Uji Komposisi Kimia HASIL DAN PEMBAHASAN

commit to user 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Uji Komposisi Kimia

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui kandungan unsur penyusun material Baja Keylos 50 yang mengalami pengelasan dengan Preheat. Pada pengujian ini menggunakan alat spectrometer merk hilger di Laboratorium Pengujian Logam POLMAN CEPER. Pengujian ini dilakukan dengan penembakan gas argon pada 4 titik yaitu pada daerah logam las dan daerah logam induk. Pengujian dilakukan dengan standar komposisi non ferro dengan maksud agar logam-logam selain ferro dapat terdeteksi secara maksimum. No Unsur Hasil Pengujian Metal Weld Logam Las Raw Material Logam Induk 1 Fe 97,5 97,7 2 C 0,115 0,504 3 Si 0,704 0,339 4 Mn 0,837 0,774 5 P 0,0254 0,0264 6 S 0,0089 0,0050 7 Cr 0,0257 0,0331 8 Mo 0,0451 0,0438 9 Ni 0,0684 0,0685 10 Al 0,0121 0,0310 11 Co 0,0262 0,0276 12 Cu 0,168 0,0304 13 Nb 0,0397 0,0360 14 Ti 0,0256 0,0177 15 V 0,0264 0,0217 16 W 0,271 0,302 17 Pb 0,0104 0,0121 18 Ca 0,0002 0,0001 19 Zr 0,0212 0,0191 Tabel 3. Hasil Pengujian Komposisi Kimia Baja Keylos 50 commit to user 33 Hasil uji komposisi kimia dilakukan pada dua daerah yaitu pada daerah logam las dan daerah logam induk Baja Keylos 50. Pengujian pada specimen ini dilakukan dengan standar steel carbon karena pada dasarnya Baja Keylos 50 ini terindikasi adalah baja karbon yang bersifat magnetis. Berdasarkan data dari catalog produk PT. Tira Austenite Baja Keylos 50 komposisi kimia dapat dilihat dalam tabel 4. Tabel 4. Data komposisi kimia raw material Baja Keylos 50. Unsur C Si Mn P S Cr Ni Mo Sn Berat 0,40 0,15 0,50 - - - - - - Sumber : Katalok Produk PT. Tira Austenite Dari hasil uji tersebut ada beberapa unsur yang tidak terdeteksi dengan jelas. Pada raw material Baja Keylos 50 unsur Fe, P, S, Cr, Ni, Mo, Sn tidak terdeteksi dengan jelas. Namun lain halnya dengan Baja Keylos 50 yang telah mengalami preheat unsur-unsur yang tidak terdeteksi akan terdeteksi dengan jelas pada masing-masing daerah yaitu daerah logam las dan daerah logam induk seperti pada tabel 4. Dari kesemua unsur tambahan yang terdeteksi dengan jelas tersebut memiliki persen yang sangat sedikit sekali sehingga dianggap bahwa komposisi tambahan yang terdeteksi tersebut tidak mempengaruhi terhadap ketangguhan bahan. Komposisi bahan yang sangat mempegaruhi ketangguhan bahan dari penelitian diatas adalah besi Fe dan karbon C. Parameter persen yang sangat diperhatikan adalah jumlah persen karbon yang masuk dalam komposisi besi Fe. Hasil komposisi diatas menunjukkan bahwa keduanya memiliki persen komposisi yang berbeda-beda. Pada raw material Baja Keylos 50 kandungan karbon 0.40 sehingga dapat diklasifikasikan bahwa baja tersebut merupakan baja karbon yang masuk dalam klasifikasi baja karbon sedang. Sangat berbeda sekali dengan komposisi pada Baja Keylos 50 yang mengalami preheat, yaitu pada daerah logam las memiliki persen besi Fe 97.5 dan karbon C 0.115, jika dilihat dari komposisi karbon maka baja tersebut termasuk baja dalam golongan rendah yaitu antara 0,05 - 0,30 C. Sedangkan pada daerah logam induk memiliki persen besi Fe 97.7 dan karbon C 0,504 , jika dilihat dari komposisi commit to user 34 karbon maka baja tersebut termasuk baja dalam golongan sedang yaitu antara 0,20 - 0,50 C. Melihat dari komposisi jumlah karbon dari keduanya dapat dilihat kualitas dari raw material dan logam las serta logam induk Baja Keylos 50 tersebut. Komposisi yang paling ideal dan bagus terdapat pada logam induk Baja Keylos 50 yang telah mengalami preheat, jika dibandingkan raw material Baja Keylos 50. Pada hasil komposisi diatas memiliki berbagai macam unsur yang terbentuk dan membentuk menjadi sebuah kesatuan yang memiliki sifat tersendiri. Sifat yang paling dominan adalah kandungan antara Fe-C, sifat Karbon C dapat meningkatkan kekerasan dan kekuatan tetapi dapat menurunkan kemampuan tempa dan keliatan. Baja pada dasarnya ialah besi Fe dengan tambahan unsur Karbon C sampai dengan 1.67 maksimal. Bila kadar unsur karbon C lebih dari 1.67, maka material tersebut biasanya disebut sebagai besi cor Cast Iron. Makin tinggi kadar karbon dalam baja, maka akan mengakibatkan hal- hal sebagai berikut : 1. Kuat leleh dan kuat tarik baja akan naik, 2. Keliatan elongasi baja berkurang, 3. Semakin sukar dilas. Oleh karena itu adalah penting agar kita dapat menekan kandungan karbon pada kadar serendah mungkin untuk dapat mengantisipasi berkurangnya keliatan dan sifat sulit dilas diatas. Kelebihan karbon C antara lain tahan terhadap efek yang di sebabkan suhu yang tinggi hal ini karena sifat karbon mampu menahan suhu yang tinggi sampai 3000°C, kepadatan rendah, karbon lebih ringan dibanding logam paduan umumnya, hal tersebut memudahkan adaptasi dengan gerakan permukaan yang tidak beraturan, tidak terjadi penyatuan logam pada kondisi yang sama, jika logam menyatu sama lainnya disebabkan panas dengan suhu tertentu. Kandungan karbon pada baja dapat mempengaruhi sifat-sifat baja tersebut terutama dalam proses kimia. Untuk kandungan paduan pada hasil komposisi kedua specimen tabel 3 sedikit sekali untuk mempengaruhi ketangguhan namun dapat diidentifikasi commit to user 35 seberapa besar ketangguhan yang berpengaruh. Kandungan unsur paduan seperti Cromium Cr pada logam induk lebih tinggi dari pada kandungan Cromium Cr pada logam las Baja Keylos 50 mengakibatkan meningkatnya ketangguhan terhadap beban kejut. Chromium Cr merupakan salah satu komponen unsur paduan yang mampu mengendalikan carbide secara stabil serta mengatasi pengaruh buruk unsur silikon Si. Unsur Chromium juga dapat memberikan pengaruh yang besar terutama dalam proses kimia pada saat proses pemanasan yaitu terjadinya peristiwa sensitasi pada baja sehingga mengakibatkan peningkatan kwalitas Baja Keylos 50 tersebut, hal ini terjadi karena unsur Chromium dapat mendukung terbentuknya karbida dan kadar Chromium dalam spesimen dapat juga mendorong terbentuknya fasa martensit sehingga spesimen ini mempunyai struktur martensit. Pada daerah logam induk sangat mudah sekali untuk memiliki struktur martensit karena memiliki kandungan Chromium yang lebih tinggi dari pada daerah logam las yang mencapai 0,0331 untuk logam induk dan 0,0257 untuk logam las. Molibdenum Mo mempunyai fungsi utamanya adalah untuk mempromosikan pengerasan pada grafit atau perlit, untuk meningkatkan ketahanan terhadap temperatur yang tinggi. Penambahan kecil 0,25-0,75 dari molibdenum untuk baja dapat meningkatkan ketahanan permukaan. Molybdenum Mo sangat berperan dalam pembentukan carbide. Molybdenum meningkatkan kekuatan,dan batas mulur baja, terutama terhadap pembebanan yang continue. Unsur Silikon Si dalam spesimen uji mempunyai pengaruh yang signifikan. Pada baja karbon sebagian dari Si juga akan membentuk karbida silikonkarbid, sehingga secara umum bila dibandingkan dengan unsur karbon, Si hampir tidak memiliki pengaruh terhadap perubahan struktur baja. Pada baja dengan kandungan Si tinggi, atom-atom yang menyusun unit sel akan tertata secara merata dan membentuk struktur jenuh yang memiliki karakteristik seragam. Tatanan ini akan meningkatkan sifat hantar listrik serta sekaligus juga tingkat kerapuhan bahan sehingga proses pengerjaan dingin hanya mungkin dilakukan terhadap baja dengan kandungan Si maksimum 3, bahkan pada kandungan Si lebih dari 7, proses pengerjaan panaspun hanya dapat dilakukan commit to user 36 dengan hasil yang buruk. Pada kandungan Si diatas 10, paduan sudah kehilangan kemampuan bentuknya. Kandungan Silikon yang lebih banyak pada logam las mengakibatkan baja ini mudah memiliki karbida yang lebih tinggi daripada logam induk. Unsur lain yang cukup berpengaruh untuk meningkatkan kekerasan spesimen uji adalah mangan Mn, dalam jumlah diatas 0,5 akan bereaksi dengan belerang membentuk sulfida mangan. Ikatan ini rendah bobot jenisnya dan dapat larut dalam terak. Mangan merupakan unsur deoksidasi dan khususnya sebagai pengikat unsur belerang S, pemurni sekaligus meningkatkan fluiditas, kekuatan dan kekerasan baja. Akibat dari persenyawaannya dengan unsur belerang S menjadi mangansulfida MnS yang memiliki temperatur lebur tinggi, baja dengan kandungan Mn tinggi tidak mudah patah pada temperatur tinggi. Bila kadarnya semakin besar dalam baja maka kemungkinan meningkatkan terbentuk ikatan kompleks dengan karbon. Dari data hasil pengujian diperoleh kandungan unsur tersebut mencapai 0,837 untuk logam las dan 0,774 untuk logam induk pada baja Keylos 50. Unsur kandungan dari logam las memiliki kandungan paduan yang lebih tinggi dari logam induk. Unsur belerang S pada sebagian besar baja hanya memiliki kandungan S sangat rendah. Maksimum sampai 0,06. Namun bahaya terjadinya kerapuhan tetap harus diwaspadai, terutama bila baja hanya mengandung unsur Mn yang sangat rendah. Belerang S memiliki kecenderungan untuk segregasi sebagai segregasi blok maupun gas. Hal ini akan terjadi terutama apabila proses peleburan khususnya baja dilakukan secara tidak cermat serta terjadi banyak sekali gejolak. Dengan demikian unsur ini juga dimasukan dalam golongan unsur yang tidak dikehendaki. Mn 0,5 – 0,9 merupakan unsur yang ditambahkan untuk mencegah efek buruk yang disebabkan oleh S. Unsur Fosfor P pada baja paduan baja-karbon, kandungan P umumnya adalah 0,06. Hanya pada beberapa baja khusus saja yang memiliki kandungan P sampai 0,3. Karena pada temperatur kamar P dapat larut sampai 0,6 didalam besi α, maka sampai dengan kandungan ini tidak akan menghasilkan fasa-fasa khusus didalam baja. P juga menjadi penyebab perapuhan baja pada keadaan commit to user 37 dingin yang ditunjukkan dengan peningkatan kekuatan namun dengan demikian menurunkan kemampuan takiknya pada ketangguhan impak. Kandungan wolfram W tinggi akan menaikkan kekerasan baja dan dengan sendirinya menaikkan kemampuan potong dan bahan tahan aus. Wolfram memperhalus struktur butiran yang akan menaikkan temperature tempering.

B. Pembahasan Data Hasil Pengujian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Proses Quenching Pada Sambungan Las Shielded Metal Arc Welding (Smaw) Terhadap Kekerasan Impak Struktur Mikro Dan Kekerasan Baja St37

3 68 108

Pengaruh Proses Quenching Pada Sambungan Las Shielded Metal Arc Welding (Smaw) Terhadap Kekerasan Impak Struktur Mikro Dan Kekerasan Baja St37

11 110 108

ANALISIS SIFAT FISIK DAN MEKANIK BAHAN BAJA SS-400 DENGAN VARIABEL ARUS PENGELASAN SHIELDED METAL ARC WELDING ( SMAW ) TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN MIKROSTRUKTUR

30 137 85

Design Of Shielded Metal Arc Welding (SMAW) Workstation For Safe Posture And Weld Quality.

0 4 24

Pengaruh Variasi Suhu Post Weld Heat Treatment Annealing Terhadap Sifat Mekanis Material Besi Cor Kelabu Yang Disambung Dengan Metode Pengelasan Shielded Metal Arc Welding (SMAW).

0 0 1

“Pengaruh Variasi Suhu Post Weld Heat Treatment Annealing Terhadap Sifat Mekanis Material Besi Cor Kelabu Yang Disambung Dengan Metode Pengelasan Shielded Metal Arc Welding (SMAW).

0 6 129

PENGEMBANGAN MODUL MENGELAS DENGAN PROSES SHIELDED METAL ARC WELDING (SMAW) DI SMK N 2 WONOSARI.

0 3 161

Abstrak Pengaruh Kecepatan Pengelasan pada Submerged Arc Welding Baja SM 490 terhadap Ketangguhan Beban Impak

0 0 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGELASAN - Pengaruh Proses Quenching Pada Sambungan Las Shielded Metal Arc Welding (Smaw) Terhadap Kekerasan Impak Struktur Mikro Dan Kekerasan Baja St37

0 1 23

PENGARUH VARIASI BENTUK KAMPUH TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN TARIK PADA PROSES PENGELASAN BAJA SS400 DENGAN METODE SMAW (Shielded Metal Arc Welding) - UNS Institutional Repository

1 1 15