Komponen Pasang Surut Tinggi Elevasi Muka Air laut Tipe Pasang Surut

28 4 dan Tenggara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 9.

3.8. Komponen Pasang Surut

Komponen utama yang dihitung dalam penelitian ini adalah amplitudo dan fase dari komponen M2, S2, N2, K1, O1, M4, MS4, K2, dan P1. Dari hasil analisi data penelitian selama 15 hari yaitu dari tanggal 14 Mei sampai 28 Mei 2009. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel 3.

3.9. Tinggi Elevasi Muka Air laut

Dari hasil penelitian yang dilakukan di perairan pantai Pandan mulai dari tanggal 14-28 Mei 2009 tercataat bahwa pasang tertinggi di perairan pantai Pandan terjadi mulai pada tanggal 24-28 Mei 2009 dengan ketinggian yang sama pada waktu yang berbeda dengan ketinggian air mencapai 1,3 m. Pada saat surut terendah terjadi mulai pada tanggal 25- 27 Mei 2009 dengan ketinggian yang sama dalam waktu yang berbeda dengan ketinggian 0,2 m. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4. Selisih tinggi dari pasang tertinggi dengan surut terendah 1.1 m. Dengan mengetahui range of tide dan amplitudo tiap komponen pasang surut maka dapat dihitung Mean Low Water Level MLWL dan Mean High Water Level MHWL:  Mean Low Water Level MLWL atau kedudukan rata-rata air terendah adalah : MLWL = MSL – Range2 = 69,9 - 1,12 = 69,35  Mean High Water Level MHWL atau kedudukan rata-rata air tertinggi adalah : MHWL = MSL – Range2 = 69,9 + 1,12 = 70,45

3.10. Tipe Pasang Surut

Tipe pasang surut ditentukan oleh frekuensi air pasang dan surut setiap harinya, secara kuantitatif tipe pasang surut ditentukan oleh perbandingan antara amplitudo tinggi gelombang unsure-unsur pasang surut tunggal utama K1 dan O1 dan unsure-unsur pasang surut ganda utama M2 dan S2 dengan persamaan : 2 2 1 1 S M K O F    Berdasarkan tabel 3 maka diperoleh nilai bilangan formzal untuk perairan pantai Pandan sebagai berikut : F = 8,2 + 18,1 25,8 + 9,2 = 0,72 Dari hasil perhitunngan didapat nilai F = 0,72 menggambarkan tipe pasang surut di perairan pantai Pandan adalah campuran harian ganda, yang berarti setiap hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang berbeda tinggi dan waktunya Dinas Hidri-Oseanografi TNI AL,2009. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 10. Dari tabel komponen harmonik terlihat bahwa perairan pantai Pandan memiliki harga amplitudo harmonik M2 sebesar 25,8cm dan fasenya -197 merupakan komponen yang dominan. Komponen S2 adalah 9,2 cm merupakan komponen terbesar setelah M2. komponen lainnya adalah N2 yang nilainya 8 cm, K2 dengan nilai 2,1 cm, K1 dengan nilai 18,1 cm, O1 dengan nilai 8,2 cm, P1 dengan nilai 6 cm, M4 dengan nilai. 0,8 cm dan MS4 dengan nilai 1 cm. Nilai M2 yang diperoleh lebih besar dari pada nilai konstanta harmonik lainnya, hal ini membuktikan bahwa besarnya pengaruh gaya gravitasi bulan jika dibandingkan dengan gaya gravitasi matahari. Seperti yang diungkapkan oleh Triatmodjo 1999 bahwa pasang surut dipermukaan air laut karena adanya gaya tarik benda-benda langit, terutama matahari dan bulan. Tetapi karena jarak bulan terhadap bumi lebih dekat, maka gaya tarik bulan pengaruhnya 29 4 lebih besar dari pada gaya tarik matahari. Gaya tarik bulan mempengaruhi bumi 2,2 kali lebih besar daripada gaya tarik matahari. Dari pola arus di perairan pantai Pandan komponen M2 sangat dipengaruhi oleh gelombang Pasang surut yang berasal dari Samudera Hindia. Ini dapat dilihat dari peta pola arus yang sudah dibuat. Mihardja dan Setiadi 1989 menyatakan bahwa amplitudo komponen harmonik pasang surut bervarisi dari bulan ke bulan. Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis bilangan Formzhal diketahui bahwa tipe pasang surut yang terjadi di perairan pantai Pandan adalah campuran harian ganda, yang berarti setiap harinya terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang berbeda dalam tinggi dan waktunya. Pasang surut tipe campuran harian ganda dapat dijumpai di perairan bagian barat Sumatera yaitu lautan Hindia dan juga perairan Indonesia Timur Nontji, 2002. Pasang surut tidak hanya mempengaruhi lapisan di bagian teratas saja, melainkan seluruh massa air. Energinya pun sangat besar. Dengan energi yang kuat ini pasang surut dapat mangakibatkan proses sedimentasi sehingga mengakibatkan perubahan garis pantai. Tenaga pasang surut dapat mengangkut sedimen dasar perairan sehingga dapat juga mempengaruhi tofografi dasar perairan.

3.11. Kemiringan Pantai