Ratih Pertiwi, 2013 Program Hipotetik Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi Untuk Meningkatkan Stabilitas
Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
3. Program Hipotetik
Program hipotetik bimbingan dan konseling pribadi untuk meningkatkan stabilitas emosi peserta didik SMA, dilakukan dengan berdasar pada hasil validasi
program dari pakar dan praktisi. Rancangan program hipotetik bimbingan dan konseling pribadi untuk meningkatkan stabilitas emosi peserta didik SMA
dijadikan rekomendasi bagi program layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
G. Analisis Data
1. Verifikasi Data
Verifikasi data merupakan cara yang dilakukan dalam merekap semua data yang memadai untuk diolah, dimana data yang memiliki kelengkapan dalam
pengisian, baik identitas maupun jawaban. Jumlah angket yang terkumpul harus sesuai dengan jumlah angket yang disebarkan. Data yang dianggap layak untuk
diolah adalah yang lengkap baik kelengkapan identitas kelas, tingkatan kelas maupun jawaban terhadap pernyataan yang dikemukakan.
2. Penyekoran
Data yang ditetapkan untuk diolah kemudian diberi skor untuk setiap jawaban sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan. Instrumen pengumpul data
menggunakan skala Likert yang menyediakan lima alternatif pernyataan. Secara sederhana, tiap opsi alternatif respons mengandung arti dan nilai skor seperti
tertera pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.5 Pola Skor Respons
Model Summated Ratings Likert
Pernyataan OPSI ALTERNATIF RESPONS
STS TS
R S
SS
Favorable + 1
2 3
4 5
Un-Favorable - 5
4 3
2 1
Ratih Pertiwi, 2013 Program Hipotetik Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi Untuk Meningkatkan Stabilitas
Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
3. Pengolahan
Data yang diperoleh akan diolah dan menjadi landasan dalam pembuatan rancangan hipotetik program bimbingan dan konseling pribadi untuk
meningkatkan stabilitas emosi peserta didik SMA. Gambaran umum karakteristik sumber data penelitian yaitu stabilitas emosi siswa yang akan dijadikan landasan
dalam pembuatan program terlebih dahulu dilakukan pengelompokan data menjadi lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat
rendah. Langkah-langkah yang dilakukan ialah sebagai berikut: 1
Menghitung skor total masing-masing responden. 2
Menghitung rata-rata µ 3
Menentukan simpangan baku S 4
Mengelompokan data berdasarkan pengkategorian menurut azwar 108:2011 yaitu menjadi lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan
sangat rendah dengan pedoman pada tabel 3.10.
Tabel 3.6 Kualifikasi Data Instrumen Stabilitas Emosi
Skala skor mentah
Kategori Skor
Sangat Tinggi X µ + 1,5 S
Tinggi µ + 0,5 S X
≤ µ + 1,5 S Sedang
µ - 0,5 S ≤ X ≤ µ + 0,5 S
Rendah µ - 1,5 S
≤ X ≤ µ - 0,5 S Sangat Rendah
X µ - 0,5 S
Ratih Pertiwi, 2013 Program Hipotetik Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi Untuk Meningkatkan Stabilitas
Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Tabel 3.7 Interpretasi Skor Kategori Stabilitas Emosi
Kualifikasi Skor
Interpretasi Sangat
Tinggi
X 225 Peserta didik yang termasuk kategori
stabilitas emosi sangat tinggi ditunjukkan dengan:
1. Memahami perbedaan emosi dasar cinta,
marah dan takut. 2.
Mampu mengatasi emosi yang dirasakan sehingga
tidak larut
dan tidak
menunjukkan emosi yang berlebihan. 3.
Mampu mengatasi dorongan emosi dengan melakukan kegiatan yang positif
untuk mereduksi emosi. 4.
Mampu mengungkapkan emosi takut, marah dan cinta secara tepat tanpa
menimbulkan konflik dengan diri sendiri dan orang lain.
5. Mampu memecahkan masalah secara
rasional tanpa menimbulkan konflik. 6.
Memahami perasaan orang lain yang ditunjukkan secara verbal atau non
verbal. 7.
Mampu mengekspresikan emosi secara tepat dengan situasi emosional yang
terjadi. Tinggi
175 X ≤ 225
Peserta didik yang termasuk kategori stabilitas emosi tinggi ditunjukkan dengan:
1. Memahami emosi dasar yaitu marah,
takut dan cinta.
Ratih Pertiwi, 2013 Program Hipotetik Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi Untuk Meningkatkan Stabilitas
Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
2. Mampu menunjukkan emosi yang
dirasakan tanpa berlebihan. 3.
Mampu mengatasi dorongan emosi dengan melakukan kegiatan yang positif
4. Mampu menyatakan emosi takut, marah
dan cinta tanpa menimbulkan konflik dengan orang lain..
5. Mampu menyelesaikan masalah secara
rasional. 6.
Mengerti perasaan orang lain. 7.
Mampu mengekspresikan emosi sesuai dengan situasi emosional yang terjadi.
Sedang 125 X
≤ 175
Peserta didik yang termasuk kategori stabilitas emosi sedang ditunjukkan dengan:
1. Belajar memahami perbedaan emosi
dasar yaitu marah, takut dan cinta. 2.
Belajar mengatasi
emosi yang
mendominasi dan menunjukkan emosi yang wajar.
3. Mengatasi dorongan emosi dengan
melakukan kegiatan yang disukai. 4.
Belajar mengungkapkan emosi takut, marah dan cinta secara tepat.
5. Menyelesaikan masalah dengan bantuan
orang lain. 6.
Memahami perasaan orang lain setelah diberitahu oleh teman.
7. Mengekspresikan emosi sesuai dengan
situasi emosional tertentu. Rendah
75 X ≤ Peserta didik yang termasuk kategori
Ratih Pertiwi, 2013 Program Hipotetik Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi Untuk Meningkatkan Stabilitas
Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
125 stabilitas emosi rendah ditunjukkan dengan:
1. Sulit memahami perbedaan perasaan
emosi dasar yaitu marah, takut dan cinta. 2.
Sulit mengatasi emosi yang dirasakan dan
menunjukkan emosi
yang berlebihan.
3. Sulit mengatasi dorongan emosi dengan
melakukan kegiatan untuk mereduksi emosi.
4. Kesulitan mengungkapkan emosi takut.,
marah dan cinta secara tepat sehingga menimbulkan konflik dengan orang lain.
5. Sulit menyelesaikan masalah secara
rasional. 6.
Sulit memahami perasaan orang lain. 7.
Sulit mengekspresikan emosi sesuai dengan emosional tertentu.
Sangat Rendah
≤ 75 Peserta didik yang termasuk kategori
stabilitas emosi sangat rendah ditunjukkan dengan:
1. Tidak memahami perbedaan perasaan
emosi dasar yaitu marah, takut dan cinta. 2.
Larut yang berkepanjangan dengan emosi yang dirasakan.
3. Tidak mampu mengatasi dorongan emosi
dengan melakukan
kegiatan untuk
mereduksi emosi. 4.
Tidak mampu mengungkapkan emosi takut, marah dan cinta secara tepat
sehingga menimbulkan konflik dengan diri sendiri dan orang lain.
Ratih Pertiwi, 2013 Program Hipotetik Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi Untuk Meningkatkan Stabilitas
Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
5. Tidak mampu memecahkan masalah
secara rasional. 6.
Tidak memahami perasaan orang lain. 7.
Tidak mampu mengekspresikan emosi sesuai dengan emosional yang terjadi.
H. Prosedur Penelitian