5
sayur. Selain itu di beberapa daerah tanaman kelor digunakan untuk memandikan jenasah orang yang meninggal dan dimitoskan sebagai tananam yang bisa mengusir
roh-2 jahat. Dari cerita-cerita tersebut maka dapat disimpulkan bahwa daun kelor mempunyai khasiat tertentu yang tidak dijelaskan oleh nenek moyang. Tanaman
Kelor justru banyak diteliti oleh peneliti dari Eropa, India, dan Amerika namun masih sangat sedikit diteliti oleh peneliti di Indonesia. Menurut Reyes,. 2006 daun kelor
mempunyai kandungan nutrisi yang sangat tinggi yang mampu meningkatkan produksi susu pada sapi perah yang sangat signifikan yaitu sampai 50 dari
produksi awal. Penelitian yang dilakukan oleh Rahman et al 2009 menunjukkan bahwa daun kelor mempunyai potensi sebagai antibakterial terhadap bakteri pathogen
yang menyerang manusia.
BAB II. STUDI PUSTAKA
Babi merupakan hewan ternak yang mempunyai nilai komoditas yang sangat tinggi di Bali, Selain itu Babi mempunyai tempat tersendiri bagi masyarakat bali
terkait dengan adat, budaya dan kehidupan sosial sebagian besar masyarakatnya. Sehingga kebutuhan babi cenderung meningkat dari waktu ke waktu sesuai dengan
peningkatan daya beli masyarakat. Oleh karenanya maka sudah menjadi kebiasaan khususnya disebagian besar masyarakat di pedesaan selalu memelihara babi sebagai
tabungan untuk menghadapi hari raya keagamaan maupun upacara-upacara perayaan perkawinan bahkan kematian.
Kendala yang muncul pada usaha peternakan Babi adalah adanya serangan penyakit, terutama pada babi muda. Penyakit yang berdampak pada kerugian ekonomi akibat
penurunan berat badan, biaya pengobatan dan kematian terutama adalah penyakit yang menyerang saluran cerna. Penyakit saluran cerna yang diakibatkan oleh adanya
infeksi bakteri yang sring menyerang babi adalah Kolibasilosis. Kolibasilosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Escherichia coli strain pathogen. Penyakit ini tidak saja menyerang Babi tetapi juga
6
unggas, sapi, ruminansia lainnya bahkan strain Escherichia coli tertentu bisa bersifat
zoonosis atau mampu menular dan menyerang manusia Casey, et al. 2005; Rodney,
et al. 1999; Montagne et al. 2005. Umumnya kolibasilosis yang menyerang babi mempunyai angka morbiditas antara 30-40 dan mortaliatasnya cukup tinggi
terutama pada anak babi yang baru lahir. Kolibasilosis atau diare neonatal disebabkan oleh infeksi bakteri
enterotoxigenic E coliETEC yang mempunyai antigen perlekatan K88, K99, F41 atau 987P merupakan salah satu penyebab utama kematian anak babi pada umur dua
minggu. ETEC berada pada lingkungan kandang induk babi beranak. Anak babi terinfeksi oleh ETEC melalui mulut dengan masa inkubasi 6-18 jam. Anak babi
neonatal yang terinfeksi oleh ETEC akan menderita diare terus-menerus, tinja encer seperti air berwarna kekuning-kuningan. Anak babi neonatal yang menderita diare
akan mengalami dehidrasi, asidosis, dan cepat mati Hailton, et.al 2000. Vu-Khac et al 2004 melaporkan bahwa didapatkan beberapa isolat strain E. coli pathogen
penyebab diare pada anak babi umur 28 hari berdasarkan metode PCR terhadap gen fimbrie yaitu F4, F5, F6, F18 dan F41, enterotoxins STa, STb and LT, verotoxin
VT2e or Stx2e dan enteroaggregative heat-stable enterotoxin 1 EAST1. Hal ini menunjukan bahwa ada suatu mobilitas terhadap strain atau gen baru yang muncul
pada strain E. coli. Pengobatan yang dilakukan biasanya dengan pemberian antibiotik seperti
tetracycline, penstrep, preparat sulfa dll. Obat-obatan yang diberikan tanpa mengindahkan aturan baik dosis maupun waktu pemberian akan berdampak pada
timbulnya kasus resistensi obat Tzipori, 1985 dalam Supar, 1992. Rensistensi terhadap antibiotik selain merugikan pada ternak babi secara langsung karena
penggunaan antibiotik yang sudah resisten tidak lagi bisa dipakai sebagai tindakan terapi, juga kejadian resistensi akan bisa berdampak pada kesehatan konsumen. Oleh
karenanya maka perlu dicari alternative pengobatan yang murah, ramah lingkungan dan dampaknya minimal. Ali et al 2009. Mendapatkan bahwa dampak resistensi
antibiotic pada unggas sudah sangat meresahkan
7
Tanaman KelorMoringa oleifera merupakan tanaman perdu yang mampu
tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Sejak jaman dulu tanaman kelor dipercaya mempunyai banyak khasiat sebagai obat tradisional yang sampai saat ini
masih sangat sedikit laporan ilmiah dari potensi daun kelor.Makkar and Becker, 1996 melaporkan bahwa kandungan protein kasar pada daun yang diekstrak dan
yang tidak diekstrak adalah 43.5 dan 25.1. daun Kelor Moringa oleifera mengandung tannins dan saponin yang sama banyaknya yang terkandung pada
tepung kedelai . Daun Kelor tidak mengandung inhibitor trypsin dan tidak ditemukan adalanya kandungan lectin. Sonia et al 2010. Mendapatkan bahwa ternyata
pemberian serbukdaun kelor pada anak babi sebanyak 10 dari total konsentrat yang diperlukan mampu meningkatkan berat badan sebanyak 6.42 .
Tanaman Kelor Moringa oleifera Lam merupakan satu-satunya anggota family dari Moringaceae yang ditemukan mampu tumbuh diberbagai wilayah seperti
di wilayah Himalaya, india, Pakistan, banglades dan di Afganistan Fahey,2005 Tanaman Kelor digunakan secara luas untuk mengobati infeksi bakteri, infeksi jamur,
antiinflamasi, penyakit menular kelamin, malnutrisi dan diare pada manusia. Moringa oleifera sudah sejak jaman dulu kala dikenal sebagai bahan obat tradisional yang
yang dipercaya dapat dipakai untuk pengobatan tumor Ramachandran et al.1980. Hasil penelitian Rahman et al. 2009 mendapatkan bahwa daun Kelor mampu
menghambat bakteri pathogen pada manusia seperti S. aureus dan Streptococcus-B- haemolytica. Penggunaan daun kelor sebagai pakan sapi perah ternyata berdampak
sangat signifikan terhadap peningkatan produksi dan kualitas susu yang dihasilkanPenelitian tentang daun kelor di berbagai negara sebenarnya sudah banyak
dilaporkan namun masih sangat sedikit yang dilakukan di Indonesia meskipun manfaat daun kelor sudah menjadi mitos dari beratus tahun yang lalu. Mahajan dan
Mehta 2008 mendapatkan bahwa ternyata biji Kelor mampu menghambat reaksi alergi yang umum pada manifestasi asma.
8
BAB III. TUJUAN PENELITIAN Tujuan Khusus