Peningkatan Keterampilan Membaca Cerpen dengan Menggunakan

Berikut ini adalah keseluruhan hasil refleksi tindakan sampai akhir siklus II. Setelah melihat proses pembelajaran, hasil kerja siswa dalam praktik membaca cerpen, serta hasil angket pascatindakan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik brainstorm sheet dapat meningkatkan keterampilan membaca cerpen siswa kelas VII.A SMP Negeri 1 Kretek.

3. Peningkatan Keterampilan Membaca Cerpen dengan Menggunakan

Teknik Brainstorm Sheet Secara keseluruhan, selama pelaksanaan penelitian dari tahap pratindakan sampai dengan tahap pascatindakan siklus II, terjadi peningkatan kemampuan membaca cerpen. Pencapaian peningkatan kemampuan membaca cerpen diantaranya dilakukan dengan memberi skor terhadap hasil kerja membaca cerpen. Pemberian skor dilakukan pada setiap tahap tindakan yang dilakukan. Perolehan skor ini yang dijadikan sebagai dasar untuk menentukan peningkatan yang terjadi di setiap tindakan. Hasil skor rata-rata yang diperoleh setiap tindakan selalu mengalami peningkatan. Skor rata-rata yang diperoleh pada pratindakan adalah 67,09. Skor rata-rata yang diperoleh pada siklus I adalah 73,17. Dari pratindakan ke siklus I terjadi peningkatan skor rata-rata sebesar 6,08. Hasil skor rata-rata yang diperoleh pada siklus II sebesar 78,19 sehingga terjadi kenaikan sebesar 5,02 dari siklus I. Peningkatan skor rata-rata dari pratindakan sampai siklus II yaitu 11,1. Hasil tersebut dikatakan sudah berada pada kriteria keberhasilan tindakan, sebab terjadi peningkatan skor rata-rata setiap siklus.

C. Pembahasan

1. Deskripsi Tahap Pratindakan Membaca Cerpen

Kemampuan membaca cerpen siswa pada awal pertemuan, terlihat masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari nilai pratindakan yang diperoleh siswa saat membaca cerpen. Pada tahap pratindakan tersebut, dapat dilihat bahwa skor rata- rata secara keseluruhan adalah 67,09. Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh keterangan bahwa kegiatan membaca cerpen khususnya, belum ada inovasi dalam pembelajarannya. Kurangnya inovasi tersebut berasal dari guru sebagai pengajar pembelajaran membaca cerpen. Berdasarkan wawancara dengan guru, pembelajaran membaca cerpen yang selama ini dilakukan di SMP Negeri 1 Kretek belum menggunakan cara yang tepat. Biasanya siswa langsung diminta untuk membaca cerpen tanpa menggunakan teknik tertentu. Kekurangan dari pembelajaran tersebut baru terlihat ketika hasil pekerjaan siswa masih kurang dari yang diharapkan. Dinilai dari segi suasana pembelajaran di kelas, siswa kurang termotivasi karena pembelajarannya monoton dan kurang menyenangkan. Dari hasil tabel skor hasil pratindakan, diperoleh data tentang kemampuan awal membaca siswa. Jumlah skor rata-rata kelas didapat sebesar 67,09. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan siswa kelas VII.A SMP Negeri 1 Kretek dalam membaca cerpen masih rendah, atau masih berada di bawah indikator keberhasilan produk yakni lebih atau sama dengan 75,00. Melihat kondisi tersebut, kegiatan praktik membaca cerpen di sekolah perlu dilakukan perbaikan demi tercapainya hasil pembelajaran yang diinginkan. Salah satu