelompok tinggi, pembelajaran terarah pada kelompok sedang dan pembelajaran terbimbing pada kelompok rendah. Treatment ini digunakan untuk melatih kemampuan komunikasi tulis dan lisan matematika siswa pada materi perbandingan. d. Review dan tindak lanjut, pada tahap ini guru melakukan evaluasi terhadap kemampuan siswa setelah pembelajaran.

6. Komponen-komponen Aptitude Treatment Interaction

Komponen komponen Aptitude Treatment Interaction adalah sebagai berikut : a. Peragaan Peragaan adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat diamati dan ditiru oleh setiap peserta didik. Misalnya guru memberikan contoh bagaimana mengoperasikan sebuah alat. Belajar dengan cara ini,hasil pengetahuan yang diperoleh peserta didik akan lebih melekat dalam diri peserta didik dan mereka akan lebih mudah menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari, karena mereka telah melihat dan bisa mengamati suatu contohmodel konkrit dari pengetahuan yang mereka ingin dapatkan 13 . b. Bertanya Bertanya merupakan kegiatan utama dari semua aktifitas belajar, karena dengan kegiatan bertanya guru dapat memotivasi bahkan dapat menilai sejauh mana keberanian dan kemampuan berpikir seorang peserta didik dalam mengkonstruk pengetahuan dan pemahaman yang ingin didapatkan. Sedangkan bagi peserta didik, kegiatan bertanya adalah hal penting yang perlu dilakukan dalam pembelajaran,yakni untuk menggali informasi, mengkonfirmasi apa yang sudah diketahui, 13 Mihmidiyati ya’cub, Penerapan CTL dalam Pembelajaran Ilmu Agama dan Umum di Pesantren Hidayatullah Surabaya, jurnal dalam majalah NIZIMIA, Volume 8, Nomor 2Desember,2005,h.179 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya 14 . Kegiatan bertanya merupakan multiple interaction antara guru dengan peserta didik,peserta didik dengan guru,pesrta didik dengan peserta didik , dan antara pesrta didik dengan orang berpengatahuan lainnya. c. Inkuiri Inkuiri merupakan proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman, dimana peserta didik belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis untuk memperoleh seperangkat pengetahuan. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta didik diharapkan dari hasil menemukan sendiri dan bukan merupakan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta. Keaktifan belajar akan terjadi apabila peserta didik aktif mengalami sendiri. Belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan peserta didik untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari diri mereka sendiri. Peserta didik mengamati, menghayati dan terlibat langsung dalam perbuatan serta bertanggung jawab terhadap hasilnya. Sedangkan guru sebagai pembimbing dan pengarah 15 . Dengan demikian untuk merealisasikan komponen inkuiri di kelas, terutama dalam proses perencanaan guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafalkan peserta didik, akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. d. Masyarakat Belajar Dalam pembelajaran dengan model pembelajaran ATI, komponen masyarakat belajar menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerja sama dengan orang lain. Kerja sama itu dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, baik dalam kelompok belajar secara formal maupun dalam lingkungan yang terjadi secara alamiah. Kegiatan saling belajar pada komponen ini bisa terjadi apabila ada pihak yang merasa segan untuk bertanya dan semua pihak harus merasa bahwa setiap orang lain memiliki pengetahuan,pengalaman, atau keterampilan yang berbeda-beda yang perlu untuk dipelajari 16 . Inilah 14 Suruanti dkk, Model- model Pembelajaran Inovatif Surabaya : UNESA University Press, 2008, h.9 15 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran Jakarta : Rineka cipta, 1999, h.48 16 Suruanti dkk, Model- model Pembelajaran Inovatif Surabaya : UNESA University Press, 2008, h.10

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

2 12 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ATI (APTITUDE TREATMENT INTERACTION) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA.

3 11 25

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI LUAS BANGUN DATAR.

3 10 26

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ATI (APTITUDE TREATMENT INTERACTION) UNTUK MENINGKATKAN Penerapan Model Pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika ( PTK Kelas X SMA Veteran 1 Su

1 4 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ATI (APTITUDE TREATMENT INTERACTION) UNTUK MENINGKATKAN Penerapan Model Pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika ( PTK Kelas X SMA Veteran 1 Su

0 0 15

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT Penerapan Strategi Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction Dengan Menggunakan Lembar Kerja Siswa Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran (PTK Pembelajaran Matematika Bagi Siswa Kelas VII Semester Gena

0 4 18

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION DENGAN MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MENINGKATKAN Penerapan Strategi Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction Dengan Menggunakan Lembar Kerja Siswa Untuk Meningkatkan Kemampuan Pena

0 5 14

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) PADA SUB POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS.

2 4 94

View of Pengaruh Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika

1 0 8

PERBANDINGAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA ANTARA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KNISLEY

0 0 13