Pengendalian Inflasi Daerah ISU STRATEGIS

Tinjauan Ekonomi Regional 20 provinsi yang mengalami pertumbuhan yang fluktuatif dan bahkan mengalami kontraksi ekonomi, seperti provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Nusa Tenggara Barat, dan Papua. -20.0 -15.0 -10.0 -5.0 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 Jabar DIY jateng Jatim Bali NTB NTT NAD Sumut Sumbar Riau Kepri Jambi Sumsel Babel lampung Bengkulu Sulsel Sulbar Sulteng Sulut Gorontal Sultra Maluku Malut Papua Irjabar kalsel Kalbar kalteng Kaltim I-08 II-08 III-08 Pertumb yoy Grafik 17 Pertumbuhan Ekon omi Beberapa Provinsi Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan pertumbuhan ekonomi antar wilayah. Faktor pertama adalah struktur ekonomi di beberapa provinsi didominasi oleh sektor primary base, yaitu khususnya sektor pertambangan. Peningkatan produksi pada sektor pertambangan relatif berfluktuasi mengingat terdapatnya pengaruh musim dan luas lahan. Di samping itu, pertumbuhan pada sektor pertambangan memberikan efek berantai foward dan backward linkage terhadap pertumbuhan sektor lainnya yang relatif lebih rendah dibandingkan pertumbuhan sektor lainnya. Faktor kedua adalah investasi di beberapa provinsi masih terfokus pada sektor-sektor tertentu, misalnya pertambangan dan perkebunan. Faktor lainnya adalah keterbatasan infrastruktur transportasi dan energi, sehingga mengurangi minat investor.

B. Pengendalian Inflasi Daerah

Sejak Juni 2008, Badan Pusat Statistik BPS telah memperluas cakupan kota yang dihitung pergerakan harganya inflasi dari 45 kota menjadi 66 kota. Melalui survei biaya hidup baru tersebut SBH 2007 terjadi pergeseran bobot kota yang mempengaruhi inflasi nasional, dimana peranan Jakarta menurun dari sekitar 27 menjadi sekitar 22. Meningkatnya peranan inflasi daerah non Jakarta berimplikasi Tinjauan Ekonomi Regional 21 pada pentingnya penanganan faktor-faktor penyebab inflasi di daerah, terutama terkait dengan gangguan pasokan dan administered prices daerah. Perkembangan inflasi dengan menggunakan SBH 2007 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan jumlah kota yang mengalami inflasi di atas inflasi nasional, dari 36 kota pada bulan Juni 2008 menjadi 40 kota pada bulan September 2008 Grafik 18 dan Grafik 19. Perkembangan inflasi di daerah juga menunjukkan terdapat kecenderungan meningkatnya inflasi di daerah. Inflasi ytd Jun-08 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0 16.0 Gorontalo Surakarta Pakanbaru Denpasar Tegal Mamuju Palu Surabaya Palangkaraya Yogyakarta Batam Bekasi Sumenep Sukabumi Manado Sampit Kediri Sibolga Probolinggo Tasikmalaya Medan Malang Purwokerto Tanjung Pinang Semarang Banjarmasin Pematang Siantar Tangerang Banda Aceh Lhokseumawe Jakarta Serang Balikpapan Pontianak Ternate Depok Bandung Makassar Palembang Padang Kupang Parepare Jember Mataram Bandar Lampung Jayapura Bengkulu Padang Ambon Cirebon Samarinda Dumai Singkawang Jambi Watampone Bima Cilegon Manokwari Kendari Bogor Madiun Maumere Palopo Tarakan Pangkal Pinang Sorong Nasional sumber : BPS diolah Terdapat 36 kota yang inflasi rata-ratanya diatas nasional Inflasi ytd Sep-08 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 Surakarta Batam Tegal Sampit Medan Pakanbaru Denpasar Surabaya Pematang Siantar Banda Aceh Kupang Gorontalo Sumenep Yogyakarta Manado Banjarmasin Palangkaraya Kediri Sibolga Sukabumi Malang Bekasi Semarang Jakarta Bandung Padang Lhokseumawe Tanjung Pinang Padang Sidempuan Tasikmalaya Tangerang Purwokerto Balikpapan Probolinggo Palu Pontianak Cilegon Jember Palembang Depok Makassar Jambi Mamuju Mataram Jayapura Serang Ternate Singkawang Samarinda Parepare Dumai Bengkulu Bima Madiun Bogor Watampone Cirebon Bandar Lampung Kendari Ambon Palopo Pangkal Pinang Tarakan Maumere Manokwari Sorong nasional Terdapat 40 kota yang inflasi rata-ratanya diatas nasional sumber : BPS diolah Grafik 18 Grafik 19 Laju Inflasi y-td s.d Juni 2008 Laju Inflasi y-td s.d September 2008 Meningkatnya inflasi di daerah terkait dengan faktor gangguan pasokan dan hambatan distribusi. Berdasarkan hubungan ekonomi antara daerah, peranan pulau Jawa untuk memenuhi pasokan barang konsumsi ke wilayah Sumatera dan Kali- Sulampua relatif dominan. Di sisi lain, terkait dengan hambatan distribusi barang, pengaruh faktor infrastruktur transportasi dan cuaca sangat berpengaruh terhadap kelancaran transportasi. Berdasarkan hasil riset Bank Indonesia di daerah, selain faktor ketergantungan pasokan dari Jawa, infrastruktur, dan faktor cuaca terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi tekanan inflasi di daerah, yaitu : 1 Produksi bahan makanan dan makanan jadi relatif terbatas di daerah; 2 Dalam mekanisme pembentukan harga beberapa komoditas pangan, peranan distributor dan pedagang pengumpul pengepul di daerah sangat dominan; dan 3 Pan jangnya rentang distribusi.

C. Pembiayaan Ekonomi Sektor Mikro Kecil dan Menengah MKM