Penyajian Data Sarana Penelitian
Hasil penelitian di poli anak RS Syarif Hidayatullah menunjukkan lebih banyak ibu yang memberikan ASI eksklusif. Namun persentase ini lebih besar
dibandingkan penelitian yang dilakukan Pertiwi P 2012 di kelurahan Kuciran Indah Tangerang yaitu sebesar 91,5 responden melaksanakan ASI dan hanya
31,1 ASI eksklusif.
6
Hasil ini juga masih jauh dari target Departemen Kesehatan yaitu 80. Perbedaan angka data yang didapat dalam penelitian ini untuk
pemberian ASI eksklusif dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti ruang lingkup penelitian yang berbeda, metode, dan lokasi yang berbeda.
4.3. Gambaran Faktor Internal Responden yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif di Poli Anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta Mei-Juli 2013
Gambaran pengetahuan, sikap, perilaku responden diukur dengan pertanyaan tentang pengetauan, sikap dan perilaku. Semua responden menjawab
pertanyaan ASI eksklusif. Variabel pertanyaan pengetahuan, sikap, dan prilaku ibu diukur bukan menggunakan mean atau median, karena distribusi data tidak normal.
Penilaian pengetahuan sikap dan prilaku ditentukan dengan menngunakan nilai median dari masing-masing nilai variabel.
15
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Internal di Poli Anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta Mei-Juli 2013 n=106
Variabel Jumlah n
Persentase
Pengetahuan Responden
Kurang Baik
Sikap Responden Kurang
Baik Prilaku Responden
Kurang Baik
78 28
3 103
48 58
73,6 26,4
2,8 97,2
45,3 54,7
Total 106
Hasilnya menunjukkan 73,6 memiliki pengetahuan kurang tentang ASI eksklusif. Sedangkan 26,4 memiliki pengetahuan yang baik tentang ASI
eksklusif. Sikap responden terhadap ASI eksklusif juga diukur dengan pertanyaan yang menggambarkan sikap ibu. Hasilnya menunjukkan hampir semua ibu 97,2
memiliki sikap yang baik terhadap ASI eksklusif, sedangkan 2,8 memiliki sikap yang kurang terhadap ASI eksklusif.
Prilaku responden ASI eksklusif hasilnya menunjukkan 45,3 memiliki prilaku yang baik terhadap ASI eksklusif, sedangkan 54,7 memiliki prilaku yang
kurang terhadap ASI eksklusif. Sebanyak 73,6 responden kurang mengetahui ASI eksklusif. Mereka
pernah mendengar namun tidak memahami maksudnya. Pengetahuan yang kurang inilah yang menyebabkan gagalnya pemberian ASI eksklusif. Penelitian yang
dilakukan Afifah DN 2007 yang menyatakan bahwa pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dapat diperoleh dari berbagai sumber informasi.
19
Ahli filsafat, Keraf dan Dua 2001 yang dikutip dari Afifah DN 2007
mengatakan bahwa pengetahuan dibagi menjadi 3 macam,yaitu tahu bahwa, tahu bagaimana, dan tahu akan. ”Pengetahuan bahwa” adalah pengetahuan tentang
informasi tertentu, tahu bahwa sesuatu terjadi, tahu bahwa ini atau itu memang demikian adanya, bahwa yang dikatakan memang benar. Jenis pengetahuan ini
disebut juga pengetahuan teoritis, pengetahuan ilmiah, walaupun masih pada tingkat yang tidak begitu mendalam. Sedangkan “tahu bagaimana” adalah
menyangkut bagaimana seseorang melakukan sesuatu. Pengetahuan ini berkaitan dengan keterampilan atau lebih tepat keahlian dan kemahiran teknis dalam
melakukan sesuatu. “Tahu akan” adalah jenis pengetahuan yang sangat spesifik
menyangkut pengetahuan akan sesuatu atau seseorang melalui pengalaman atau pengenalan pribadi.Pengetahuan yang dimiliki oleh ibu-ibu sebatas pa
da “tahu bahwa” sehingga ibu-ibu tidak memahami secara mendalam dan tidak memiliki
keterampilan untuk mempraktekkannya.
19
Sebanyak 97,2 responden memiliki sikap yang baik terhadap pemberian ASI eksklusif. Namun sikap belum merupakan suatu perbuatan karena hanya
menggambarkan kecenderungan tingkah laku yang mengarah pada suatu objek tertentu. Sikap dapat terbentuk dari pengetahuan dan pengalaman.
20
Zuhana N 2007 dalam penelitiannya menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan
antara sikap dengan perilaku pemberian ASI eksklusif.
21