Pembiayaan Ekonomi Sektor Mikro Kecil dan Menengah MKM

Tinjauan Ekonomi Regional 21 pada pentingnya penanganan faktor-faktor penyebab inflasi di daerah, terutama terkait dengan gangguan pasokan dan administered prices daerah. Perkembangan inflasi dengan menggunakan SBH 2007 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan jumlah kota yang mengalami inflasi di atas inflasi nasional, dari 36 kota pada bulan Juni 2008 menjadi 40 kota pada bulan September 2008 Grafik 18 dan Grafik 19. Perkembangan inflasi di daerah juga menunjukkan terdapat kecenderungan meningkatnya inflasi di daerah. Inflasi ytd Jun-08 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0 16.0 Gorontalo Surakarta Pakanbaru Denpasar Tegal Mamuju Palu Surabaya Palangkaraya Yogyakarta Batam Bekasi Sumenep Sukabumi Manado Sampit Kediri Sibolga Probolinggo Tasikmalaya Medan Malang Purwokerto Tanjung Pinang Semarang Banjarmasin Pematang Siantar Tangerang Banda Aceh Lhokseumawe Jakarta Serang Balikpapan Pontianak Ternate Depok Bandung Makassar Palembang Padang Kupang Parepare Jember Mataram Bandar Lampung Jayapura Bengkulu Padang Ambon Cirebon Samarinda Dumai Singkawang Jambi Watampone Bima Cilegon Manokwari Kendari Bogor Madiun Maumere Palopo Tarakan Pangkal Pinang Sorong Nasional sumber : BPS diolah Terdapat 36 kota yang inflasi rata-ratanya diatas nasional Inflasi ytd Sep-08 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 Surakarta Batam Tegal Sampit Medan Pakanbaru Denpasar Surabaya Pematang Siantar Banda Aceh Kupang Gorontalo Sumenep Yogyakarta Manado Banjarmasin Palangkaraya Kediri Sibolga Sukabumi Malang Bekasi Semarang Jakarta Bandung Padang Lhokseumawe Tanjung Pinang Padang Sidempuan Tasikmalaya Tangerang Purwokerto Balikpapan Probolinggo Palu Pontianak Cilegon Jember Palembang Depok Makassar Jambi Mamuju Mataram Jayapura Serang Ternate Singkawang Samarinda Parepare Dumai Bengkulu Bima Madiun Bogor Watampone Cirebon Bandar Lampung Kendari Ambon Palopo Pangkal Pinang Tarakan Maumere Manokwari Sorong nasional Terdapat 40 kota yang inflasi rata-ratanya diatas nasional sumber : BPS diolah Grafik 18 Grafik 19 Laju Inflasi y-td s.d Juni 2008 Laju Inflasi y-td s.d September 2008 Meningkatnya inflasi di daerah terkait dengan faktor gangguan pasokan dan hambatan distribusi. Berdasarkan hubungan ekonomi antara daerah, peranan pulau Jawa untuk memenuhi pasokan barang konsumsi ke wilayah Sumatera dan Kali- Sulampua relatif dominan. Di sisi lain, terkait dengan hambatan distribusi barang, pengaruh faktor infrastruktur transportasi dan cuaca sangat berpengaruh terhadap kelancaran transportasi. Berdasarkan hasil riset Bank Indonesia di daerah, selain faktor ketergantungan pasokan dari Jawa, infrastruktur, dan faktor cuaca terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi tekanan inflasi di daerah, yaitu : 1 Produksi bahan makanan dan makanan jadi relatif terbatas di daerah; 2 Dalam mekanisme pembentukan harga beberapa komoditas pangan, peranan distributor dan pedagang pengumpul pengepul di daerah sangat dominan; dan 3 Pan jangnya rentang distribusi.

C. Pembiayaan Ekonomi Sektor Mikro Kecil dan Menengah MKM

Perkembangan pembiayaan perbankan kepada sektor MKM relatif berkembang cukup signifikan. Hal ini tercermin dari porsi kredit yang diberikan di daerah Tinjauan Ekonomi Regional 22 mencapai di atas 50. Pemerintah Pusat dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan pada sektor MKM telah mengembangkan program Kredit Usaha Rakyat KUR. S ementara itu, Pemerintah Daerah dalam mendukung pengembangan usaha MKM telah mengembangkan Program Penjaminan Kredit di masing-masing daerah. Perkembangan program KUR dan Penjaminan Kredit telah mengalami perkembangan yang positif di beberapa daerah. KUR yang telah disalurkan telah mencapai Rp8,9 triliun 2 dari target selama 3 sebesar Rp14,5 triliun. Dengan jumlah nasabah mencapai 955,6 ribu debitur Tabel 16. Sementara itu, perkembangan program penjaminan kredit oleh Pemerintah Daerah telah berkembang pesat di daerah Bali kota Denpasar, Riau, Kalimantan Timur kota Balikpapan, dan Sulawesi Utara dengan nilai penjaminan kredit yang meningkat Tabel 17. Tabel 16 Perkembangan Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Mei 2008 Jun-08 Juli 2008 Mei 2008 Jun-08 Juli 2008 Sumatera 1,647,938.9 2,057,948.0 2,357,503.1 104,919 151,074 177,306 Jakarta 326,986.2 444,468.4 479,489.4 14,313 24,406 27,457 Jabalnustra 3,249,203.6 3,922,109.3 3,950,463.6 458,855 583,100 566,144 Kali-Sulampua 1,655,282.1 1,953,378.6 2,119,432.9 94,197 157,947 184,730 T o t a l 6,879,410.9 8,377,904.2 8,906,889.1 672,284 916,527 955,636 sumber :BI Total Kredit Rp Juta Provinsi Total Debitur nasabah Tabel 17 Perkembangan Program Penjaminan Kredit oleh Pemda Debitur Nilai Penjaminan Rp Rp Pemkab Tapanuli Utara 1,400,000,000 34 1,188,000,000 Pemkab Tapanuli Selatan 1,500,000,000 - - Pemprov Sumut 2,050,000,000 - - PT Sarana Penjaminan Riau 3,000,000,000 2,059 38,380,750,000 Pemkab Batanghari 1,000,000,000 - - Muko-Muko 3,000,000,000 - - Pemkot Surakarta 3,000,000,000 141 453,500,000 Daerah IstimewaYogyakarta 10,000,000,000 - - Pemkot Denpasar 2,600,000,000 764 17,949,000,000 Pemkab Karangasem 1,000,000,000 - - Pemkot Palangkaraya 3,000,000,000 87 1,612,000,000 Pemprov Kutai Timur 2,000,000,000 - - Pemkot Balikpapan 2,500,000,000 283 7,429,500,000 Pemkot Pontianak 1,000,000,000 - - Pemkab Sambas 1,167,376,083 - - Pemkab Luwu Utara 10,000,000,000 - - Pemkab Sidenreng Rappang 5,000,000,000 - - Pemprov Gorontalo Gorontalo Fitrah Mandiri 2,500,000,000 567 4,466,000,000 Pemprov Sulawesi Utara 950,000,000 4,423 17,296,640,031 Pemkot Palu-Sulteng 1,000,000,000 - - Pemkab Parigi 2,500,000,000 - - Pemkab Tojo Una-una 1,000,000,000 - - Pemkab Pulau Buru 300,000,000 - - Total 61,467,376,083 8,358 88,775,390,031 sumber : BI PemprovPemkab Dana Penjaminan Penjaminan 2 Per Juli 2008 Tinjauan Ekonomi Regional 23 Penyaluran KUR kepada usaha MKM dan program penjaminan kredit Pemda masih menghadapi beberapa tantangan. Tantangan pengembangan KUR terfokus pada permasalahan teknis perbankan, yang mencakup : 1 Biaya operasional yang tinggi untuk plafond KUR 5 juta; 2 Penentuan UMKM yang layak menjadi peserta KUR; 3 Kemungkinan munculnya kompetisi antara KUR dengan kredit yang disalurkan oleh BPRS. Sementara itu, terkait dengan program penjaminan kredit, tantangan muncul terkait dengan belum seluruh daerah concern untuk membentuk program penjaminan kredit.

D. Isu Spesifik Daerah