DIAGNOSIS BAB 31. GANGGUAN TIDUR PADA LANJUT USIA

Gangguan Tidur Pada Lanjut Usia Nancy Sujono, S. Ked 406071030 Halusinasi Hipnogogik adalah halusinasi visual atau auditorik antara waktu tidur dan jaga. Halusinasi ini khusus timbul saat seseorang mulai terlelap dan berlangsung singkat yaitu beberapa detik hingga menit.

F. Gangguan ritme sirkadian tidur

Pasien lanjut usia memiliki lebih banyak kesulitan beradaptasi dengan perubahan zona waktunya , seperti mereka yang baru melakukan perjalan jetlag , dan mereka yang mengalami perubahan dalam giliran kerja . Pasien lanjut usia dapat memperburuk gangguan fase tidur , yang ditandai dengan rasa kantuk yang terlalu dini pada malam hari dan terbangun terlalu cepat pada pagi hari. Gangguan fase tidur yang berat sering kali dapat diakali dengan memajukan waktu tidur satu jam didepan setiap malam berturut – turut sampai siklus bangun tidur didapatkan kembali.

2. Parasomnia

Gangguan perilaku tidur REM terjadi paling sering pada pasien lanjut usia . Aktivitas motorik seperti berlari atau menendang dapat terjadi selama mimpi , meskipun atonia biasanya berhubungan dengan tingkat tidur REM. Keadaan seperti perlukaan oleh yang tajam dapat berhubungan dengan prilaku rumit yang dapat menyerupai berjalan saat tidur Somnambulisme terjadi akibat aktivitas REM yang berlebihan. Penatalaksanaan dari somnambulisme dapat termasuk memindahkan objek yang berbahaya dari area tempat tidur atau dengan obat- obatan penekan REM seperti MAO , antidepresan trisiklik dan sedative seperti clonazepam dan benzodiazepine telah dianggap sebagai terapi , tapi agen ini dapat berresiko pada lanjut usia atau pada individu yang lemah . Tidur berjalan , terror saat tidur , dan ngompol terjadi dalam tidur selama 3 malam hari pertama tapi tidak biasa terjadi pada lanjut usia.

VI. DIAGNOSIS

Apakah terapi yang digunakan atau gangguan psikiatrik apa menyebabkan gangguan tidur? 1. Riwayat a. Riwayat tidur Membiarkan pasien memiliki sleep diary selama 2 minggu, merupakan cara yang berguna untuk mengetahui informasi: Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 123 Faktor – faktor yang harus menjadi pertimbangan pada waktu mengevaluasi mengenai gangguan tidur pada orang tua. Apakah pasien mengeluh tidur yang berlebihan, ketiakmampuan untuk tertidur pada waktu jam tidur, Bangun yang terlalu dini atau kombinasi dari gejala-gejala diatas? Apakah total waktu tidur tidak cukup dan apakah percobaan tidur pada waktunya tidak sinkronise dengan irama sirkardian ? Apakah stressor atau factor lingkungan, Seperti suara anjing, bunyi telepon, terlalu terang atau suhu yang tidak nyaman di kamar tidur? Apakah efek sedative dan efek stimulasi dari kafein dan alcohol dapat menyebabkan gangguan tidur? Apakah pasien memiliki gangguan tidur primer, seperti sleep apnea, restless legs sindrom atau periodik limb movements? Apakah kebiasaan tidur yang buruk , seperti terlalu banyak aktivitas sebelum tidur, waktu bangun yang tidak teratur dan seringnya tidur di siang hari memperburuk gangguan tidur? Hal lain yang bisa menjadi dasar diagnosis : Gangguan Tidur Pada Lanjut Usia Nancy Sujono, S. Ked 406071030 - Waktu spesifik saat tidur dan saat bangun, dan apakah ada perubahan pola yang terjadi. - Waktu dan frekuensi dari keluhan seperti terbangun pada malam hari, tidur siang, narkolepsi, paralisis tidur - Waktu yang dihabiskan dalam keadaan sadar dalam sehari. - Penggunaan alcohol, tembakau, minuman mengandung kafein, dan obat- obatan, perlu diketahui sebagai pemeriksaan. - Mengantuk di siang hari, yang dapat mencerminkan sleep apnea pada orang dengan riwayat insomnia -. - Mendengkur, nafas terngangga diduga sleep apnea atau gerakan fisik yang tidak biasa selama tidur diduga gerak myoclonic. Pasien dapat tidak menyadari adanya riwayat ini; perlu ditanyakan pada teman tidur. - Faktor yang mempercepat, seperti rasa, gangguan dan penggunaan obat atau alkohol. b. Riwayat psikiatri Karena banyaknya gangguan tidur yang behubungan dengan atau memiliki komponen psikiatri, dokter harus menanyakan tentang kecemasan atau depresi, terapi psikiatri sebelumnya, riwayat keluarga dengan gangguan tidur atau perubahan personalitas kepribadian sekarang dapat terjadi hipersomnia. Dalam hal ini, respon keluarga terhadap gangguan tidur perlu diperhatikan. c. Riwayat pengobatan Gejala yang berhubungan dengan kardiovaskuler, pernafasan, otot rangka dan gangguan endokrin yang dapat mempengaruhi tidur seperti diindikasikan di bawah ini : 1. Kardiovaskular Riwayat sesak di malam hari, sakit dada atau berdebar-debar menimbulkan dugaan bahwa insomnia berhubungan dengan penyakit kardiovaskular. 2. Paru-Paru Batuk menetap, wheezing, dan rasa tidak nyaman yang disebabkan retensi CO 2 dan hipoksia seperti pada COPD dapat menimbulkan insomnia pada pasien lanjut usia. Sleep Apnea kadang-kadang berhubungan dengan penyakit paru kronik. 3. Otot Rangka Rasa sakit disebabkan penyakit sendi dapat mencetuskan kesulitan tidur atau dapat membangunkan pasien di malam hari. Pasien lanjut usia dapat mengalami kram kaki pada malam hari yang mengganggu tidur. 4. Endokrin Agitasi berhubungan dengan hipertiroid atau seringnya kencing malam hari akibat control yang kurang baik dari DM disfungsi kandung kemih yang berhubungan dengan DM dapat menyebabkan Insomnia. 5. Susunan Saraf Pusat Pasien dan keluarganya harus ditanya tentang kehilangan memori atau perburukan penilaian untuk mengidentifikasi demensia awal sebagai sebab insomnia. 2. Pemeriksaan Fisik Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 124 Gangguan Tidur Pada Lanjut Usia Nancy Sujono, S. Ked 406071030 Perhatian khusus harus dilakukan pada pasien-pasien dengan gangguan pernapasan, kardiovaskuler dan gangguan Endokrin. a. Pemeriksaan Psikiatri Pasien perlu diperiksa untuk tanda-tanda depresi, kecemasan, dan gangguan pikiran. Depresi serius yang terjadi dan menetap dalam bentuk kesedihan, diduga disebabkan oleh 4 atau lebih hal yang disebutkan, yaitu: gangguan tidur biasanya insomnia, jarang hipersomnia, kehilangan minat, kondisi menyalahkan diri sendiri yang berlebihan, penurunan energi, ketidak mampuan berkonsentrasi, pengurangan selera makan, kemunduran psikomotor, ide-ide bunuh diri. b. Pemeriksaan Medis 1. Penyakit Kardiovaskular Tanda-tanda seperti udem perifer, pembesaran jantung, pulmonary rates dan pulsasi yang tidak teratur dapat merupakan indikasi bahwa penyakit jantung menyebabkan insomnia. 2. Penyakit pernapasan Bukti adanya obstruksi jalan napas yang kronik sianosis pemanjangan fase ekspirasi, wheezing, barrel chest, nail clubbing dapat menyebabkan insomnia atau sleep apnea. 3. Penyakit otot rangka Yang ditandai dengan bengkak, lunak dan sakit pada pergelangan sendi. 4. Penyakit endokrin Dapat ditandai dengan pulsasi yang cepat dan kulit yang kering yang merupakan bentuk hipertiroid. Kencing manis dapat diduga dengan adanya perubahan pada retina atau bukti adanya neuropati. 5. Demensia atau gangguan neurologist sentral Dapat memberi kesan dengan bukti adanya kekurangan memori, kemunduran penilaian dan kemunduran dalam mengemukakan hal yang abstrak. Screening test yang berguna adalah MMSE Mini Mental State Examination .

VII. PENATALAKSANAAN 1. Penatalaksanaan insomnia :