Penindakan yang Terintegrasi Penindakan dilakukan terhadap Grand Corruption Pencegahan dan Penindakan yang Terintegrasi

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KPK 2014 13 kepada KL dan CSO untuk mengubah mindset dan perilaku mereka, dan dilakukan internalisasi dan implementasi pondasi dan pilar-pilar integritas nasional pada fokus area secara bertahap sesuai fase untuk memperkuat SIN. Pencegahan yang terintegrasi juga mencakup kegiatan Koordinasi dan Supervisi Pencegahan berupa kegiatan pelaksanaan koordinasi dengan instansi yang melaksanakan usaha-usaha pencegahan korupsi serta supervisi layanan publik.

2. Penindakan yang Terintegrasi Penindakan dilakukan terhadap Grand Corruption

sesuai dengan fokus area pada masing-masing fase, dengan pembangunan kasus case building yang bersumber dari: 1. Pengaduan masyarakat yang potensial mengandung Grand Corruption; 2. Proaktif investigasi. 3. Penanganan kasus Non Grand Corruption bisa dilakukan: a. Ditangani oleh KPK sendiri, atau b. Dilimpahkan kepada Instansi Penegak Hukum lain, dengan mekanisme koordinasi dan supervisi secara berjenjang.

3. Pencegahan dan Penindakan yang Terintegrasi

Terhadap fokus area yang telah dilakukan Penindakan, akan dilakukan improvement recovery melalui Pencegahan. Atau sebaliknya, akan dilakukan Penindakan apabila Pencegahan yang dilakukan terhadap fokus area tidak efektif belum berhasil. ARAH DAN KEBIJAKAN PIMPINAN KPK 2014 Arah dan kebijakan Pimpinan KPK dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2014 telah ditetapkan dalam Surat Edaran Pimpinan KPK Nomor: SE-0201-5203 Tahun 2013. Surat Edaran tersebut memuat Kebijakan Umum dan Kebijakan Operasional, antara lain sebagai berikut: 1. Kebijakan Umum 1. Memantapkan kembali komitmen Pimpinan dan seluruh PejabatPegawai KPK, yang didasarkan pada nilai-nilai dasar KPK dan konsistensi pada fokus area untuk keberhasilan pencapaian sasaran dan target kinerja KPK tahun 2014. 2. Menjaga independensi, integritas, dan akuntabilitas organisasi KPK dalam setiap program dan kegiatan pemberantasan korupsi yang melibatkan Kementerian lembaga organisasipemerintah daerah KLOP. 3. Menerapkan nilai-nilai KPK bagi seluruh insan KPK dimanapun dan kapanpun berada dengan memperhatikan prinsip kehatian- hatian. 4. Mempedomani Renstra KPK Tahun 2011- 2015 dalam penyusunan program kerja dan kegiatan DeputiSekjen dan DirektoratBiro. 5. Mengupayakan agar semua program dan kegiatan yang ditujukan untuk eksternal KPK, telah diimplementasikan di internal KPK KPK First. 6. Menggunakan pendekatan kemitraan dan pemberdayaan dalam penyusunan program dan kegiatan KPK. 7. Mengarahkan pelaksanaan program dan kegiatan dengan pihak eksternal pada aspek strategis dan berdampak signifikan hasil outcome, dampakimpact bagi organisasi maupun instansi yang di-trigger. 8. DeputiSekjen mengkoordinasikan pelaksanaan program dan kegiatan dalam fokus area, yang dilaksanakan oleh direktoratbiro danatau Tim SatgasPokja lintas unit yang dibentuk khusus untuk itu. 9. Pimpinan mengevaluasi pelaksanan semua program kerja dan kegiatan KPK, termasuk yang diinisiasi KPK, baik secara berkala maupun insidentil. 10. Sekjen melakukan penyusunan Grand Design Arsitektur SDM KPK. 11. Mengoptimalkan pemanfaatan SDM termasuk yang direncanakan direkrut tahun 2014, dalam penyusunan program kerja dan kegiatan serta target kinerja unit-unit tahun 2014. 12. Meningkatkan kualitas perencanaan dan pelaksanaan anggaran sehingga dapat diminimalisasi terjadinya revisi anggaran dan penyerapannya dapat terlaksana secara optimal. 13. Memaksimalkan daya serap realisasi Anggaran Rupiah Murni RM, dan sedapat mungkin tidak menggunakan dana Hibah Luar Negeri HLN sepanjang dana RM tersedia, karena selama ini timbul masalah dari segi transparansi dalam pertanggungjawaban HLN. Apabila menggunakan dana HLN, maka harus dituangkan dalam Kontrak Kinerja unit yang bersangkutan, dengan menyebutkan 14 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KPK 2014 sasaran strategis dan target kinerja yang akan dicapai dalam tahun berkenaan. 14. Melakukan seleksi secara ketat untuk memanfaatkan dana hibah dalam upaya meningkatkan kemitraan ke setiap lapisan masyarakat CSO. 15. Mengupayakan keberhasilan pencapaian Target Kinerja KPK Tahun 2014, melalui: a. Sekjen: • Melakukan sinkronisasi dan memastikan keselarasan dan ketepatan penjabaran cascading Road Map dan Renstra KPK ke dalam program kerja dan kontrak kinerja masing-masing DeputiSekjen dan DirektoratBiro, dan sebagainya. • Melakukan harmonisasi antara tugas dan fungsi KPK, uraian jabatan, dan SOP. • Mempersiapkan Reposturing melalui koordinasi bersama dengan seluruh kedeputian. • Melakukan harmonisasi sistem penilaian kinerja tingkat unit Direktorat Biro dengan kinerja tingkat individu pegawai. b. Deputi PIPM memantapkan pelaksanaan evaluasi dan audit kinerja secara berkala terhadap dokumen perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban kinerja, serta lebih meningkatkan perannya dalam pelaksanaan Sistem Pengawasan Internal KPK, atas prioritas fokus yang disepakati. c. Deputi Pencegahan melanjutkan dan memantapkan program mainstreaming Sistem Integritas Nasional dan Anti Corruption Learning Center ACLC. 16. Meningkatkan sinergi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi seluruh unit kerja di lingkungan internal KPK, agar proses pemberantasan korupsi dapat sepenuhnya berjalan dari hulu ke hilir. 17. Mempercepat peningkatan kuantitas dan kualitas SDM KPK sesuai dengan fokus area. 18. Memaksimalkan peran CSO dalam setiap program KPK yang dirumuskan oleh Direktorat dan Kesekjenan. 19. Mendukung dan mendorong program reformasi birokrasi yang dicanangkan oleh Pemerintah. 20. Memprioritaskan berjalannya pengelolaan risiko risk management sebagai bagian business continuity di setiap unit KPK. 21. Mencari jalan keluaralternatif penyelesaian masalah yang ada dalam daftar inventaris masalah DIM yang menjadi tugas dan fungsi unit terkait, dan menjadikannya sebagai program yang harus diselesaikan di tahun 2014. 2. Kebijakan Operasional a. Fokus Area Tahun 2014 Dalam Renstra KPK 2011-2015, telah ditetapkan fokus area tahun 2014 sebagai berikut: 1. Peningkatan kualitas penanganan Kasus Grand Corruption dan Penguatan APGAKUM dengan memperhatikan asas kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan umum, dan proporsionalitas: a. Kasus Grand Corruption berasal dari Dumas dan Investigasi Proaktif: • Penanganan Kasus Grand Corruption pada National Interest, khususnya yang berkaitan dengan “Tahun Politik”. b. Penguatan Kelembagaan APGAKUM: • Pembangunan Sistem dan Infrastruktur Kegiatan Korsup Penindakan. 2. Perbaikan Sektor Strategis terkait Kepentingan Nasional National Interest: a. Ketahanan pangan plus; b. Ketahanan energi dan lingkungan Energi dan Migas; c. Penerimaan negara Pajak, Bea dan Cukai, PNBP, Pengelolaan PHLN; d. Bidang infrastruktur. 3. Pembangunan Pondasi Sistem Integritas Nasional SIN: a. Penyempurnaan konsep dasar SIN. b. Internalisasi, Survey dan Mapping, serta Guidance; c. Pemantauan dan evaluasi atas Piloting SI di KL, CSO, dan Swasta. 4. Penguatan Sistem Politik Berintegritas dan Masyarakat CSO Paham Integritas: a. Pemantauan atas hasil pembangunan SI di FraksiParpol dan CSO; b. Penguatan atas pelaksanaan Pemilu Berintegritas terhadap Parlemen dan Pemimpin Nasional Berintegritas, yaitu pada Pemilih berintegritas, CalegCapres dan Penyelenggara Pemilu. 5. Persiapan Fraud Control: a. Uji Coba pembangunan Konsep dan Disain Fraud Control. LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KPK 2014 15 b. Bidang Penindakan 1. Melakukan upaya pemberantasan TPK dilakukan secara simultan dan luar biasa, serta mengaitkannya dengan tindak pidana pencucian uang TPPU, dan juga mempertimbangkan faktor pemberatan terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia, manipulasi perpajakan, dan kerugian perekonomian negara. 2. Mengoptimalkan pelaksanaan kewenangan, menyelesaikan penanganan perkara dengan cepat, melaksanakan pelacakan aset asset tracing dan pembekuan harta kekayaan tersangka dengan maksimal, eksekusi atas putusan pengadilan yang telah mempunyai kepastian hukum tetap, melaksanakan pengembalian kerugian keuangan negara secara optimal. 3. Membatasi atau selektif untuk menggunakan penyadapan dalam pengungkapan kasus perkara maupun di persidangan dengan mengoptimalkan penggunaan alat bukti yang lain. 4. Mendorong pengungkapan kasus case building yang tidak hanya bersumber dari Dit. Dumas, dan melakukannya dengan proaktif investigasi yang modern. 5. Mensinergikan kegiatan pra-lid dengan unit terkait Dumas, Monitor, LHKPN, Gratif, Litbang, dan Humas sehingga tidak terjadi overlapoverload pada tahap Penyelidikan dengan mempertimbangkan prioritasfokus pada kasus grand corruption. 6. Memprioritaskan penanganan kasusperkara yang mempunyai perspektif politik uang dan Grand Corruption dan penyelesaian kasus yang belum selesai tunggakan tahun lalu carry over. 7. Meningkatkan koordinasi dan supervisi dalam rangka penyelesaian perkara TPK yang dilaksanakan oleh kepolisian dan kejaksaan serta meningkatkan kualitas SDM APGAKUM di luar KPK. 8. Mendorong keterlibatan CSO dalam pemberantasan korupsi dan mensinergikan kegiatan dengan mitra kerja eksternal, antara lain dengan Kepolisian, Kejaksaan, BPK, BPKP, PPATK, LKPP, Kementerian Keuangan c.q. Ditjen Pajak dan Ditjen Bea Cukai, dan Bank Indonesia serta OJK. 9. Memenuhi kewajiban penyelesaian ”action plan” hasil rekomendasi Audit Kinerja BPK. 10. Mengimplementasikan strategi pencegahan dan penindakan terintegrasi secara masif. c. Bidang Pencegahan 1. Mengintegrasikan usaha-usaha pencegahan TPK secara lebih sistimatis dan sinkron sehingga dapat berjalan lebih efektif dan efisien ke dalam maupun ke luar, serta melakukan kajian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan Tahun Politik. 2. Mengakselerasi konsep dan pelaksanaan Sistem Integritas Nasional SIN yang akan dibangun KPK. 3. Mengembangkan langkah-langkah yang lebih inovatif dalam usaha pencegahan TPK dengan sasaran berbasis hasil outcomes. 4. Menerapkan strategi dan rencana aksi untuk Program Pemilu Berintegritas melalui pembelajaraninduksi kepada setiap Caleg maupun Capres. 5. Meningkatkan kampanye dan pencegahan TPK untuk menghasilkan Anggota Legislatif DPR, DPD, dan DPRD dan Pemimpin Nasional yang berkualitas dan berintegritas kepada segmen berikut: 6. Penyelenggara pemilu: KPU, Bawaslu, dan Lembaga pemantau pemilu; 7. Peserta pemilu: Partai Politik dan Calon Anggota Legislatif Caleg; 8. Pemilih voter: masyarakat yang terdaftar dalam DPT Daftar Pemilih Tetap termasuk meningkatkan keikutsertaan pemilih. 9. Melakukan piloting sistem integritas pada KPK dan KLCSOSwasta sesuai fokus area. 10. Melakukan kajian isu-isu korupsi yang menarik perhatian masyarakat dengan memberdayakan elemen-elemen bangsa, khususnya CSO masyarakat madani melalui gerakan yang masif dan terstruktur dengan memfokuskan pada epicentrum korupsi. 11. Meningkatkan supervisi dengan melakukan pengawasan, penelitian, atau penelaahan terhadap instansi yang menjalankan tugas dan wewenangnya berkaitan dengan pemberantasan TPK, dan instansi yang melaksanakan pelayanan publik. 12. Melanjutkan kerjasama Korsup Pencegahan KPK dengan BPKP dengan melakukan diagnostik permasalahan pada KL di tingkat pusat. 13. Menyiapkan tools dan metode pengukuran beberapa indikator kinerja utama yang ditargetkan dalam Renstra KPK 2011-2015. 14. Melakukan pemantauan, pemetaan, dan penelaahan secara lebih terperinci terkait potensi terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme di sektor migas, pertambangan, impor pangan, infrastruktur, dan perikanan 16 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KPK 2014 serta upaya peningkatan potensi penerimaan Negara melalui intervensi business process masing-masing. 15. Mengimplementasikan strategi pencegahan dan penindakan terintegrasi secara masif. 16. Membangun manajemen risiko sebagai bagian business continuity di setiap unit KPK. 17. Memprioritaskan penyelesaian finalisasi konsep Sistem Integritas Nasional SIN dalam 3 bulan pertama tahun 2014. 18. Melakukan evaluasi dalam 3 bulan pertama 2014 dan melaporkan kepada Pimpinan terhadap efektivitas keberadan Korsup Pencegahan ke depan, apakah tetap seperti sekarang atau dibentuk nomenklatur unit tersendiri. d. Bidang PIPM 1. Menguatkan fungsi pengawasan internal untuk mengawal nilai integritas pegawai KPK, dengan menerapkan early warning system dan menjaga konsistensi prinsip zero tolerance dengan melakukan proses penindakan yang tegas atas setiap indikasi pelanggaran di internal KPK. 2. Mencegah kebocoran informasi ke pihak yang tidak berhak, baik internal KPK maupun eksternal. 3. Mempercepat penerapan Sistem Pengendalian Intern KPK. 4. Meningkatkan peran Pengawasan Internal KPK sebagai quality assurance dan consulting. 5. Melakukan evaluasi dan audit kinerja sesuai dengan prioritas yang disepakati. 6. Melakukan assesment terhadap implementasi Reformasi Birokrasi di KPK. 7. Mempercepat proses analisa dan identifikasi pengaduan masyarakat secara lebih tepat dan akurat sehingga dapat lebih efektif untuk mendukung kegiatan bidang pencegahan dan penindakan. 8. Melakukan kerjasama dengan kelompok masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas laporan pengaduan masyarakat. 9. Melakukan assesment terhadap manajemen risiko di setiap unit KPK. 10. Mengkoordinasikan tindak lanjut penyelesaian DIM unit-unit dalam 3 bulan pertama tahun 2014. 11. Melakukan eksaminasi terhadap penanganan kasusperkara TPK oleh KPK. e. Bidang INDA 1. Melakukan revitalisasi terhadap IT Blue Print KPK, yang meliputi antara lain teknologi informasi, manajemen informasi, sistem manajemen keamanan informasi, sistem aplikasi program, dan administrasinya. 2. Membangun sistem interlink antar data dan informasi dari sumber internal dan eksternal untuk didayagunakan dalam upaya pencegahan dan penindakan tindak pidana korupsi. 3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas data dan informasi seluruh sasaran operasional KPK 2014 untuk dapat digunakan dalam pengambilan kebijakan Pimpinan dan unit kerja yang membutuhkan. 4. Meningkatkan jejaring kerjasama dengan setiap kementerianlembaga, BUMN, dan Pemda, dan mitra strategis terkait sebagai sumber informasi yang efektif. 5. Memelihara dan memperkuat kerjasama dan bantuan internasional dalam mendukung bidang penindakan dan pencegahan melalui bilateral dan multilateral. 6. Memperkuat kerjasama dengan DPR untuk meningkatkan peran dan fungsinya. 7. Mengkoordinasikan implementasi komitmen internasional UNCAC, Kesepakatan G-20, dan lain-lain di tingkat nasional. 8. Memperkuat dukungan nasional dan internasional terhadap eksistensi kelembagaan anti korupsi, termasuk peran KPK di dunia internasional. 9. Meningkatkan kemampuan dan kegiatan deteksi dalam rangka mendukung upaya pencegahan dan penindakan tindak pidana korupsi. 10. Mendorong transparansi proses rekruitment, pengembanganpendidikan dan promosi di lingkungan KementerianLembaga terutama Aparat Penegak Hukum APH. 11. Memanfaatkan hasil rekam sidang Tindak Pidana Korupsi Tipikor untuk stakeholder dalam mendorong akuntabilitas dan transparansi penegakan hukum. 12. Memanfaatkan informasi, data, dan teknologi informasi untuk memenangkan pertarungan di dunia cyber dan rekayasa sosial informasi. f. Sekretariat Jenderal 1. Merevitalisasi posisi Sekretariat Jenderal KPK sebagai Prime Mover atau sebagai penggerak utama berjalannya organisasi di lingkungan KPK. LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KPK 2014 17 2. Meningkatkan fungsi kehumasan revitalisasi KPK, tidak sekedar distribusi informasi, tapi juga dapat mengkampanyekan produk KPK dari hulu ke hilir secara masif, termasuk mengantisipasi perkembangan teknologi TV digital. 3. Menyusun bisnis proses di tingkat korporat dan lintas unit. 4. Menyiapkan reposturing KPK untuk kurun waktu 10 tahun mendatang 5. Mempercepat penetapan peraturan komisi tentang pembentukan unit organisasi Pelacakan Aset, Pengelolaan Barang Bukti, dan Eksekusi LABUKSI. 6. Penelaahan kembali SOP yang ada pada seluruh unit dan disesuaikan dengan pedoman penyusunan SOP yang berlaku di lingkungan KPK. 7. Mengoptimalkan penyerapan anggaran dan efektivitas penggunaannya di semua unit kerja. 8. Menyusun Grand Design Arsitektur SDM KPK. 9. Mempercepat pemenuhan komponen Reformasi Birokrasi di KPK. 10. Mempercepat rekrutmen pegawai dan pengisian jabatan yang kosong sehingga tidak terjadi kefakuman. Pengisian jabatan yang kosong diprioritaskan bagi internal KPK yang memenuhi kualifikasi dan persyaratan jabatan. 11. Segera melakukan penerapan setelah dilakukan peninjauan kembali sistem penggajian dan struktur gaji KPK antara lain melalui tera ulang peringkat jabatan secara transparan dan akuntabel agar memenuhi prinsip keadilan. 12. Melakukan internalisasi mengenai Kode Etik dan Pedoman Perilaku bagi pegawai yang baru bergabung dengan KPK. 13. Mempercepat pembebasan dan penguasaan fisik tanah KPK. 14. Memenuhi kebutuhan saranaprasarana kerja dan manajemen arsip tercampur antara dokumenberkas yang sifatnya konfidensial. 15. Mempercepat pemenuhan kebutuhan dan kepatuhan peraturankeputusan internal dan eksternal untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas organisasi. 16. Mempercepat proses penyelesaian pegawai dari Kepolisian, Kementerian Keuangan, dan instansi lain yang akan beralih status menjadi “Pegawai Tetap KPK”, untuk menghindari adanya TGR dan opini negatif dari audit BPK, disebabkan ketidakjelasan status kepegawaian mereka. 17. Memastikan ketersediaan dana untuk penyelesaian pembangunan gedung KPK Tahun 2015, termasuk infrastruktur pendukungnya. PETA STRATEGI KPK 2014 Rumusan fokus kegiatan KPK pada tahun 2014 digambarkan ke dalam Peta Strategi KPK 2014. Target kinerja di tingkat korporat di peta strategi tersebut ditetapkan oleh Pimpinan KPK. Selanjutnya, secara berjenjang target kinerja KPK dijabarkan ke tingkat DeputiSetjen dan DirektoratBiro, sampai dengan tingkat individu pegawai. Manajemen kinerja di tingkat korporat dibantu dengan software Actuate, sedangkan di tingkat individupegawai dibantu dengan software PMS SDM. Uraian mengenai target kinerja KPK tahun 2014 yang berisi sasaran strategis, indikator kinerja Key Performance Indicator, disingkat KPI beserta targetnya, serta Peta Strategi KPK tahun 2014 pada tingkat korporat dapat dirinci ke dalam masing-masing perspektif yakni: 1. Perspektif Pemangku Kepentingan Stakeholder 2. Perspektif Internal Internal Process 3. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Learning and Growth 4. Perspektif Keuangan Financial Secara detail Sasaran Strategis, KPI Key Performance Indicator dan target pada setiap perspektif di atas adalah sebagai berikut: 18 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KPK 2014 Gambar 6. Peta Strategi KPK 2014 PERSPEKTIF SASARAN STRATEGIS KEY PERFORMANCE INDICATOR TARGET Pemangku Kepentingan Efektivitas dan Efisiensi Pemberan- tasan Pencegahan dan Penindakan Korupsi Indeks Penegakkan Hukum IPH atau Law Enforcement Index 80 Efektivitas dan Efisiensi Pemberan- tasan Pencegahan dan Penindakan Korupsi Tingkat Keberhasilan Pemberantasan Korupsi oleh KPK Skala 1-10 9 Penanganan Grand Corruption dan Penguatan APGAKUM Kasus Pokok Kasus Grand Corruption 4 Penanganan Grand Corruption dan Penguatan APGAKUM Conviction Rate Kasus yang Disupervisi 60 Meningkatnya Kinerja pada Sektor Strategis termasuk APGAKUM Indeks Kinerja Sektor Strategis 3 Terwujudnya Pelembagaan Sistem Integritas Nasional SIN secara Formal Pelembagaan SIN 75 Terbangunnya Pemahaman Pemilih terhadap Integritas Pemahaman Masyarakat terhadap Integritas dalam Pemilu 4 Terbangunnya Fraud Control sebagai Sistem Pemberantasan Korupsi yang Terintegrasi Pembangunan Konsep dan Disain Fraud Control 75 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KPK 2014 19 Tabel 2. Sasaran Strategis, KPI dan Target Tahun 2014 Proses Internal Penindakan yang Terintegrasi Conviction Rate Perkara yang Ditangani KPK 90 Penindakan yang Terintegrasi Kasus yang Disupervisi KPK Lanjut ke Tahap Berikutnya 80 Pencegahan yang Terintegrasi Implementasi atas Rekomendasi yang Diusulkan pada Sektor Strategis 80 Pencegahan yang Terintegrasi Implementasi Sistem Integritas pada Fokus Area Sesuai Perkembangan Pelembagaan SIN 10 Pencegahan yang Terintegrasi Implementasi Program untuk Pemilu Berintegritas 80 Terbangunnya Sistem Informasi Pemberantasan Korupsi Pembangunan Sistem Informasi Pemberantasan Korupsi 75 Terbangunnya Sistem Informasi Pemberantasan Korupsi Pembangunan Infrastruktur Fraud Control 75 Terbangunnya Kasus Grand Corrup- tion dari Dumas Kasus Pokok Kasus Grand Corruption Siap LIDIK 7 Pertumbuhan Pembelajaran Terjaganya Integritas Kelembagaan KPK Indeks Integritas KPK Survey, 1-5 4 Terjaganya Integritas Kelembagaan KPK Pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku Terjaganya Integritas Kelembagaan KPK Pemenuhan Komponen Reformasi Birokrasi 90 Meningkatnya Kapasitas SDM sesuai Fokus Area Ketersediaan SDM sesuai Fokus Area 75 Pengangkatan Penyidik KPK Penyidik KPK yang Diangkat 30 Pembangunan Gedung KPK Ketersediaan Gedung KPK 50 Tersedianya Dukungan Infrastruktur TI Indeks Kepuasan Layanan TI Survey 78 Keuangan Ketersediaan Anggaran Ketersediaan Anggaran untuk Opera- sional KPK 100 20 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KPK 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KPK 2014 21