Maryadi, 2014 Hubunga Tingkat Kecerdasan Intelektual IQ Dengan Keberhasilan Tendangan Penalti Pada
Permaian Sepak Bola Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Tes APM Variabel
Komponen Indikator
Tes Intelegensi APM
1. Daya Abstraksi
Mampu menangkap, membayangkan dan
menganalisa suatu hal yang ditangkap dilihat indra
secara abstrak. 2.
Berfikir Logis Menalar
Mampu untuk
menarik kesimpulan menurut aturan
logika dan
membuktikan bahwa kesimpulan itu benar.
3. Berfikir sistematis
Mampu untuk mengerjakan menyelesaikan suatu tugas
sesuai dengan
urutan, tahapan,
langkah-langkah, atau perencanaan yang tepat,
efektif, dan efisien. 4.
Kecepatan dan ketelitian
Mampu untuk menangkap, mengolah informasi dengan
cepat dan teliti. 5.
Konsentrasi Mampu untuk memberikan
atensiperhatian terhadap
suatu hal dalam suatu waktu dengan baik.
Sumber : Nurhasanah, A. 2014 Tes ini dilakukan di digedung FPOK lantai 3 bekerja sama
dengan University Center UC Staf Unit Pelaksana Teknik Lembaga Bimbingan dan Konseling UPI.
Maryadi, 2014 Hubunga Tingkat Kecerdasan Intelektual IQ Dengan Keberhasilan Tendangan Penalti Pada
Permaian Sepak Bola Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Untuk klasifikasi dari hasil tes iq sendiri dipat di lihat dari tabel berikut:
Tabel 3.3 Klasifikasi tes iq Nilai IQ
Klasifikasi ≥ 130
Sangat superior 120
– 129 Superior
110 – 119
Di atas rata-rata 90
– 109 Rata-rata
80 – 89
Dibawah rata-rata 70
– 79 Batas lemah
≤ 69 Lemah mental
Sumber : Groth-Marnet dalam Azwar, S., 2004, hlm. 59
2. Tes Tendanga Penalti
Tes ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kecakapan sampel dalam mengeksekusi tenangan penalti. Instrumen penelitian ini
menggunakan gawang dan penjaga gawang sebagai alat untuk mendapatkan data. Setiap sampel mendapat kesempatan lima kali
menendang. Cara test tendangan penalti ini dilakukan sebagai berikut :
1. Sampel berdiri dengan posisi siap untuk menendang bola
2. Sampel menendang bola kearah mana saja sesuai keinginan
penendang 3.
Penjaga gawang melakukan gerakan atau reaksi sesuai arah bola yang telah di tendang
4. Bila penjaga gawang mengalami kelelahan maka diberikan beberapa
waktu untuk beristirahat Untuk pengambilan skor dilakukan sebagai berikut :
1. Jika penjaga gawang tertipu dan bola masuk maka nilainya 4
Maryadi, 2014 Hubunga Tingkat Kecerdasan Intelektual IQ Dengan Keberhasilan Tendangan Penalti Pada
Permaian Sepak Bola Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2. Jika bola terbaca tapi tidak tertepis atau terjangkau oleh penjaga
gawang maka nilainya 3 3.
Jika penjaga gawang berhasil membaca arah bola namun bola tetap masuk maka nilainya 2
4. Jika penjaga gawang berhasil menbaca bola dan bola tidak masuk
maka nilainya 1 5.
Jika bola tidak mengarah kegawang makanilainya 0
7,32 m
Gambar 3.2 Tes Tendangan Penalti Sumber: Peneliti
keterangan :
: Penjaga gawang
: Tiang gawang
E. Hasil Uji Coba Instrumen
Instrument penelitian adalah alat yang digunkana oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik.
Oleh karena itu, sebelum melakukan penelitian, peneliti mencari uji validitas dan uji realibilitas dalam melakukan penelitian pendahuluan atau uji coba instrumen
terlebih dahulu.
2, 4
Maryadi, 2014 Hubunga Tingkat Kecerdasan Intelektual IQ Dengan Keberhasilan Tendangan Penalti Pada
Permaian Sepak Bola Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Validitas berbicara mengenai bagaimana suatu alat ukur yang digunakan memang telah mengukur apa yang ingin di ukur Suherman, A. Rahayu, I.
2011, hlm. 155. Apabila data memang sudah benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama. Validitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap
tes dengan analisis rasional atau professional judgment. Validitas isi merupakan validitas yang mana dapat dilakukan dengan meminta penilaian dari orang yang
kompeten pakar Suherman, A. Rahayu, I. 2011, hlm. 157. Reabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Menurut Suherman, A. Rahayu, I. 2011, hlm. 155
menjelaskan bahwa reabilitas membicarakan sejauh mana hasil pengukuran yang dilakukan tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran kembali pada orang yang
sama di waktu berbeda atau pada orang berbeda di waktu yang sama. Teknik yang digunakan dalam pengujian reabilitas dalam penelitian ini adalah
pendekatan uji ulang test-retest. Dalam teknik ini dilakukan penyajian instrument ukur pada suatu kelompok subjek dua kali dengan memberikan
tenggang waktu tertentu diantara dua penyajian tersebut. Menurut Nurhasan 2007, hlm. 42 untuk mengetahui besarnya derajat
keterandalan suatu alat pengukuran dapat dilakukan dengan dua kali pengukuran yaitu pengukuran pertama dan ulangnya. Pernyataan tersebut sejalan dengan
Sugiyono 2012, hlm. 130 “Reabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya, bila koefisien positif dan signifikan
maka instrument tersebut sudah dinyatakan reabel. Kemudian hasil pengukuran yang pertama dan kedua dikorelasikan denga
menggunakan bantuan SPSS 16 for Windows dengan menggunakan analisis Korelasi Pearson dan hasilnya menunjukkan kenyataan reabilitas alat pengukuran
tersebut. Berikut adalah table uji reabilitas tes tendangan penalti: