Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
9
2. mewujudkan manusia Indonesia yang sadar tugas dan tanggung jawabnya baik secara vertikal kepada Tian, maupun secara horizontal kepada sesama manusia
dan alam semesta. Sesuai tujuan tersebut, pendidikan Agama Khonghucu diharapkan menghasilkan
manusia berbudi luhur Junzi, yaitu manusia yang hidup dalam jalan suci; menggemilangkan Kebajikan Bercahaya Watak Sejati, mengasihi sesama dan
berhenti pada Puncak Kebaikan. Pada dasarnya Perilaku Junzi memang merupakan tujuan utama yang ingin dan harus di capai dalam pendidikan agama Khonghucu
baik di rumah, sekolah maupun masyarakat. Maka sudah sewajarnya aspek perilaku Junzi harus menjadi porsi terbesar dan utama dalam pendidikan agama Khonghucu
di sekolah.
Orang yang berpendidikan adalah seseorang yang memiliki moralitas tinggi. Orang yang memiliki pengetahuan tetapi tidak memiliki moralitas yang tinggi tidak bisa
disebut Junzi, inilah standar yang dipakai untuk mengukur kualitas manusia. Artinya, pendidikan selalu ditujukan kepada pribadi manusia, yaitu untuk meningkatkan moral
dan kemampuan sumber daya manusia SDM.
Untuk menjadi seorang Junzi, diperlukan suatu kemauan yang kuat untuk menjadi seorang peserta didik dalam kebajikan, yang senantiasa hidup dengan semangat
belajar tanpa kenal lelah, memperbarui diri dan membina diri. Semangat belajar bukan hanya diartikan sebagai semangat dalam mempelajari buku teks. Semangat
belajar dalam agama Khonghucu mengandung pengertian yang lebih luas, yang mencakup hakikat manusia sebagai makhluk jasmani dan rohani. Karakter lain yang
harus dimiliki seorang Junzi antara lain: •
Maju atau bergeraknya selalu menuju ke atas meningkat; •
Mendahulukan pekerjaan kemudian kata-kata disesuaikan, sehingga apa yang diucapkan sesuai dengan apa yang dilakukan;
• Cekatan dalam bekerja, hati-hati dalam pembicaraan;
• Bergaul dengan siapa saja tetapi berhubungan erat dengan orang-orang yang
bermoral tinggi; •
Senantiasa mendahulukan kebajikan bukan keuntungan; •
Selalu mengutamakan kepentingan umum, bukan kepentingan pribadi atau kelompok;
• Memegang kebenaran sebagai pokok pendiriannya, kesusilaan sebagai pedoman
perbuatannya, mengalah dalam pergaulan dan menyempurnakan diri dengan laku dapat dipercaya.
C. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
Kemerosotan moral seperti kasus penyalahgunaan obat-obatan terlarang narkoba, seks bebas, dan korupsi telah menjadi penyakit kronis dan mengancam
masa depan bangsa kita. Oleh karena itu, Pendidikan Agama dan Budi Pekerti harus mampu memberikan pemahaman dan pencegahan terhadap fenomena tersebut. Perlu
ditegaskan, penekanan pendidikan Budi Pekerti dalam Pendidikan Agama dan Budi pekerti menunjukkan bahwa pendidikan Budi Pekerti bukan sesuatu yang terpisah
dari nilai hakiki agama yang kita anut sehingga Pendidikan Budi pekerti tidak menjadi
T ID
A K
U N
T U
K D
IG A
N D
A K
A N
Buku Guru Kelas V SD
10
sesuatu ‘aturan’ yang hambar dan tidak bermakna. Penekanan pada aspek perilaku Junzi bukan berarti keempat aspek lain, yaitu Keimanan, Tata Ibadah, Kitab Suci,
dan Sejarah Suci menjadi tidak penting. Justru aspek keimanan yang pokok mewujud dalam pola pikir seorang umat Khonghucu.
Ruang lingkup pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti meliputi: 1. Prinsip Yin Yang
Salah satu Hukum Tian dalam alam semesta adalah Yin Yang. Segala sesuatu di alam semesta diciptakan dengan prinsip saling melengkapi dalam kaidah Yin
Yang. Yin Yang bukanlah sesuatu yang kontradiktif berlawanan melainkan saling melengkapi. Keberadaannya tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.
Simbol Yin Yang menggambarkan dalam Yang terdapat Yin dan dalam Yin terdapat Yang. Dalam kebaikan terdapat ketidakbaikan, dan dalam ketidakbaikan
terdapat pula kebaikan. Sebagai contoh penderitaan yang dipandang negatif bisa juga bersifat positif karena membuat seseorang menjadi tahan banting dan tidak
mengeluh. Sebaliknya kehidupan yang berkelimpahan yang dipandang baik bisa negatif jika ternyata menjadikan orang menjadi tamak dan malas. Oleh karena
pola pikir umat Khonghucu yang perlu diajarkan adalah berikir Yin Yang, tidak mengiyakan atau menolak mentah-mentah hanya kebenaran yang dijadikan
ukuran. Pembelajaran pola pikir Yin Yang dilakukan secara sistematis dari yang sederhana ke yang kompleks; dari hal yang konkret ke hal yang abstrak. Pola pikir
Yin Yang menjadikan umat Khonghucu takut kepada Tian Wei Tian sekaligus bahagia di dalam Tian Le Tian.
2. Tiga Kenyataan Sancai Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari Sancai, yakni:
a hubungan manusia dengan Tian b hubungan manusia dengan sesama, dan
c hubungan manusia dengan lingkungan hidup. Ajaran Agama Khonghucu membahas bagaimana mengharmoniskan ketiga
kenyataan yang ada tersebut Tian – Di – Ren.
T ID
A K
U N
T U
K D
IG A
N D
A K
A N
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
11
Bab III Desain Dasar Pembelajaran