Syska Purnama Sari, 2014 PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PLAY THERAPY DAN PSIKODRAMA DALAM MENGEMBANGKAN
KONTROL DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu 19
2.71 0.9
19 2.6587
0.9589 20
2.74 1.024
20 2.6675
0.957 21
2.82 0.84
21 2.7037
0.7798 22
2.87 0.906
22 2.8796
0.7091 23
2.9 0.89
23 2.9366
0.6698 24
2.93 0.832
24 3.0619
0.6762 25
3 0.793
25 3.0647
0.6969 26
3.03 0.788
26 3.1152
0.7649 27
3.05 0.868
27 3.1547
0.7224 28
3.08 0.73
28 3.1961
0.7786 29
3.17 0.739
29 3.2016
0.7053 30
3.2 0.563
30 3.2678
0.6405 31
3.25 0.589
31 3.2915
0.6021 32
3.27 0.562
32 3.4293
0.5058 33
3.37 0.529
Dari tabel 3.2 terlihat jelas bahwa standar deviasi dan mean pre-test kontrol diri siswa kelas IV-A dan IV-B tidak jauh berbeda, sehingga dapat
disimpulkan bahwa gambaran umum kontrol diri siswa kelas IV-A dan IV-B berada pada kategori yang sama. Peneliti mengacak pemilihan kelas yang akan
diberikan intervensi, peneliti memberikan intervensi dengan menggunakan pendekatan psikodrama dalam mengembangkan kontrol diri siswa kepada kelas
IV-A dan memberikan intervensi dengan menggunakan pendekatan play therapy dalam mengembangkan kontrol diri siswa kepada kelas IV-B. Pemberian
intervensi diberikan tanpa pertimbangan apapun terlebih dahulu. Untuk menghindari ancaman-ancaman yang akan menghambat proses
penelitian, maka intervensi dilaksanakan pada hari yang berbeda namun waktu, tujuan, materi, durasi dan Guru BK yang sama.
C. Definisi Operasional Variabel
1. Play Therapy
Definisi Operasional Variabel play therapy pada penelitian menggunakan cognitive behavioral play therapy adalah salah satu pendekatan dari strategi
layanan bimbingan dan konseling yang menggunakan permaianan boneka dan bermain peran sebagai sarana untuk mengubah pikiran dan perilaku
Syska Purnama Sari, 2014 PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PLAY THERAPY DAN PSIKODRAMA DALAM MENGEMBANGKAN
KONTROL DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
anak-anak secara langsung. Dalam bermain peran apabila anak mulai menunjukkan kontrol diri yang rendah, peneliti langsung mengontrol perilaku
tersebut dan dilanjutkan dengan memberikan reinforcement.
2. Psikodrama
Psikodrama adalah salah satu pendekatan dari strategi layanan bimbingan dan konseling yang menggunakan metode bermain peran yang dilakukan secara
spontan dan berasal dari kreativitas masing-masing anak, dilanjutkan dengan pembalikan peran agar anak dapat melihat diri sendiri melalui sudut pandang
individu lain, dan diakhiri dengan diskusi.
3. Kontrol Diri
Kontrol diri merupakan kemampuan untuk mengontrol pikiran, mengambil keputusan dan mengontrol perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi yang
dapat membawa individu ke arah konsekuensi positif.
Aspek-aspek Kontrol diri menurut Averill 1973 adalah sebagai berikut:
a. Cognitive control
Merupakan kemampuan individu dalam mengelola informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai, atau menggabungkan
suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis atau untuk mengurangi tekanan. Aspek ini terdiri atas dua komponen,
yaitu memperoleh informasi information gain dan melakukan peniaian appraisal. Dengan informasi yang dimiliki oleh individu mengenai suatu
keadaan yang tidak menyenangkan, individu dapat mengantisipasi keadaan tersebut dengan berbagai pertimbangan. Melakukan penilaian
berarti individu berusaha menilai dan menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif.
b. Behavioral control
Merupakan kesiapan atau tersedianya suatu respon yang dapat secara langsung mempengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak
menyenangkan. Kemampuan mengontrol perilaku ini diperinci menjadi
Syska Purnama Sari, 2014 PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PLAY THERAPY DAN PSIKODRAMA DALAM MENGEMBANGKAN
KONTROL DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
dua komponen, yaitu mengatur pelaksanaan regulated administration dan kemampuan memodifikasi stimulus stimulus modifiability.
Kemampuan mengatur pelaksanaan merupakan kemampuan individu untuk menentukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan,
dirinya sendiri atau sesuatu diluar dirinya. Individu yang kemampuan mengontrol dirinya baik akan mampu mengatur perilaku dengan
menggunakan kemampuan dirinya dan bila tidak mampu individu akan menggunakan sumber eksternal. Kemampuan mengatur stimulus
merupakan kemampuan untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi. Ada beberapa cara yang dapat
digunakan, yaitu mencegah atau menjauhi stimulus, menempatkan tenggang waktu di antara rangkaian stimulus yang sedang berlangsung,
menghentikan stimulus sebelum waktunya berakhir, dan membatasi intensitasnya.
c. Decisional control
Merupakan kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya.
Kendali diri dalam menentukan pilihan akan berfungsi baik dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan, atau kemungkinan pada diri
individu untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan.
D. Instrument Penelitian