Wiwin Kurniasih, 2013 Pengaruh Pembelajaran Inquiry Lab Terhadap Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah
Siswa Pada Materi Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
D. Asumsi
Asumsi-asumsi yang menjadi landasan dalam penelitian ini :
1. Penerapan pembelajaran inquiry secara sistematis menurut tingkatan inquiry
yaitu discovery learning, interactive demonstration, inquiry lesson, inquiry lab, dan hypothetical inquiry, dapat mengembangkan kemampuan intelektual dan
membimbing literasi sains siswa Wenning, 2011 2.
American Association for the Advancement of Science AAAS mengemukakan bahwa metode pembelajaraninquiry merupakan jalan untuk meningkatkan
literasi sains siswa mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi membahas ide-ide ilmiah scientific ideas Brickman et al, 2009.
3. Sikap-sikap ilmiah akan muncul dari seringnya siswa melakukan eksperimen-
eksperimen terbimbing Widiarti, 2008. 4.
Semua skala sikap ditujukan untuk menemukan sikap dari sesorang berdasarakan jawaban atau tanggapan dari siswa tersebut terhadap suatu pernyataan Fraenkel
et al, 2012
E. Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji kebenarannya dalam penelitian ini adalah : H
: Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan literasi sains antara kelas kontrol dan kelas eksperimen pada materi ekositem
H
1
: Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan literasi sains antara kelas kontrol dan kelas eksperimen pada materi ekositem
F. Lokasi, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung pada semester genap tahun ajaran 20122013. Pemilihan tingkat kelas, yakni kelas VII
Wiwin Kurniasih, 2013 Pengaruh Pembelajaran Inquiry Lab Terhadap Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah
Siswa Pada Materi Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
dipilih terkait materi ekosistem daur ulang limbah yang ada pada tingkat kelas tersebut.
G. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi peneiltian adalah seluruh siswa kelas VII pada sekolah swasta yaitu SMP Kartika XIX-2 Bandung. Sampel yang diambil yaitu kelas VII E kelas
eksperimen dengan pembelajaran inquiry lab dan VII A Kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional, masing-masing terdiri dari 37 siswa.
Sampel penelitian diambil secara purposive sampling dengan pertimbangan bahwa siswa tersebut belum pernah memperoleh materi ekosistem pendaurulangan
Recycle styrofoam menjadi lem kertas yang merupakan suatu cara penanggulangan masalah pencemaran lingkungan, memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan
kelas lainnya dan dapat memberikan informasi yang representatif dalam membantu hasil penelitian Fraenkel et al., 2012.
H. Instrumen Peneltian dan Pengembangannya
1. Butir Soal Literasi Sains
Butir soal literasi sains dibuat berdasarkan indikator yang telah dirumuskan oleh PISA 2006 tentang kompetensi literasi sains
tabel 2.6. Profil soal yang akan diberikan dibatasi hanya topik yang berkaitan dengan Ekosistem saja. Hal tersebut
dikarenakan pada praktek pembelajaran yang dilakukan berkaitan dengan topik pembelajaran tersebut, meskipun pada dasarnya evaluasi literasi sains tidak harus
terikat dengan konten atau konteks sains tertentu OECD, 2006. Butir soal kemudian diuji daya pembeda, tingkat kesulitan, validitas dan reabilitas di SMP Negeri 12
Bandung. Revisi akan dibuat berdasarkan hasil analisis pokok uji tersebut. Detail instrumen soal dapat dilihat pada bagian lampiran. Sedangkan kisi-kisi soal literasi
sains bisa dilihat pada tabel 3.2
Wiwin Kurniasih, 2013 Pengaruh Pembelajaran Inquiry Lab Terhadap Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah
Siswa Pada Materi Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Tabel. 3.2. Kisi-kisi Butir Soal Literasi Sains
No Indikator soal Literasi Sains
No Soal
Jml Mengidentifikasi Permasalahan Ilmiah
1 Mengenali permasalahan yang dapat diselidiki secara ilmiah
1, 4 2
2 Mengidentifikasi kata-kata kunci untuk memperoleh informasi ilmiah
2,5 2
3 Mengenali fitur penyelidikan ilmiah
9,13 2
Menjelaskan Fenomena secara ilmiah
4 Mengaplikasikan pengetahuan sains dalam situasi yang diberikan
10,14 2
5 Mendeskripsikan atau menafsirkan fenomena ilmiah dan prediksi
perubahan 3,11
2 6
Mengidentifikasi deskripsi, eksplanasi dan prediksi yang tepat 12,6
2
Menggunakan Bukti Ilmiah
7 Menafsirkan bukti ilmiah dan membuat serta mengkomunikasikan
kesimpulan 7,15
2 8
Mengidentifikasi asumsi, bukti dan alasan dibalik kesimpulan 8,16
2 9
Merefleksikan implikasi sosial dan perkembangan sains dan teknologi
17,18 2
Jumlah
Berikut adalah rincian analisis pokok uji pada tiap butir soal multiple choice untuk pencapaian literasi sains siswa :
a. Uji Validitas
Suatu butir soal atau item dikatakan valid apabila memberikan dukungan besar terhadap skor total, artinya tes dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur
Arikunto,2010. Proses uji validitas menggunakan program ANATES versi 4.0.5. Hasil uji
validitas butir soal dapat dilihat pada kolom korelasi dalam bentuk indeks.
Wiwin Kurniasih, 2013 Pengaruh Pembelajaran Inquiry Lab Terhadap Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah
Siswa Pada Materi Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Selanjutnya indeks tersebut diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria validitas pada Tabel. 3.3.
Tabel. 3.3. Kriteria Indeks Validitas Butir Soal
Indeks Validitas Keterangan
0.80-1.00 Sangat Tinggi
0.60-0.80 Tinggi
0.40-0.60 Cukup
0.20-0.40 Rendah
0.00-0.20 Sangat Rendah
Arikunto, 2010.
Indeks validitas yang diterima adalah mulai dari kategori cukup hingga kategori sangat tinggi. Detail hasil uji validitas dapat dilihat pada lampiran C.1
b. Uji Reliabilitas
Uji reabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran soal, artinya jika kepada siswa-siswa diberikan tes yang serupa pada
waktu yang berbeda maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan yang sama dalam kelompok Arikunto,2010. Proses uji reliabilitas ini dibantu dengan
menggunakan software ANATES versi 4.0.5. Hasil pengolahan data reabilitas dengan anates langsung bisa terlihat pada bagian awal output dari Anates. Selanjutnya
diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Klasifikasi Nilai Reliabilitas
Nilai Arti
0,80-1,00 Sangat tinggi
0,60-0,80 Tinggi
0,40-0,60 Cukup
0,20-0,40 Rendah
0,0-0,20 Sangat tinggi
Arikunto, 2010
Wiwin Kurniasih, 2013 Pengaruh Pembelajaran Inquiry Lab Terhadap Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah
Siswa Pada Materi Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
c. Daya Pembeda
Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antar siswa yang padai berkemampuan tinggi dengan siswa yang
bodoh berkemampuan rendah Arikunto, 2010. Proses daya pembeda dibantu dengan menggunakan software ANATES 4.0.5. Hasil pengolahan dari Anates akan
muncul indeks daya pembeda dalam bentuk persentase . Selanjutnya interpretasi nilai indeks daya pembeda tersebut dikonversi dalam bentuk desimal dan mengacu
pada kriteria perolehan nilai klasifikasi daya pembeda yang disajikan dalam bentuk Tabel 3.7.
Tabel. 3.5. Klasifikasi daya Pembeda
Daya Pembeda Arti
0,00-0,20 Jelek
0,21-0,40 Cukup
0,41-0,70 Baik
0,71-1,00 Baik sekali
Negatif Tidak baik sebaiknya dibuang
Arikunto, 2010
Hasil pengolahan data dari Anates menunjukan bahwa daya pembeda soal termasuk dari berbagai kriteria mulai dari sangat baik, baik, buruk, dan sangat buruk,
oleh karena itu dilakukan beberapa revisi terhadap pilihan jawaban yang ada sehingga menjadi lebih baik.
d. Uji Tingkat Kesukaran
Wiwin Kurniasih, 2013 Pengaruh Pembelajaran Inquiry Lab Terhadap Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah
Siswa Pada Materi Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Sukar atau mudahnya suatu butir soal maka digunakan perhitungan tingkat kesukaran. Soal yang tidak baik terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang
terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan
tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya Arikunto, 2010.
Proses uji tingkat kesukaran dibantu dengan menggunakan software ANATES versi 4.0.5. Selanjutnya diinterpretasi tingkat kesukaran tersebut dikonversi dalam
bentuk desimal dan mengacu pada kriteria tingkat kesukaran pada tabel 3.6
Tabel 3.6 Indeks tingkat kesukaran
Nilai Arti
1,00-0,30 Sukar
0,30-0,70 Sedang
0,70-1,00 Rendah
Arikunto, 2010.
Hasil data dari Anates menunjukan bahwa hampir semua soal mencakup kriteria sedang, tetapi ada juga yang mudah dan satu soal termasuk kriteria sukar. Untuk hasil
rekapitulasi data pengolahan tingkat kesukaran selengkapnya disajikan dalam Tabel. 3.7.
e. Uji kualitas Pengecoh
Pengolahan kualitas pengecoh tiap butir soal dilakukan dengan menggunakan program ANATES versi 4.0.5. Data kualitas pengecoh yang muncul dalam output
Anates diinterpretasikan pada kriteria yang terdapat dalam program Anates.
Wiwin Kurniasih, 2013 Pengaruh Pembelajaran Inquiry Lab Terhadap Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Materi Ekosistem
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Tabel.3.7. Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal Kemampuan Literasi Sains Siswa
No. Soal
Tingkat Kesukaran Daya Pembeda
Kualitas Pengecoh Validitas
Keputusan Reliabilitas
Indeks Ket
Indeks Ket
Kunci Berfungsi
Tidak Berfungsi
Indeks Ket
Indeks Ket
1 0,9
Baik sekali 0,50
Sedang b
a, c d -
0,64 Tinggi
Terima
0,92 Sangat
Tinggi 2
0,7 Baik
0,42 Sedang
a b, d c
- 0,47
Cukup Terima
3 0,7
Baik 0,68
Sedang a
b, c d -
0,58 Cukup
Terima 4
0,5 Baik
0,78 Mudah
b a, c d
- 0,50
Cukup Terima
5 0,6
Baik 0,47
Sedang d
a, b c -
0,49 Cukup
Terima 6
0,8 Baik sekali
0,55 Sedang
d a, b c
- 0,64
Tinggi Terima
7 0,5
Baik 0,63
Sedang d
a, b c -
0,55 Cukup
Terima 8
0,8 Baik sekali
0,55 Sedang
a b, c d
- 0,73
Tinggi Terima
9 0,9
Baik sekali 0,65
Sedang c
a, b d -
0,75 Tinggi
Terima 10
0,4 Cukup
0,76 Mudah
c a, b d
- 0,44
Cukup Terima
11 0,6
Baik 0,47
Sedang b
a, c d -
0,46 Cukup
Terima 12
0,5 Baik
0,15 Sukar
c a, b d
- 0,46
Cukup Terima
13 0,9
Baik sekali 0,65
Sedang d
a, b c -
0,78 Tinggi
Terima 14
1,0 Baik sekali
0,65 Sedang
a b, c d
- 0,89
Sangat Tinggi Terima
15 0,9
Baik sekali 0,52
Sedang b
a, c d -
0,65 Tinggi
Terima 16
0,5 Baik
0,34 Sedang
c a, b d
- 0,44
Cukup Terima
17 0,5
Baik 0,52
Sedang b
a, c d -
0,48 Cukup
Terima 18
0,7 Baik
0,55 Sedang
c a, b d
- 0,55
Cukup Terima
Keterangan Terima =Ada perbaikan option pilihan jawaban.
Wiwin Kurniasih, 2013 Pengaruh Pembelajaran Inquiry Lab Terhadap Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah
Siswa Pada Materi Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
2. Kuesioner Sikap Ilmiah
Kuesioner sikap yag digunakan adalah kuesioner dengan indikator terpadu yakni yang berasal dari PISA 2006 dan kuesioner yang telah disusun oleh Dr. Richard Moore
yakni Scientific Attitude Inventory II 1997. Izin penggunaan SAI II telah diberikan oleh Dr. Moore pada tanggal 14 Desember 2012 melalui e-mail Lampiran D.2.
Kuesioner disusun dalam bentuk skala Likert-5 sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Tabel. 3.8. Kisi-kisi Kuesioner Sikap Ilmiah
No Indikator
Orientasi Jawaban Positif
Negatif Dukungan terhadap inkuiri ilmiah
1 Menghargai perbedaan pandangan dan pendapat ilmiah berfikiran
terbuka untuk melakukan penilaian lebih lanjut
3
1 2
2 Mendukung penggunaan informasi faktual dan eksplanasi rasional agar
tidak bias
3
3 4
3 Menunjukkan pemahaman bahwa proses yang logis, kritis dan cermat
diperlukan dalam mengambil kesimpulan
3
5 6
Dukungan terhadap Sifat Sains
4 Menunjukkan pemahaman bahwa sains memiliki keterbatasan : teori dan
prinsip sains adalah tentatif dan mendekati kebenaran serta tidak semua permasalah dapat dapat dijawab oleh sains
1
7 8
5 Meyakini bahwa saintis harus memiliki kejujuran intelektual, objektivitas
dalam observasi. Observasi dan eksperimen adalah dasar dari penerapan sains
1
9 10
Keyakinan diri sebagai pembelajar sains
Keyakinan diri sebagai pembelajar sains 6
Keyakinan dalam menangani persoalan ilmiah secara efektif
2
11 12
7 Keyakinan dalam menangani kesulitan dalam menyelesaikan masalah
2
13 14
8 Keyakinan dalam menunjukkan kemampuan ilmiah yang tinggi
2
15 16
Ketertarikan terhadap sains
9 Mengindikasikan keingintahuan tentang sains, isu-isu sains dan
mempraktikan sains
3
17 18
10 Menunjukkan keinginan untuk memperoleh tambahan pengetahuan dan
keahlian ilmiah, menggunakan beragam sumber dan metode ilmiah
3
19 20
11 Menunjukkan pemahaman bahwa sains memerlukan dukungan penuh
dari masyarakat
2
21 22
Jumlah 11
11
Keterangan :
1.
Indikator hanya terdapat dari PISA
2.
Indikator hanya terdapat dari SAI II
3.
Indikator ada pada PISA dan SAI II
Wiwin Kurniasih, 2013 Pengaruh Pembelajaran Inquiry Lab Terhadap Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah
Siswa Pada Materi Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Tabel.3.9. Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Kuisioner Sikap Ilmiah
No Taraf Kesukaran
Validitas item Kesimpulan
Validitas Realibilitas
P Interpretasi
Korelasi Interpretasi
r Interpretasi
1 0,66
Sedang 0,54
Cukup Terima
0.91 Sangat Tinggi
2 0,56
Sedang 0,49
Cukup Terima
3 0,71
Sangat Mudah 0,51
Cukup Terima
4 0,76
Mudah 0,37
Rendah Terima
5 0,68
Sedang 0,47
Cukup Terima
6 0,66
Sedang 0,72
Tinggi Terima
7 0,69
Sedang 0,43
Cukup Terima
8 0,65
Sedang 0,49
Cukup Terima
9 0,62
Sedang 0,54
Cukup Terima
10 0,64
Mudah 0,57
Cukup Terima
11 0,67
Sedang 0,60
Cukup Terima
12 0,65
Sukar 0,52
Cukup Terima
13 0,55
Sedang 0,51
Cukup Terima
14 0,65
Sedang 0,49
Cukup Terima
15 0,69
Sedang 0,71
Tinggi Terima
16 0,68
Sedang 0,69
Cukup Terima
17 0,71
Sangat Mudah 0,64
Cukup Terima
18 0,68
Sedang 0,47
Cukup Terima
19 0,62
Sedang 0,47
Cukup Terima
20 0,68
Sedang 0,43
Cukup Terima
21 0,59
Sedang 0,49
Cukup Terima
22 0,67
Sedang 0,59
Cukup Terima
Keterangan : Terima =Ada perbaikan option jawaban soal.
I. Teknik Pengumpulan Data
Untuk instrumen butir soal dan kuesioner sikap, pengumpulan data dilakukan dua kali yakni pada saat pretest dan pada saat posttest.
J. Pengolahan dan Analisis Data
1. Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks Inquiry lab
Wiwin Kurniasih, 2013 Pengaruh Pembelajaran Inquiry Lab Terhadap Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah
Siswa Pada Materi Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Dengan melakukan observasi keterlaksanaan sintaks, peneliti dapat mengaitkan hasil pencapaian literasi atau sikap ilmiah siswa dengan kegiatan yang dilakukan selama
pembelajaran inquiry lab. Spesifikasi keterlaksanaan dengan deskriptor tiap sintaks dapat dilihat pada lampiran B.1.
a. Menghitung persentasi skor yang diperoleh dengan rumus berikut :
Persen keterlaksanaan = b.
Menentukan kategori keterlaksanaan model pembelajaran berdasarkan Tabel berikut :
Berikut adalah kategori hasil keterlaksanaan sintaks:
Tabel 3.10 Kategori Keterlaksanaan Sintaks Rentang Indeks
Keterangan 85-100
Sangat baik 70-85
Baik 55-70
Cukup 40-55
Kurang 0-40
Sangat Kurang Sumber : Rupilu, 2012
2. Pengolahan Data Tes Kemampuan Literasi Sains Pretest dan Postest
a. Menghitung skor yang diperoleh siswa
b. Melakukan perhitungan nilai siswa yang dihitung dengan menggunakan
rumus : N =
ko m k im l
c. Melakukan uji statistika
1 Uji Prasyarat
Uji prasyarat merupakan uji awal yang akan menentukan apakah hipotesis akan dilakukan melalui uji statistik parametrik ataukah
nonparametric Sudjana, 2005. Uji prasayarat ini terdiri atas dua bagian yakni uji normalitas dan uji homogenitas, dengan kriteria pengambilan
keputusan adalah jika nilai signifikansi 0,05 maka H diterima, jika
Wiwin Kurniasih, 2013 Pengaruh Pembelajaran Inquiry Lab Terhadap Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah
Siswa Pada Materi Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
nilai signifikansi 0,05 maka H ditolak. Kedua uji ini akan dilakukan
melalui software statistik SPSS 16.0 multilanguage.
a Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi
syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik.
b Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui homogen atau tidaknya data kedua sampel. Apabila kesimpulan menunjukkan kelas data homogen, maka
data berasal dari populasi yang sama dan layak untuk diuji statistik parametrik.
2 Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang dilakukan yakni melalui uji dua rata-rata serta membandingkan gain yang diperoleh pada kelas kontrol dengan eksperimen.
Jenis uji dua rata-rata yang digunakan bergant ung kep d juml h mpel, jik ≥
30 dan data berdistribusi normal maka dilakukan uji parametrik yaitu uji t independen, namun jika data tidak berdistribusi normal maka dilakkan uji Mann-
Whitney. Sudjana, 2005. Hipotesis dalam pengujian berikut ini adalah : H =
tidak terdapat perbedaan yang signifikan Tingkat signifikansi Level of Significant yang digunakan dalam penelitian
ini adalah α = 0.05, artinya kemungkinan kebenaran hasil penarikan kesimpulan
mempunyai probabilitas 95 atau toleransi kemelesetan 5, tingkat signifikansi α = 0.05 sudah lazim digunakan karena dinilai cukup ketat untuk mewakili
perbedaan antara variabel-variabel yang diuji. Menghitung nilai N-gain dengan rumus :
g =
Keterangan : g : N-gain
T
2
: nilai posttest
Wiwin Kurniasih, 2013 Pengaruh Pembelajaran Inquiry Lab Terhadap Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah
Siswa Pada Materi Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
T
1
: nilai pretest Is : skor maksimal
Tabel 3.11 Kriteria N-gain
Rentang Kriteria
g ≥ 0,70 Tinggi
0,30 ≥ g ≥ 0,70 Sedang
g 0,30 Rendah
Hake, 1999
1. Pengolahan Data Tes Sikap Ilmiah
Analisis kuesioner sikap ilmiah menggunakan skala Likert-5. Berikut adalah skor yang akan diberikan pada tiap tipe jawaban, sesuai dengan orientasi jawaban yang
diharapkan :
Tabel. 3.12. Cara Pemberian Skor Kuesioner Sikap Ilmiah
Jawaban Responden Soal Berorientasi Jawaban
Positif
1
Soal Berorientasi Jawaban Negatif
2
Sangat Setuju 5
1 Setuju
4 2
Ragu-ragu 3
3 Tidak Setuju
2 4
Sangat Tidak Setuju 1
5 Keterangan:
1
Soal berorientasi jawaban positif : soal yang diharapkan agar responden menjawab dengan jawaban berorientasi positif
2
Soal berorientasi jawaban negatif : soal yang diharapkan agar responden menjawab dengan jawaban berorientasi negatif
Tabel 3.13. Kategori Persentase Sikap Ilmiah Siswa
Persentase Predikat
86 – 100
Sangat Baik 75
– 85 Baik
60 – 74
Cukup 55
– 59 Kurang
≤ 54 Kurang Sekali
Purwanto, 2009
Wiwin Kurniasih, 2013 Pengaruh Pembelajaran Inquiry Lab Terhadap Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah
Siswa Pada Materi Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
K. Alur Penelitian
Alur Penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Perumusan Masalah
Penyususan Instrumen Penelitian
Studi Pendahuluan Studi Literatur
Seminar Proposal
Judgment Instrumen Uji Coba Instrumen
Revisi Instrumen Penelitian
Pretest Pada Kelas Eksperimen Pretest Pada Kelas Kontrol
Pembelajaran Konvensional Pembelajaran Inquiry Lab
Postest Pada Kelas Kontrol Postest Pada Kelas Eksperimen
Analisis Data dan Judgment Hasil
Kesimpulan
Penyusunan Laporan
Wiwin Kurniasih, 2013 Pengaruh Pembelajaran Inquiry Lab Terhadap Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah
Siswa Pada Materi Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian
63
Wiwin Kurniasih, 2013 Pengaruh Pembelajaran Inquiry Lab Terhadap Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Dan Sikap
Ilmiah Siswa Pada Materi Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan