Struktur Organisasi Skripsi PENDAHULUAN

Maryadi, 2014 Hubunga Tingkat Kecerdasan Intelektual IQ Dengan Keberhasilan Tendangan Penalti Pada Permaian Sepak Bola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam suatu penelitaian dibutuhkan sebuah desain penelitian yang sesuai dengan variabel-variabel dalam tujuan penelitian dan hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Gambaran arah kegiatan penelitian akan tercantum dalam desain penelitian sehingga dapat membantu peneliti dalam upaya memecahkan masalah penelitian yang telah dirumuskan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Bentuk desain penelitian yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut: r Gambar 3.1 Desain Penelitian Sumber: Sugiyono, 2012, hlm.154 Keterangan: X : Tingkat kecerdasan intelektual IQ Y : Keberhasilan tendangan penalti r : Hubungan

B. Partisipan

Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah mahasiswa ilmu keolahragaan anggkatan 2013, jenis kelamin laki-laki karena untuk mendapatkan data yang homogen. Lokasi penelitian ini dilakukan di dua tempat. Tes IQ dilakukan bekerjasama dengan University Center UC Staf Unit Pelaksana Teknik Lembaga Bimbingan dan Konseling UPI, sedangkan tes tendangan penalti dilakukan di stadion UPI.

C. Populasi dan sampel

X Y Maryadi, 2014 Hubunga Tingkat Kecerdasan Intelektual IQ Dengan Keberhasilan Tendangan Penalti Pada Permaian Sepak Bola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Populasi adalah subjek dari penelitian. Menurut Sugiyono 2014, hlm. 117 mendefinisikan populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas objeksubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu untuk dipelajari dan kemudian ditarik keimpulan. Sedangkan sempel menurut Sugiyono 2014, hlm.81 adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi dari penelitian ini adalah Mahasiswa Ilmu Keolahragaan Angkatan 2013 yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 60 orang. Adapun jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah simple random sampling, karena pengambilan anggota sample dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan kemampuan, agar memberikan kesempatan yang sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk menjadi sampel.

D. Instumen penelitian

Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian maka diperlukan sebuah alat yang disebut instrumen. Instrumen yang digunakan dlam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes Inteligensi

Tes inteligensi digunakan untuk mengetahui tingkat intelegensi seseorang dan tes yang digunakan peneliti yaitu tes APM Advanced Progressive Matrics. Dimana tes APM adalah salah satu tes non verbal yang digunakan untuk mengukur kemampuan dalam hal sistimatis dan melihat hubungan-hubungan bagian gambar yang tersaji serta menggambarkan pola fikir yang sistematis yang penyajiannya dapat dilakukan secara klasikal dan individu. Tes ini dilakukan dengan cara sampel diberikan soal-soal untuk diselesaikan dengan batas waku tertentu. Tes terdiri dari 48 soal, yang terdiri dari 2 buah set soal, untuk lebih jelasnya dapat dilihat di table berilut: Maryadi, 2014 Hubunga Tingkat Kecerdasan Intelektual IQ Dengan Keberhasilan Tendangan Penalti Pada Permaian Sepak Bola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1 Prosedur Tes Inteligensi APM Set soal Jumlah soal Waktu pengerjaan Set I 12 butir 5 menit Set II 36 butir 40 menit Sumber: UPT LBK UPI Set I yang terdiri dari 12 soal digunakan sebagai latihan sebelum mengerjakan set II, tetapi hal tersebut tidak perlu diungkapkan kepada sampel. Set II yang terdiri dari 36 soal memiliki pola soal yang sama persis seperti soal pada set I, hanya jumlah soal lebih banyak dan secara bertahap soal-soalnya menjadi sukar. Untuk pengambilan skor dilakukan sebagai berikut : - Pada tes inteligensi APM, yang dikenakan penilaian hanyalah set II sedangkan set I hanya sebagai pengantar. - Untuk pemberian skor, sampel diberikan nilai 1 pada jawaban yang benar dan 0 pada jawaban yang salah. Sehingga skor mentah atau Raw Scored maksimal yang dapat diperoleh adalah 36. - Setelah raw scored diperoleh maka skor diubah ke dalam bentuk persentil, sesuai usia kronologisumur seseorang. - Setelah itu sampel bisa digolongkan ke dalam kelas grade dan kapasitas intelektual sesuai dengan norma tes APM yang telah ditentukan.