Bab 8 Energi 47
Gambar 8.2 Perahu Layar yang Digerakkan oleh Energi Angin
sumber: http:i97.photobucket.comalbumsl212munawirpinisi2.jpg
Gambar 8.3 Salah Satu Kincir Angin yang Dapat Digunakan untuk Menghasilkan Energi Listrik
Sumber: http:thebibliothek.files.wordpress.com200910pitstone-windmill-600px1.jpg
6. Energi bahan fosil, umumnya dapat ditemukan di dalam bumi dan biasa dipakai sebagai sumber bahan bakar minyak BBM. Bentuk lain
energi fosil ini adalah batubara dan gas alam. Indonesia sangat kaya
Bab 8 Energi 48
akan energi fosil ini. Bahan bakar minyak dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk kendaraan bermotor. Batubara, dimanfaatkan
untuk energi pembangkit listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Paiton sumber energinya berasal dari batubara. Gas alam telah
dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga dan pembangkit listrik.
7. Energi panas bumi, berasal dari aktivitas vulkanisme. Indonesia banyak memiliki gunung berapi yang masih aktif dan menyimpan
energi panas. Energi panas bumi ini juga dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. Kawah Kamojang di Jawa Barat telah dimanfaatkan
untuk pembangkit listri tenaga panas PLTP. 8. Energi nuklir, diperoleh dari reaksi kimiawi yang menghasilkan energi.
Reaksi kimiawi tersebut pada dasarnya adalah peristiwa penguraian atau penggabungan inti atom. Energi nuklir dapat juga dimanfaatkan
untuk sumber pembangkit listrik. Pembangkit listrik tenaga nuklir PLTN yang sekarang ada menggunakan proses penguraian Uranium.
Stasiun tenaga nuklir menggunakan panas dari penguraian inti atom untuk mengasilkan uap yang menggerakkan turbin untuk menghasil-
kan listrik.
C. Penghematan Energi
Penggunaan energi disamping menguntungkan bagi kehidupan manusia juga menimbulkan dampak negatip. Perkembangan sektor energi
cenderung membawa konsekuensi pada kualitas lingkungan hidup. Peningkatan konsumsi energi akan meningkatkan beban pencemar
lingkungan, terutama yang dilepaskan di udara. Hal ini akan memberi sumbangan terhadap efek rumah kaca dan pemanasan global yang
sekarang menjadi isu dunia. Aktivitas yang menggunakan energi telah menimbulkan dampak yang cukup serius. Di kota besar Jakarta, Bandung
dan Surabaya dilaporkan bahan buangan pencemar udara sudah tergolong tinggi akibat meningkatnya aktivitas transportasis dan industri
yang ada. Jika manusia telah terjebak dalam kemudahan-kemudahan
Bab 8 Energi 49
hidup karena didukung ketersediaan energi yang menjadi sumber tenaganya maka akan terancam oleh kecukupan energi dan hal ini tidak
boleh dibiarkan berlarut-larut. Dengan demikian diperlukan tindakan atau aktivitas penghematan energi.
Upaya untuk dapat menghemat penggunaan energi perlu segera dilakukan. Beberapa kegiatan yang dapat menghemat energi tersebut
adalah: 1. Penggunaan alat angkutan umum bila bepergian dan mengurangi
penggunaan kendaraan pribadi. 2. Penggiatan pengembangan sistem transportasi umum yang makin baik
secara terus menerus. 3. Penggunaan kendaraan yang efisien bahan bakar.
4. Penggunaan lampu dan peralatan listrik yang efisien energi baik dilingkugan rumah maupun di kantor-kantor.
5. Penggunaan gas sebagai ganti tenaga listrik untuk memanaskan ruang dan memasak air.
6. Penggunaan tenaga surya untuk memasak dan memanaskan air. 7. Pengembangan dan memanfaatkan sumber energi alternatif, dan lain
lain.
D. Rangkuman
Energi secara umum diartikan sebagai tenaga, kekuatan, atau daya yang dapat menggerakkan atau menggiatkan sesuatu. Beberapa sumber-
daya energi meliputi sumberdaya energi hayati terdiri dari energi manusia, hewan, dan biomasa, sumberdaya energi surya, air, laut, angin, fosil,
panas bumi dan nuklir. Tindakan hemat energi yang perlu dikembangkan adalah penggunaan alat angkutan umum bila bepergian dan mengurangi
penggunaan kendaraan pribadi, penggiatan pengembangan sistem transportasi umum yang makin baik secara terus menerus, penggunaan
kendaraan yang efisien bahan bakar, penggunaan lampu dan peralatan listrik yang efisien energi baik dilingkugan rumah maupun di kantor-kantor,
penggunaan gas sebagai ganti tenaga listrik untuk memanaskan ruang
Bab 8 Energi 50
dan memasak air, penggunaan tenaga surya untuk memasak dan memanaskan air, dan pengembangan dan memanfaatkan sumber energi
alternatif, dan lain lain.
E. KasusPermasalahan
Cuaca cerah sang mentari bersinar terang sehinga cahayanya dapat menerangi di segala sudut ruang kelas atau kantor. Para siswa
belajar dalam suasana terang dan para karyawan dapat beraktivitas dengan leluasa karena ruangan dalam keadaan terang. Tetapi lampu-
lampu yang memanfaatkan energi listrik dalam ruang-ruang tersebut menyala. Beberapa alat elektronik dalam keadaan aktif on misalnya AC
hidup, padahal bila tidak menggunakan AC suasana sudah sejuk. Anda sebagai siswa di sekolah itu tidak punya kuasa atau wewenang kemudian
melihat keadan terjadinya pemborosan energi, Apa yang perlu anda lakukan dan sarankan kepada pihak berwenang di sekolahmu itu?.
Bab 9 Hutan 51
BAB IX HUTAN
Sumber: www.lablink.or.idEnvHutanForest1.jpg
A. Pendahuluan
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Hutan merupakan sistem penggunaan
lahan yang tertutup dan tidak ada campur tangan manusia, masuknya kepentingan manusia secara terbatas seperti pengambilan hasil hutan
untuk subsistem tidak mengganggu hutan dan fungsi hutan. Tekanan
Standar Kompetensi: Mengenal kerusakan hutan, penyebab kerusakan hutan dan upaya
mengatasinya.
Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi upaya-upaya untuk mencegahmembatasi kerusakan
hutan melalui kearifan lokal.
Indikator : Siswa dapat mengidentifikasi upaya-upaya untuk mencegah
membatasi kerusakan hutan melalui kearifan lokal.
Bab 9 Hutan 52
penduduk dan tekanan ekonomi yang semakin besar, mengakibatkan pengambilan hasil hutan semakin intensif penebangan kayu. Penebang-
an hutan juga dilakukan untuk kepentingan yang lain, misalnya untuk mengubah menjadi ladang pertanian atau perkebunan. Akibat dari
gangguan-gangguan hutan tersebut akan menyebabkan terjadinya perubahan fungsi hutan. Perubahan-perubahan tersebut lebih menekan-
kan kearah fungsi ekonomi dengan mengabaikan fungsi sosial atau fungsi ekologis.
Konsep pengelolaan hutan secara bijaksana, harus mengemba- likan fungsi hutan secara menyeluruh fungsi ekologis, fungsi sosial dan
fungsi ekonomi dengan lebih menekankan kepada peran pemerintah, peran masyarakat dan peran swasta. Langkah- langkah yang sinergi dari
ke tiga komponen pemerintah, masyarakat dan swasta akan mewujud- kan fungsi hutan secara menyeluruh yang menciptakan pengamanan dan
pelestarian hutan. Model pengelolaan hutan dalam jangka menengah dan jangka
panjang dilakukan dengan membuat Master Plan Pengelolaan Hutan, yang proses penyusunannya melibatkan semua unsur terkait Pemerintah
daerah, masyarakat dan perhutani. Master plan pengelolaan hutan penyusunannya didasarkan pada sistem Social Forestry, dengan harapan
dapat mewujudkan: pengamanan hutan secara berkesinambungan, menjaga pelestarian hutan dan peran hutan sebagai penyeimbang
lingkungan.
B. Kerusakan Hutan
Kerusakan yang terjadi terhadap salah satu ekosistem dapat menimbulkan dampak lanjutan bagi aliran antar ekosistem maupun
ekosistem lain di sekitarnya. Kerusakan hutan dipicu oleh kebutuhan manusia yang semakin banyak dan berkembang, sehingga terjadi hal-hal
yang dapat merusak hutan Indonesia Pengelolaan hutan sangat penting demi pengawetan maupun pelestariannya karena banyaknya fungsi hutan
seperti berikut ini:
Bab 9 Hutan 53
1. Mencegah erosi; dengan adanya hutan, air hujan tidak langsung jatuh ke permukaan tanah, dan dapat diserap oleh akar tanaman.
2. Sumber ekonomi; melalui penyediaan kayu, getah, bunga, hewan, dan sebagainya.
3. Sumber plasma nutfah; keanekaragaman hewan dan tumbuhan di hutan memungkinkan diperolehnya keanekaragaman gen.
4. Menjaga keseimbangan air di musim hujan dan musim kemarau. Dengan terbentuknya humus di hutan, tanah menjadi gembur. Tanah
yang gembur mampu menahan air hujan sehingga meresap ke dalam tanah, resapan air akan ditahan oleh akar-akar pohon. Dengan
demikian, di musim hujan air tidak berlebihan, sedangkan di musim kemarau, danau, sungai, sumur dan sebagainya tidak kekurangan air.
Dalam mengeksploitasi sumber daya tumbuhan, khususnya hutan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Tidak melakukan penebangan pohon di hutan dengan semena-mena tebang habis.
2. Penebangan kayu di hutan dilaksanakan dengan terencana dengan sistem tebang pilih penebangan selektif. Artinya, pohon yang
ditebang adalah pohon yang sudah tua dengan ukuran tertentu yang telah ditentukan.
3. Cara penebangannya pun harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merusak pohon-pohon muda di sekitarnya.
4. Melakukan reboisasi reforestasi, yaitu menghutankan kembali hutan yang sudah terlanjur rusak.
5. Melaksanakan aforestasi, yaitu menghutankan daerah yang bukan hutan untuk mengganti daerah hutan yang digunakan untuk keperluan
lain. 6. Mencegah kebakaran hutan.
Bab 9 Hutan 54