BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Meningkatnya prevalensi diabetes melitus di beberapa negara berkembang akibat peningkatan kemakmuran di negara bersangkutan akhir-akhir ini banyak
disoroti Suyono, 2005. Penyakit diabetes melitus merupakan salah satu dari beberapa penyakit degeneratif, yaitu penyakit akibat fungsi atau struktur dari
jaringan atau organ tubuh menurun secara progresif dari waktu ke waktu yang disebabkan oleh usia atau pilihan gaya hidup Subroto, 2006.
Menurut penelitian epidemiologi yang sampai saat ini telah dilaksanakan di Indonesia, kekerapan diabetes berkisar antara 1,5 sampai dengan 2,3 , kecuali
di Manado yang agak tinggi sebesar 6 Suyono, 2005. Dalam beberapa dekade terakhir ini hasil penelitian baik klinik maupun laboratorik menunjukkan bahwa
diabetes melitus merupakan suatu keadaan yang heterogen baik sebab maupun macamnya Soegondo, 2005. Data yang dipublikasikan dalam jurnal Diabetes
Care tahun 2004, penderita diabetes di Indonesia pada tahun 2000 mencapai 8,4 juta orang Subroto, 2006.
Kekayaan alam Indonesia yang tersebar di daratan maupun lautan telah banyak dimanfaatkan orang, salah satunya pada bidang kesehatan. Ratusan jenis
spesies tanaman telah dipercaya berkhasiat untuk mengatasi berbagai macam penyakit.
Penggunaannya secara turun temurun dan dilakukan dengan proses sederhana inilah yang dikenal dengan obat tradisionalobat herbal. Saat ini,
penggunaan obat-obatan dari bahan alami semakin meningkat. Selain harganya yang terjangkau, obat herbal juga memiliki efek samping yang relatif kecil.
Tanaman obat terbukti merupakan salah satu sumber bagi bahan baku obat antidiabetes melitus, karena tumbuhan tersebut mempunyai senyawa-senyawa
yang berkhasiat sebagai antidiabetes melitus. Diantara 250.000 spesies tanaman obat di seluruh dunia diperkirakan banyak yang mengandung senyawa
antidiabetes melitus yang belum diketemukan Suharmiati, 2003. Salah satu tanaman yang diperkirakan berkhasiat sebagai penurun kadar
gula darah adalah herba daun sendok Plantago mayor L.. Ekstrak air, metanol, heksana, dan diklorometana dari biji Plantago mayor. L secara signifikan dapat
menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan. Adapun kandungan kimia dari biji Plantago mayor L. antara lain polisakarida, tanin,
sterol, dan flavonoid yang diduga mempunyai efek sebagai penurun kadar glukosa darah Aguilar dkk., 2006. Selain itu, daun sendok yang dibuat infusa
mempunyai kemampuan dalam perbaikan sel-sel pulau Langerhans pankreas akibat pemberian aloksan dan dapat menurunkan kadar glukosa darah Sudarsono
dkk., 2002. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian tentang kemampuan herba daun
sendok sebagai penurun kadar glukosa darah. Karena adanya beberapa kandungan herba daun sendok yang larut dalam air, maka penyarian dilakukan dengan cara
infundasi.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan obat tradisional pada umumnya, dan mampu menjadi alternatif dalam pengobatan
diabetes melitus.
B. Perumusan Masalah