Pendahuluan KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF PADA KISAH NABI MUHAMMAD SAW DALAM BUKU “KISAH-KISAH TELADAN 25 Kohesi Gramatikal Pengacuan Demonstratif Pada Kisah Nabi Muhammad SAW Dalam Buku “Kisah-Kisah Teladan 25 Nabi Dan Rasul” Karya MB. Alamsy

3 yang dilakukukan bertujuan untuk 1 memaparkan pengacuan demonstratif tempat pada kisah Nabi Muhammad saw dalam wacana Kisah-Kisah 25 Nabi dan Rasul karya MB. Alamsyah 2 memaparkan pengacuan demonstratif waktu pada kisah Nabi Muhammad saw dalam wacana Kisah-Kisah 25 Nabi dan Rasul karya MB. Alamsyah dan 3 mengidentifikasi letak pengacuan demonstratif waktu dan tempat pada kisah Nabi Muhammad saw dalam wacan Kisah-Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul karya MB. Alamsyah.

B. Landasan Teori

1. Pengertian Wacana

Wacana adalah satuan bahasa yang paling besar yang digunakan dalam dalam komunikasi. Satuan bahasa di bawahnya secara berturut-turut adalah kalimat, frase, kata, dan bunyi Rani 2006: 3. Menurut Mulyana 2005: 1 wacana adalah unsur kebahasaan yang relatif paling kompleks dan paling lengkap. Kebahasaan dalam wacana meliputi fonem, morfem, kata, frasa, kalimat, paragraf, dan wacana.

2. Klasifikasi Wacana

Menurut Mulyana 2005: 47 klasifikasi atau pembagian wacana sangat tergantung pada aspek dan sudut pandang yang digunakan. Wacana dapat dikelompokkan atas beberapa segi, yaitu: 1 bentuk, 2 media, 3 jumlah penutur, dan4 sifat. Berdasarkan bentuknya, Wedhawati dalam Mulyana, 2005: 47-51 membagi wacana menjadi 7 tujuh jenis, yaitu: 1 wacana naratif, 2 wacana prosedural, 3 wacana ekspositori, 4 wacana hortatori, 5 wacana dramatik, 6 wacana epistoleri, dan 7 wacana seremonial Berdasarkan media penyampaiannya, wacana dibedakan menjadi dua, yaitu wacana lisan dan tulis. Menurut Rani 2005: 26 wacana tulis merupakan teks yang berupa rangkaian kalimat yang menggunakan ragam bahasa tulis. Sehingga antara sang penyampai pesan dengan pesapa tidak berinteraksi secara langsung. Wujud wacana tulis dapat berupa makalah, 4 artikel, cerpen, buku bacaan, berita koran, dan sebagainya. Wacana lisan merupakan jenis wacana yang disampaikan secara langsung menggunakan alat ucap manusia dan tanpa menggunakan perantara tulisan. Berdasarkan jumlah penuturnya, Mulyana 2005: 53 mengelompokkannya menjadi dua, yaitu wacana monolog dan dialog. Wacana monolog dituturkan oleh satu orang. Bentuk wacana monolog dapat berupa pembacaan puisi, pidato dan khtbah jum’at. monolog bersifat satu arah. Wacana dialog dilakukan oleh dua orang atau lebih. Jenis wacana dialog dapat berbentuk lisan dan tulisan. Wacana Berdasarkan Sifat Berdasarkan sifat, wacana dapat berupa fiksi dan fiksi. Menurut Mulyana 2005: 54-55 wacana fiksi merupakan wacana yang bentuk dan isinya berorientasi pada imajinasi. Wujut wacana fiksi ialah wacana prosa, puisi, dan drama. Wacana nonfiksi merupakan wacana yang berisi tentang suatu informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan bahasa yang digunakan denotatif, lugas, dan jelas.

3. Analisis Wacana

Pendapat Stubbs dalam Rani, 2006: 9 analisis wacana adalah suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiahh, baik dalam bentuk tulis maupun lisan

4. Pengertian Kohesi

Menurut Rani 2006: 88 menyatakan bahwa kohesi adalah hubungan antar bagian dalam teks yang ditandai oleh penggunaan unsur bahasa. Wacana dapat dikatakan kohesif apabila terdapat hubungan antar bagian- bagian kalimat yang runtut. Mulyana 2005: 26 menyatakan kohesi dalam wacana diartikan sebagai kepaduan bentuk yang secara struktural membentuk ikatan sintaktial

5. Jenis Kohesi

Menurut Halliday dan Hassan dalam Rani, 2006: 94 menyatakan bahwa unsur kohesi terdiri atas dua macam, yaitu unsur gramatiakal dan leksikal.