Perancangan media informasi buku kaligrafi Islam

(1)

(2)

ii


(3)

(4)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Junaedi Mutakin

NIM : 51909088

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 19 Juli 1991

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

Jenjang : Strata 1

Fakultas : Desain

Alamat : Jl. Babakan Jati Mulya III RT03/RW11

Contact : 081809942283

Email : junaedijunjunet@yahoo.com

Riwayat Pendidikan

Tahun Pendidikan

1997-2003 SD Negeri Gumuruh VII

2003-2006 SMP Kartika X-1

2006-2009 SMK Negeri 4 Bandung


(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BUKU KALIGRAFI ISLAM

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2012-2013

Oleh :

Junaedi Mutakin 51909088

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

iv KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmatnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir dengan judul “Perancangan Media Informasi Buku Kaligrafi Islam” dengan sebaik-baiknya.

Laporan tugas akhir ini merupakan tugas dimana pokok utamanya adalah meneliti mengenai jenis kaligrafi Islam yang popular digunakan di Indonesia. Yang bertujuan untuk mempelajari masing-masing jenis kaligrafi Islam dan memahami cirri khas dari masing-masing jenis kaligrafi Islam secara lebih baik.

Dalam menyusun laporan tugas akhir ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami, namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang terdekat, sehingga penulis mampu menyelesaikannya. Oleh karena itu penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Ibu dan Ayah, atas semua doa dan bantuan finansial untuk menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

2. M. Syahril Iskandar, M.Ds selaku Dosen pembimbing 3. Teman-teman mahasiswa seperjuangan

Karena keterbatasan kemampuan, penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penyusun sangat berterima kasih atas saran dan kritik yang ada demi tercapainya kesempurnaan dalam laporan ini. Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua.

Bandung, Januari 2013


(7)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... ii

LEMBAR KETERANGAN HAK EKSLUSIF... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Rumusan Masalah ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Tujuan Perancangan ... 3

BAB II TINJAUAN SENI KALIGRAFI ISLAM DAN TINJAUAN UMUM BUKU 2.1 Tinjauan Seni Kaligrafi Islam ………...………….. 5

2.1.1 Pengertian Kaligrafi ... 5

2.1.2 Tokoh Kaligrafi Islam Dunia ... 6

2.1.3 Jenis-jenis Kaligrafi, ciri dan cara Menulis Kaligrafi ... 11

2.1.3.1 Kufi ... 11

2.1.3.2 Tsuluts ... 12

2.1.3.3 Naskhi ... 14

2.1.3.4 Riq’ah ... 15

2.1.3.5 Ijazah (Raihani) ... 16


(8)

viii

2.1.3.7 Farisi ... 18

2.1.3.8 Diwani Jali ... 20

2.1.3 Fenomena Buku Kaligrafi ... 21

2.2 Tinjauan Umum Buku ……..………...………22

2.2.1 Pengertian Buku ... 22

2.2.2 Pengertian Buku Bergambar ... 22

2.2.1 Jenis Buku Bergambar ... 22

2.2.1 Elemen-elemen Visual Gambar ... 23

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Strategi Perancangan ... 25

3.1.1 Pendekatan Komunikasi ...26

3.1.2 Strategi Kreatif ... 28

3.1.3 Strategi Media ... 29

3.2 Konsep Visual ... 30

3.2.1 Format Desain ... 31

3.2.2 Tata Letak (layout) ... 32

3.2.3 Tipografi ... 33

3.2.4 Ilustrasi ... 34

3.2.5 Warna ... 35

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA 3.1 Media Cetak ... 36

Daftar Pustaka ... 43 Lampiran


(9)

43 DAFTAR PUSTAKA

Buku

Aklam. (1992). Seni Kaligrafi Kontemporer. Pondok Pesantren Gontor: Darussalam Press.

Sirojuddin, D. (2000). Seni Kaligrafi Islam (2nd ed.). Bandung, PT Remaja Rosdakarya.

Guntur S.Sn. (2006) Pengertian Buku Bergambar. Bandung. Nurul Bayan.

Sudiana Dendi.(2009) Komunikasi Periklanan Cetak, Bandung, Remaja Karya.

Rustan Surianto. (2009) Layout, Dasar dan Penerapannya, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.

Papalia. D.E. & Olds. S. W. (1998) Human Development. (7th ed.). Newyork. McGraw-Hill.

Jurnal

Cristine Yuwono Elisabeth (2007). Pengaruh Gaya Kaligrafi Dalam Desain

Logotype. Tersedia di:

http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartementID=DKV [23 Oktober 2008]

Daniel M.Mendelowitz and Duante A.Wakeham, (2006) Pengertian Garis. Tersedia di: http://www.Garis.com [ 4 April 2009 ]

Website

CeshFabregas, (2011) pengertian ilustrasi.

Tersedia di:

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2107687-pengertian-ilustrasi/#ixzz2Uc83qheS [27 Januari 2011]


(10)

44 http://divanikaligrafi.com/mengenal-profil-tokoh-kaligrafi-islam-dunia/

(diakses pada 29 September 2012)

http://majlisdzikrullahpekojan.org/sains-islam/seni-dan-gaya-penulisan-kaligrafi.html

(diakses pada 19 Januari 2010)

http://hilyatulqalam.wordpress.com/2009/01/11/pengertian-kaligrafi/ (diakses pada 11 Januari 2009)


(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan kaligrafi terbagi menjadi tiga jenis yaitu kaligrafi huruf latin atau Roman, kaligrafi Arab dan kaligrafi Oriental (China, Jepang, Korea dan lainnya), darisegigeografis kaligrafi dibagi menjadi 2 wilayah besar yaitu Timur

(eastern) yang meliputi Asia Barat/Timur Tengah (Arab) dan Asia Timur/oriental

(China dan Jepang) serta wilayah Barat (western) yang meliputi Eropa dan Amerika.

Senikaligrafi adalah salah satu kebesaran senibu daya Islam yang memiliki ciri-ciri khas dalam catatan sejarah perkembangan kebudayaan Islam dari zaman ke zaman. Karya seni yang dikembangkan salah satunya adalah bentuk seni kaligrafi. Berkembangnya seni kaligrafi Islam hingga saat ini dikarenakan adanya tokoh-tokoh kaligrafi atau para khatat yang pada zaman dulu mampu mengembangkannya keberbagai daerah.

Di Indonesia, kaligrafi hadir sejalan dengan masuknya agama Islam melalui jalur perdagangan pada abad ke-7 M, lalu menyebar kepelosok nusantara sekitar abad ke-12 M. Pusat-pusat kekuasaan islam seperti di Sumatra, Jawa, Madura, Sulawesi, menjadi kawah candra dimuka bagi eksistensi kaligrafi dalam perjalanannya dari pesisir/pantai merambah kepelosok-pelosok daerah.

Pada masa permulaan islam di Indonesia, penampilan kaligrafi atau khat dapat dikatakan kurang menonjol, disebabkan karena penerapan kaligrafi yang sangat terbatas. Sehingga pada masa itu sebagian besar karya kaligrafi lebih mementingkan nilai-nilai fungsional dari pada nilai estetis. Dengan kata lain, nilai-nilai keindahan tulisan itu sendiri sebagai karya seni menjadi terabaikan.

Hingga saat ini perkembangan senikali grafi Islam di Indonesia telah berkembang pesat, dengan unsur-unsur garis, bentuk, warna, tekstur, dan unsure bentuk lainnya yang dibuat oleh seniman kaligrafi mampu memberikan nilai-nilai keindahan yang baru dalam seni kaligrafi di Indonesia sehingga seni kaligrafi penerepannya menjadi sangat luas dan tidak terbatas yang saat ini banyak


(12)

2 ditorehkan dalam bentuk seni kaligrafi lukisan, kerajinan, ketrampilan dan lain-lain.

Seni kaligrafi atau bisa dikenal dengan khat adalah seni tulisan indah yang di hasilkan oleh tangan. Dalam perkembangannya lukisan seni kaligrafi yang dibuat seorang seniman kaligrafi terkadang tidak menggunakan kaidah baku kaligrafi sehingga menjadi nilai keindahan tersendiri bagi sipembuat lukisan seni kaligrafi dan menjadi cirri khas seorang seniman kaligrafi, walaupun dalam perkembangan nyakaligrafi memiliki jenis-jenis tersendiri hal ini jelas menyimpang dari kaidah baku kaligrafi, namun kaligrafi ini mampu member nilai baru dalam seni lukis kaligrafi dan banyak disukai olah masyarakat di Indonesia sebagai kaligrafi kontemporer.

Ada beberapa jenis kaligrafi Islam yang biasanya orang banyak belum tahu dari cirri khas masing-masing jenis kaligrafi yang membedakan kaligrafi satu dengan yang lainnya, diantaranya jenis kaligrafi yang berkembang di Indonesia adalah kaligrafi Kufi, Tsuluts, Naskhi, Riq'ah, Ijazah(Raihani), Diwani, Diwani

Jali dan Farisi itulah penulisan kaligrafi yang sering digunakan dalam seni

kaligrafi murni.

Dalam pembuatan sebuah karya kaligrafi terdapat aturan dan teknik khusus penulisannya, pada pemilihan warna, bahan tulisan, medium, hingga pena dan memiliki cirri khas dari masing-masing jenis kaligrafi. Walaupun hanya belajar secara otodidak perbedaan dalam setiap jenis kaligrafi Islam dan cara menulis yang ada dalam senikali grafi Islam memang seharusnya terlebih dahulu di pelajari sehingga memiliki dasar yang menjadi keindahan dari kaligrafi atau seni menulis indah.

Banyak buku yang mengenalkan tentang kaligrafi Islam,namun buku yang sudah ada kebanyakan terlihat kaku danin formasi yang disampaikan hanya sebatas memperlihatkan contoh gambar dari jenis-jenis kaligrafi saja tanpa menjelaskan cirri dari masing-masing jenis kaligrafi dan penjelasannya kurang mudah dimengerti oleh pembaca. Idealnya remaja dan masyaraka tmengetahui dan memahami jenis-jenis kaligrafi Islam dan cirri dari masing-masing kaligrafi.

Dengan demikian dibutuhkan berupa media informasi yang lebih menarik dan mudah dipahami oleh remaja dan masyarakat tentang pengenalan jenis-jenis


(13)

3 kaligrafi Islam dan ciri yang terdapat pada setiap jenis kaligrafi sehingga dapat mengetahui cara pembuatan kaligrafi yang baik dan benar.

1.2 IdentifikasiMasalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, penyusun mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya pemahaman masyarakat tetang jenis dan ciri khas dari seni kaligrafi Islam.

2. Berkembangnya seni kaligrafi Islam kontemporer yang banyak disukai pecinta kaligrafi, namun kaidah pada kaligrafi jarang digunakan.

3. Sudah banyak buku yang mengenalkan tentang kaligrafi Islam, namun pengemasan pada buku terlihat kaku dan kurang menarik.

4. Adanya buku kaligrafi Islam namun tidak menjelaskan tentang cirri khas dari masing-masing jenis kaligrafi Islam

1.3 RumusanMasalah

Dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas, penyusun menentukan rumusan permasalahan yaitu:

Bagaimana menyampaikan informasi mengenai pengenalan senikali grafi Islam yang menarik bagi masyarakat agar mudah dipahami dan dimengerti.

1.4 BatasanMasalah

Dari identifikasi masalah dan rumusan masalah maka penelitian ini akan dibatasi dengan membahas tokoh seniman kaligrafi, cirri dari masing-masing jenis kaligrafi dan cara penulisannya dari 8 jenis-jenis kaligrafi islam yang umum digunakan di Indonesia yang ditujukan pada kalangan remaja di wilayah kota Bandung.

1.5 TujuanPerancangan

Dalam perancangan ini bertujuan memberikan informasi berupa:

 Menyampaikan informasi tentang pengenalan kaligrafi Islam kepada masyarakat agar mudah dipahami dan dimengerti.


(14)

4  Menyampaikan cara penulisan kaligrafi di setiap jenis kaligrafi Islam sehingga dapat memudahkan dalam membuatkarya kaligarafi Islam.

 Memberikan pengetahuan kepada anak remaja tentang ciri khas dari setiap jenis kaligrafi Islam dan tokoh-tokoh yang mengembangkan seni kaligrafi Islam.


(15)

5 BAB II

TINJAUAN SENI KALIGRAFI ISLAM DAN BUKU BERGAMBAR 2.1 Tinjuan Seni Kaligrafi Islam

2.1.1 Pengertian Kaligrafi

Kata kaligrafi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata kalio (kallos) berarti indah dan graphia (graphẽ) yang artinya tulisan. Kaligrafi merupakan tulisan indah yang dihasilkan oleh tangan. Secara umum kaligrafi dapat diartikan sebagai tulisan yang indah. Dalam bahasa Inggris, kaligrafi disebut dengan calligraphy dan dalam bahasa Arab disebut dengan khat.

Adapun definisi lebih lengkap dikemukakan oleh Syekh Syamsuddin Al-Akfani didalam kitabnya, Irsyad Al-Qasid, bab “Hasr Al‟Ulum” yaitu “kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan

bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letaknya, dan tata cara merangkainya menjadi sebuah tulisan yang tersusun atau apa yang ditulis di atas garis- garis, bagaimana cara menulisnya dan menetukan mana yang tidak perlu ditulis, menggubah ejaan yang perlu dugubah dan menetukan cara

bagaimana untuk menggubahnya” (Sirojuddin, 2000, h.3)

Kaligrafi atau dapat diartikan seni menulis indah, terbagi menjadi tiga jenis yaitu kaligrafi huruf latin atau Roman, kaligrafi Arab dan kaligrafi Oriental (China, Jepang, Korea). Dalam alam lingkup kebudayaan, kaligrafi dapat dilihat melalui dua aspek yaitu sisi kaligrafi sebagai aksara yang menjadi simbol penulisan huruf atau kata, dan aspek kedua adalah keberadaannya sebagai hasil dari proses estetika. Aspek pertama berarti kaligrafi berfungsi sebagai tulisan pada umumnya yang menampung gagasan dari penulisnya. Aspek kedua berarti kaligrafi berkaitan dengan estetika atau keindahan.

Kaligrafi dibagi menjadi 2 wilayah besar yaitu Timur (eastern) yang meliputi Asia Barat/Timur Tengah (Arab) dan Asia Timur/oriental (China dan Jepang) serta wilayah Barat (western) yang meliputi Eropa dan Amerika.


(16)

6 Kaligrafi di wilayah Timur (eastern) perkembangannya lebih pesat dibanding dengan wilayah Barat (western). Ada tiga jenis kaligrafi yang menonjol di dunia, yaitu kaligrafi Islam/Arab, kaligrafi Cina dan kaligrafi Jepang. Namun yang paling menonjol dan berkembang adalah kaligrafi Islam/Arab.

Kaligrafi Islam/Arab ini diciptakan dan dikembangkan oleh kaum Muslim sejak kedatangan Islam, kemudian berkembang pesat sejak bangsa Arab memeluk agama Islam. Dapat dikatakan bahwa kaligrafi berkembang bersamaan dengan mulai dikenalnya huruf.

Kaligrafi merupakan tulisan tangan yang indah sebagai hiasan. Definisi kaligrafi semacam itu sangatlah umum, maka kaligrafi dipersempit lingkupnya menjadi kaligrafi Islam. Sekilas kaligrafi Arab juga tepat, namun apabila diteliti lebih dalam, ternyata Arab tidak identik dengan Islam. Kaligrafi Islam merupakan bahasa yang paling tepat untuk mengidentikkan kaligrafi dengan Islam. Kaligrafi Islam menggunakan bahasa Arab. Sebagai bahasa yang memiliki karakter huruf yang lentur dan artistik, huruf Arab menjadi bahan yang sangat kaya untuk penulisan kaligrafi.

Kaligrafi Islam sangat berkaitan dengan Al-Qur‟an dan Hadist, karena sebagian besar tulisan indah dalam bahasa Arab menampilkan ayat-ayat Al-Qur‟an atau Hadist Nabi Muhammad SAW.

2.1.2 Mengenal Tokoh Kaligrafi Islam Dunia

Dalam (www.divanikaligrafi.com, 2012) Berkembangnya kaligrafi hingga menjadi kesenian Islam yang mendunia tidak terlepas dari kiprah kaligrafer-kaligrafer handal di masa lalu. Merekalah tokoh-tokoh yang mendedikasikan seumur hidupnya dalam mempelajari dan mengajarkan seni kaligrafi Islam di dunia Islam. Sebagian karya-karya mereka masih dapat kita jumpai dalam berbagai literatur dan referensi kaligrafi Arab. Peran serta mereka dalam perkembangan dan pelestarian seni kaligrafi Islam tak dapat dipisahkan dari sejarah kaligrafi Islam itu sendiri.


(17)

7 Kontribusi nyata dari perjuangan mereka masih dapat kita nikmati hingga saat ini.

Sejumlah nama terus dikagumi dan ikut mendunia bersama kaligrafi yang mereka lahirkan. Diantara seniman-seniman aksara itu

adalah Ibnu Muqlah, Ibnu Bawwab, Yaqut Al musta‟simi, Hamdullah (Ibn

Syaikh), Hafidh Ustman, Musthafa Al- Raqim, Hamid Al-Amidi, dan Hasyim Muhammad Al-Bagdadi.

Ibnu Muqlah

Kaligrafer yang lahir pada 887 M ini merupakan seorang wazir (menteri) pada masa Khilafah Abbasiyah. Kemampuan kaligrafinya ia dapatkan atas bimbingan Al-ahwal Al-Muharrir. Karena kemahirannya

dalam menulis kaligrafi Ibnu Muqlal dikenal sebagai “Imam Al-khaththathin” atau “bapak kaligrafer”.

Salah satu keberhasilan Ibnu Muqlal dalam kaligrafi adalah dalam mengangkat gaya tulisan Naskhi menjadi Khat Kufi, selain juga menekuni

Khat Tsuluts. Sumbangan Ibnu Muqlal dalam dunia kaligrafi bukan pada

penemuan gaya melainkan dalam pemakaian kaidah-kaidah sistematis, terutama untuk KhatNaskhi.

Ibnu Bawwab

Merupakan putra seorang penjaga pintu istana di Baghdad yang menghafal Alquran dan melukiskanya dalam 64 eksemplar. Salah satunya ia tulis dengan gaya Raihani dan disimpan di sebuah masjid di Istambul. Dialah penemu dan pengembang gaya KhatRaihani dan Muhaqqah, serta salah satu penerus gaya Naskhi yang di usung ibnu muqlah.

Yaqut Al-Musta’simi

Seorang kepala perpustakaan Al-Mistan Syiriyah di Baghdad yang memiliki julukan jamaluddin dan akbar disapa Abu Durra atau Abu Al-majid. Kaligrafer yang juga panyair ini mengembangkan metode baru


(18)

8 penulisan huruf arab serta memelopori penulisan menggunakan bambu yang dipotong miring sebagai pena.

Yaqut dikenal melalui filsafatnya tentang kaligrafi, “Al-khaththu handasatun ruhaniyyatun dhaharat di alatin jasmaniyyatin (kaligrafi adalah

geometri spiritual yang diekspresikan melalui alat jasmani).” Berkat

kelihaiannya, gaya Khat Tsuluts berkembang menjadi bentuk ornamental yang dekoratif.

Ibnu Syekh (Syekh Hamdullah Al-Amasi)

Merupakan salah satu maestro kaligrafi terbesar sepanjang sejarah Utsmani dan menjadi kiblat para kaligrafier-kaligrafier pada masa itu. Pada zamannya, Sultan Bayazid II (sultan Utsmani yang memerintah pada 1481-1512 M) belajar kaligrafi padanya dan karya-karya yang

ditinggalkannya menjadi “rumus” bagi pengembangan penulisan khat selanjutnya.

Hafiz Ustman (Ustman Ibnu Ali)

Berjuluk Al-Hafiz karena telah menghafal Al-quran sejak masih muda. Kepandaian kaligrafi yang menekuni gaya Khat Tsuluts dan Naskhi ini tampak dalam karyanya yang berjudul Hiliyah (sebuah deskripsi tentang Nabi Muhammad). Selain itu, ia berhasilmenulis 25 mushaf Al-Qur‟an yang inskripsinya tersebar di seluruh Istanbul, Turki.

Musthafa Al-Raqim

Bakat menulisnya telah Nampak sejak ia masih kecil. Ia mempelajari Khat Naskhi dan Tsuluts dari kakeknya dan menjadi penulis Kesultanan Utsmani pada pemerintahan Salim III. Kemudian ia diangkat sebagai Kepala Departemen Seni Lukis Kesultanan.

Selain itu, Al-Raqim juga menjadi guru Sultan Salim II dan Mahmud II. Kepandaiannya membuat seorang kaligrafi menulis


(19)

9 Michaelangelo sebagai pelukis kita seharusnya bangga dengan Al-Raqim

sebagai kaligrafer yang jenius”.

Hamid Al-Amidi

Gambar II.1 Hamid Al-Amidi

sumber :http://divanikaligrafi.com/mengenal-profil-tokoh-kaligrafi-islam-dunia/ (29-Septembe-2012)

Kaligrafer yang menetap di Istambul sejak usia 15 tahun dan belajar tentang hukum-hukum kaligrafi dan cabang seninya. Dialah penulis kaligrafi pada dinding-dinding beberapa gedung terkenal dan penting di Istambul.

Enam bulan sebelum wafat, Pusat Penelitian Sejarah Dan Seni di

Turki mengadakan pemutaran film documenter berjudul “Hamid Al

-Khattath” atau “Hamid Sang Kaligrafer” yang tersebar di beberapa Negara

termasuk Mesir. Selain menjadi Inspirator bagi kaligrafer setelahnya Hamid Al-Amidi juga pernah member ijazah kepada beberapa khattath ternama. Diantaranya adalah dua ijazah kepada Hasyim Muhammad Al-Baghdadi (pada 1950 dan 1952).


(20)

10 Hasyim Muhammad Al-Bagdadi

Gambar II.2 Hasyim Muhammad Al-Bagdadi

sumber :http://divanikaligrafi.com/mengenal-profil-tokoh-kaligrafi-islam-dunia/ (29-September-2012)

Dilahirkan di Baghdad pada 1917, Hasyim telah mempelajari kaligrafi sejak usia remaja. Usia memperoleh gelar Diploma dari Mulla

„Ali Al-Fadli pada tahun 1943 ia meneruskan studinya di Royal Institute of Calligraphy Kairo dan lulus pada 1944. Di tahun yang sama, ia memperoleh ijazah dari kedua kaligrafer terkenal, Sayyid Ibrahim dan Muhammad Husni.

Seorang kaligrafer ternama lainnya, Hamid Al-Amidi, pada 1952 mengukuhkan Hasyim Muhannad Al-Baghdadi sebagai penulis khat terbaik di dunia islam. Hasyim yang pernah menerbitkan buku tentang gaya penulisan Al-Riq‟ah pada tahun 1946 juga dikenal sebagai penulis naskah terbaik dalam gaya Tsuluts.

Tahun 1960, Hasyim dinobatkan sebagai pen-tashih kaligrafi Arab

di Institute of Fine Art di Baghdad, lalu sebagai Ketua Bahgian Dekorasi

Islam dan kaligrafi Arab. Ia menghembuskan nafas terakhirnya pada 1973, setahun setelah menerbitkan sebuah buku koleksi khath miliknya berjudul

Qawaidh Khatthil Araby“” (Kaidah Penulisan Khath Arab)”. Hingga kini


(21)

11 fenomenal dan dijadikan referensi bagi pelajar kaligrafi Arab di dunia Islam.

2.1.3 Jenis-jenis Kaligrafi dan Kaidah Menulis Kaligrafi

Dalam perkembangan sejarah kaligrafi Islam, telah beragam jenis-jenis tuisan yang muncul dalam kaligrafi Islam. Kaligrafi Islam telah menghasilkan beberapa jenis tulisan yang populer di dunia Islam. Ada delapan gaya penulisan kaligrafi yang populer yang dikenal oleh para pecinta seni kaligrafi (www.majlisdzikrullahpekojan.org, 2010)

2.1.3.1 Kufi

Gambar II.3 Khat Kufi

Sumber :http://www.majlisdzikrullahpekojan.org/ (28-Juni-2010) Gaya penulisan kaligrafi ini banyak digunakan untuk penyalinan Alquran periode awal. Karena itu, gaya Kufi ini adalah model penulisan paling tua di antara semua gaya kaligrafi. Gaya ini pertama kali berkembang di Kota Kufah, Irak, yang merupakan salah satu kota terpenting dalam sejarah peradaban Islam sejak abad ke-7 M. Gaya penulisan kaligrafi yang diperkenalkan oleh Bapak Kaligrafi Arab, Ibnu Muqlah, memiliki karakter huruf yang sangat kaku, patah-patah, dan sangat formal. Gaya ini kemudian berkembang menjadi lebih ornamental dan sering dipadu dengan ornamen floral.


(22)

12 Gambar II.4 Cara Penulisan Khat Kufi

(Sumber : dokumentasi pribadi) 2.1.3.2 Tsuluts

Gambar II.5 Khat Tsulust

Sumber :http://www.majlisdzikrullahpekojan.org/ (28-Juni-2010) Seperti halnya gaya Kufi, kaligrafi gaya Tsuluts diperkenalkan oleh Ibnu Muqlah yang merupakan seorang menteri (wazii) di masa Kekhalifahan Abbasiyah. Tulisan kaligrafi gaya Tsuluts sangat ornamental, dengan banyak hiasan tambahan dan mudah dibentuk dalam komposisi tertentu untuk memenuhi ruang tulisan yang tersedia. Karya


(23)

13 kaligrafi yang menggunakan gaya Tsuluts bisa ditulis dalam bentuk kurva, dengan kepala meruncing dan terkadang ditulis dengan gaya sambung dan interseksi yang kuat. Karena keindahan dan keluwesannya ini, gaya Tsuluts banyak digunakan sebagai ornamen arsitektur masjid, sampul buku, dan dekorasi interior.

Gambar II.6 Cara Penulisan Khat Tsuluts (Sumber : dokumentasi pribadi) Drs. D. Sirojuddin AR (2000) berpendapat bahwa:

Khat Tsuluts memiliki beberapa huruf tertentu yang perlu mendapat perhatian khusus ketika menulisnya, yaitu alif tunggal

(mufrad), ‘ain, fa, qaf, wawu, dan ha’ akhir (nihaiyah). Penjelasannya

sebagai berikut :

Alif Mufrad dan kemahiran melukisnya terpusat pada kepala

huruf, dimulai dengan gerakan pena dalam bentuk seperti ini ( ),

kemudian dipoles dengan kepala pena yang lancip, bukan pena yang digunakan untuk menulis kepala huruf, seperti ini ( ), sehingga huruf tampak dengan bentuknya yang diinginkan.


(24)

14

Huruf „ain, penulisannya dimulai dalam bentuk sabit (hilal) atau seperti lengkung bulu mata (hajib), menggunakan kepala pena dalam bentuk seperti ( ) kemudian diisi dengan pena yang sama ( ) dan huruf disempurnakan menjadi seperti dalam petunjuk gambar.

Kepala fa, qaf, dan wawu memiliki ukuran yang sama, ditulis dengan lembar penuh pena, seperti bentuk ini ( ), kemudian bulatan huruf diteruskan dengan ujung pena atau dengan pena lain yang sangat lancip

Ha‟akhir maksudnya yang bersambung diakhir kata, pertama-tama dibuat seperti ini ( ), kemudian sepertiga pena diangkat untuk mengisi bagian (X) sehingga hasilnya berbentuk ( ) dimana bagian akhir (ujung) huruf lebih tipis dari pada bagian permulaannya. Demikian pula untuk melukis lafaz jalalah dengan hanya sedikit perbedaan dalam lengkungannya ( ). (h. 279)

2.1.3.3 Naskhi

Gambar II.7 Khat Naskhi

Sumber :http://www.majlisdzikrullahpekojan.org/ (28-Juni-2010) Kaligrafi gaya Naskhi paling sering dipakai umat Islam, baik untuk menulis naskah keagamaan maupun tulisan sehari-hari. Gaya

Naskhi termasuk gaya penulisan kaligrafi tertua. Sejak kaidah

penulisannya dirumuskan secara sistematis oleh Ibnu Muqlah pada abad ke-10, gaya kaligrafi ini sangat populer digunakan untuk menulis mushaf Alquran sampai sekarang. Karakter hurufnya sederhana, nyaris tanpa hiasan tambahan, sehingga mudah ditulis dan dibaca.


(25)

15 Gambar II.8 Cara Penulisan Khat Naskhi

(Sumber : dokumentasi pribadi) Drs. D. Sirojuddin AR (2000) berpendapat bahwa:

Tidak ada kekhususan dalam melukisnya selain dari kepala „ain

dan mim akhir dari jenis mursal (terulur atau kejur). Cara menulisnya adalah sebagai berikut :

‘Ain dilukis persis seperti cara yang di terapkan untuk ‘ain tsuluts. Mim, ditulis hanya dengan pena huruf pokok itu saja, namun harus diperhatikan terutama dalam memiringkan pena; permulaan huruf ditulis dengan hanya sepertiga lebar pena tersebut. Selanjutnya pena kembali menapak penuh dalam menggoreskan ujung hururf sehingga bentuknya menjadi seperti ini ( ). (h. 280)

2.1.3.4 Riq’ah

Gambar II.9 Khat Riq’ah


(26)

16 Kaligrafi gaya Riq'ah merupakan hasil pengembangan kaligrafi gaya Naskhi dan Tsuluts. Sebagaimana halnya dengan tulisan gaya Naskhi yang dipakai dalam tulisan sehari-hari. Riq'ah dikembangkan oleh kaligrafer Daulah Usmaniyah, lazim pula digunakan untuk tulisan tangan biasa atau untuk kepentingan praktis lainnya. Karakter hurufnya sangat sederhana, tanpa harakat, sehingga memungkinkan untuk ditulis cepat.

Gambar II.10 Cara PenulisanKhat Riq’ah

Sumber :http://www.majlisdzikrullahpekojan.org/ (28-Juni-2010)

Drs. D. Sirojuddin AR (2000) menjelaskan “Ciri khat riq’ah ditulis alami, tidak memiliki variasi lukisan, kecuali pada ujung ujung huruf ( ) dilukis sekedar untuk kesempurnaan,dengan kepala

pena” (h. 280)

2.1.3.5 Ijazah (Raihani)

Gambar II.11 Khat Ijazah (Raihani)

Sumber :http://www.majlisdzikrullahpekojan.org/ (28-Juni-2010) Tulisan kaligrafi gaya Ijazah (Raihani) merupakan perpaduan antara gaya Tsuluts dan Naskhi, yang dikembangkan oleh para kaligrafer


(27)

17 Daulah Usmani. Gaya ini lazim digunakan untuk penulisan ijazah dari seorang guru kaligrafi kepada muridnya. Karakter hurufnya seperti

Tsuluts, tetapi lebih sederhana, sedikit hiasan tambahan, dan tidak lazim

ditulis secara bertumpuk (murakkab).

Gambar II.12 Cara Penulisan Khat Raihani (Ijazah) (Sumber : dokumentasi pribadi)

Drs. D. Sirojuddin AR (2000) menjelaskan “Khat raihani yang terpecah dari tsuluts dan naskhi mengikuti cara penulisan kedua jenis khat tersebut sangat ditentukan oleh banyak “latihan” dan pengulangan -pengulangan dalam mengasah huruf-huruf dimaksud” (h. 280)

2.1.3.6 Diwani

Gambar II.13 Khat Diwani

(Sumber www.majlisdzikrullahpekojan.org)

Gaya kaligrafi Diwani dikembangkan oleh kaligrafer Ibrahim Munif. Kemudian, disempurnakan oleh Syaikh Hamdullah dan kaligrafer Daulah Usmani di Turki akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16. Gaya ini digunakan untuk menulis kepala surat resmi kerajaan. Karakter gaya ini bulat dan tidak berharakat. Keindahan tulisannya bergantung pada permainan garisnya yang kadang-kadang pada huruf tertentu meninggi


(28)

18 atau menurun, jauh melebihi patokan garis horizontalnya. Model kaligrafi

Diwani banyak digunakan untuk ornamen arsitektur dan sampul buku.

Gambar II.14 Cara Penulisan Khat Diwani (Sumber : dokumentasi pribadi)

Drs. D. Sirojuddin AR (2000) menjelaskan “Khat Diwani ditulis biasa, bebas dari gaya-gaya lukisan seperti diatas. Adapun lukisan pada ujung huruf-huruf ( ) adalah asli dan hanya merupakan penyempurnaan atau penutup bagi huruf-huruf tersebut” (h. 280)

2.1.3.7 Farisi

Gambar II.15 Khat Farisi

Sumber :http://www.majlisdzikrullahpekojan.org/ (28-Juni-2010) Seperti tampak dari namanya, kaligrafi gaya Farisi dikembangkan oleh orang Persia dan menjadi huruf resmi bangsa ini sejak masa Dinasti Safawi sampai sekarang. Kaligrafi Farisi sangat mengutamakan unsur garis, ditulis tanpa harakat dan kepiawaian penulisnya ditentukan oleh kelincahannya mempermainkan tebal-tipis huruf dalam 'takaran' yang tepat. Gaya ini banyak digunakan sebagai dekorasi eksterior masjid di Iran, yang biasanya dipadu dengan warna-warni arabes.


(29)

19 Gambar II.16 Cara Penulisan Khat Farisi

(Sumber : dokumentasi pribadi) Drs. D. Sirojuddin AR (2000) berpendapat bahwa:

Khat Farisi memiliki banyak variasi lukisan,sehingga disini kita mesti mengubah-ubah letak pena ketika menulisnya ; satu huruf saja sering memiliki ukuran lebar yang berlainan. Karena itu, keindahan khat dalam gaya Farisi ini sangat bergantung pada “kemahiran” menggoyangkan ujung kalam. Seperti diketahui, beberapa huruf Farisi hanya ditulis dengan sepertiga lebar pena.

Huruf-huruf tersebut adalah ( ) sebagai mana penting diperhatikan adanya kemiripan (tasyabuh) bentuk ujung sebagian huruf, yakni dal, ra’, dan wawu, seperti ini ( ). (h. 280)

2.1.3.8 Diwani Jali

Gambar II.17 khat Diwani Jali


(30)

20 Kaligrafi gaya Diwani Jali merupakan pengembangan gaya

Diwani. Gaya penulisan kaligrafi ini diperkenalkan oleh Hafiz Usman,

seorang kaligrafer terkemuka Daulah Usmani di Turki. Anatomi huruf

Diwani Jali pada dasarnya mirip Diwani, namun jauh lebih ornamental,

padat, dan terkadang bertumpuk-tumpuk. Berbeda dengan Diwani yang tidak berharakat, Diwani Jali sebaliknya sangat melimpah. Harakat yang melimpah ini lebih ditujukan untuk keperluan dekoratif dan tidak seluruhnya berfungsi sebagai tanda baca. Karenanya, gaya ini sulit dibaca secara selintas. Biasanya, model ini digunakan untuk aplikasi yang tidak fungsional, seperti dekorasi interior masjid atau benda hias.

Gambar II.18 Cara Penulisan Khat Diwani Jali (Sumber : dokumentasi pribadi) Drs. D. Sirojuddin AR (2000) berpendapat bahwa:

Khat Diwani Jali bertumpu pada banyak variasi lukisan. Ditulis

dengan dua buah pena yang satu adalah pena untuk poko tulisan, yang satu lagi berukuran tidak boleh lebih dari seperempat lebar pena pertama. Caranya, setelah huruf-hururf ditulis dengan pena pertama, lantas di sempurnakan dengan pena kedua. Huruf-huruf tersebut adalah ( ) di antaranya tampak sekali bekas penggunaan dua pena untuk saling melengkapi satusama lain dalam melukis jenis Khattersebut.

Dalam menulis kaligrafi terdapat kaidah penulisannya yang sehingga tipis tebalnya huruf dapat dibedakan, dan hal itu penting untuk di perhatikan agar tercipta tulisan yang indah atau sesuai dengan pengertian kaligrafi itu sendiri. Setelah menguasai kaidah kaligrafi itu


(31)

21 sendiri maka akan lebih mudah untuk membuat suatu karya kaligrafi. (h. 280)

2.1.2 Fenomena Buku Kaligrafi

Dari fenomena yang sudah ada, buku - buku yang ada mengenai tentang kaligrafi masih hanya seperti mengenalkan saja, pada isi buku tersebut hanya terdapat gambar kaligrafi tanpa penjelasannya kemudian dilanjutkan dengan beberapa contoh penulisan kaligrafi. tanpa menjelaskan definisi dari setiap jenis kaligrafi, ciri dari setiap jenis kaligrafi dan bagaimana cara penulisannya. Kemudian dalam pengolahan desain dan layout pada buku tersebut terlihat sangat monoton dan kaku tanpa didampingi dengan visual-visual yang lebih menarik hal tersebut tentu membuat target kurang tertarik dengan isi buku tersebut.

Gambar II.15 Buku Kaligrafi (Sumber : dokumentasi pribadi)

2.2 Tinjauan Umum Buku 2.2.1 Pengertian Buku

Menurut Guntur (Seperti dikutip Andri Nurmarwan, 2009) “Buku adalah salah satu media informasi yang memiliki peran yang sangat penting. Meski sekarang jaman sudah berkembang kian pesatnya di mana tekhnologi sekarang sudah mendominasi, akan tetapi buku sebagai sumber pengetahuan belum bisa tergantikan. Selain media yang mudah untuk


(32)

22 dijangkau dan memiliki sifat mobilitas yang tinggi, buku dapat dibaca di

mana saja dan kapan saja.”

2.2.2 Pengertian Buku Bergambar

Menurut Guntur (Seperti dikutip Andri Nurmarwan, 2009) “Buku bergambar merupakan salah satu bentuk penyampaian pesandengan bentuk teks disertai dengan gambar ilustrasi yang mendukung yang dikemas menjadi sebuah buku.Komik, cergam atau kartun merupakan buku yang cukup popular dimasyarakat khususnya pada kalangan remaja dan anak-anak, komik atau dengan istilah yang dikenal juga cerita bergambar (cergam) terdiri dari teks atau narasi yang berfungsi sebagai penjelasan

dialog dan alur cerita”.

2.2.3 Jenis Buku Bergambar

Menurut Guntur (Seperti dikutip Andri Nurmarwan, 2009) buku bergambar sekarang semakin berkembang dan memiliki banyak macam dan jenisnya. Macam-macamnya adalah:

a. Buku yang mengandalkan gambar, dimana teks hanya berfungsi sebagai penjelasan gambar.

b. Dimana ilustrasinya dibuat khusus untuk menampilkan teks. Iberarti teks dibuat terlebih dahulu, sementara ilustrasi hanya berfungsi sebagai tambahan atau penjelasan.

c. Dimana ilustrasinya murni merupakan dekorasi, memiliki sedikit hubungan atau tidak sama sekali dengan isi teks. Dewasa ini, kita bisa melihat contoh-contoh dari ketiga ketigakategori di atas, meskipun kategori terkahir tergolong langka. Salah satu contohnya kemungkinan diterapkan pada buku-buku yang menggunakan desain abstrak untuk heading setiap bab-nya.


(33)

23 2.2.4 Elemen – elemen Visual Gambar

a. Garis

Menurut Daniel M. Mendelowitz & Duante A. Wakeham (Seperti dikutip Andri Nurmarwan, 2009) Garis menciptakan arah, gerak, dan energi. Garis tegas umumnya disunakan untuk menggambarkan fenomena alam dan terkesan maskulin, sedangkan garis lembut dapat menciptakan kesan feminim, melankolis atau pun kelunakkan. Garis untuk membuat ilustrasi cergam adalah goresan-goresan yang membentuk gambaran karakter atau tokoh dalam cerita dangambar pendukung lainnya.

b. Ilustrasi

Menurut CeshFabregas dalam (id.shvoong.com, 2011)

Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik

drawing, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk.

Tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan tersebut lebih mudah dicerna.

Fungsi khusus ilustrasi antara lain :

 Memberikan bayangan setiap karakter di dalam cerita.

 Memberikan bayangan bentuk alat-alat yang digunakan di dalam tulisan.

 Memberikan bayangan langkah kerja.  Mengkomunikasikan cerita.

 Menghubungkan tulisan dengan kreativitas dan individualitas manusia.

 Memberikan humor-humor tertentu untuk mengurangi rasa bosan.


(34)

24 c. Warna

Menurut Sudiana (Seperti dikutip Andri Nurmarwan, 2009) Warna adalah kualitas mutu cahaya yang dipantulkan oleh sesuatu objek ke mata manusia sehingga dapat membangkitkan perasaan manusia.Warna merupakan salah satu komponen pendukung yang penting dalam sebuah illustrasi sebuah buku gambar.

d. Tipografi

Berdasarkan buku (Surianto Rustan, S.Sn.2009, h.17) teks Meruapakan salah satu elemen layout terpenting. Selain elemen visual, elemen teks juga memberikan segala informasi yang dibutuhkan target audience. Peranan tipografi secara umum dalam kaitannya dengan layout diantaranya:

- Memilih jenis huruf dan ukurannya

- Menentukan letter spacing, word spacing, dan leading - Lebar paragraf


(35)

25 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

3.1 Strategi Perancangan

Strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana yang berfokus pada tujuan jangka panjang, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.Strategi perancangan yang akan dilakukan yaitu dengan cara mengenalkan kaligrafi Islam kepada masyarakat umum yang berisi tentang jenis-jenis kaligrafi, tokoh kaligrafi, dan ciri khas dari masing-masing jenis kaligrafi dengan cara dibuatnya buku bergambaryang manarik dengan melalui pendekatan ilustrasi dan bahasa yang mudah di fahami dan dimengerti oleh masyarakat khususnya para remaja. Adapun pembuatan huruf pada judul setiap bab diambil dari masing-masing ciri khas kaligrafi dan penggunaan warna pada setiap bab berbeda dengan bab lainnya.

Pemilihan target audiens dipandang dari segi demografis, psikografis, dan geografisnya adalah sebagai berikut:

Demografis

Gender : Remaja

Usia : 15-18 Tahun

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan Pendidikan : SMA

Status Ekonomi : Menengah keatas Geografis

Pemilihan target audience berdasarkan geografis di tujukan kepada remaja di wilayah kota Bandung dan sekitarnya.

Psikografis

 Menyukai hal-hal yang baru  Tidak menyukai hal-hal yang statis  Remaja Aktif dan Energik

 Memiliki rasa ingin tahu yang lebih tinggi  Menyukai hal-hal yang simple/sederhana


(36)

26 Pemilihan target pada usia 15-18 didasari berdasarkan padamasa remaja termasuk masa penentuan, karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan. Sementara itu, perubahan psikologis yang dialami remaja pada masa pubertas meliputi perkembangan kepribadian. Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik (papalia & Olds, 2001). Perkembangan yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Yang di maksud dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia & Olds, 2001).

3.1.1 Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi yang digunakan dalam perancangan media informasi kaligrafi Islam agar target sasaran melihat, membaca dan mengerti pesan yang disampaikan adalah dengan visual ornamen-ornamen yang berkaitan dengan kaligrafi Islam, foto yang memperlihatkan penerapan kaligrafi dan ilustrasi yang berkaitan dengan kaligrafi Islam. Kemudian bahasa yang digunakan untuk menjelaskan isi dari buku kaligrafi Islam diantaranya definisi masing-masing jenis kaligrafi, tokoh kaligrafi, ciri dari masing-masing jenis kaligrafi dan bagaimana cara menulis kaligrafi Islam dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti.

a. Tujuan Komunikasi

Menyampaikan informasi tentang pengenalan kaligrafi islam agar target sasaran dapat mengetahui jenis-jenis kaligrafi, ciri khas kaligrafi dan bagaimana cara menulis kaligrafi Islam.

b. Materi Pesan

Materi pesan yang disampaikan kepada target audience adalah memberikan informasi tentang jenis-jenis kaligrafi Islam dan tokoh-tokoh kaligrafiislam, hal ini agar target dapat mengetahui asal mula kaligrafi islam terbentuk.


(37)

27 Mengenalkan ciri khas yang ada pada kaligrafi seperti kaligrafi Kufi, Tsuluts, Naskhi, Riq’ah, Ijazah (Raihani), Diwani,

DiwaniJali, dan Farisi sehingga dapat mengetahui perbedaan dari

setiap jenis kaligrafi

Menyampaikancaramenulisan kaligrafi sehingga memudahkan untuk membuat kaligrafi. Hal ini menyampaikan bahwa pentingnya pengetahuan tentang kaligrafi dan pentingnya cara membuat kaligrafi sesuai kaidah kaligrafi yang kini mulai jarang digunakan.

c. Pendekatan Visual

Pendekatan visual yang akan digunakan dalam buku ilustrasi ini adalah berupa ilustrasi atau gambar-gambar yang disertai dengan teks yang menjelaskan tentang pengenalan kaligrafi. Teks yang mengenalkan kaligrafi akan ada beberapa yang menggunakan gambar kaligrafi disampingnya sebagai penjelas agar mengetahui bentuk dan jenis kaligrafi. Gambar ilustrasi pada buku ini pewarnaanya menggunakan media komputer.

Kemudian pendekatan visual dalam buku bergambar ini di sajikan berupa foto ilustrasi tentang kaligrafi dengan tujuan agar target lebihmengetahui tentang penerapan kaligrafi.

Selain dari pada itu hal tersebut juga didukung dengan pendekatan warna, penggunaan huruf pada buku dan tata letak layout yang banyak menggunakan ornamen-ornamen yang disesuaikan dengan jenis kaligrafi itu sendiri yang dibuat lebih menarik dan mudah difahami oleh anak remaja

d. Pendekatan Verbal

Penyampaian informasi dalam media buku ini adalah dengan menggunakan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa indoneisa baku digunaka sebagai penjelasan jenis-jenis kaligrafidan ciri-ciri kaligrafi. Dan bahasa Indonesia tidak baku digunakan saat


(38)

28 tidak membahas kaligrafi Islam.Bahasa Indonesia digunakan untuk melengkapi visual pada buku agar materi pesan yang disampaikan cukup jelas dan mudah dimengerti oleh target sasaran sehingga komunikasi yang disampaikan lebih efektif dan pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.

3.1.2 Strategi Kreatif

Pendekatan strategi kreatif yang akan dilakukan agar bukubergambar yang disampaikan dapat menarik perhatian dan merangsang pemikiran anak remaja dengan dibuatnya kemasan buku dan CD pembelajaran kaligrafi dengan menggunakan kemasan yang dapat digunakan sebagai pajangan. Dan menampilkan ilustrasi ilustrasi yang menyangkut tentang kaligrafi sebagai penguat isi buku.

Sampul buku dibuat lebih menarik dengan pendekatan terhadap anak remaja yaitu dengan menggunakan bahan jeans. Untuk bagian sampul depan dibuat logoyang terdapat pada buku dan untuk bagian belakang dibuat seperti saku celana. Dibuatnya sampul buku ini agar anak remaja lebih menarik dan dapat dengan mudah membawa buku kaligrafi kemana saja.

Terdapat sebuah CD pengenalan tentang cara menulis kaligrafi berupa video yang dibuat dengan program adobe flash dengan tujuan agar anak remaja lebih memahami dan mengerti bagaimana cara menulis kaligrafi Islam.

Kemudian untuk pengerjaan ilustrasinya yaitu dengan cara fotografi, sketsa gambar dan ornamen-ornamen yang berkaitan dengan kaligrafi Islam. Foto yang di sampaikan dalam buku bergambar berupa foto kaligrafi yang diterapkan di kubah masjid dengan tujuan agar remaja tahu jenis kaligrafi yang paling banyak digunakan untuk kubah masjid. Dan penggunaan ilustrasi bergambar bertujuan agar remaja lebih rileks dan mudah memahami isi buku tersebut.


(39)

29 3.1.3 Strategi Media

Pendekatan yang akan dilakukan untuk perancangan buku sebagai media informasi adalah dengan cara mengemas media informasi yang akan dibuat secara tepat dan pesan yang akan disampaikan dapat diterima oleh penerimanya.

1. Media Utama

Media utama yang akan digunakan adalah berupa buku ilustrasi mengenai pengenalan kaligrafi islam, dengan dibuatnya buku ilustrasi maka diharapkan akan menambah ketertarikan anak remaja untuk membaca buku ini karena pada dasarnya gambar pada sebuah buku ilustrasi ini dapat mempermudah daya ingat anak remaja dan dengan mudah dapat di fahami.

2. Media Pendukung

Media pendukung merupakan media pelengkap atau tambahan bagi media utama untuk membantu menginformasikan, agar menjadi rangsangan target audience untuk membeli atau memiliki buku bergambar tentang pengenalan seni kaligrafi.

Poster

Media ini diperlukan untuk mempromosikan media buku bergambar karena media poster ini mudah untuk disebarkan dan efektif untuk ditempatkandimana saja, seperti tembok dan dinding ataupun mading. Sehingga dengan mudah dapat dilihat oleh siapa saja.

Flyer

Dipilihnya media flyer yang digunaka untuk mempromosikan media buku bergambar karena cara penyebarannya capat dan mudah.

Pena

Pena diberikan sebagai gimmick, pemilihan pena ini dikarenakan mudah untuk dibawa kemana saja sebagai alat untu belajar kaligrafi. Pembatas buku

Pembatas buku diberikan sebagai gimmick, Dengan warna-warna dan bentuk yang lebih menarik, dapat dipakai oleh pembaca buku sekaligus pengingat membaca buku.


(40)

30 Kemasan buku

Sebagai media pendukung agar buku tidak cepat rusak dan kotor dan dapat dengan praktis dibawa kemana saja.

CD (Compact Disc)

Compact disc yang berisikan videoyang mengenalkan carapenulisan

dari masing-masing jenis kaligrafi dan terdapat sebuah tempat CD yang berbentuk segitiga

Stiker

Stiker dipilih dikarenakan merupakan media yang mudah untuk ditempatkan dimana saja, dan stiker juga bisa menjadi media pengantar pesan yang baik, juga tahan dalam jangka waktu yang cukup panjang.

3.2 Konsep Visual

Ilustrasi yang digunakan dalam buku bergambar ini adalah dengan memasukan beberapa ilustrasi foto yang berkaitan dengan jenis kaligrafi tersebut dan juga terdapat beberapa ilustrasi gambar yang memberikan daya tarik dalam membaca buku kaligrasfi Islam ini. Buku kaligrafi Islam ini tidak jauh dengan gambar-gambar seperti ornamen yang memiliki unsur kedekatan dengan khat atau jenis kaligrafi itu sendiri.

Seperti dalam buku majalah anak remaja yang memiliki banyak visual ilustrasi seperti foto, ilustrasi vektor, ornamen-ornamen dan artwork sehingga buku tersebut terlihat menarik dan tidak cepat mudah bosan. Selain itu tata letak atau layoutpada buku majalah tersebut terlihat lebih bebas.

Ilustrasi pada buku menggunakan tekhnik fotografi, sketsa manual dan digital. Pengambilan foto dalam buku ini hanya memvisualisasikan bagian-bagian penting dari kaligrafi terhadap penerapannya. Gaya visual yang diambil dalam buku bergambar ini adalah semi realis dengan ilustrasi yang menggambarkan apa yang bersangkutan dengan kaligrafi seperti ilustrasi tangan yang sedang membuat kaligrafi Islam atau sebuah pena yang menjadi alat untuk membuat kaligrafi.


(41)

31 Gambar III.1Buku Majalah Hai

Sumber : (Dokumentasi Pribadi)

Gambar III.2 Ornamen

Sumber :http://www.duaransel.com/asia/turki/selamat-idul-fitri-24-foto-arsitektur-dan-desain-islamik-dari-turki-mesir-maroko-dan-uae/ (29-Agustus-2011)

3.2.1 Format Desain

Format desain yang akan digunakandalam media informasi ini adalah persegi dengan ukuran 20cm x 20cm. Dengan format buku yang berukuran tidak terlalu kecil ini memudahkan dalam penerapan gambar dan teks. Selain itu buku seperti ini akan tampak lebih menarik di banding buku lain yang hanya memakai bentuk seperti biasanya.


(42)

32 Gambar III.3 Cover Buku

3.2.2 Layout

Dalam proses perancangan tata letak atau layout yang akan ditampilkan dalam isi buku ilusttrasi ini berupa gabungan suatu teks penjelasan, gambar ilustrasi, dan gambar kaligrafi. Untuk penempatan gambar akan berbeda-beda posisinya seperti penempatan gambar diatas, disamping dan dibawah, penggunaan gambar dalam setiap halaman tidak selalu satu bahkan gambar bisa lebih dari satu pada satu halaman namun ada bagian dari halaman yang full gambar.


(43)

33 Pada layout bagian atas disisipkan ornamen kaligrafi yang menyesuaikan dengan penjelasan kaligrafi dan pengambilan ornamendiambil dari ciri khas dari masing-masing tulisan kaligrafi.

Gambar III.5 Jenis-jenis Ornamen 3.2.3 Tipografi

Untuk penggunaan huruf pada buku bergambar ini yaitu huruf yang berkesan seperti kaligrafi yang memiliki lekukan-lekukan namun masih tetap memiliki unsur remaja. Untuk judul buku digunakan huruf

President dan huruf Ambrosia digunakan untuk penulisan huruf kecil di

kover dan isi buku.

President

Ambrosia

Gambar III.6 Contoh huruf president dan ambrosia pada cover buku dan isi halaman


(44)

34 Padasetiap pembuatan judulbabdi ambil dari masing-masing ciri khas kaligrafi dan warna yang di gunakan pada setiap judul bab berbeda-beda sehingga menjadi identitas pada setiap judul dan ketika melihat judul tersebut sudah tahu kaligrafi apa yang akan djelaskan.

Gambar III.7 Judul Bab

3.2.4 Ilustrasi

Pada pembuatan buku bergambar pengenalan kaligrafi dibuat dengan menggunakan teknik fotografi dengan menggunakan kamera 60D dan ilustrasi yang berupa sketsa tangan kemudian di tracing menggunakan komputer. Dengan begitu buku menjadi terlihat lebih menarik dan target audiens tidak mudah bosan untuk membacanya.


(45)

35 3.2.5 Warna

Pemilihan Warna adalah satu hal yang sangat penting dalam

menentukan respon dari pengunjung. Secara psikologis diuraikan oleh J.

Linschoten dan Drs. Mansyur tentang warna sbb: Warna-warna itu bukanlah suatu gejalayang hanya dapat diamati saja, warna itu mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis danturut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda. Dari pemahaman diatas dapat dijelaskan bahwa warna,selain hanya dapat dilihat dengan mata ternyata mampu mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi penilaian estetisdan turut menentukan suka tidaknya seseorang pada suatu benda.

Penggunaan warna pada buku ini lebih cenderung menggunakan warna-warna cerah.Menurut sifatnya warna cerah lebih memberikan kesan gembira dan ketenangan ketika melihatnya.warna yang dominan digunakan adalah warna-warna pastel. warnapastel adalah (warna lembut) merupakan warna yang memiliki contrast lebih soft karena warna pembangunnya di kombinasikan dengan warna putih. dan warna yang paling banyak digunakan adalah warna biru muda karena warna biru merupakan warna sejuk.


(46)

36 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

4.1 Media Utama

Gambar IV.1Buku hasil cetak

Proses produk isi buku menggunakan teknik cetak dengan mesin cetak

offset digital. Mesin cetak ini merupakan teknologi terbaru dalam percetakan,

tanpa menggunakan film atau plate, sehingga pengerjaan menjadi lebih singka tdegan hasil cetak yang akurat dan stabil.


(47)

37

Cover di cetak dengan menggunakan jenis kertas Art Paper 210 gram

dengan jilid Soft Cover danl aminasi doff, sedangkan untuk isi buku di cetak 2 muka menggunakan kertas Art Paper 190 gram dengan Cover dan isi buku berukuran 20cm x 20cm.

Gambar IV.3 Isi Buku 4.2 Media Pendukung

4.2.1 Poster


(48)

38 Poster sebagai media pendukung yang digunakan untuk mempromosikan buku kaligrafi Islam. Proses produksi poster dilakukan dengan teknik cetak offset digital ukuran A2, menggunakan kertas Art Paper 210 gram.

4.2.2 Flyer

Gambar IV.5 Flyer

Flyer sebagai media pendukung yang digunakan untuk mempromosikan

buku kaligrafi Islam. Proses produksi flyer dilakukan dengan teknik cetak

offset digital ukuran A4 di cetak 2 muka dan menggunakan kertasArt Paper

190 gram. Hasil akhir flyer ini dibuat menjadi seperti baju agar terlihat lebih menarik.


(49)

39 4.2.3 Kemasan Buku

Gambar IV.7 Kemasan Buku

Proses produksi kemasan dilakukan dengan menggunakan bahan celana

jeans dengan ukuran 24cm x 24cm, tampak luar dibuat simple di bordel

berwarna kuning emas dan terdapat variasi saku celana jeans kemudian tampak dalam dibuat untuk menyimpan buku dan ada tempat untuk menyimpan pena kaligrafi. Proses produksi menggunakan teknik mesin jahit.


(50)

40 4.2.4 CD (Compact Disc)

Gambar IV.9 Compact Disc

Cd (Compact Disc) berisikan tentang cara menulis jenis-jenis kaligrafi

Islam, kemudian dibuatkannya tempat CD berbentuk Poch Ups yang berukuran 12.5cm x 12.5cm. Proses produksi packaging CD dengan menggunakan teknik cetak offset menggunakan kertas art paper 210 gram kemudian diberilaminasi doff. Teknik ini digunakan agar kemasan tidak cepat mudah rusak dan menjaga nilai pesan yang ada pada kemasan itu tersebut.


(51)

41 4.2.5 PembatasBuku

Gambar IV.11 Pembatas buku

Proses produksi pembatas buku dengan menggunakan teknik cetak

offset kemudian diberilaminasi doff, berukuran3.5cm x 18.5cm dengan

menggunakan kertas Art Paper tebal 210 gram.

4.2.6 Pena Kaligrafi


(52)

42 Proses produksi pena kaligrafi dengan menggunakan teknik cetak

offset kemudian diberilaminasi doff, berukuran 10cm x 3.7cm dengan

menggunakan stiker cromo.

4.2.7 Stiker

Proses produksi stiker dengan menggunakan teknik cetak offset kemudian diberilaminasi doff, berukuran 8cm x 15cm dengan menggunakan stiker cromo


(1)

37 Cover di cetak dengan menggunakan jenis kertas Art Paper 210 gram dengan jilid Soft Cover danl aminasi doff, sedangkan untuk isi buku di cetak 2 muka menggunakan kertas Art Paper 190 gram dengan Cover dan isi buku berukuran 20cm x 20cm.

Gambar IV.3 Isi Buku 4.2 Media Pendukung

4.2.1 Poster


(2)

38 Poster sebagai media pendukung yang digunakan untuk mempromosikan buku kaligrafi Islam. Proses produksi poster dilakukan dengan teknik cetak offset digital ukuran A2, menggunakan kertas Art Paper 210 gram.

4.2.2 Flyer

Gambar IV.5 Flyer

Flyer sebagai media pendukung yang digunakan untuk mempromosikan buku kaligrafi Islam. Proses produksi flyer dilakukan dengan teknik cetak offset digital ukuran A4 di cetak 2 muka dan menggunakan kertasArt Paper 190 gram. Hasil akhir flyer ini dibuat menjadi seperti baju agar terlihat lebih menarik.


(3)

39 4.2.3 Kemasan Buku

Gambar IV.7 Kemasan Buku

Proses produksi kemasan dilakukan dengan menggunakan bahan celana jeans dengan ukuran 24cm x 24cm, tampak luar dibuat simple di bordel berwarna kuning emas dan terdapat variasi saku celana jeans kemudian tampak dalam dibuat untuk menyimpan buku dan ada tempat untuk menyimpan pena kaligrafi. Proses produksi menggunakan teknik mesin jahit.


(4)

40 4.2.4 CD (Compact Disc)

Gambar IV.9 Compact Disc

Cd (Compact Disc) berisikan tentang cara menulis jenis-jenis kaligrafi Islam, kemudian dibuatkannya tempat CD berbentuk Poch Ups yang berukuran 12.5cm x 12.5cm. Proses produksi packaging CD dengan menggunakan teknik cetak offset menggunakan kertas art paper 210 gram kemudian diberilaminasi doff. Teknik ini digunakan agar kemasan tidak cepat mudah rusak dan menjaga nilai pesan yang ada pada kemasan itu tersebut.


(5)

41 4.2.5 PembatasBuku

Gambar IV.11 Pembatas buku

Proses produksi pembatas buku dengan menggunakan teknik cetak offset kemudian diberilaminasi doff, berukuran3.5cm x 18.5cm dengan menggunakan kertas Art Paper tebal 210 gram.

4.2.6 Pena Kaligrafi


(6)

42 Proses produksi pena kaligrafi dengan menggunakan teknik cetak offset kemudian diberilaminasi doff, berukuran 10cm x 3.7cm dengan menggunakan stiker cromo.

4.2.7 Stiker

Proses produksi stiker dengan menggunakan teknik cetak offset kemudian diberilaminasi doff, berukuran 8cm x 15cm dengan menggunakan stiker cromo