Gambar 2.1. Rangkaian Dasar Wattmeter Analog.
2.2. Hukum Dasar Kelistrikan
2.2.1. Hukum Ohm
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang
diterapkan kepadanya atau juga menyatakan bahwa besar arus yang mengalir pada suatu konduktor pada suhu tetap sebanding dengan beda potensial antara kedua ujung-
ujung konduktor.
Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang
dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar, namun istilah hukum tetap digunakan dengan alasan sejarah.
Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan:
Universitas Sumatera Utara
dimana I adalah arus listrik yang
mengalir pada
suatu penghantar
dalam satuan Ampere, Vadalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar
dalam satuan volt, dan Radalah nilai hambatan listrik resistansi yang terdapat pada suatu penghantar dalam satuanohm.
Hukum ini dicetuskan oleh George Simon Ohm, seorang fisikawan dari Jerman pada tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The
Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada tahun 1827. ada 2 bunyi hukum Ohm yaitu :
1 Besarnya arus listrik yang mengalir sebanding dengan besarnya beda potensial Tegangan. Untuk sementara tegangan dan beda potensial dianggap sama walau
sebenarnya kedua secara konsep berbeda. Secara matematika di tuliskan I ∞ V atau V
∞ I, Untuk menghilangkan kesebandingan ini maka perlu ditambahkan sebuah konstanta yang kemudian di kenal dengan Hambatan R sehingga persamaannya
menjadi V = I.R. Dimana V adalah tegangan volt, I adalah kuat arus A dan R adalah hambatan Ohm.
2 Perbandingan antara tegangan dengan kuat arus merupakan suatu bilangan konstan yang disebut hambatan listrik. Secara matematika di tuliskan VI = R atau dituliskan
V = I.R.
Fungsi utama hukum Ohm adalah digunakan untuk mengetahui hubungan tegangan dan kuat arus serta dapat digunakan untuk menentukan suatu hambatan
beban listrik tanpa menggunakan Ohmmeter. Kesimpulan akhir hukum Ohm adalah semakin besar sumber tegangan maka semakin besar arus yang dihasilkan. Kemudian
konsep yang sering salah pada siswa adalah hambatan listrik dipengaruhi oleh besar
Universitas Sumatera Utara
tegangan dan arus listrik. Konsep ini salah, besar kecilnya hambatan listrik tidak dipengaruhi oleh besar tegangan dan arus listrik tetapi dipengaruhi oleh panjang
penampang, luas penampang dan jenis bahan.
Hukum dasar tentang arus listrik adalah mengacu terhadap hukum Ohm, yang menyatakan bahwa:
I = VR
Dimana, I adalah arus dalam satuan Ampere, V adalah tegangan dalam satuan Volt, dan R adalah hambatan dalam satuan Ohm.
2.2.2. Daya Listrik