4
BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang
Kehidupan sosial dan budaya masyarakat Bali tidak terlepas dari keberadaan usaha ternak Babi. Bali merupakan salah satu wilayah dengan jumlah populasi babi
terbesar di Indonesia yaitu sekitar 1 juta ekor lebih pada tahun 2008. Hal ini tidak terlepas dari kebutuhan masyarakat Bali terhadap komoditas Babi yang terus
meningkat dari tahun ke tahun. Dengan semakin sempitnya wilayah yang mendapat ijin masyarakatnya untuk
beternak babi maka ke depan Bali berpotensi menjadi pusat peternakan babi dan penelitian tentang babi khususnya di universitas Udayana. Oleh karenanya sangat
penting dilakukan penelitian tentang berbagai aspek pada Babi selain bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi juga merupakan bagian dari implementasi Pola Ilmiah Pokok Kebudayaan yang dicanangkan oleh Universitas Udayana.
Ternak babi mempunyai banyak kelebihan diantaranya beranak banyak, pertumbuhan cepat, sumber makanan bervariasi mulai limbah dapur, hasil pertanian
dan pakan jadi berupa pellet. Hal ini terkait susunan organ pencernaannya yang merupakan peralihan antara monogaster dan poligaster, sehingga mampu mencerna
berbagai jenis pakan. Kebanyakan peternakan babi yang ada di Bali merupakan peternakan rakyat yang berskala kecil, hanya sebagai tabungan yang dipelihara secara
rumahan dengan jumlah 2 – 6 ekor, meskipun ada beberapa yang sudah berbentuk peternakan Babi intensif. Babi juga merupakan jenis ternak yang sangat rentan
terhadap penyakit terutama penyakit yang disebabkan infeksi bakteri dan parasit. Pada umumnya usaha terapi yang dilakukan adalah dengan pemberian preparat
antibiotik dan anthelmintik. Tanaman Kelor Moringa oleifera merupakan tanaman yang banyak tumbuh
di kebun, halaman rumah, pinggir ladang atau sawah yang telah dikenal oleh nenek moyang masyarakat Bali sebagai tanaman yang mempunyai khasiat sebagai; obat
tradisional terutama kulit batangnya dan daun serta buahnya dimanfaatkan sebagai
5
sayur. Selain itu di beberapa daerah tanaman kelor digunakan untuk memandikan jenasah orang yang meninggal dan dimitoskan sebagai tananam yang bisa mengusir
roh-2 jahat. Dari cerita-cerita tersebut maka dapat disimpulkan bahwa daun kelor mempunyai khasiat tertentu yang tidak dijelaskan oleh nenek moyang. Tanaman
Kelor justru banyak diteliti oleh peneliti dari Eropa, India, dan Amerika namun masih sangat sedikit diteliti oleh peneliti di Indonesia. Menurut Reyes,. 2006 daun kelor
mempunyai kandungan nutrisi yang sangat tinggi yang mampu meningkatkan produksi susu pada sapi perah yang sangat signifikan yaitu sampai 50 dari
produksi awal. Penelitian yang dilakukan oleh Rahman et al 2009 menunjukkan bahwa daun kelor mempunyai potensi sebagai antibakterial terhadap bakteri pathogen
yang menyerang manusia.
BAB II. STUDI PUSTAKA