Tinjauan tentang Upaya Guru untuk Meningkatkan Kemampuan Interaksi Sosial Anak Tunagrahita Pertanyaan Penelitian

30 potensi kecerdasan danatau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya Sunaryo, 2009: 5. Berdasarkan definisi di atas, dapat ditegaskan bahwa pendidikan inklusif merupakan layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak-anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak-anak normal di kelas reguler dengan satu guru utama.

C. Tinjauan tentang Upaya Guru untuk Meningkatkan Kemampuan Interaksi Sosial Anak Tunagrahita

Dalam Tulkit LIRP 2006: 17-19 dijelaskan bahwa kelas merupakan bagian dari lingkungan sekolah, di mana guru dan siswa bertemu secara rutin, mengenal satu sama lain, dan saling bekerja sama. Dalam kelas besar, sangat penting untuk menciptakan suasana di mana guru dan siswa merasa menjadi bagian dari satu komunitas. Pengembangan suasana dan lingkungan psikososial yang positif dapat memotivasi siswa dalam belajar, terlibat, dan mengembangkan potensi secara optimal. Selain itu, lingkungan psikososial yang positif dapat membuat anak tunagrahita merasa lebih nyaman dan percaya diri untuk berinteraksi dengan teman-teman yang lain. Berikut ini merupakan upaya-upaya yang dapat diterapkan guru untuk menciptakan atau meningkatkan lingkungan psikososial yang positif di dalam kelas maupun di lingkungan sekolah. 1. Membuat kelas besar terasa kelas kecil. Guru perlu mendekati anak yang mengajukan pertanyaan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi jarak antara guru dan siswa, baik secara fisik maupun sosial. Selain itu, hendaknya guru 31 juga sering melakukan perpindahan posisi dari satu sisi kelas ke sisi kelas yang lain. 2. Membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil. 3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan diri. Hal tersebut dapat memotivasi siswa untuk terlibat dalam diskusi kelas besar. Guru perlu memahami bahwa semakin lama siswa tidak memiliki kesempatan untuk mebgekspresikan diri, maka semakin sulit bagi siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelas.

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka pertanyaan penelitian yang akan dicari jawabannya melalui penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana interaksi sosial antara sesama anak tunagrahita di sekolah? 2. Bagaimana interaksi sosial antara anak tunagrahita dengan temannya yang normal di sekolah? 3. Bagaimana interaksi sosial antara anak tunagrahita dengan anak berkebutuhan khusus jenis lainnya? 4. Bagaimana interaksi sosial antara anak tunagrahita dengan guru di sekolah? 5. Apa saja hambatan yang dialami anak tunagrahita dalam melakukan interaksi sosial di sekolah? 6. Apa saja upaya yang dilakukan oleh guru kelas untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial anak tunagrahita di sekolah? 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah Moleong, 2005: 6. Menurut Sugiyono 2008: 9, penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti objek yang alamiah, di mana peneliti merupakan instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Filsafat postpositivisme memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif. Objek yang alamiah adalah objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi dan kehadiran peneliti tidak memengaruhi dinamika pada objek tersebut. Teknik pengumpulan data bersifat triangulasi, yaitu menggunakan berbagai teknik pengumpulan data secara gabungan. Analisis data bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan. Makna adalah data yang sebenarnya dan merupakan suatu nilai di balik data yang tampak Sugiyono, 2008: 8-9.