a menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak; b mengurangi atau menambah jenis pekerjaan;
c mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan; d melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam kontrak yang diperlukan untuk
menyelesaikan seluruh pekerjaan. 3 Pekerjaan tambah tidak boleh melebihi 10 sepuluh persen dari harga yang tercantum dalam
perjanjiankontrak awal; 4 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh pengguna barangjasa secara tertulis kepada penyedia
barangjasa, ditindaklanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam perjanjiankontrak awal;
5 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam berita acara sebagai dasar penyusunan adendum kontrak.
h. Denda dan Ganti Rugi
1 Denda adalah sanksi finansial yang dikenakan kepada penyedia barangjasa sedangkan ganti rugi adalah sanksi finansial yang dikenakan kepada pengguna barangjasa, karena terjadinya cidera janji
yang tercantum dalam kontrak; 2 Besarnya denda kepada penyedia barangjasa atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan adalah
1
00
satu per seribu dari harga kontrak atau bagian kontrak untuk setiap hari keterlambatan; 3 Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh pengguna barangjasa atas keterlambatan pembayaran
adalah sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia, atau dapat diberikan
kompensasi sesuai ketentuan dalam dokumen kontrak; 4 Tata cara pembayaran denda danatau ganti rugi diatur di dalam dokumen kontrak.
i. Penyesuaian Harga
1 Penyesuaian harga dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak; 2 Penyesuaian harga diberlakukan terhadap kontrak jangka panjang lebih dari 12 dua belas bulan.
j. Keadaan Kahar Force Majeur
Apabila terjadi keadaan kahar maka penyedia barangjasa memberitahukan dalam waktu 14 empat belas hari dari hari terjadinya keadaan kahar dengan menyertakan pernyataan keadaan kahar dari
instansi yang berwenang.
k. Penghentian dan Pemutusan Kontrak
1 Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai; 2 Penghentian kontrak dilakukan karena terjadinya hal-hal di luar kekuasaan kedua belah pihak
sehingga para pihak tidak dapat melaksanakan kewajiban yang ditentukan di dalam kontrak antara lain :
a timbulnya perang; b pemberontakan di wilayah Republik Indonesia;
c keributan, kekacauan dan huru-hara; d bencana alam.
Dalam hal kontrak dihentikan, maka pengguna barangjasa wajib membayar kepada penyedia barangjasa sesuai dengan prestasi atau kemajuan pelaksanaan proyek yang telah dicapai;
3 Pemutusan kontrak dilakukan bilamana penyedia barangjasa cidera janji atau tidak memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur di dalam kontrak. Kepada penyedia
barangjasa dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam dokumen kontrak; 4 Pemutusan kontrak dilakukan bilamana para pihak terbukti melakukan kolusi, kecurangan atau
tindak korupsi baik dalam proses pemilihan penyedia barangjasa maupun pelaksanaan pekerjaan, dalam hal ini :
a Penyedia barangjasa dapat dikenakan sanksi yaitu : 1 jaminan pelaksanaan dicairkan dan disetorkan ke kas negaradaerah;
2 sisa uang muka harus dilunasi oleh penyedia barangjasa; 3 pengenaan daftar hitam untuk jangka waktu 2 dua tahun.
b Pengguna barangjasa dikenakan sanksi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil atau ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Jasa Pemborongan a. Ketentuan Umum