Evaluasi diperlukan untuk melihat kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Evaluasi tidak hanya menghasilkan kesimpulan mengenai seberapa
jauh masalah yang telah terselesaikan, tetapi juga menyumbang pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari kebijakan, membantu dalam
penyesuaian dan perumusan kembali masalah. Dunn 2005: 609-610 mengemukakan fungsi dari evaluasi, yaitu:
1. Evaluasi memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai
kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan nilai dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik. Dalam hal ini, evaluasi
mengungkapkan seberapa jauh tujuan yang telah dicapai. 2.
Evaluasi memberi sumbangan terhadap klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai diperjelas
dengan mengidentifikasi dan mengoperasikan tujuan dan target. Nilai juga dikritik dengan menanyakan secara sistematis kepantasan tujuan
dan target dalam hubungannya dengan masalah yang dituju.
Evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi. Informasi
tentang tidak memadainya kinerja kebijakan dapat memberi sumbangan pada perumusan ulang suatu kebijakan baru yang lebih diunggulkan.
1.4 Tinjauan Mengenai Strategi
Srategi adalah sebuah alat yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Rangkuti 2004: 4 mendefinisikan strategi
sebagai suatu alat yang sangat pentin untuk mencapai keunggulan bersaing. Menurut Hax dan Majluf, strategi adalah suatu seni menggunakan kecakapan dan
sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungannya dalam kondisi yang paling menguntungkan.
Suatu strategi hendaknya mampu memberi informasi kepada pembacanya, yang sekaligus mudah dipahami oleh setiap anggota manajemen puncak dan
setiap staff karyawan organisasi. Strategi memiliki beberapa konsep strategis yang apabila dipahami dengan baik oleh penggagas strategi akan menghasilkan
kesuksesan. Konsep-konsep tersebut, yaitu: 1.
Distinctive Competence, merupakan tindakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan agar dapat melakukan tindakan yang lebih baik dari
pesaingnya yang meliputi keahlian tenaga kerja dan kemampuan sumber daya yang memiliki andil besar dalam keberhasilan perusahaan.
2. Competitive Advantage, merupakan kegiatan spesifik yang
dikembangkan oleh suatu perusahaan yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya.
Untuk meraih
competitive advantage,
perusahaan harus
mengedepankan dua prinsip yaitu nilai pandang pelanggan dan keunikan produk.
Untuk meraih kesuksesan, strategi memerlukan perencanaan yang matang. Perencanaan strategis adalah pekerjaan merencanakan strategi untuk menuntun
seluruh tindakan perusahaan, proses manajerial untuk membangun dan menjaga kesesuaian antara sumber daya organisasi dan peluang-peluang pasar yang ada.
Kotler 1999: 57 mengemukakan bahwa perencanaan strategis yang berorientasi pada pasar adalah sebuah proses manajerial untuk mengembangkan dan menjaga
agar tujuan, keahlian dan sumber daya organisasi sesuai dengan peluag pasar yang terus berubah.
Perencanaan strategis memberikan kerangka kerja bagi kegiatan suatu perusahaan yang bertujuan untuk membentuk dan menyempurnakan usaha dan
produk perusahaan sehingga memenuhi target laba dan pertumbuhan. Dalam mengembangkan sebuah konsep yang jelas mengenai perusahaan, manajerial
dibantu oleh adanya perencanaan strategis untuk memilah antara peluang yang mengandung ancamana dan peluang aman yang memungkinkan perusahaan
menghadapi cepatnya perubahan lingkungan kegiatannya. Perencanaan strategis yang telah diawali dengan penelitian terhadap tujuan dan sasaran perusahaan
dapat meminimalisir kemungkinan adanya kesalahan dan kejadian tidak terduga yang tidak menyenangkan.
Perusahaan yang berkembang ikut mempengaruhi tingkatan strategi manajemen dalam perusahaan itu. Secara umum tingkatan strategi dibagi menjadi
tiga level, yaitu: 1.
Corporate Strategy Strategi Korporasi Strategi ini dibuat oleh manajemen puncak dan seringkali disebut
sebagai grand strategy. Strategi ini mencerminkan seluruh arah perusahaan yang bertujuan menciptakan pertumbuhan bagi prusahaan
secara keseluruhan dan bagi unit-unit perusahaan. Strategi ini memiliki ciri berorientasi terhadap value, fleksibilitas tinggi, berorientasi
terhadap pertumbuhan perusahaan jangka panjang, terkonsep dengan baik dan terpusat.
2. Business Strategy Strategi Bisnis
Strategi ini dibuat oleh manajemen tengah middle management. Strategi ini menekankan pada penemuan upaya yang tepat untuk
melakukan pendekatan terhadap target pasar dengan memanfaatkan sumer daya yang dimiliki. Strategi ini memiliki ciri dengan resiko yang
rendah, keuntungan yang dihasilkan sedikit, perencanaan dengan jangka waktu pendek, dan keputusan yang dibuat adalah sebagai jembatan
antara keputusan tingkat korporasi dan tingkat fungsional. 3.
Functional Strategy Strategi Fungsional Strategi ini digunakan pada level operasional, pemasaran, keuangan,
dan sumber daya manusia. Strategi ini berfokus untuk memaksimalkan produktivitas sumber daya yang digunakan untuk memberikan nilai
yang terbaik kepada pelanggan value based strategy. Strategi fungsional merupakan strategi pendukung dan penunjang suksesnya
strategi lain. Ciri dari strategi ini adalah berorientasi terhadap aktivitas dengan resiko yang rendah, jangka waktunya tidak lebih dari 1 tahun,
dan biaya yang dibutuhkan menyesuaikan dengan sumber daya manusia dan sumber daya perusahaan lainnya.
Salusu 2003: 108 menyatakan untuk menjamin keberhasilan atas strategi yang telah disusun oleh manajemen, pembuatan strategi harus memperhatikan hal-
hal: a
Suatu strategi harus konsisten dengan lingkungannya. b
Setiap organisasi tidak hanya membuat satu strategi. c
Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan semua sumber daya dan tidak memisahkan dengan yang lain.
d Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang merupakan
kekuatannya dan bukannya berada di titik kelemahannya. e
Sumber daya adalah merupakan sesuatu yang kritis. f
Strategi hendaknya memperhitungkan resiko yang tidakterlalu besar. g
Strategi hendaknya disusun atas landasan keberhasilan yang telah dicapai.
1.5 Tinjauan Mengenai Promosi