25 4
gelombang yang merambat tersebut dipengaruhi oleh gesekan dari dasar
laut yang dirambati oleh gelombang tersebut. Pengaruh utama dari dasar
adalah untuk memindahkan energi sistem
gelombang untuk
satu kecepatan angin,
fetch
, dan durasi menghasilkan tinggi gelombang dan
periode gelombang signifikan yang secara cepat berkurang dengan semakin
berkurangnya kedalaman air.
Pengukuran tinggi gelombang didapat dari jarak vertikal antara
puncak gelombang dengan lembah gelombang. Dari hasil pengukuran
tinggi gelombang pada setiap stasiun selama tujuh hari pengamatan didapat
hasil
yang bervariasi.
Tinggi gelombang pada saat surut relatif lebih
tinggi dibandingkan
dengn tinggi
gelombang pada waktu pasang. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.
Tinggi gelombang pada saat pasang pada perairan pantai Pandan
berkisar antara 0,19-0,28 m dan pada saat pasang menuju surut tinggi
gelombangnya berkisar antara 0,76- 0,81 m. Pada saat surut menuju pasang
gelombang
relatif kecil,
tinggi gelombang pada saat surut menuju
pasang pada stasiun IV lebih tinggi dan pada stasiun III tinggi gelombangnya
lebih rendah. Pada saat pasang menuju surut tinggi gelombang relatif lebih
besar lebih besar dibandingkan pada saat surut, terlihat jelas bahwa pada
stasiun II gelombangnya paling tinggi dan pada stasiun IV lebih rendah.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.
Perbandingan antara
tinggi gelombang pada saat surut menuju
pasang dan pasang menuju surut terlihat tinggi maksimum gelombang
terjadi pada saat surut. Di sini terlihat jelas pengaruh pasang surut dan angin
sangat besar terhadap tinggi gelombang di perairan pantai Pandan.
3.2. Periode gelombang
Periode gelombang dipengaruhi oleh angin dan akan mempengaruhi
panjang atau
pendeknya lintasan
gelombang yang menghampiri pantai. Teori pembangkit gelombang angin
telah kemukakan oleh Sverdrup
et al dalam
Rahayu 2000 menyatakan
pada umumnya
sebuah puncak
gelombang sebagai halangan bagi aliran dan menimbulkan muka tinggi
pada muka belakangnya dan tekanan rendah pada muka depannya.
Periode gelombang merupakan
interval waktu yang dibutuhkan oleh partikel
air untuk
kembali ke
kedudukan semula dengan kedudukan sebelumnya. Hasil pengukuran rata-
rata periode gelombang pada perairan pantai Pandan bervariasi antara pasang
dan surut. Pada saat surut menuju pasang periode gelombang berkisar
antara 0,35-0,42 ms dan pada saat pasang
menuju surut
periode gelombang berkisar antara 0,70-0,72
ms. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.
Pada saat surut menuju pasang gelombang relatif kecil dibanding
dengan periode gelombang pada saat pasang
menuju surut.
Perbedaan periode gelombang pada saat surut
menuju pasang dan pasang menuju surut
sangat jelas
pada setiap
stasiunnya. Namun
demikian perbedaan pada setiap stasiunnya
dengan pengukuran waktu yang sama tidak terlalu signifikan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar 2. 3.3. Cepat Rambat Gelombang
Hasil perhitungan cepat rambat gelombang di perairan pantai Pandan
memiliki variasi pada saat pengkuran waktu surut menuju pasang dan pasang
menuju surut. Cepat rambat gelombang pada saat surut menuju pasang lebih
besar dibandingkan dengan pada saat pasang menuju surut dimana berkisar
antara 3,57-4,75 ms dan pada saat
26 4
pasang menuju surut cepat rambat gelombang berkisar antara 3,13-4,32
ms. Dapat dilihat pada tabel 2.
Perhitungan cepat
rambat gelombang sangat besar pengaruh
kedalaman perairan. Pada saat surut menuju pasang dan pasang menuju
surut cepat rambat gelombang lebih besar dimana pada stasiun IV memiliki
kedalaman lebih besar maka cepat rambat gelombangnya lebih besar dan
pada stasiun II kedalamannya lebih rendah
maka cepat
rambat gelombangnya lebih kecil. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3. Cepat rambat pada saat surut
menuju pasang lebih besar dari pada cepat rambat pada saat pasang menuju
surut karena kedalaman pada saat surut menuju pasang lebih dalam. Seperti
yang dikemukakan oleh Yusfi 2005 menyatakan bahwa semakin besar
panjang gelombang maka semakin cepat gelombang yang merambat ke
pantai sehingga hantaman ke garis pantai semakin kuat. Hal ini membuat
cepat rambat yang sampai ke pantai sangat mempengaruhi pembentukan
garis pantai. 3.4. Panjang Gelombang
Panjang gelombang adalah jarak antara dua puncak gelombang atau
jarak antara dua lembah gelombang. Dari
hasil pengukuran
panjang gelombang pada daerah penelitian
menunjukkan adanya
nilai yang
bervariasi antara panjang gelombang pada saat surut menuju pasang dengan
panjang gelombang pada saat pasang menuju surut. Pada saat surut menuju
pasang panjang gelombangnya berkisar antara 1,29-2,01 m dan pada waktu
pasang
menuju surut
panjang gelombangnya lebih tinggi dari panjang
gelombang pada waktu pasang yaitu berkisar antara 1,32-2,72 m.Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.
Pengukuran panjang gelombang pada saat surut menuju pasang dan
pasang menuju surut sangat jelas perbedaannya, namun sama-sama pada
stasiun II memiliki panjang gelombang yang rendah dan pada stasiun IV
memiliki panjang gelombang yang tertinggi.
Untuk lebih
jelasnya perbedaan panjang gelombang pada
saat surut menuju pasang dan pasang menuju surut dapat dilihat pada
Gambar 4.
Apabila suatu
gelombang mendekati perairan dangkal, maka
gelombang akan
pecah sehingga
panjang gelombang akan semakin kecil. Dalam hal ini sesuai dengan
panjang gelombang yang didapat di daerah penelitian. Dari hasil di dapat
bahwa pada stasiun IV panjang gelombangnya lebih besar baik itu
surut menuju pasang maupun pasang menuju surut, ini terjadi karena periode
dan kelandaian pantainya lebih besar dibandingkan dengan stasiun I, II dan
III. 3.5. Kemiringan Gelombang
Kemiringan gelombang
merupakan hasil yang diperoleh dari perbandingan antara tinggi gelombang
dengan panjang gelombang, semakin besar
panjang gelombang
maka semakin kecil kemiringan gelombang.
Dari hasil penghitungan kemiringan gelombang pada daerah penelitian ini
memiliki karakteristik yang berbeda. Pada saat surut
menuju pasang kemiringan gelombang berkisar antara
0,12-0,16 dan pada waktu pasang menuju surut kemiringan gelombang
berkisar antara 0,28-0,61. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Pada saat surut menuju pasang kemiringan gelombang lebih kecil
dibandingkan dengan
kemiringan gelombang pada saat pasang menuju
surut. Pada surut menuju pasang kemiringan gelombang paling besar
terdapat pada stasiun II dan kemiringan gelombang paling kecil terdapat pada
stasiun III. Pada saat pasang menuju surut kemiringan gelombang paling
besar terdapat pada stasiun III dan
27 4
pada stasiun IV kemiringannya lebih kecil.
Untuk lebih
jelasnya perbandingan kemiringan gelombang
dapat dilihat pada Gambar 5. Gelombang ini tidak pecah
sebelum mencapai
garis pantai,
gelombang ini termasuk ke dalam kategori
Very Shallw Water Waves
. Umumnya gelombang
yang lebih
curam dari nilai kemiringan tersebut akan menjadi masalah bagi kapal
Galib
dalam
Yusfi, 2005. Gelombang ini
mengalami perubahan
dari gelombang perairan dalam menjadi
perairan dangkal
shoaling transformation
. Disebutkan
bahwa
shoaling transformation
ini dimulai ketika kemiringan gelombang kurang
dari 0,5. 3.6. Energi Gelombang
Tinggi gelombang,
panjang gelombang, densitas perairan dan
gravitasi bumi berpengaruh terhadap besarnya energi gelombang. Dari hasil
peghitungan energi gelombang pada perairan pantai Pandan bervariasi antara
pada saat surut menuju pasang dan pada saat pasang menuju surut. Pada
saat surut menuju pasang energi gelombang berkisar antara 0,15-0,20
Jm
2
dan pada saat pasang menuju surut energi gelombang berkisar antara 1,10-
1,99 Jm
2
. dapat dilihat pada Tabel 2. Pada saat surut menuju pasang
stasiun IV memiliki energi yang lebih besar dan pada stasiun II memiliki
energi lebih kecil. Sama halnya dengan pada saat surut menuju pasang pada
pasang menuju surut stasiun IV memiliki energi yang lebih besar dan
pada stasiun II energinya lebih kecil. Dapat dilihat pada Gambar 6.
Dari hasil perhitungan energi gelombang, diperoleh bahwa pada saat
surut menuju pasang energi gelombang mencapai nilai tertinggi yakni mencapai
1,99 Jm
2
pada stasiun IV. Tingginya energi gelombang pada stasiun IV
disebabkan oleh panjang gelombang yang lebih besar di stasiun ini bila
dibandingkan dengan stasiun lainnya. 3.7. Karakteristik Arus
Arus merupakan
gerakan mengalir suatu massa air yang dapat
disebabkan oleh
tiupan angin,
perbedaan dalam densitas air laut, maupun oleh gerakan gelombang
panjang, misalnya pasang surut. Hasil dari pengukuran kecepatan arus pada
saat surut menuju pasang dan pasang menuju surut yang dilakukan didapat
diketahui bahwa kecepatan arus pada saat pasang menuju surut lebih besar
dibandingkan dengan kecepatan arus pada saat surut menuju pasang. Dari
pengukuran kecepatan arus di perairan pantai Pandan berfluktuasi, pada saat
surut
menuju pasang
kecepatan arusnya berkisar antara 0,04-0,23 ms
dan pada saat surut kecepatan arusnya berkisar
antara 0,11-0,48
ms Lampiran 2. Pengukuran kecepaan
arus yang dilakukan didapat bahwa stasiun V merupakan kecepatan arus
tertinggi yaitu sebesar 0.48 ms dan terjadi pada saat pasang menuju surut
stasiun ini berada di depan mulut muara sungai Pandan. Sedangkan yang
terendah terdapat pada stasiun 2,3,9,14 yaitu sebesar 0,05 ms dan terjadi pada
saat surut menuju pasang. Untuk lebih jelasnya mengenai kisaran kecepatan
arus pasang pada perairan pantai Pandan dapat dilihat pada Gambar 7.
Arah arus surut menuju pasang ke pantai arah utara dan timur. Untuk
melihat pola dan arah pergerakan arus pasang yang terjadi pada perairan
pantai Pandan dapat dilihat pada Gambar 8 .
Pada saat pasang menuju surut terjadi dua sirkulasi arus yang berbeda.
Putaran pertama arus membelok ke kanan dan mengarah ke Selatan dan
Tenggara sedangkan putaran kedua yang terjadi di sisi Barat pantai
Pandan membelok ke arah kiri dan selanjutnya mengarah ke arah Selatan
28 4
dan Tenggara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 9.
3.8. Komponen Pasang Surut