Hadian Jayadilaga , 2015 PENGAJARAN TOILETTRAINING PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN DI SPLB-C YPLB CIPAGANTI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
demikian validitas data yang ada dapat dipertanggungjawabkan. Data akhir yang didapat adalah hasil perbandingan dari berbagai sumber data yang ada.
E. Isu Etik
Model penelitian ini tidak akan memberikan efek negatif pada subyek penelitian karena dalam penelitian ini, peneliti hanya melihat bagaimana dan
langkah-langkah apa saja yang dilakukan oleh guru dalam mengajarkan toilet training pada siswa tunagrahita ringan. Peneliti tidak melakukan treatment dan
tidak melakukan kontak langsung dengan subyek penelitian.
Hadian Jayadilaga , 2015 PENGAJARAN TOILETTRAINING PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN DI SPLB-C YPLB CIPAGANTI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan dari hasil penelitain yang telah penulis lakukan mengenai pengajaran toilet training pada siswa tunagrahita ringan di SPLB-C YPLB
Cipaganti diperoleh hasil bahwa masih terdapat salah satu siswa di kelas VI SDLBC yang belum menguasai toilet training dengan baik. Siswa tersebut belum
mampu untuk melakukan buang air kecil dan buang air besar dengan benar. Maka dari itu guru merancang program pengajaran toilet training yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Sebelum menyusun program, terlebih dahulu guru melakukan asesmen terhadap siswa. Setelah diperoleh hasil asesmen,
kemudian guru merancang program pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
Pelaksanaan pengajaran toilet training dimulai dengan menyipakan media yang akan digunakan dalam mengajarkan toilet training berupa gambar-gambar,
mengenalkan alat –alat yang ada di kamar mandi. Metode yang digunakan adalah
metode modelling di mana guru memberikan contoh toilet training kepada siswa dan kemudian siswa mempraktekan langsung materi yang diajarkan guru dengan
dibimbing oleh guru. Adapun materi yang diberikan oleh guru berupa praktek langsung mengenai langkah-langkah buang air besar atau buang air kecil, praktek
tersebut dimulai dari bagaimana melepas dan memakai ikat pinggang, membuka dan memasang kaos kaki, membuka dan memakai celana, mebuka dan memakai
sepatu, menggunakan kamar mandi, buang air besar dan buang kecil, cebok, menyiram kloset setelah buang air besar dan buang air kecil, membersihkan
kamar mandi dan merapikan diri setelah buang air besar atau buang air kecil. Bentuk evalusinya yaitu melalui observasi yang dilakukan guru terhadap
perkembangan siswa ketika sudah diberikan pengajaran toilet training sebelumnya.
Hambatan yang dialami oleh guru dan dirasa cukup berat dalam mengajarkan toilet training
pada siswa tunagrahita ringan antara lain adalah pada motorik siswa. Selain itu, siswa tidak mampu mengungkapkan keinginan untuk buang air
Hadian Jayadilaga , 2015 PENGAJARAN TOILETTRAINING PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN DI SPLB-C YPLB CIPAGANTI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
besar atau buang air kecil dan mengungkapkan ketika siswa sudah buang air besar dan buang air kecil di celana.
Selain itu, upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi hambatan motorik yang dimiliki oleh siswa adalah dengan cara melatih siswa untuk
menyobek tisu, membuka dan menutup keran, melepas dan memakai ikat pinggang, membuka dan memasang kaos kaki, membuka dan memakai celana,
mebuka dan memakai sepatu. Upaya lainnya yaitu dengan melakukan komunikasi dengan orang tua di setiap akhir pembelajaran agar orang tua menjalankan
kembali program yang diberikan oleh guru ketika siswa sedang di rumah.
B. Saran