BAB 4. HASIL
Penelitian dilaksanakan di unit perinatologi dan neonatal intensive care unit, RS Haji Adam Malik Medan selama 3 bulan mulai November 2013 - Januari 2014. Total
sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 60 anak, yang kemudian dilakukan pemeriksaan kultur urin dan Interleukin-6 urin. Diperoleh
sampel 60 neonatus yang terdiri dari 45 neonatus dengan kultur positif yang terdiri dari 30 kultur bakteri urin positif, 15 kultur jamur urin positif dan 15 neonatus tanpa
pertumbuhan bakteri atau jamur pada kultur urinnya. Gambar 10.
Gambar 10. Profil penelitian 60 neonatus yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi
Neonatus dengan kultur Urin -
n = 15
Pemeriksaan Interleukin 6 Urin
Neonatus dengan kultur Urin +
n = 45
Pemeriksaan Interleukin 6 Urin
Pemeriksaan Interleukin 6 Urin
Jamur + n = 15
Bakteri + n = 30
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Karakteristik dasar subjek penelitian
Karakteristik n = 60
Usia Neonatus hari, mean SD 8.36.8
Usia ibu tahun, mean SD 26.03.3
Usia ayah tahun, mean SD 27.73.3
Berat badan lahir gram, mean SD 2530.5712.7
Usia kehamilan, n Kurang bulan
915 Cukup bulan
5185 Lebih bulan
00 Jenis persalinan, n
Caesar 2745
Pervaginam 3355
Gejala Klinis, n Demam
4270 Letargi
2541.6 Ikterik
58.3 Muntah
35
Rata-rata usia sampel adalah 8.3 hari. Rata-rata berat badan lahir 2530.5 gram dan jenis persalinan yang terbanyak adalah pervaginam. Usia kehamilan terbanyak
cukup bulan. Gejala klinis yang sering dijumpai adalah demam dan letargi. tabel 1 Tabel 2.
Prevalensi mikroorganisme penyebab pielonefritis pada neonatus Nama Mikroorganisme
n Klebsiella pneumonia
1446.6 Streptococcus agalactie
826.6 Chryseomonas luteola
310 Streptococcus pyogenes
26.6 Streptococcus faecalis
13.3 Streptococcus saphrophyticus
13.3 Enterobacter cloacae
13.3 Total
30100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. menunjukkan infeksi terbanyak disebabkan oleh Klebsiella pneumonia 46.6, Streptococcus agalactie 26.6 dan Chryseomonas luteola 310.
Nilai potong diperoleh dengan mengunakan kurva Receivier Operator Curve oleh karena distribusi data yang tidak normal. Nilai Interleukin-6 urin yang
digunakan adalah hasil pemeriksaan Interleukin-6 urin pada hasil kultur urin bakteri positif dan hasil kultur urin negatif.
Gambar 11. Kurva Receivier Operator Curve ROC
Dari kurva ROC didapatkan nilai batas Interleukin-6 urin adalah 5.584
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Hubungan pemeriksaan kultur urin dengan Interleukin-6 urin
Kultur Urin Positif
Negatif N
N IL-6 Urin
Positif 16
35.5 7
15.5 Negatif
14 31.1
8 17.8
Total 30
66.6 22
33.3 Tabel 4.
Sensitifitas, Spesitifitas, Nilai Prediksi Positif NPP, Nilai Prediksi Negatif NPN, Rasio Kemungkinan Positif RK+ dan Rasio
Kemungkinan Negatif RK- pemeriksaan Interleukin-6 urin dalam menegakkan diagnosis pielonefritis pada neonatus
Variabel Sensitifitas
Spesitifitas NPP
NPN RK+
RK- Interleukin-6
Urin 53.3
53.3 69.5
36.3 1.14
0.87
Dari tabel 4. didapatkan bahwa pemeriksaan Interleukin-6 urin dapat mendeteksi pielonefritis sebesar 53.3 dan menyingkirkan diagnosis pielonefritis
sebesar 53.3 pada neonatus dengan sangkaan pielonefritis. Kemungkinan neonatus menderita pielonefritis sebesar 69.5 dan kemungkinan tidak menderita pielonefritis
sebesar 36.3 setelah dilakukan pemeriksaan Interleukin-6 urin. Rasio kemungkinan bayi dengan menderita pielonefritis dibandingkan bayi yang sehat setelah dilakukan
pemeriksaan Interleukin-6 urin positif sebesar 1.14 dan rasio kemungkinan bayi dengan menderita pielonefritis dibandingkan bayi sehat dengan pemeriksaan
Interleukin-6 urin negatif 0.87.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5. PEMBAHASAN