commit to user 37
dingin yang ditunjukkan dengan peningkatan kekuatan namun dengan demikian menurunkan kemampuan takiknya pada ketangguhan impak.
Kandungan wolfram W tinggi akan menaikkan kekerasan baja dan dengan sendirinya menaikkan kemampuan potong dan bahan tahan aus.
Wolfram memperhalus struktur butiran yang akan menaikkan temperature tempering.
B. Pembahasan Data Hasil Pengujian
1. Analisis Hasil Pengujian Ketangguhan Impak
Eksperimen untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan ketangguhan antara bahan yang mengalami perlakuan pengelasan dengan logam induk. Hasil dari
pengujian ketangguhan impak berupa tenaga yang diserap W dalam satuan Joule dan nilai pukul takik K dalam satuan Joulemm
2
. Hasil perhitungan ketangguhan impak didapat dari rumus :
E
Gesek
= m.g.l Cos β
1
– Cos α E
Patah
= m.g.l Cos β
2
– Cos α E
Serap
= E
Patah
- E
Gesek
keterangan : m
= massa 9,5 kg g
= percepatan gravitasi 9,8 ms
2
l = panjang charpy 0,83 m
Cos β
1
= sudut ayun tanpa specimen Cos β
2
= sudut ayun dengan specimen Setelah diketahui rumus E
serap
maka dapat ditentukan tingkat ketangguhan specimen dengan rumus sebagai berikut :
Kketangguhan =
� � � �
keterangan : A = luas spesimen dibawah takikan mm
2
= a x t a = tinggi dibawah takikan mm
commit to user 38
t = lebar specimen mm E
serap
= Energi serap Joule
Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini : Tabel 5. Hasil Pengujian Ketangguhan Impak
No. Parameter Tenaga Patah J
Ketangguhan Impak Jmm
2
1 Raw Material
46,44 J 0,0945
2 44,27 J
0,0883 3
39,79 J 0,0794
Rata-rata 0,0874
1 Non Preheat
73,02 J 0,1470
2 73,02 J
0,1470 3
73,02 J 0,1472
Rata-rata 0,1471
1 Preheat T=270
C 74,57 J
0,1521 2
74,26 J 0,1514
3 73,49 J
0,1530 Rata-rata
0,1522 1
Preheat T=300 C
71,63 J 0,1444
2 71,63 J
0,1475 3
73,49 J 0,1499
Rata-rata 0,1473
1 Preheat T=330
C 72,1 J
0,1451 2
72,56 J 0,1531
3 72,56 J
0,1514 Rata-rata
0,1499
commit to user 39
Dari data tabel hasil ketangguhan impak diatas dapat diketahui nilai ketangguhan pada tiap spesimen yang mengalami preheat dan non preheat dengan
pengelasan SMAW. Hasil pengujian diperoleh dari alat penguji ketangguhan dengan menggunakan metode ketangguhan impak Charpy pada benda uji
menunjukkan bahwa Baja Keylos 50 raw material rata-rata nilai ketangguhan impaknya sebesar 0.0874 kgmm². Pada specimen uji dengan proses Nonpreheat
pada spesimen rata-rata nilai ketangguhan impaknya sebesar 0.1471 kgmm². Sedangkan pada proses Preheat dengan suhu 270
C pada spesimen uji ketangguhan menunjukan nilai rata-rata ketangguhan impaknya sebesar 0.1522
kgmm². Dan pada proses Preheat 300 C pada spesimen uji ketangguhan
menunjukan rata-rata nilai ketangguhan impaknya sebesar 0.1473 kgmm². Serta pada proses Preheat 330
C pada spesimen uji ketangguhan menunjukan rata-rata nilai ketangguhan impaknya sebesar 0.1499 kgmm².
Pada Tabel 6, dapat dilihat bahwa data pengaruh ketangguhan impak pada proses non preheat dan preheat disusun berdasarkan kolom, dan penggunaan
sumber varian disusun berdasarkan baris. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel di bawah ini.
Tabel 6. Hasil pengujian nilai ketangguhan impak charpy Ketangguhan impak Joulemm
2
Raw Material Non Preheat
Preheat 270
C 300
C 300
C Rata-rata
0,0874 0.1471
0.1522 0.1473
0.1499
Dari tabel di atas didapat bahwa nilai rata-rata ketangguhan impak untuk raw material yaitu sebesar 0,0874 kgmm² sedangkan nilai rata-rata ketangguhan
impak paling tinggi terjadi pada preheat 270 C yaitu sebesar 0,1522 kgmm²
sedangkan rata-rata nilai ketangguhan impak paling rendah terjadi pada preheat 300
C yaitu sebesar 0,1473 kgmm². Dan dapat dilihat juga ketangguhan impak spesimen benda uji tanpa
dilakukan preheat non preheat mempunyai nilai yang paling rendah yaitu
commit to user 40
0,1471 Jmm
2
. Variasi suhu preheat 300 C ketangguhan impak spesimen benda
uji naik sebesar 0,019 dari non preheat, Variasi suhu preheat 330 C
ketangguhan impak spesimen benda uji naik sebesar 0,28 dari non preheat, sedangkan kanaikan ketangguhan impak spesimen benda uji paling tinggi adalah
pada Variasi suhu preheat 270 C yaitu mengalami kenaikan sebesar 0,51 dari
non preheat. Maka untuk lebih jelas dalam pembacaan hasil nilai ketangguhan
dibuatlah diagram batang histogram, seperti terlihat pada gambar diagram dibawah ini :
Gambar 10. Histogram hasil uji ketangguhan impak spesimen benda uji. Dari hasil pengujian ketangguhan tersebut bahwa dengan preheat
sebagian besar dapat merubah nilai ketangguhan impaknya pada spesimen benda uji. Dan dari data diatas nilai ketangguhan tertinggi setelah dirata-rata terjadi pada
preheat 270°C = 0,1522 kgmm², ketangguhan terendah pada preheat 300°C = 0,1473 kgmm² pada spesimen benda uji.
Untuk memahami lebih jelas mengenai pengaruh preheat terhadap ketangguhan impak spesimen benda uji dapat dilihat pada grafik berikut.
0,0874 0,1471
0,1522 0,1473
0,1499
0,02 0,04
0,06 0,08
0,1 0,12
0,14 0,16
raw material
non pre heat
pre heat 70⁰C
pre heat 00⁰C
pre heat 0⁰C
K e
tan g
g u
h an
J m
m
2
Rata-rata ketangguhan impak spesimen benda uji
raw material non pre heat
pre heat 70⁰C pre heat 00⁰C
pre heat 0⁰C
commit to user 41
Gambar 11. Grafik ketangguhan impak spesimen benda uji 2.
Analisis Uji Statistic Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, maka data yang diperoleh
sebelum dianalisis dengan uji Z analisis rerata, maka dilakukan uji pendahuluan atau uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas.
1 Uji normalitas
Uji normalitas dipakai untuk menguji apakah data hasil penelitian yang didapatkan mempunyai distribusi yang normal atau tidak. Untuk uji ini dilakukan
dengan menggunakan uji normalitas Lilliefors, dengan taraf signifikansi 1 . Selanjutnya mencari harga L
maks
FZi - SZi pada masing-masing kelompok perlakuan. Kemudian harga L
maks
dikonsultasikan dengan harga L
Tabel
yang didapatkan pada Tabel dengan N = 3 dan diperoleh L
Tabel
sebesar 0,595. Jika hasil perhitungan mendapatkan harga L
maks
lebih kecil dari harga L
Tabel
, maka data berdistribusi normal. Adapun keputusan uji normalitas data selengkapnya adalah
tersebut dalam Tabel 7.
0.1471 0.1522
0.1473 0.1499
0,144 0,145
0,146 0,147
0,148 0,149
0,15 0,151
0,152 0,153
non pre heat pre heat
70⁰C pre heat
00⁰C pre heat
0⁰C
Ke tan
gg u
h an
J m
m
2
Suhu C
Rata-rata ketangguhan impak spesimen benda uji
non pre heat pre heat 70⁰C
pre heat 00⁰C pre heat 0⁰C
commit to user 42
Tabel 7. Hasil Uji Normalitas dengan Metode Liliefors Sumber Perlakuan
Data Hasil Uji Keputusan
Kolom A
1
non preheat L
obs
= 0.3582 L
0.01; 3
= 0,595 Sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal Kolom A
2
270 C
L
obs
= 0.5080 L
0.01; 3
= 0,595 Sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal Kolom A
3
300 C
L
obs
= 0.5244 L
0.01; 3
= 0,595 Sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal Kolom A
4
330 C
L
obs
= 0.5396 L
0.01; 3
= 0,595 Sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal
Karena L
maks
dari perlakuan tidak berada pada daerah kritik atau lebih kecil dari L
tabel
maka H
o
masing-masing perlakuan diterima. Jadi data hasil pengukuran tingkat ketangguhan impak specimen uji hasil proses non preheat dan
preheat dalam penelitian ini secara keseluruhan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya ada pada Lampiran .
2 Hasil pengujian hipotesis dengan Uji Z
Untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan ketangguhan impak pada Baja Keylos 50 yang mengalami preheat dilakukan uji Z analisis rataan. Hasil
pengujian perbandingan menggunakan Uji Z dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Z
No Perbandingan Hipotesis
Z
obs
Z
α
1. Non preheat 270
C 57,4015
4,541 2.
Non preheat 300 C
2 4,541
3. Non preheat 330
C 31,5302
4,541 Pada tabel 7, menunjukkan perbandingan hipotesis antara proses non
preheat dan preheat yang divariasikan suhunya. Berdasarkan ringkasan hasil Uji Z pada tabel di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
commit to user 43
1 Perbandingan ketangguhan impak pada specimen uji non preheat dengan
proses preheat pada suhu 270 C.
Tabel 7 menunjukkan bahwa Zobs = 57,4015 dan Z = 4,541, sehingga nilai Zobs -Z. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis kerja diterima dan
hipotesis nihil H0 ditolak. Dengan demikian, preheat dengan suhu 270
C menaikan ketangguhan impak specimen uji. 2
Perbandingan ketangguhan impak pada specimen uji non preheat dengan proses preheat pada suhu 300
C. Tabel 7 menunjukkan bahwa Zobs = 2 dan Z = 4,541, sehingga nilai
Zobs -Z . Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis kerja diterima dan hipotesis nihil H0 ditolak. Dengan demikian, preheat dengan suhu
300 C menaikan ketangguhan impak specimen uji.
3 Perbandingan ketangguhan impak pada specimen uji non preheat dengan
proses preheat pada suhu 330 C.
Tabel 7 menunjukkan bahwa Zobs = 31,5302 dan Z = 4,541, sehingga nilai Zobs -Z . Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis kerja diterima
dan hipotesis nihil H0 ditolak. Dengan demikian, preheat dengan suhu 330
C menaikan ketangguhan impak specimen uji.
C. Pembahasan Hasil Analisis Data