Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

88 kemudian dipakai sebagai bahan untuk melakukan revisi draf model dan uji coba selanjutnya. Hal ini seperti diungkapkan oleh Nana Sujana dan Ibrahim 2009:126 Bahwa data kualitatif bisa disusun dan langsung ditafsirkan untuk menyusun kesimpulan penelitian. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel penelitian yang diperoleh melalui hasil-hasil pengukuran untuk melihat perbedaan hasil belajar serta dampak dan efektifitas pelaksanaan model pembelajaran kontekstual melalui uji coba terbatas dan uji coba luas. Data kuantitatif yang diperoleh dalam proses uji coba, yaitu hasil penilaian melalui pretes dan postes. Data kuantitatif tersebut dianalisis dengan Uji t dengan software SPSS 16 untuk melihat kelayakan, keampuhan, pengaruh serta efektifitas penggunaan model pembelajaran kontekstual yang dihasilkan terhadap pengusaan materi keterampilan menulis dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pengujian dilakukan dengan melihat perbedaan nilai rata-rata antar pretes dan postes sebelum dan sesudah dilaksanakan perlakukan model kemudian untuk melihat kestabilan model dilakukan analisis perbedaan rata-rata nilai antarpostes pada setiap putaran. Berdasarkan penjelasan di atas maka data yang dihasilkan secara kualitatif yang didapat dari setiap tahapan penelitian setelah dilakukan kategorisasi ditafsirkan secara langsung oleh peneliti untuk menarik suatu kesimpulan dari temuan hasil penelitian. 251

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan temuan dan hasil analisis data pada kegiatan studi pendahuluan, uji coba terbatas, dan uji coba luas, pada bab ini akan dibahas tentang kesimpulan dan rekomendasi. Melalui simpulan ini diharapkan dapat diketahui secara garis besar hasil penelitian yang telah dilakukan. Kemudian untuk melihat hal-hal yang memungkinkan dapat dilakukan oleh peneliti pada masa berikutnya, maka perlu dicantumkan beberapa rekomendasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam kegiatan penelitian. 1. Kondisi pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia yang berlangsung selama ini untuk meningkatkan kemampuan menulis pada umumnya masih berorientasi kepada pola pengajaran konvensional yang selama ini digunakan. Hal ini dapat dilihat dari pandangan siswa dan guru yang diberikan melalui jawaban angket yang diedarkan pada studi pendahuluan dan didukung hasil observasi lapangan. Beberapa aspek dalam proses pembelajaran yang mencerminkan pola lama, yaitu : 1 Muatan materi pelajaran lebih banyak berisikan konsep dan teori yang abstrak, kurang memperhatikan manfaat bagi siswa. 2 Komunikasi dalam proses pembelajaran cenderung bersifat satu arah, dan aktivitas kelompok kurang diperhatikan. 3 Guru mendominasi kegiatan pembelajaran, siswa masih terkesan pasif hanya sebagai penerima materi yang disampaikan. 4 Pemilihan topic menulis ditentukan oleh guru berdasarkan buku sumber yang dipakai. 5 Waktu belajar siswa sebagian 252 besar dipergunakan untuk mengerjakan tugas dari buku, mendengar ceramah, dan mengisi latihan secara individual. 6 Pembelajaran hanya terjadi dalam kelas. 7 Hasil belajar diukur melalui kegiatan akademik dalam bentuk tes dan ulangan harian. Siswa dalam belajarnya hanya menerima informasi, latihan dalam bentuk tugas di rumah 2. Model desain pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan kemampuan menulis terdiri atas 3 komponen utama, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Komponen perencanaan meliputi 1 Merumuskan tujuan pembelajaran yang berorientasi pada SK-KD tentang aspek keterampilan menulis. 2 Topik kegiatan dan pengemasan materi sesuai dengan kompetensi dasar dikaitkan dengan kebutuhan peserta didik. 3 Menentukan sumber belajar dan media pembelajaran yang relevan. 4 Merancang metode pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan model pembelajaran kontekstual. 5 Merancang kegiatan evaluasi. Komponen pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pembukaan, kegiatan inti sebagai aktualisasi dari komponen kontekstual dan kegiatan penutup pembelajaran. Komponen evaluasi berisikan desain evaluasi dalam bentuk tes awal, penilaian proses ditujukan terhadap partisipasi siswa dalam kelompoknya selama mengikuti kegiatan pembelajaran melalui partisipasi dalam diskusi dan persentasi hasil kerja kelompok dan tes hasil belajar. Model pembelajaran yang dihasilkan adalah Model Pembelajaran Kontekstual yang dapat digunakan dalam upaya meningkatkan kualitas kemampuan siswa dalam menulis. Model pembelajaran kontekstual

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI

6 102 237

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI PERBANDINGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA.

0 4 45

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Meningkatkan Kemampuan Menulis Deskripsi Dengan Model Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Boyolali Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 16

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Meningkatkan Kemampuan Menulis Deskripsi Dengan Model Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Boyolali Tahun Ajaran 2013/2014.

0 3 13

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN MENULIS: Suatu Penelitian dan Pengembangan Model Pembelajaran Menulis dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas.

0 7 21

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA SMA :Studi Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Provinsi Riau.

0 0 73

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASA;AH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SERUI PAPUA.

0 1 61

Niken Larasati S841102010

0 0 111

PENGEMBANGAN MODEL MISSOURI MATHEMATIC PROJECT DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERUANGAN SISWA.

0 0 53

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

0 0 14