PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP PENGUASAAN MATERI DAN AKTIVITAS SISWA (Studi Quasi Eksperimen Kelas VII SMP Negeri 2 Tegineneng Tahun Ajaran 2012/2013 )

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

TERHADAP PENGUASAAN MATERI DAN AKTIVITAS SISWA

(Studi Quasi Eksperimen Kelas VII SMP Negeri 2 Tegineneng Tahun Ajaran 2012/2013 )

Oleh AGUS IRAWAN

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ii ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

TERHADAP PENGUASAAN MATERI DAN AKTIVITAS SISWA

(Studi Quasi Eksperimen Kelas VII SMP Negeri 2 Tegineneng Tahun Ajaran 2012/2013 )

Oleh AGUS IRAWAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan penguasaan materi dan aktivitas siswa SMP Negeri 2 Tegineneng. Desain penelitian ini adalah pretes-postes tak ekuivalen. Sampel pada penelitian adalah siswa kelas VIIA dan VIIC

yang dipilih secara acak dengan teknik cluster random sampling. Data penelitian berupa data kualitatif yaitu aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi. Data kuantitatif yaitu penguasaan materi oleh siswa yang diperoleh dari pretes dan postes. Analisis data aktivitas siswa menggunakan indeks aktivitas siswa dengan menghitung rata–rata skor aktivitas siswa, sedangkan penguasaan materi

menggunakan Uji Mann-Whitney U pada taraf kepercayaan 95% dengan menggunakan bantuan SPSS 17.

Hasil penelitian pada kelas eksperimen menunjukkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh terhadap aktivitas siswa pada saat proses


(3)

iii

pembelajaran yaitu adanya peningkatan aktivitas dari pertemuan I ke pertemuan II dengan peningkatan rata-rata sebesar (18,75%). Secara umum peningkatan terjadi pada setiap aspek aktivitas siswa yang diamati. Rata-rata aktivitas siswa tertinggi adalah aspek kemampuan melakukan kegiatan diskusi, sedangkan aktivitas siswa terendah adalah aspek kemampuan mengemukakan pendapat. Model

pembelajaran kooperatif tipe STAD juga berpengaruh terhadap penguasaan materi pada kelas eksperimen. Indikator kognitif N-Gain kategori tinggi adalah

pengetahuan (C1) dan penerapan (C3), sedangkan indikator kognitif N-Gain kategori rendah adalah pemahaman (C2) dan analisis (C4)). Dengan demikian, bahwa pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan materi pokok ciri-ciri makhluk hidup oleh siswa SMP Negeri 2 Tegineneng.

Kata kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions, Aktivitas siswa, Penguasaan materi.


(4)

(5)

(6)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... ii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBARxvi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

F. Kerangka Pikir ... 6

G. Hipotesis Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 8

B. Penguasaan Materi ... 11

C. Aktivitas Belajar... 13

III.METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat ... 16

B. Populasi dan Sampel ... ... 16

C. Desain penelitian ... 16

D. Prosedur penelitian ... 17

1. Prapenelitian ... 17

2. Pelaksanaan Penelitian ... 18

E. Jenis dan Tekhnik Pengambilan Data 1. Jenis Data ... 21

2. Tekhnik Pengumpulan ... 22

F. Teknik Analisis data 1. Aktivitas Siswa ... 23

2. Penguasaan Materi ... 26

a.UjiNormalitas Data ... 26

b.Uji Kesamaan Dua Varians ... 26


(7)

xiv IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 29

B. Pembahasan ... 32

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 39

B. Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40


(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa di setiap jenjang dan tingkat pendidikan perlu diwujudkan agar diperoleh sumber daya

manusia indonesia yang dapat menunjang pembangunan nasional. Upaya tersebut menjadi tugas dan tanggung jawab semua pendidik. Dengan demikian peranan guru sangat menentukan, sebab gurulah yang berperan langsung dalam membina para siswa di sekolah melalui proses pembelajaran. Oleh sebab itu, upaya meningkatkan kualitas pendidikan harus lebih banyak dilakukan para guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik dan pengajar (Sudjana dan Rivai, 2010: v).

Pemerintah telah menetapkan kurikulum baru untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Negara kita saat ini, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Menurut Mulyasa (2006:33) KTSP menghendaki proses pembelajaran yang memberdayakan semua peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan dengan menetapkan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, berpusat pada peserta didik. Hal ini akan mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan bermakna yang lebih menekankan pada belajar mengetahui


(9)

(learning to know), belajar berkarya (learning to do), belajar menjadi diri sendiri (learning to be), dan belajar hidup secara harmonis (learning together).

Pembelajaran biologi termasuk ke dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek

pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaranya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan mamahami alam sekitar secara ilmiah (BSNP 2006:149).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru IPA kelas VII di SMPN 2 Tegineneng, didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok Ciri-ciri Mahkluk Hidup Tahun Pelajaran 2011/2012 adalah 65,6. Siswa yang mendapatkan nilai ≥ 70 hanya 71.5 %. Nilai ini belum mencapai kriteria ketuntasan minimal di sekolah tersebut yaitu 100% siswa mendapat nilai ≥ 70. Belum tercapainya ketuntasan minimal di sekolah tersebut karena metode diskusi yang diterapkan oleh guru kurang efektif dalam mengoptimalkan aktivitas belajar siswa. Diskusi yang digunakan oleh guru cenderung bersifat informatif sehingga cenderung membosankan.

Pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup kelas VII, siswa dituntut untuk mencapai Standar Kompetensi (SK) memahami keanekaragaman makhluk hidup, dengan Kompetensi Dasar (KD) mengidentifikasi ciri-ciri makhluk


(10)

hidup.Materi ini membahas tentang bernapas, bergerak, memerlukan makan, iritabilitas, tumbuh dan berkembang, berkembang biak, ekskresi dan adaptasi. Siswa dituntut untuk menguasai materi karena materi ciri-ciri makhluk hidup ini merupakan materi yang bersifat hapalan. Sehingga menyulitkan siswa untuk dapat cepat menghapal dan memahaminya. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang tepat untuk membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan

interaksi dan kerjasama antar siswa yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan mudah dilakukan, dimana siswa ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan 4-6 orang yang merupakan campuran menurut tingkat

kemampuannya, jenis kelamin dan suku. Model pembelajaran ini mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran, belajar dari teman sendiri di dalam kelompok, produktif berbicara atau mengeluarkan pendapat, dan siswa belajar membuat keputusan.

Penelitian Sari (2007:28) menemukan bahwa penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Begitu pula hasil penelitian yang dilakukan oleh Hartatik (2006 : 31), menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA semester ganjil SMA N 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2005/2006, sebesar 18,1%.


(11)

Berdasarkan hal yang telah dipaparkan di atas, penggunaan model pembelajaran STAD perlu di ujicobakan pada siswa kelas VII SMPN 2 Tegineneng. Untuk itu, peneliti mengambil judul penelitian “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap

Penguasaan Materi dan Aktivitas Siswa Pada Materi Pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup Siswa Kelas VII SMPN 2 Tegineneng Tahun Ajaran 2012/2013”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Adakah pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap penguasaan materi pokok Ciri-ciri Mahkluk Hidup?

2. Adakah pengaruh dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap peningkatan aktivitas siswa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap penguasaan materi pokok Ciri-ciri Mahkluk Hidup.

2. Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap peningkatan aktivitas siswa.


(12)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengalaman dalam pembelajaran biologi menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Bagi guru, memperoleh alternatif dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran materi pokok Ciri-ciri Mahkluk Hidup.

3. Bagi siswa, memperoleh pengalaman belajar yang berbeda untuk mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar, sehingga aktivitas dan penguasaan materi dapat meningkat.

4. Bagi sekolah, yaitu sebagai bahan masukan dalam meningkatkan mutu proses dan hasil belajar dalam mata pelajaran biologi.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari kesalahan penafsiran pada permasalahan yang dibahas, maka batasan masalah yang diberikan yaitu :.

1) Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah suatu pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan malalui tahap persiapan (pembentukan kelompok), penyampaian materi oleh guru, kegiatan kelompok, presentasi, kuis, dan penghargaan kelompok.

2) Penelitian bersifat eksperimental pada siswa kelas VII semester ganjil SMPN 2 Tegineneng Tahun Pelajaran 2012/2013. Dengan kelas VII B sebagai kelas eksperiment dan VII B sebagai kelas kontrol.


(13)

3) Materi pokok dalam penelitian ini adalah Ciri-ciri Mahkluk Hidup. 4) Penguasaan materi diperoleh dari hasil pretest dan postest pada materi

pokok Ciri-ciri Mahkluk Hidup.

5) Aktivitas belajar dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang ditentukan dari lembar observasi aktivitas belajar siswa yang terdiri kemampuan kemampuan

mengemukakan pendapat atau ide, melakukan kegiatan diskusi, mempresentasikan hasil diskusi kelompok, menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan.

F. Kerangka Pikir

Dalam proses pembelajaran, penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat menentukan tercapainya tujuan pembelajaran. Rendahnya aktivitas dan penguasaan materi Ciri-ciri Mahkluk Hidup di SMPN 2 Tegineneng perlu diatasi dengan model pembelajaran yang sesuai dan dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan materi pokok Ciri-ciri Mahkluk Hidup. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan bisa meningkatkan aktivitas dan penguasaan materi siswa adalah kooperatif tipe STAD. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dengan guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam kelompok. Dalam kerja kelompok siswa selalu bekerja dalam kelompoknya dan untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran tersebut siswa diberikan kuis dan diakhiri dengan pemberian penghargaan.


(14)

Variable dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan terikat. Variabel bebas adalah penggunan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan variabel terikat adalah aktivitas siswa dan penguasaan materi pokok Ciri-ciri Mahkluk Hidup.

Skema hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

Keterangan : X = Variabel bebas yaitu penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD : Y1 = Variabel terikat yaitu aktivitas siswa : Y2 =

Variabel terikat yaitu penguasaan materi.

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap penguasaan materi pokok Ciri-ciri Mahkluk Hidup.

2. Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.

X

Y1


(15)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Menurut (Sanjaya, 2009:240-241), pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan/tim kecil, yaitu antara 4-6 orang yang mempunyai latar belakang kemampuan

akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reword), jika kelompok mampu menunjukkan presentasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan itulah yang selanjutnya akan

memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap kelompok. Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memilika kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok. Yang terdiri dari empat tahap, yaitu : 1. Penjelasan Materi

Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok mater


(16)

pelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok.

2. Belajar Dalam Kelompok

Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok materi pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya. Pengelompokan dalam pembelajaran kooperatif bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan-perbedaan setiap anggotanya, baik perbedaan gender, latar belakang agama, sosial-ekonomi, dan etnik serta

kemampuan akademik. 3. Penilaian

Penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan dengan tes atau kuis. Tes atau kuis dilakukan baik secara individual maupun secara kelompok.

4. Pengakuan Tim

Pengakuan tim adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau

hadiah. Pengakuan dan pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi dan juga membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasi mereka.

Salah satu model pembelajaran koopertif yaitu pembelajaran kooperatif tipe STAD, Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap


(17)

kelompok-kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok (Trianto, 2009:68).

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu model

pembelajaran kooperatif yang sederhana. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD mengutamakan kerjasama siswa dalam kelompok kecil yang heterogen dengan anggota 4 - 5 orang setiap kelompoknya untuk menyelesaikan tugas pembelajaran di kelas. Tahap-tahap dalam pembelajaan koopertif tipe STAD menurut Slavin dalam (Riyanto, 2010:268) meliputi :

1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang atau lebih secara

heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain) 2. Guru menyajikan pelajaran.

3. Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan pada anggota-anggota lainya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.

5. Memberi evaluasi 6. Kesimpulan.

Ada 8 fase Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD:

Fase 1 : Guru presentasi, memberikan materi yang akan dipelajari secara garis besar dan prosedur kegiatan, juga tata cara kerja kelompok. Fase 2 : Guru membentuk kelompok, berdasarkan kemampuan, jenis


(18)

Fase 3 : Siswa bekerja dalam kelompok, siswa belajar bersama, diskusi atau mengerjakan tugas yang diberikan guru sesuai LKS.

Fase 4 : Guru memberikan bimbingan.

Fase 5 : Guru mengadakan validasi hasil kerja kelompok dan memberikan kesimpulan tugas kelompok.

Fase 6 : Guru mengadakan kuis secara individu.

Fase 7 : Penghargaan kelompok, berdasarkan skor perhitungan yang diperoleh anggota.

Fase 8 : Evaluasi yang dilakukan oleh guru.

B. Penguasaan Materi

Penguasaan merupakan kemampuan menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikuto, 2001 : 115). Penguasaan materi merupakan hasil belajar dari ranah kognitif. Seorang siswa dikatakan telah menguasai materi pelajaran yang telah diajarkan oleh guru jika dia mampu menyelesaikan soal-soal tes yang diberikan dan mencapai target penguasaan materi yang telah ditentukan. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Slameto (1991:131), penguasaan materi merupakan hasil belajar dalam kecakapan kognitif. Hasil belajar dari

kecakapan kognitif mempunyai hierarki atau bertingkat-tingkat. Adapun tingkat-tingkat yang dimaksud adalah :


(19)

1. Informasi non verbal: dikenal atau dipelajari dengan cara penginderaan terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara langsung.

2. Informasi fakta dan pengetahuan verbal: dikenal atau dipelajari dengan cara mendengarkan orang lain dan dengan jalan membaca.

3. Konsep dan prinsip: konsep sangat penting untuk memperoleh prinsip. 4. Pemecahan masalah dan kreatifitas: konsep dan prinsip sangat penting

dalam memecahkan masalah dan di dalam kreatifitas.

Sedangkan menurut Anderson, dkk (200:67-68), ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut :

1) Remember mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, dan metode.

2) Understand mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang telah dipelajari.

3) Apply mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

4) Analyze mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurai masalah menjadi bagian yang lebih kecil.

5) Evaluate mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.


(20)

Penguasaan materi sangat erat kaitanya dengan nilai yang diperoleh siswa. Poin atau nilai diperoleh dari hasil evaluasi atau tes yang diberikan kepada peserta didik. Evaluasi adalah kegiatan untuk mengukur penguasaan materi pelajaran oleh siswa. Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. Salah satu instrument atau alat ukur yang biasa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes untuk mengukur seberapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan adalah postes atau tes akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru mengadakan tes awal atau pretes. Kegunaan tes ini ialah terutama untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran. Dalam hal ini, hasil tes tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan mutu pembelajaran Daryanto (1999 : 11:35:195).

C. Aktivitas Belajar

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku. Maka, tidak ada belajar tanpa disertai aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar Sardiman (2009:95). Sedangkan menurut Sanjaya (2009:123), belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat;


(21)

memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan dalam aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.

Menurut Hanafiah dan Suhana (2010: 23-25) proses pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek psikofisis peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, maupun psikimotor. Aktivitas dalam belajar dapat memberikan nilai tambah (added value) bagi peserta didik, sebagai berikut.

1. peserta didik memiliki kesadaran( awareness) untuk belajar sebagai wujud adanya motivasi internal ( driving force) ntuk belajar sejati.

2. peserta dididk mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri, yang dapat memberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang integral. 3. peserta didik belajar dengan menurut minat dan kemampuanya.

4. menumbuhkembangkan skap disiplin dan suasana belajar yang demokratis di kalangan peserta didik.

5. pembelajaran dilaksanakan secara konkret sehingga dapat menumbuhkembangkan pemahaman dan berfikir kritisserta menghindarkan terjadinya verbalisme.

6. menumbuhkembangkan sikap kooperatif di kalangan peserta didik sehingga sekolah menjadi hidup, sejalan, dan serasi dengan kehidupan masyarakat disekitarnya.


(22)

Hamalik (2001: 172), menggolongkan aktivitas yang melibatkan fisik dan mentalsebagai berikut:

a. kegiatan visual, yang didalamnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain.

b. kegiatan lisan (oral), seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberikan saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi.

c. kegiatan mendengarkan, seperti mendengarkan uraian percakapan, diskusi, musik, dan pidato.

d. kegiatan menulis, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket dan menyalin.

e. kegiatan menggambar, seperti menggambar, membuat grafik, peta, dan diagram.

f. kegiatan metrik, seperti melakukan percobaan, membuat kontruksi model, mereparasi, bermain, berkebun, dan beternak.

g. kegiatan mental seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, dan cara mengambil keputusan. h. kegiatan emosional, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,


(23)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Tegineneng pada bulan Februari semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap tahun pelajaran 2012/ 2013 yang terdiri dari 4 kelas. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIA sebagai kelas eksperimen yang

berjumlah 36 siswa dan siswa kelas VII C sebagai kelas kontrol yang

berjumlah 34 siswa, yang diambil dengan mengunakan teknik cluster random sampling.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain pre tes-post tes kelompok tak ekuivalen. Dimana dalam penelitian ini terdapat dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan kondisi kelas yang homogen. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan mengunakan


(24)

model pembelajaran kooperatif tipe STAD sedang pada kelas kontrol diberi perlakuan dengan mengunakan metode diskusi. Dan tiap kelas diberikan pre tes serta post tes yang sama, kemudian hasilnya dibandingkan.

Struktur desain penelitian ini sebagai berikut :

Kelompok Pre tes Perlakuan Pos tes

I O1 X O2

II O1 C O2

Keterangan :

I = Kelompok eksperimen II = Kelompok kontrol O1 = Pretes O2 = Postes

X = Pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD C = Pembelajaran dengan metode diskusi

(dimodifikasi dari Hadjar, 1999: 335)

Gambar 2. Desain pretes-postes kelompok tak ekuivalen

D. Prosedur Penelitian

Terdapat dua tahapan dalam penelitian ini, yaitu pra penelitian dan

pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Prapenelitian

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam prapenelitian, sebagai berikut : 1. melakukan observasi ke sekolah tempat dilaksanakannya penelitian

untuk medapatkannya informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.


(25)

2. menetapkan sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3. membuat perangkat pembelajaran yaitu berupa Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS). 4. membuat instrument evaluasi yaitu soal pretes/ postes berupa soal

pilihan jamak yang berjumlah 10 soal serta lembar observasi aktivitas siswa.

5. membentuk kelompok yang heterogen berdasarkan jenis kelamin, suku dan nilai akademik semester ganjil.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk kelas eksperimen dan metode diskusi untuk kelas kontrol. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama membahas sub materi pokok bernapas, memerlukan makan, bergerak dan iritabilita. Pertemuan kedua membahas sub materi pokok tumbuh dan berkembang, berkembang biak, adaptasi dan mengeluarkan zat sisa. Adapun langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

a. Kelas Eksperimen (menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD)

1) Pendahuluan

a) Siswa diberikan pretes mengenai materi Ciri-ciri Makhluk Hidup.


(26)

c) Siswa diberikan apersepsi dan motivasi oleh guru.

2) Kegiatan Inti

a) Siswa diminta untuk duduk dalam kelompok, yang sudah ditentukan sebelumnya oleh guru.

b) Siswa disajikan materi secara singkat meliputi garis besar dari materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup .

c) Guru membagikan LKS kepada kelompok belajar. d) Siswa diberikan petunjuk oleh guru mengenai cara

mengerjakan LKS.

 Tugas dikerjakan secara berkelompok, setiap anggota kelompok harus membantu satu sama lain dan bertanggung jawab agar setiap anggota kelompoknya memahami materi yang dipelajari karena keberhasilan individu mempengaruhi keberhasilan kelompok. e) Siswa dibimbing dalam kerja kelompok untuk berdiskusi

menyelesaikan tugasnya dengan waktu yang ditentukan f) Guru meminta setiap kelompok mengumpulkan LKS-nya g) Guru menunjuk salah satu kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi, dan memberikan

kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapinya. h) Guru membahas kembali LKS dan membenahi jawaban yang


(27)

3) Penutup

a) Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk menanyakan konsep materi yang belum dipahami pada materi yang dibahas hari itu.

b) Siswa dibantu oleh guru dalam menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

c) Siswa diberikan postest pada pertemuan ke-2.

d) Kelompok belajar terbaik diberikan penghargaan oleh guru pada pertemuan ke-2.

b. Kelas Kontrol (menggunakan metode diskusi)

1) Pendahuluan

a) Siswa diberikan pretes mengenai materi Ciri-ciri Makhluk Hidup.

b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. c) Siswa diberikan apersepsi dan motivasi oleh guru.

2) Kegiatan inti

a) Siswa dibimbing oleh guru dalam pembentukan kelompok b) Siswa diberi materi secara singkat mengenai Ciri-ciri

Makhluk Hidup.


(28)

d) Siswa dibimbing dalam kerja kelompok untuk berdiskusi menyelesaikan tugasnya dengan waktu yang ditentukan. e) Guru meminta setiap kelompok mengumpulkan LKS-nya f) Guru menunjuk salah satu kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi, dan memberikan

kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapinya. g) Guru membahas kembali LKS dan membenahi jawaban yang

telah diberikan siswa. 3) Kegiatan penutup

a) Siswa dibantu oleh guru untuk menyimpulkan materi tentang materi yang telah dipelajari.

b) Siswa diberikan instruksi untuk membaca dan mencari literature tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya. c) Siswa diberikan postes pada pertemuan ke-2.

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

1. Jenis Data

Jenis data penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah penguasaan materi siswa yang diperoleh dari hasil pretes dan postes. Menurut Loranz (2008:3) bahwa penguasaan materi dapat ditinjau berdasarkan perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (N-Gain).


(29)

Gain yang dinormalisasi (N-Gain) dapat dihitung dengan formula Hake sebagai berikut :

100 X Y Z Y X Gain N     Keterangan :

X= Nilai postes tiap individu Y= Nlai pretes tiap individu Z= Skor maksimum

Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun aktivitas yang diamati adalah kemampuan mengemukakan pendapat atau ide, melakukan kegiatan diskusi, mempresentasikan hasil diskusi kelompok, menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan.

2. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Pretes dan Postes

Data penguasaan materi siswa berupa nilai pretes diambil pada pertemuan pertama diawal pembelajaran, sedangkan postes diambil pada akhir pertemuaan kedua, baik dikelas eksperimen maupun kelas kontrol. Bentuk soal adalah pilihan jamak berjumlah 10 soal. Teknik penskoran nilai yaitu :


(30)

100

X N

R

S

Keterangan :

S = Nilai yang diharapkan

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut

(Purwanto, 2008: 112)

b. Lembar observasi

Pada lembar observasi ini berisi tentang semua aspek aktivitas yang diamati ketika proses pembelajaran berlangsung. Setiap siswa diamati poin kegiatannya selama proses pembelajaran berlangsung dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.

F. Teknik Analisis Data

1. Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Setiap siswa diamati point kegiatan yang dilakukan sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Langkah pengolahan data aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut :


(31)

a. Mengisi lembar aktivitas siswa Tabel 2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Catatan: Berilah tanda checklist () pada setiap item yang sesuai (dimodifikasi dari Carolina, 2010:29)

Keterangan :

A. Kemampuan mengemukakan pendapat/ide : 1. Tidak mengemukakan pendapat/ ide.

2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan pembahasan.

3. Mengemukakan pendapat/ ide sesuai dengan pembahasan. B. Melakukan kegiatan diskusi :

1. Diam saja, tidak melakukan diskusi dalam kelompok.

2. Melakukan diskusi, tapi kurang tepat dan tidak sesuai dengan permasalahan.

3. Melakukan diskusi dengan tepat dan sesuai dengan permasalahan.

C. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok :

1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok yang sistematis, dan tidak dapat menjawab pertanyaan.

2. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan cara yang kurang sistematis, menjawab pertanyaan dengan benar.

3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi dengan cara sistematis, menjawab pertanyaan dengann benar dan ilmiah.

No Nama

Aspek Yang Diamati

A B C D

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1

2 3 dst.


(32)

D. Mengajukan pertanyaan

1. Tidak mengemukakan pertanyaan.

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan.

3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan.

a. Menghitung rata–rata persentase aktivitas

Rata–rata persentase aktivitas belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus :

100 x

n x

X

i

Keteangan : X = Rata-rata skor aktivitas siswa ∑xi = Jumlah skor yang diperoleh

n = Jumlah skor maksimum (Sudjana, 2002 : 69)

c. Menafsirkan atau menentukan kategori persentase aktivitas siswa sesuai dengan klasifikasi pada tabel berikut :

Tabel 3. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa Interval (%) Kategori 0,00 – 29,99 Sangat

Rendah 30,00 – 54,99 Rendah 55,00 – 74,99 Sedang 75,00 – 89,99 Tinggi

90,00 – 100,00

Sangat Tinggi Dimodifikasi dari Hake (dalam Belina, 2008:37)


(33)

2. Penguasaan materi

Pada kelas (kelompok) eksperimen dan kontrol dianalisis dengan mengunakan uji t dengan program SPSS 17 yang data penelitiannya berupa nilai pretes, postes, dan skor gain, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa :

a) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program SPSS versi 17.

1. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

2. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk

harga yang lainnya (Pratisto, 2004:5).

b) Uji kesamaan dua varians

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan Uji Barlett melalui program SPSS versi 17.

1) Rumusan Hipotesis

H0 = kedua data mempunyai varians yang sama


(34)

2) Kriteria Uji Jika χ2

hit< χ 2 tab sehingga Ho diterima

Jika χ2

hit> χ 2 tab sehingga Ho ditolak (Pratisto, 2004:71).

c). Pengujian hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji-t (uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata) atau menggunakan uji Mann-Whitney U melalui program SPSS versi 17.

Uji-t digunakan apabila sampel berdistribusi normal.  Uji Kesamaan Dua Rata-rata

1. Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama

H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama

2. Kriteria Pengujian

Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima.

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak (Pratisto,

2004: 13).

 Uji Perbedaan Dua Rata-rata 1. Hipotesis

H0 = rata-rata N-gain pada kelas eksperimen sama dengan kelas

kontrol.

H1 = rata-rata N-gain pada kelas eksperimen lebih tinggi dari

kelas kontrol. 2. Kriteria Pengujian

Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima.

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto,


(35)

Pengujian Hipotesis dengan Uji Mann-Whitney U

Uji-u digunakan apabila sampel tidak berdistribusi normal. 1) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama

H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama

2) Kriteria Pengujian

- Jika –Ztabel < Zhitung < Ztabel atau p-value > 0,05, maka H0

diterima

- Jika Zhitung < -Ztabel atau Zhitung > Ztabel atau p-value < 0,05,


(36)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Penggunaan model pembelajaran STAD berpengaruh signifikan terhadap

penguasaan materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup.

2. Penggunaan model pembelajaran STAD berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa

B.Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyarankan :

1. Model pembelajaran STAD sebagai salah satu alternatif dalam memilih model pembelajaran, untuk meningkatkan penguasaan materi pokok Cir-ciri Makhluk Hidup dan berbagai ilmu lainnya.

2. Memperhatikan pembagian waktu yang tepat dalam kegiatan inti khususnya pada kegiatan diskusi kelompok, agar pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat diterapkan dengan baik.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L., David, K., Peter, A., Kathleen, C., Ricard, M., Paul, P., James, R., dan Merlin, W. 2000. A Taxonomy For Learning, Teaching, ans Assesing, (A Revision of Bloom Taxonomy of Educational Objectives, Abridged

Edition). Longman: Newyork

Arikunto, S. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara.

.

Belina, W. W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung.

BSNP. 2006. Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Daryanto, H. 1999. Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Rieneka Cipta.

Djamrah, S.B. 2002. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta. Rineka Cipta.

Hadjar. 1999. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan. Grasindo. Jakarta.

Hartatik. 2006. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Siswa. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.

Lie, A. 2008. Cooperative Learning. PT Grasindo. Jakarta.

Loranz, D. 2008. Gain Skor. Google.http://www.tmcc.edu./vp/acstu/assasment/ downloads/documents/reports/archives/discipline/0708/SLOAPHYSDisipline Rep0708.pdf.23 Agustus 20011: 11.45.


(38)

Merfanti, S. 2008. Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran PKN Melalui Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Materi Sistem Hukum

Nasional di Kelas Xa SMAN 2 Pontianak. Jurnal Pendidikan. Halaman:3. http://one.indoskripsi.com/ (online) (30 Maret 2013)

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Panduan Praktis). Remaja Rodaskarya: Jakarta.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan Dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

Purwanto, M. Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Riyanto, Y. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Kencana. Jakarta.

Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Grafindo Persada: Jakarta.

Sari, A.Y. 2007. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. (Skripsi). UNILA. Bandar Lampung. Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester. Bumi

Aksara. Jakarta.

Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning ( Theory, Research and Practice) Second Edition. Allyn and Bacon. Boston.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.

Sudjana, N dan Rivai, A. 2010. Media Pembelajaran. Sinar Baru Algesindo: Bandung.

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Eka Cipta. Yogjakarta Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta.


(1)

2. Penguasaan materi

Pada kelas (kelompok) eksperimen dan kontrol dianalisis dengan mengunakan uji t dengan program SPSS 17 yang data penelitiannya berupa nilai pretes, postes, dan skor gain, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa :

a) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program SPSS versi 17.

1. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal 2. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Pratisto, 2004:5).

b) Uji kesamaan dua varians

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan Uji Barlett melalui program SPSS versi 17.

1) Rumusan Hipotesis

H0 = kedua data mempunyai varians yang sama H1 = kedua data mempunyai varians berbeda


(2)

2) Kriteria Uji Jika χ2

hit < χ 2 tab sehingga Ho diterima Jika χ2

hit> χ 2 tab sehingga Ho ditolak (Pratisto, 2004:71).

c). Pengujian hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji-t (uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata) atau menggunakan uji Mann-Whitney U melalui program SPSS versi 17.

Uji-t digunakan apabila sampel berdistribusi normal.  Uji Kesamaan Dua Rata-rata

1. Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama 2. Kriteria Pengujian

Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima.

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 13).

 Uji Perbedaan Dua Rata-rata 1. Hipotesis

H0 = rata-rata N-gain pada kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol.

H1 = rata-rata N-gain pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.

2. Kriteria Pengujian

Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima.

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:10).


(3)

Pengujian Hipotesis dengan Uji Mann-Whitney U

Uji-u digunakan apabila sampel tidak berdistribusi normal. 1) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama 2) Kriteria Pengujian

- Jika –Ztabel < Zhitung < Ztabel atau p-value > 0,05, maka H0 diterima

- Jika Zhitung < -Ztabel atau Zhitung > Ztabel atau p-value < 0,05, maka H0 ditolak (Martono, 2010:158).


(4)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Penggunaan model pembelajaran STAD berpengaruh signifikan terhadap

penguasaan materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup.

2. Penggunaan model pembelajaran STAD berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa

B.Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyarankan :

1. Model pembelajaran STAD sebagai salah satu alternatif dalam memilih model pembelajaran, untuk meningkatkan penguasaan materi pokok Cir-ciri Makhluk Hidup dan berbagai ilmu lainnya.

2. Memperhatikan pembagian waktu yang tepat dalam kegiatan inti khususnya pada kegiatan diskusi kelompok, agar pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat diterapkan dengan baik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L., David, K., Peter, A., Kathleen, C., Ricard, M., Paul, P., James, R., dan Merlin, W. 2000. A Taxonomy For Learning, Teaching, ans Assesing, (A Revision of Bloom Taxonomy of Educational Objectives, Abridged

Edition). Longman: Newyork

Arikunto, S. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara.

.

Belina, W. W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung.

BSNP. 2006. Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Daryanto, H. 1999. Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Rieneka Cipta.

Djamrah, S.B. 2002. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta. Rineka Cipta.

Hadjar. 1999. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan. Grasindo. Jakarta.

Hartatik. 2006. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Siswa. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.

Lie, A. 2008. Cooperative Learning. PT Grasindo. Jakarta.

Loranz, D. 2008. Gain Skor. Google.http://www.tmcc.edu./vp/acstu/assasment/ downloads/documents/reports/archives/discipline/0708/SLOAPHYSDisipline Rep0708.pdf.23 Agustus 20011: 11.45.


(6)

Merfanti, S. 2008. Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran PKN Melalui Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Materi Sistem Hukum

Nasional di Kelas Xa SMAN 2 Pontianak. Jurnal Pendidikan. Halaman:3. http://one.indoskripsi.com/ (online) (30 Maret 2013)

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Panduan Praktis). Remaja Rodaskarya: Jakarta.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan Dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

Purwanto, M. Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Riyanto, Y. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Kencana. Jakarta.

Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Grafindo Persada: Jakarta.

Sari, A.Y. 2007. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. (Skripsi). UNILA. Bandar Lampung. Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester. Bumi

Aksara. Jakarta.

Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning ( Theory, Research and Practice) Second Edition. Allyn and Bacon. Boston.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.

Sudjana, N dan Rivai, A. 2010. Media Pembelajaran. Sinar Baru Algesindo: Bandung.

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Eka Cipta. Yogjakarta Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VII SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung Semester Genap T

0 11 72

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS TERHADAP HASIL BELAJAR DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Terbanggibesar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 14 68

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS

3 7 66

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI PADA MATERI POKOK FUNGI (Kuasi Eksperimen Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah

2 6 57

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP PENGUASAAN MATERI DAN AKTIVITAS SISWA (Studi Quasi Eksperimen Kelas VII SMP Negeri 2 Tegineneng Tahun Ajaran 2012/2013 )

0 9 38

PENGARUH MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK VERTEBRATA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung S

0 2 60

PENGARUH MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK VERTEBRATA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung S

1 8 76

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MANUSIA (Studi Eksperimental Semu pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Natar Lam

0 8 55

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MANUSIA (Studi Eksperimental Semu pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Natar Lam

0 3 56

KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) PADA SISWA SMP

0 0 8