Kerangka Pemikiran LANDASAN TEORI

commit to user TAG ME ME ME I 9 I 5 I 5 x 100 C   6 Keterangan: C ME = konversi metil ester, I ME = nilai integrasi puncak metil ester, , dan I TAG = nilai integrasi puncak triasilgliserol, . Faktor 5 dan 9 adalah jumlah proton yang terdapat pada gliseril dalam molekul trigliserida mempunyai 5 proton dan tiga molekul metil ester yang dihasilkan dari satu molekul trigliserida mempunyai 9 proton Knothe, 2000.

B. Kerangka Pemikiran

Upaya meningkatkan aktivitas katalis Mg-Al hydrotalcite-like dalam reaksi transesterifikasi yaitu kedalamnya ditambahkan zat aktif seperti kalium fluorida KF. Rasio molar KF pada katalis KFMg-Al hydrotalcite-like dapat berpengaruh pada perolehan hasil metil ester dalam reaksi transesterifikasi. Peningkatan rasio KF akan memperbesar hasil metil ester dikarenakan terbentuknya situs aktif baru yang lebih kuat reaktifitasnya sebagai katalis. Namun ketika rasio KF mencapai ambang batas distribusi monolayer maka aktifitas katalis menjadi maksimum dan aktifitasnya akan menurun seiring dengan kenaikan rasio KF sebab ketika rasio KF lebih besar dari batas optimum maka akan menutupi sisi aktif yang mengakibatkan menurunnya aktifitas katalis. Kenaikan konsentrasi katalis akan meningkatkan laju reaksi transesterifikasi pembentukan metil ester. Konsentrasi katalis yang semakin besar tidak menyebabkan bergesernya reaksi ke kanan ke arah pembentukan metil ester, tetapi menyebabkan turunnya energi aktivasi. Dengan demikian akan meningkatkan kualitas tumbukan antar molekul reaktan yang mengakibatkan kecepatan reaksi transesterifikasi menjadi naik sehingga konversi biodiesel juga menjadi semakin tinggi. Katalis hanya mengubah kecepatan reaksi dan tidak mempengaruhi kesetimbangan reaksi. Jika kondisi optimum telah tercapai maka katalis yang berlebih tidak efesien dalam reaksi karena tidak dapat menaikkan kemurnian biodiesel. Katalis yang berlebih dapat menyebabkan proses 26 commit to user transesterifikasi mudah terjadi emulsi yang mengakibatkan pemisahan produk menjadi sulit sehingga pembentukan gliserol menjadi meningkat dan berdampak pada penurunan biodiesel yang diperoleh. Bertambahnya waktu reaksi akan meningkatkan hasil konversi biodiesel. Peningkatan waktu reaksi memperpanjang waktu kontak reaktan dengan katalis. Waktu reaksi yang lebih lama membuat reaksi transesterifikasi berpindah menjadi reaksi keseimbangan dan lebih banyak trigliserida berubah menjadi asam lemak metil. Jika kesetimbangan reaksi sudah tercapai maka dengan bertambahnya waktu reaksi tidak akan menguntungkan karena tidak memperbesar hasil. Reaksi yang terjadi adalah reversible dapat balik, maka apabila sudah terjadi kesetimbangan, reaksi akan bergeser ke kiri dan dapat memperkecil produk yang diperoleh serta meningkatkan pembentukan gliserol.

C. Hipotesis