penghilangan extinction atau pengurangan atenuasi yang semakin besar dengan bertambahnya kedalaman. Cahaya merupakan sumber energi utama dalam
ekosistem perairan. Di perairan, cahaya memiliki dua fungsi utama Jeffries dan Mills, 1996 diacu oleh Effendi, 2003, yaitu:
1. Memanasi air sehingga terjadi perubahan suhu dan berat jenis densitas dan
selanjutnya menyebabkan terjadinya pencampuran massa dan kimia air. Perubahan suhu juga mempengaruhi tingkat kesesuaian perairan sebagai
habitat bagi organisme akuatik, karena setiap organisme akuatik memiliki kisaran suhu minimum dan maksimum bagi kehidupannya.
2. Merupakan sumber energi bagi proses fotosintesis algae dan tumbuhan air.
Kedalaman penetrasi cahaya akan berbeda pada setiap ekosistem air yang berbeda. Pada batas akhir penetrasi cahaya disebut sebagai titik kompensasi
cahaya, yaitu titik pada lapisan air dimana cahaya matahari mencapai nilai minimum yang menyebabkan proses asimilasi dan respirasi berada dalam
keseimbangan. Dapat juga diartikan bahwa titik kompensasi cahaya ini, konsentrasi karbondioksida dan oksigen akan berada dalam keadaan relatif
konstan. Bagi organisme air, intensitas cahaya berfungsi sebagai alat orientasi yang akan mendukung kehidupan organisme tersebut dalam habitatnya
Barus, 2004.
D. Oksigen Terlarut DO = Dissolved Oxygen
Oksigen merupakan faktor paling penting bagi organisme air. Semua tumbuhan dan hewan yang hidup dalam air membutuhkan oksigen yang terlarut
untuk bernafas. Oksigen yang terlarut dalam air berasal dari udara dan hasil fotosintesis tumbuh-tumbuhan yang ada di dalam air. Oksigen dari udara terlarut
Universitas Sumatera Utara
masuk dalam air karena adanya difusi langsung dan agitasi permukaan air oleh aksi angin dan arus turbulen Suin, 2002. Kisaran toleransi makrozoobentos
terhadap oksigen terlarut berbeda-beda. Kehidupan di air dapat bertahan jika ada oksigen terlarut minimum sebanyak 4 mgl, selebihnya tergantung kepada
ketahanan organisme, derajat keaktifan, kehadiran pencemar, temparatur air dan sebagainya Sastrawijaya, 1991.
Oksigen memegang peranan penting sebagai indikator kualitas perairan karena oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik
dan anorganik. Selain itu oksigen juga menentukan biologis yang dilakukan oleh organisme aerobik atau anaerobik. Dalam kondisi aerobik, peranan oksigen adalah
untuk mengoksidasi bahan organik dan anorganik menjadi nutrien. Dalam kondisi anaerobik oksigen yang dihasilkan mereduksi senyawa-senyawa kimia menjadi
lebih sederhana dalam bentuk nutrien dan gas. Karena proses oksidasi dan reduksi inilah maka peranan oksigen terlarut sangat penting untuk membantu mengurangi
beban pencemaran pada perairan secara alami maupun secara perlakuan aerobik yang ditujukan untuk memurnikan air buangan industri dan rumah tangga
Salmin, 2005.
E. Biochemical Oxygen Demand BOD
BOD merupakan gambaran kadar bahan organik, yaitu jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba aerob untuk mengoksidasi bahan organik menjadi
karbondioksida dan air. Dengan kata lain, BOD menunjukkan jumlah oksigen yang dikonsumsi oleh proses respirasi mikroba aerob yang terdapat dalam botol
BOD yang diinkubasi pada suhu 20
o
C selama lima hari, dalam keadaan tanpa cahaya Effendi, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Nilai konsentrasi BOD menunjukkan suatu kualitas perairan, apabila konsumsi oksigen selama periode 5 hari berkisar sampai 5 mgl oksigen maka
perairan tersebut tergolong baik. Apabila konsumsi O
2
berkisar antara 10 – 20 mgl oksigen akan menunjukkan tingkat pencemaran oleh materi organik
yang tinggi, dan untuk air limbah industri yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan adalah nilai BOD maksimum 100 mgl. Selanjutnya dijelaskan bahwa
semakin rendah nilai BOD dalam suatu perairan, maka semakin tinggi pula keanekaragaman biota makrozoobentos dalam perairan Tarigan, 2009.
Menurut Pennak 1978 bahwa viviparus dapat hidup pada perairan yang memiliki kadar BOD
5
yang rendah dan kandungan oksigen terlarut yang tinggi.
F. Substrat Dasar