3. LCD sebagai penampil hasil pengujian kualitas udara yang terdapat pada suatu
tempat.
d. Pembuatan alat
Perakitan tiap-tiap blok dan penggabungan tiap-tiap blok menjadi satu sistem.
e. Pengujian alat
Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang dibuat telah bekerja dengan baik. Pengujian dilakukan pada tiap-tiap blok, kemudian
dilakukan pengujian sistem secara keseluruhan.
f. Kalibrasi alat
Membandingkan hasil pengukuran dengan alat ukur standar melalui beberapa tahap.
g. Konsultasi dengan dosen pembimbing serta mencari sumber informasi
yang berhubungan dengan pembuatan tugas akhir.
1.6. Tinjauan Pustaka
Studi pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan landasan teori, data-data atau informasi sebagai bahan acuan dalam melakukan perencanaan, percobaan, pembuatan
dan penyusunan tugas akhir.
1.7. Sistematika Penulisan
Universitas Sumatera Utara
Agar lebih mudah untuk dibaca penulis berusaha untuk menyusun laporan ini dengan urutan yang sistematis. Untuk itu penulis membaginya ke dalam beberapa bab
agar lebih mudah dimengerti dan dipahami dan lebih mudah dipahami dan lebih tersetruktur.
Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Pada bab ini dijelaskan tentang teori dasar yang melandasi tentang komponen yang terlibat pada pembuatan alat pengukur watt.
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada rancangan sistem dijelaskan sistem kerja dalam diagram blok.
BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM
Rangkaian sensor Arus diuji sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan sebagaimana semestinya.
BAB 5 PENUTUP
Universitas Sumatera Utara
Pada bagian bab 5 tersebut akan disimpulkan beberapa point sebagai kesimpulan rancangan alat dan memberikan saran pada penelitian
lanjutan demi perbaikan performans alat yang telah dibuat.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengukuran daya pada suatu sirkit pada umumnya dapat dibedakan dengan dua tipe, yaitu tipe daya resistif dan induktif. Namun pada tulisan ini hanya daya resistif yang
akan dibicarakan. Hal ini dibuat untuk mempermudah baik dalam pembuatan, pengukuran, dan pengkalibrasian Wattmeter Digital yang waktunya dapat diprogram.
Untuk merealisasikan pembuatan dan pengkalibrasian alat ukur tersebut maka di bawah ini akan dijelaskan terlebih dahulu beberapa konsep atau teori dasar yang
melatarbelakanginya. Diantaranya adalah, konsep dasar Wattmeter, hukum Ohm, daya listrik, sensor arus, mikrokontroller, penampil LCD, beberapa komponen dasar
sebagai pendukung, dan pemrograman dengan Code Vision AVR.
2.1. Watt meter
Wattmeter adalah instrument atau alat pengukuran daya listrik khususnya daya listrik nyata yang pembacaannya diberikan dalam satuan Watt. Wattmeter berfungsi
sebagai alat yangmengukur daya listrik pada beban - beban yang sedang beroperasi dalam suatu sistem kelistrikandengan beberapa kondisi beban, seperti beban dc, beban
AC satu phase serta beban AC tiga phase. Wattmeter biasanya digunakan pada lab –
lab fisika dimana alat ini digunakan sebagai alat peraga untuk mengetahui daya yang dipakai dalam suatu rangkaian beban. Sebelum mempelajari alat ini lebih lanjut, ada
Universitas Sumatera Utara
baiknya kita pelajari sedikit mengenai parameter yang diukur oleh alat ini. Daya listrik dalam pengertiannya dapat dikelompokkan dalam dua kelompok sesuai dengan catu
tenaga listriknya, yaitu daya listrik DC dan daya listrik AC. Daya listrik DC dirumuskan sebagai :P = V . I dimana : P = daya WattV = tegangan VoltI = arus
Amper Daya listrik AC ada 2 macam yaitu: daya untuk satu phase dan daya untuk tiga phase.
Wattmeter analog yang paling sederhana adalah wattmeter jenis elektrodinamis, dimana terdiri dari sepasang kumparan tetap yang disebut kumparan arus dan
kumparan bergerak yang disebut kumparan potensial. Kumparan arus dihubungkan secara seri dengan rangkaian, sedangkan kumparan potensial dihubungkan secara
paralel. Selain itu pada wattmeter ini, kumparan potensial membawa jarum yang bergerak di atas skala untuk menunjukkan pengukuran. Sebuah arus yang mengalir
melalui arus kumparan menghasilkan medan elektromagnetik di sekitar kumparan. Kekuatan bidang ini adalah sebanding dengan baris saat inidan di fase dengan itu.
sebuah resistor bernilai tinggi dihubungkan secara seri dengan alat ini untuk mengurangi arus yang mengalir melewatinya. Kumparan potensial pada wattmeter
umumnya memiliki resistansi yang tinggi. Umumnya, daya dalam rangkaian listrik adalah merupakan hasil kali dari
tegangan dan arus dengan satuan Watt. Secara khusus, pengukuran daya dibuat berdasarkan pergerakan jarum meter yang disebut pergerakan dynamometer yang
gerakannya sama dengan meter D’Arsonval.
Rangkaian dasar dari Wattmeter analog dikenal sebagai Pergerakan jarum pada Electrodynamometer yang diperlihatkan seperti pada Gambar 2.1 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Rangkaian Dasar Wattmeter Analog.
2.2. Hukum Dasar Kelistrikan