Ketangguhan Impak Tinjauan Pustaka

commit to user 12 Tabel 2. Suhu pemanasan mula pada baja karbon sedang dan tinggi Sumber : Wiryosumarto Harsono dan Okumura Toshie. 1991. Teknologi Pengelasan Logam. Jakarta: Pradnya Paramita: 92 Pemanasan mula dilakukan sampai baja memerah dan tidak mencapai titik kritis serta harus uniform diikuti dengan pendinginan yang merata pula, bila pemanasan mula melebihi titik kritis maka akan terjadi perubahan karakteristik bahan. Menyinggung masalah kegunaan preheating terhadap lasan tentu tidak akan melebihi peruntukannya antara lain: 1. Mencegah terjadinya retak dingin 2. Menurunkan kekerasan pada HAZ 3. Menurunkan residual stress 4. Menurunkan distorsi Terjadinya retak dapat dihindari dengan pemanasan mula dengan suhu yang sangat tergantung pada kadar karbon atau harga ekivalen karbon. Pada tabel diatas telah ditunjukan pemanasan mula yang dianjurkan. Untuk mengurangi hydrogen difusi yang juga menyebabkan terjadinya retak las, harus digunakan elektroda hydrogen rendah.

10. Ketangguhan Impak

Ketangguhan adalah tahanan bahan terhadap beban tumbukan atau kejutan takikan yang tajam secara drastis menurunkan ketangguhan. Tujuan utama dari pengujian impak adalah untuk mengukur kegetasan atau keuletan bahan terhadap beban tiba-tiba dengan cara mengukur energi potensial sebuah palu godam yang dijatuhkan pada ketinggian tertentu. Pengujian impak adalah pengujian dengan menggunakan beban sentakan tiba-tiba. Ada dua macam pengujian impak yaitu commit to user 13 dengan metode charpy dan izod. Perbedaan charpy dengan izod adalah peletakan spesimen. Pengujian dengan menggunkan charpy lebih akurat karena pada izod, pemegang spesimen juga turut menyerap energi, sehingga energi yang terukur bukanlah energi yang mampu di serap material seutuhnya. Metode yang sering digunakan adalah metode Charpy dengan menggunakan benda uji standar. Pada pengujian pukul takik impact test digunakan batang uji yang bertakik notch. Pada metode Charpy, batang uji diletakkan mendatar dan ujung-ujungnya ditahan kearah mendatar oleh penahan yang berjarak 40 mm. Bandul akan berayun memukul batang uji tepat dibelakang takikan. Untuk pengujian ini akan digunakan sebuah mesin dimana sebuah batang dapat berayun dengan bebas. Pada ujung batang dipasang pemukul yang diberi pemberat. Batang uji diletakkan di bagian bawah mesin dan takikan tepat pada bidang lintasan pemukul. Gambar 5. Metode Charpy kiri dan Metode Izod kanan Kerja yang dilakukan untuk mematahkan benda kerja adalah E Gesek = m.g.l Cos β 1 – Cos α E Patah = m.g.l Cos β 2 – Cos α E Serap = E Patah - E Gesek keterangan : m = massa 9,5 kg g = percepatan gravitasi 9,8 ms 2 l = panjang charpy 0,83 m commit to user 14 Cos β 1 = sudut ayun tanpa specimen Cos β 2 = sudut ayun dengan specimen Setelah diketahui rumus E serap maka dapat ditentukan tingkat ketangguhan specimen dengan rumus sebagai berikut : Kketangguhan = � � � � keterangan : A = luas spesimen dibawah takikan mm 2 = a x t a = tinggi dibawah takikan mm t = lebar specimen mm E serap = Energi serap Joule Gambar 6. Pengujian ketangguhan Charpy Prinsip pengujian impak ini adalah menghitung energi yang diberikan oleh bebanpendulum dan menghitung energi yang diserap oleh spesimen. Pada saat beban dinaikkan pada ketinggian tertentu, beban memiliki energi potensial maksimum, kemudian saat akan menumbuk spesimen energi kinetik mencapai maksimum. Energi kinetik maksimum tersebut akan diserap sebagian oleh spesimen hingga spesimen tersebut patah.Bentuk patahan spesimen akan menimbulkan dua jenis patahan, yaitu patahan ulet dan patahan getas. Factor- faktor yang mempengaruhi bentuk dua patah tersebut dipengaruhi oleh beberapa commit to user 15 hal. Yaitu: a. Temperatur Pada temperatur yang sangat rendah, spesimen dapat bersifat getas. Hal tersebut disebabkan butiran-butiran atom spesimen berotasi lebih cepat dan bervibrasi sehingga lebih leluasa untuk melakukan slip sistem. b. Jenis material Jenis material yang atom-atomnya membentuk struktur FCC cenderung lebih ulet dibandingkan yang membentuk struktur BCC. Hal tersebut terjadi karena atom-atom pada struktur FCC lebih banyak melakukan slip sistem sehingga banyak menyerap energi ketika dilakukan uji impak. c. Arah butiran spesimen Arah butiran spesimen yang tegak lurus dengan arah pembebanan menyebabkan harga impak suatu specimen lebih tinggi daripada arah spesimen yang sejajar dengan arah pembebanan. Hal tersebut terjadi karena pembebanan memerlukan energi lebih untuk memecah butiran-butiran spesimen tersebut. d. Kecepatan pembebanan Pembebanan yang terlalu cepat menyebabkan spesimen mempunyai lebih sedikit waktu yang diperlukan untuk menyerap energi sehingga hal tersebut mempunyai pengaruh harga impak yang berbeda pada kecepatan yang berbeda. e. Tegangan triaxial Tegangan triaxial adalah tegangan tiga arah yang hanya terjadi di takikannotch. Tegangan pada specimen akan berpusat pada takikan tersebut sehingga bentuk takikan akan mempengaruhi nilai harga impak yang didapat. Patah ulet disebabkan oleh tegangan geser dengan ciri-ciri antara lain: berserat, permukaanya kasar, gelap, dan terlihat sempat terjadi deformasi palstis. Hal tersebut terjadi disebabkan oleh kekuatan butir yang lebih kuat dari kekuatan batas butir sehingga jalur patahan terletak pada batas butir. Patah getas disebabkan oleh tegangan normal dengan ciri-ciri antara lain: tidak berserat, permukaannya halus, mengkilap, dan tidak terlihat adanya deformasi plastis. Hal tersebut disebakan oleh kekuatan batas butir yang lebih kuat dari kekuatan butir sehingga jalur patahan membelah butir-butir pada specimen tersebut. commit to user 16

11. Baja Keylos 50

Dokumen yang terkait

Pengaruh Proses Quenching Pada Sambungan Las Shielded Metal Arc Welding (Smaw) Terhadap Kekerasan Impak Struktur Mikro Dan Kekerasan Baja St37

3 68 108

Pengaruh Proses Quenching Pada Sambungan Las Shielded Metal Arc Welding (Smaw) Terhadap Kekerasan Impak Struktur Mikro Dan Kekerasan Baja St37

11 110 108

ANALISIS SIFAT FISIK DAN MEKANIK BAHAN BAJA SS-400 DENGAN VARIABEL ARUS PENGELASAN SHIELDED METAL ARC WELDING ( SMAW ) TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN MIKROSTRUKTUR

30 137 85

Design Of Shielded Metal Arc Welding (SMAW) Workstation For Safe Posture And Weld Quality.

0 4 24

Pengaruh Variasi Suhu Post Weld Heat Treatment Annealing Terhadap Sifat Mekanis Material Besi Cor Kelabu Yang Disambung Dengan Metode Pengelasan Shielded Metal Arc Welding (SMAW).

0 0 1

“Pengaruh Variasi Suhu Post Weld Heat Treatment Annealing Terhadap Sifat Mekanis Material Besi Cor Kelabu Yang Disambung Dengan Metode Pengelasan Shielded Metal Arc Welding (SMAW).

0 6 129

PENGEMBANGAN MODUL MENGELAS DENGAN PROSES SHIELDED METAL ARC WELDING (SMAW) DI SMK N 2 WONOSARI.

0 3 161

Abstrak Pengaruh Kecepatan Pengelasan pada Submerged Arc Welding Baja SM 490 terhadap Ketangguhan Beban Impak

0 0 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGELASAN - Pengaruh Proses Quenching Pada Sambungan Las Shielded Metal Arc Welding (Smaw) Terhadap Kekerasan Impak Struktur Mikro Dan Kekerasan Baja St37

0 1 23

PENGARUH VARIASI BENTUK KAMPUH TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN TARIK PADA PROSES PENGELASAN BAJA SS400 DENGAN METODE SMAW (Shielded Metal Arc Welding) - UNS Institutional Repository

1 1 15