b. Tanaman daun
sendok : waktu pengumpulan, bagian tanaman, dan
daerah pengambilan tanaman uji.
B. Bahan dan Alat
1. Bahan a. Tanaman yang digunakan adalah daun sendok yang diperoleh dari Cepogo
Boyolali pada bulan Januari 2008. b. Reagensia yang digunakan adalah aquadest, D-glukosa monohidrat, GOD-
PAP, EDTA, yang didapat dari Laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan obat antidiabetes oral acarbose Glucobay®.
c. Hewan uji yang digunakan adalah kelinci lokal berjenis kelamin jantan, bermata merah, serta memiliki berat badan 1,2-2,0 kg.
2. Alat yang digunakan a. Infundasi: panci infusa, termometer, kain flannel, gelas ukur, kompor.
b. Uji farmakologi: timbangan hewan uji, scalpel, jarum per-oral, alat-alat gelas, microtube 1,5 mL, mikropipet, yellow tips, white tips, minispin ependorf,
spektrofotometer Star Dust FC 15.
C. Jalannya Penelitian
1. Determinasi tanaman Tujuan determinasi tanaman daun sendok adalah untuk memastikan dan
meyakinkan bahwa tanaman yang digunakan benar-benar tanaman daun sendok. Determinasi terhadap tanaman daun sendok dilakukan di Laboratorium
Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Pembuatan simplisia herba daun sendok Tanaman diperoleh dari daerah Cepogo - Boyolali pada bulan Januari
2008. Bagian tanaman yang digunakan adalah herba, yaitu seluruh bagian tanaman daun, biji, batang, bunga kecuali akar.
Pengambilan tanaman dilakukan di bawah sinar matahari pukul 10.00 - 12.00 WIB, karena diperkirakan pada waktu tersebut fotosintesis tanaman
berlangsung sempurna. Tanaman diambil, dicuci bersih, disortasi untuk memisahkan bagian tanaman yang rusak dan tumbuhan lain. Perajangan dilakukan
untuk membantu mempercepat proses pengeringan. Rajangan dikeringkan di bawah sinar matahari dan ditutup dengan kain hitam untuk mencegah kerusakan
kandungan kimia tanaman yang disebabkan sinar UV dari matahari. Setelah itu simplisia diserbuk dengan blender untuk memperbesar luas permukaan partikel
agar kontak antara bahan dan larutan penyari lebih besar. 3. Pembuatan Infusa herba daun sendok
Pembuatan infusa herba daun sendok dilakukan dengan metode infundasi. Serbuk daun sendok yang telah ditimbang dengan berat tertentu dicampur air
dalam panci sesuai konsentrasi yang diinginkan ditambah lagi air sebanyak dua kali bobot bahannya. Kemudian dipanaskan dengan penangas air selama 15 menit,
dihitung mulai suhu dalam panci mencapai 90
o
C sambil sekali-kali diaduk. Infusa diserkai selagi panas melalui kain flanel. Untuk mencukupi kekurangan air
ditambahkan air mendidih melalui ampasnya hingga diperoleh volume infusa
yang dikehendaki. 4. Penentuan Operating Time
Sebanyak 10,0 µL aquadest ditambah 1000 mL reagen GOD-PAP Diasys yang digunakan sebagai blangko. Sebagai standar digunakan 10,0 µL glukosa
baku dari DiaSys ditambah 1000,0 µL reagen GOD-PAP DiaSys, kemudian diinkubasi pada suhu kamar 25-30
o
C. Serapannya dibaca dengan spektrofotometer Star Dust FC 15 pada panjang gelombang 500 nm
berdasarkan panjang gelombang yang tertera di leaflet reagen GOD-PAP dan dibaca pada menit ke 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55, 60. Penentuan
operating time dimaksudkan untuk memperoleh waktu serapan yang stabil. 5. Penentuan panjang gelombang yang memiliki absorbansi maksimum
Sebanyak 10,0 µL aquadest ditambah 1000,0 µL reagen GOD-PAP DiaSys yang digunakan sebagai blangko. Sebagai standar digunakan 10,0 µL
glukosa baku dari DiaSys ditambah 1000,0 µL reagen GOD-PAP DiaSys, kemudian diinkubasi pada suhu kamar. Serapan dibaca dengan menggunakan alat
spektrofotometer visibel Star Dust FC pada panjang gelombang 340, 405, 500, 546, 578, dan 630 nm dengan menunggu operating time sesuai hasil yang
diperoleh pada penentuan operating time. Panjang gelombang serapan maksimum ditentukan untuk mendapatkan panjang gelombang saat serapan tertinggi.
6. Pembuatan stok glukosa D-Glukosa monohidrat berat sesuai dosis orientasi dilarutkan sedikit
demi sedikit dalam air panas hingga 100,0 mL. Stok sediaan dibuat dalam 100 mL, tiap pemberian sebanyak 3 mL, sehingga untuk dosis:
a. 1 g kgBB = 1,5 g 1,5 kgBB
Konsentrasi = 1,5 g 3mL
= 0,5 g mL = 50 g 100 mL
b. 2 g kgBB = 3 g 1,5 kgBB
Konsentrasi = 3 g 5mL
= 0,6 g mL = 60 g 100mL
7. Perhitungan dosis acarbose Perhitungan dosis acarbose untuk kelinci didasarkan pada dosis
terapi peroral untuk manusia. Acarbose yang digunakan ialah Glucobay
®
. Dosis sekali minum untuk manusia berat badan 70 kg adalah 50 mg. Dosis tersebut
dikonversikan ke kelinci dengan berat 1,5 kg dengan nilai konversi 0,07. Kemudian nilai konversi tersebut dikalikan dengan dosis terapi untuk manusia,
yaitu 0,07 x 50 mg = 3,5 mg 1,5 kgBB atau 2,33 mg kgBB untuk diberikan sekali minum.
Dosis acarbose = 3,5 mg 1,5 kgBB
= 3,5 mg 3 mL = 1,167 mg mL
Jika dibuat stok 100 mL = 117 mg 100 mL Ditimbang 20 tablet glucobay didapatkan berat 2697,7 mg, maka berat rata-rata 1
tablet glucobay adalah =
tablet 20
mg 7
, 2697
134,85 mg. Acarbose untuk volume 100 ml
= mg
50 mg
117 x 134,85 mg = 315,55 mg100 ml sehinga untuk membuat stok
acarbose dengan menimbang sebanyak 315,55 mg tablet glucobay kemudian disuspensi dengan
aquadest hangat hingga 100 ml. 8. Penetapan peringkat dosis
Pemakaian di masyarakat Indonesia BB 50 kg ialah 10 gram herba kering daun sendok untuk sekali minum. Maka untuk manusia 70 kg :
kg 50
70 x 10 g herba daun sendok = 14 g
Pemakaian untuk manusia kemudian dikoversikan pada kelinci 1,5 kg faktor konversi 0,07
14 g x 0,07 = 0.98 g 1,5 kgBB = 0,65 g kgBB Selanjutnya dibuat orientasi dosis dengan faktor pengali dan pembagi
menggunakan bilangan 2. 0,65 g kgBB x 2
= 1,30 g kgBB, dan 0,65 g kgBB : 2
= 0,33 g kgBB Sehingga, dosis untuk infusa herba daun sendok adalah 0,33 g kgBB ;
0,65 g kgBB ; 1,30 g kgBB. Stok sediaan dibuat dalam 100 mL, tiap pemberian sebanyak 3 mL, sehingga untuk dosis:
a. 0,33 g kgBB = 0,495 g 1,5 kgBB Konsentrasi = 0,495 g 3 mL
= 0,165 g mL = 16,5 g 100 mL = 16,5
b. 0,65 g kgBB = 0,975 g 1,5 kgBB Konsentrasi = 0,975 g 3 mL
= 0,325 g mL = 32,5 g 100mL = 32,5
c. 1,30 g kgBB = 1,965 g 1,5 kgBB Konsentrasi = 1,965 g 3 mL
= 0,655 g mL = 65,5 g 100mL = 65,5
9. Uji Pendahuluan a. Pembuatan Model Hiperglikemi
Hewan uji dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan. Setiap perlakuan terdiri dari tiga kelinci. Hewan uji dipuasakan terlebih dahulu selama 20-24 jam dengan
tetap diberi minum ad libitum. Pada penelitian ini pembagian kelompok perlakuan sebagai berikut:
1 Kontrol normal : hewan uji diberi aquadest 3mL 1,5 kgBB
2 Kontrol hiperglikemi : hewan uji diberi glukosa 50 sebanyak 3 mL 1,5 kgBB dan glukosa 60 sebanyak 5 mL 1,5 kgBB.
Masing-masing hewan uji diambil darahnya dari vena telinga kelinci pada menit ke-0, 30, 60, 90, 120, 180, 240. Darah yang digunakan yaitu plasma darah
yang ditetapkan kadar glukosanya dengan metode enzimatis. b. Waktu Pembebanan Glukosa
Hewan uji dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan. Setiap perlakuan terdiri dari 3 kelinci. Hewan uji dipuasakan terlebih dahulu selama 20-24 jam dengan
tetap diberi minum ad libitum. Pada penelitian ini pembagian kelompok perlakuan sebagai berikut:
a Kontrol negatif : hewan uji diberi aquadest dan glukosa konsentrasi 60 b Kontrol positif : hewan uji diberi acarbose dan glukosa konsentrasi 60
c Uji I : hewan uji diberi infusa herba daun sendok 30 menit
sebelum pembebanan glukosa konsentrasi 60 d Uji II
: hewan uji diberi infusa herba daun sendok bersamaan dengan pembebanan glukosa konsentrasi 60.
10. Uji Penurunan kadar glukosa darah Kelinci dikelompokkan menjadi 5 kelompok perlakuan. Setiap kelompok
terdiri dari 4 ekor. Kelinci dipuasakan 20-24 jam, tetap diberi minum ad libitum.
Kemudian dilakukan pengambilan cuplikan darah vena telinga dari masing-masing kelinci sejumlah 0,5 ml sebagai kadar glukosa darah awal.
Masing-masing kelinci dibagi dalam 5 kelompok dan diberi perlakuan yaitu: 1 Kelompok I kontrol negatif diberi aquadest
2 Kelompok II kontrol positif diberi acarbose dosis 2,33 mg kgBB 3 Kelompok III diberi infusa herba daun sendok dosis 0,33 g kgBB
4 Kelompok IV diberi infusa herba daun sendok dosis 0,65 g kgBB 5 Kelompok V diberi infusa herba daun sendok dosis 1,30 g kgBB
Pemberian sediaan uji dilakukan bersamaan dengan pembebanan glukosa 5mL 1,5 kgBB. Setelah pembebanan glukosa, cuplikan darah diambil dari vena
telinga kelinci tiap menit ke-0, 30, 60, 90, 120, 180, 240 dengan volume kira-kira
0,5 mL. Kadar glukosa darah ditetapkan dengan metode enzimatis menggunakan reagen GOD-PAP. Skema rancangan penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
11. Penetapan kadar glukosa darah plasma Kadar glukosa darah ditetapkan secara enzimatis dengan menggunakan
reagen GOD-PAP. Cuplikan darah ditampung dalam microtube 1,5 mL yang diberi EDTA, kemudian dipusingkan dengan vortex dan disentrifuge dengan
kecepatan 2500 rpm selama 10 menit serta dipersiapkan komposisinya seperti pada Tabel 1.
Pengambilan cuplikan darah vena telinga sejumlah 0,5 ml kadar glukosa darah awal
Kontrol positif
acarbose 2,33 mgkg bb
3 ml 1,5 kgBB Kontrol
negatif aquadest
3 ml1,5 kgBB Perlakuan I
Dosis 0,3 g kgBB
Perlakuan II Dosis
0,65 g kgBB Perlakuan III
Dosis 1,30 g kgBB
Gambar 1. Skema Jalannya Penelitian
Kelinci sebanyak 20 ekor dibagi menjadi 5 kelompok, dipuasakan selama 20-24 jam
Pengambilan cuplikan darah pada menit ke- 0, 30, 60, 90, 120, 180, 240 Dilakukan pembebanan glukosa 2 gkgBB sesaat setelah pemberian sediaan uji
Pembacaan kadar pada spektrofotometer Star Dust, kadar dalam Pengukuran kadar glukosa darah dengan metode enzimatis
Analisis hasil perolehan dan uji statistik
Tabel 1. Komposisi Sampel, Standar, dan Blangko yang dianalisis pada Penetapan Kadar Glukosa Darah
D. Cara Analisis