2007, academic self efficacy dan study skills acquisition Zytowski Luzzo dalam Golightly, 2007, math dan science self efficacy
Lapan, Boggs, Morril dalam Golightly, 2007, job seeking self efficacy Barlow et al. dalam Golightly, 2007. Bandura sendiri
menguji efek dari isi secara spesifik keberfungsian akademik dan self-efficacy kepercayaan diri seseorang akan kapabilitas mereka
untuk sukses dan menyelesaikan tugas-tugas akademik. Penulis memakai referensi ini dalam membangun konstruk mengenai self-
efficacy akademik.
C. Hubungan Academic self-efficay Terhadap Intensi Wirausaha Pada Mahasiswa
Intensi kewirausahaan dapat diartikan sebagai proses pencarian informasi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
pembentukan suatu usaha Katz dan Gartner dalam Indarti Rostiani, 2008. Seseorang dengan intensi untuk memulai usaha akan
memiliki kesiapan dan kemajuan yang lebih baik dalam usaha yang dijalankan dibandingkan seseorang tanpa intensi untuk memulai
usaha. Seperti yang dinyatakan oleh Krueger dan Carsrud dalam Indarti Rostiani, 2008, intensi telah terbukti menjadi prediktor
yang terbaik bagi perilaku kewirausahaan. Oleh karena itu, intensi dapat dijadikan sebagai pendekatan dasar yang masuk akal untuk
memahami siapa-siapa yang akan menjadi wirausaha Choo dan Wong dalam Indarti Rostiani, 2008.
Academic self-efficacy menunjuk pada seseorang yang memiliki keyakinan bahwa mereka dapat berhasil dalam mencapai
prestasi pada bidang akademik atau mencapai specific academic goal
23
Bandura; Eccles Wigfield; Elias Loomis; Gresham; Linnenbrink Pintrich; Schunk Pajares dalam McGrew, 2008.
Menurut Sadino dalam Hamdani, 2010 di sebuah forum mahasiswa Universitas Indonesia pernah mengatakan, Siapa yang
ingin menjadi wirausaha, keluarlah dari kampus setelah acara ini dan jangan kembali ke sini lagi. Kalo mau jadi wirausaha mulailah dari
sekarang. Jangan berencana mulai setelah lulus kuliah. Apalagi, kalau Anda berusaha lulus dengan indeks prestasi tinggi, besar
kemungkinan muncul harapan dan iming-iming untuk jadi pegawai. Menurut peneliti sendiri jika melihat dari fenomena yang ada
memang benar yang di katakan Sadino dalam Hamdani, 2010 dimana mereka yang memiliki indeks prestasi tinggi akan sangat
cenderung untuk bekerja di perusahaan ternama dan mereka yang memiliki indeks prestasi yang rendah sehingga tidak masuknya
standart IPK dan tidak siap kerja cenderung pada akhirnya untuk berwirausaha, namun hal ini bukanlah karena intensi wirausaha yang
ada, namun dikarenakan desakan situasional. Academic self-efficacy berdasar pada self-efficacy Bandura
dalam Golightly, 2007. Miner menyatakan Luthans dalam Riyanti, 2007 bahwa individu yang memiliki high self-efficacy memiliki
harapan-harapan yang kuat mengenai kemampuan diri untuk menunjukkan prestasi secara sukses dalam situasi yang sama sekali
baru. Hal baru menurut Miner dalam Luthans dalam Riyanti, 2007 tersebut peneliti hubungkan dengan wirausaha, di mana mahasiswa
Fakultas Psikologi UKSW selama menempuh pendidikan di bangku kuliah tentunya memiliki academic self-efficacy yaitu dalam
pendidikan psikologi dan mendapati bidang baru yaitu wirausaha.
24
Berdasarkan konsep-konsep diatas peneliti menghubungkan mahasiswa yang memiliki academic self-efficacy yang tinggi
mempunyai perasaan yang tenang dalam mendapati atau menghadapi tugas yang sulit dibidang akademik dan memiliki keyakinan bahwa
mereka akan berhasil dalam mencapai prestasi akademik yang baik. Mahasiswa yang memiliki keyakinan berhasil dibidang akademik, hal
tersebut akan membantunya untuk menjadi yakin mencapai keberhasilan dalam melakukan wirausaha sehingga memiliki intensi
yang tinggi untuk berwirausaha. Mahasiswa yang memiliki academic self-efficacy yang rendah
menunjukkan perasaan bahwa tugas tersebut lebih sulit dari kenyataan sehingga menciptakan perasaan stress, cemas, dan
pemikiran yang dangkal untuk menyelesaikan suatu tugas, sehingga mereka memiliki keyakinan akan gagal dalam mencapai prestasi
akademik yang baik. Mahasiswa yang memiliki keyakinan yang rendah dalam mencapai prestasi akademik yang baik hal tersebut
akan mempengaruhi keyakinan dalam melakukan wirausaha sehingga memiliki intensi yang rendah untuk berwirausaha.
D. Hipotesis