Buku PLH Kelas 7 SMP

(1)

P

P

E

E

N

N

D

D

I

I

D

D

I

I

K

K

A

A

N

N

L

L

I

I

N

N

G

G

K

K

U

U

N

N

G

G

A

A

N

N

H

H

I

I

D

D

U

U

P

P

Untuk SMP Kelas VII


(2)

Lingkungan Hidup

Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jilid 1

    Tim Penulis: 

1. Drs. Rudi Hartono, M.Si.  2. Dr. Sugeng Utaya M.Si. 

3. Dra. Susriyati Mahanal, M.Pd.  4. Dr. Fathur Rohman, M.Si.  5. Drs. Yudhi Utomo, M.Si.  6. Neena Zakia, S.Si., M.Si.  7. Samsul Hidayat, S.Si., M.T.   

 

    Editor: 

1. Dr. Mardi Wiyono, M.Pd.  2. Dr. Sutrisno, M.Si. 

     

PUSAT PENELITIAN LINGKUNGAN HIDUP LEMBAGA PENELITIAN

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Jalan Semarang 5 Malang 65145, Telp (0341) 551-312 psw 496 Fax (0341) 580311 Email: pplh@lemlit.um.ac.id • Website: http://www.lemlit.um.ac.id

Kerjasama dengan

BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2009


(3)

Kata Pengantar ii

KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas taufiq dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan buku ini.

Buku ini dirancang untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup di Sekolah Menengah Pertama atau Tsanawiyah. Buku Pendidikan Lingkungan Hidup untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII Jilid 1 ini telah dirancang sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan lingkungan hidup, mulai dari manusia dan lingkungan, memelihara kebersihan lingkungan, sumber daya alam, air, pencemaran udara, tanah dan lahan, energi, hutan, bencana alam, pesisir dan laut, sungai dan danau.

Pada buku ini diberikan pula kasus/permasalahan yang harus diselesaikan oleh siswa sehingga akan melatih untuk bersikap dan berperilaku positif terhadap lingkungan.

Kami berharap buku ini dapat bermanfaat untuk mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa sehingga mampu menerap-kan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

Akhir kata, kami tunggu kritik dan saran untuk perbaikan buku ini di masa yang akan datang. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur yang telah mempercayakan penyusunan buku ini kepada PPLH Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang.

Malang, Desember 2009


(4)

Daftar Isi iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR --- ii

DAFTAR ISI--- iii

BAB I MANUSIA DAN LINGKUNGAN --- 1

A. Manusia sebagai Makhluk Sosial --- 1

B. Pengertian dan Komponen Ekosistem --- 3

C. Hubungan Timbal Balik Makhluk Hidup dan Lingkungan --- 8

D. Keanekaragaman Hayati--- 10

E. Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati --- 11

F. Rangkuman --- 14

G. Kasus/Permasalahan --- 14

BAB II MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN--- 15

A. Pengertian Sampah --- 15

B. Jenis Sampah --- 16

C. Pengelolaan Sampah --- 16

D. Kebersihan Lingkungan --- 19

E. Dampak Sampah Terhadap Lingkungan --- 21

F. Rangkuman --- 22

G. Kasus/Permasalahan --- 22

BAB III SUMBER DAYA ALAM --- 23

A. Pendahuluan --- 23

B. Pengertian dan Jenis Sumberdaya Alam Terbarui (Renewable) dan Tidak Terbarui (Nonrenewable)--- 24

C. Rangkuman --- 30

D. Kasus/Permasalahan --- 30

BAB IV AIR --- 31

A. Jenis Air --- 31

B. Hidrosfer dan Sikulus Hidrologi --- 33

C. Pencemaran Air --- 36

D. Dampak Pencemaran Air --- 38

E. Rangkuman --- 40


(5)

Daftar Isi iv

BAB V PENCEMARAN UDARA --- 42

A. Pendahuluan --- 42

B. Pencemaran Udara--- 43

C. Sumber Pencemaran Udara dan Jenis Zat Pencemarnya - 44 D. Kebisingan dan Bau--- 47

E. Rangkuman --- 50

F. Kasus/Permasalahan --- 50

BAB VI TANAH DAN LAHAN --- 51

A. Pendahuluan --- 51

B. Pengertian Tanah Longsor --- 52

C. Jenis-jenis Tanah Longsor --- 52

D. Pencemaran Tanah --- 54

E. Dampak Pencemaran Tanah --- 55

F. Rangkuman --- 56

G. Kasus/Permasalahan --- 56

BAB VII ENERGI --- 57

A. Pendahuluan --- 57

B. Sumber-sumber Energi--- 58

C. Pemanfaatan Energi --- 60

D. Rangkuman --- 64

E. Kasus/Permasalahan --- 64

BAB VIII HUTAN --- 65

A. Pendahuluan--- 65

B. Kerusakan Hutan dan Penyebabnya --- 66

C. Berbagai Kegiatan Manusia yang Menyebabkan Kerusakan Hutan --- 67

D. Rangkuman --- 72

E. Kasus/Permasalahan --- 72

BAB IX BENCANA ALAM --- 73

A. Pengertian dan Jenis Bencana Alam --- 73

B. Mitigasi (Upaya Penanganan) Bencana Alam --- 83

C. Rangkuman --- 86


(6)

Daftar Isi v

BAB X PESISIR DAN LAUT --- 87

A. Pendahuluan --- 87

B. Ekosistem Laut dan Pesisir --- 88

C. Pengelolaan Pesisir --- 90

D. Rangkuman --- 92

E. Kasus/Permasalahan --- 92

BAB XI SUNGAI DAN DANAU --- 93

A. Ekosistem Sungai dan Danau --- 93

B. Manfaat Sungai dan Danau --- 96

C. Pencemaran Sungai --- 96

D. Pengolahan Limbah --- 98

E. Sedimentasi dan Pendangkalan --- 100

F. Rangkuman --- 101

G. Kasus/Permasalahan --- 101


(7)

Bab 1 Manusia dan Lingkungan 1

BAB I

MANUSIA DAN LINGKUNGAN

A. Manusia sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai makhluk Tuhan adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial, susila, dan religius. Sifat kodrati manusia sebagai makhluk pribadi, sosial, susila, dan religi harus dikembangkan secara seimbang, selaras, dan serasi. Perlu disadari bahwa manusia hanya mempunyai arti dalam kaitannya dengan manusia lain dalam masyarakat. Manusia mempunyai arti hidup secara layak jika ada di antara manusia lainnya. Tanpa ada manusia lain atau tanpa hidup bermasyarakat, seseorang tidak dapat menyelenggarakan hidupnya dengan baik.

Standar Kompetensi:

Memahami lingkungan sosial, lingkungan fisik, dan ekosistem.

Kompetensi Dasar:

1. Menjelaskan pengertian manusia sebagai makhluk sosial. 2. Mengidentifikasi bentuk hubungan sosial antar manusia. 3. Menyebutkan komponen ekosistem dan saling hubung antar

komponen.

4. Mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman makhluk hidup dalam pelestarian ekosistem.

Indikator:

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian manusia sebagai makhluk sosial.

2. Siswa dapat mengidentifikasi bentuk hubungan sosial antar manusia.

3. Siswa dapat menyebutkan komponen ekosistem dan saling hubung antar komponen.

4. Siswa dapat Mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman makhluk hidup dalam pelestarian ekosistem.


(8)

Bab 1 Manusia dan Lingkungan 2

Guna meningkatkan kualitas hidup, manusia memerlukan pendi-dikan, baik pendidikan yang formal, informal maupun nonformal. Dalam kenyataannya, manusia menunjukkan bahwa pendidikan merupakan pembimbingan diri sudah berlangsung sejak zaman primitif. Kegiatan pendidikan terjadi dalam hubungan orangtua dan anak.

Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama. Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri.

Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih sayang, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat.

Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant


(9)

Bab 1 Manusia dan Lingkungan 3

mengatakan, "manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan". Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.

Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani.

B. Pengertian dan Komponen Ekosistem

Konsep Ekosistem

Istilah ekosistem pertama kali diperkenalkan oleh Roy Clapham pada tahun 1930. Menurut Clapham dalam suatu ekosistem antara makhluk hidup dengan lingkungannya terjadi hubungan satu sama lain sebagai suatu unit. Athur Tansley, seorang ahli lingkungan Inggris pada tahun 1935 menggunakan istilah ekosistem untuk menggambarkan hubungan timbal balik antara komponen biotik dan komponen abiotik.

Ekosistem merupakan kumpulan makhluk hidup (tumbuhan, hewan, organisme mikro) yang tinggal bersama-sama dalam suatu wilayah, saling berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang komplek dan dinamis. Menurut Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup No.23 th 1997:

Ekosistem adalah tatanan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Jadi ekosistem adalah

tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menye-luruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.

Semua makhluk hidup di dunia ini tidak ada yang hidup mandiri. Setiap makhluk hidup akan bergantung pada makhluk hidup lain dan lingkungan sekitarnya untuk memperoleh makanan, tumbuh dan


(10)

Bab 1 Manusia dan Lingkungan 4

berkembang biak, serta tempat berlindung. Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya bersifat timbal balik dan komplek. Setiap mahluk hidup berada dalam lingkungannya masing-masing, yaitu lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Lingkungan biotik yaitu semua makhluk hidup yang berada di sekeliling organisme, dan lingkungan abiotik yaitu faktor-faktor tidak hidup seperti iklim (suhu, kelembaban, cahaya), tanah dan garam-garam mineral yang larut dalam tanah, air, udara dan lain-lain. Lingkungan abiotik dapat mempengaruhi makhluk hidup dan sebaliknya makhluk hidup dapat mempengaruhi lingkungan abiotik. Demikian juga makhluk hidup dapat empengaruhi makhluk hidup yang lainnya. Hubungan timbal balik antara makhluk hidup (komponen biotik) dengan lingkungan abiotik dikenal dengan istilah ekosistem atau sistem ekologi.

Komponen-Kompenen Ekosistem

Ekosistem terdiri dari dua komponen utama yaitu kompoenen abiotik dan komponen biotik.

Komponen Biotik

Komponen biotik merupakan komponen ekosistem berupa makhluk hidup yang dapat dikelompokkan berdasarkan perannya dalam rantai makanan meliputi produsen, konsumen, dan decomposer (pengurai). a. Produsen yaitu tumbuhan yang memiliki zat hijau daun. Produsen

mampu menangkap energi matahari melalui fotosintesis dan menyerap nutrisi dari tanah, menyimpan energi untuk digunakan oleh tumbuhan itu sendiri dan oleh organisme lain. Rumput, semak, pohon, lumut, dan beberapa bakteri juga bersifat autotrof sehingga dikelompokkan ke dalam produsen.

b. Konsumen adalah organisme yang tidak memiliki kemampuan untuk menangkap energi matahari, tetapi mengkonsumsi tanaman dan/atau hewan untuk memperoleh energi yang digunakan untuk pertumbuhan dan kegiatan. Konsumen dibagi lagi menjadi tiga jenis berdasarkan


(11)

Bab 1 Manusia dan Lingkungan 5

pada kemampuan mereka untuk mencerna bahan tanaman dan hewan:

Herbivora hanya makan tumbuh-tumbuhan, seperti seperti rusa yang merumput di padang rumput lembah Columbia, atau serangga menggigit daun geranium yang lengket.

Omnivora makan baik tumbuhan dan binatang, seperti beruang hitam.

Karnivora hanya makan binatang, seperti elang ekor merah atau barat ular berbisa.

c. Dekomposer (pengurai), yaitu organisme yang memperoleh energi dengan cara menguraikan bahan organik mati (detritus), menyerap sebagian hasil penguraian dan melepaskan unsur-unsur dan senyawa yang pada gilirannya diperlukan oleh tumbuh-tumbuhan. Organisme yang termasuk dekomposer yaitu jamur, alga dan bakteri.

Komponen Abiotik

Tumbuhan dan binatang-binatang untuk tumbuh dan beraktivitas memerlukan beberapa faktor-faktor abiotik. Faktor-faktor tersebut adalah Iklim (cahaya, temperatur, air, udara atau gas-gas di atmosfir) dan faktor-faktor edafik (tanah).

a. Iklim

Iklim ditentukan oleh berbagai faktor yang berinteraksi seperti cahaya matahari, curah hujan, suhu dan pola angin yang terjadi di suatu daerah, dan merupakan komponen abiotik yang paling penting dari ekosistem. Suhu, bersama-sama dengan curah hujan, menentukan apa-kah suatu ekosistem berupa padang rumput, hutan, atau kombinasi keduanya. Jumlah dan distribusi curah hujan suatu daerah dalam setahun berpengaruh terhadap jenis dan produktivitas tanaman suatu ekosistem.


(12)

Bab 1 Manusia dan Lingkungan 6

b. Cahaya

Energi cahaya (cahaya matahari) adalah sumber energi utama dari hampir semua ekosistem termasuk ekosistem air tawar. Cahaya adalah energi yang digunakan oleh tumbuhan hijau (yang mengandung butir hijau daun) untuk proses fotosintesis yaitu suatu proses pembentukan zat organik dari zat anorganik.

Faktor-faktor seperti banyaknya cahaya, intensitas cahaya, dan panjang periode terang (panjang siang) memainkan peran yang penting dalam satu ekosistem.

Di dalam ekosistem-ekosistem akuatik, banyaknya cahaya merupa-kan suatu faktor pembatas. Cahaya matahari pada ekosistem perairan yang dalam hanya menembus pada kedalaman tertentu.

c. Suhu

Suhu suatu perairan menggambarkan panas yang terdistribusi pada suatu volume tertentu di perairan itu. Matahari merupakan sumber panas utama untuk perairan. Suhu air dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ketinggian tempat, suhu udara, dan iklim. Suhu sebagai salah satu faktor penentu dalam ekosistem perairan sangat berpengaruh terhadap penyebaran suatu spesies, karena setiap spesies memiliki kisaran toleransi terhadap suhu yang berbeda-beda.

Distribusi tumbuhan dan binatang-binatang adalah sangat dipenga-ruhi oleh suhu yang ekstrim. Ekstremum-ekstremum di dalam temperatur sebagai contoh musim yang hangat. Berikut adalah contoh-contoh dari pengaruh suhu terhadap makhluk hidup dalam suatu ekosistem. Mekarnya bunga-bunga dari berbagai tumbuhan sepanjang hari dan malam sering karena perbedaan suhu antara siang malam. Bunga Wijayakusuma memerlukan suhu tertentu untuk mekar, itulah sebabnya bunga wijayakusuma mekar pada tengah malam. Pohon-pohon jati berganti daun setiap tahun menggugurkan daun-daun mereka pada waktu musim panas.


(13)

Bab 1 Manusia dan Lingkungan 7

Binatang-binatang, dapat dibedakan antara yang ectothermic ("berdarah dingin" atau poikilothermic misalnya katak dan kadal) dan binatang-binatang yang endotermis ("berdarah panas" atau homothermic misalnya tikus dan kelinci).

Di padang pasir terjadi perbedaan suhu yang lebih besar antara siang dan malam dan organisme-organisme mempunyai aktivitas dengan periode-periode yang terpisah; contohnya banyak kaktus berbunga pada malam hari dan diserbukkan oleh serangga-serangga pada malam hari.

d. Air

Air merupakan habitat tumbuhan dan binatang akuatik. Air adalah penting bagi makhluk hidup dan semua organisma bergantung padanya untuk bertahan hidup. Tumbuhan dapat digolongkan ke dalam 3 kelompok menurut keperluan air mereka:

Hydrophyte adalah tumbuhan yang tumbuh dan berkembang dalam air misalnya, teratai.

Mesofit adalah tumbuhan dengan persyaratan-persyaratan air sedang, contoh bunga mawar.

Xerofita adalah tumbuhan yang berkembang dalam lingkungan-lingkungan kering di mana mereka sering kali mengalami kekurangan air misalnya kaktus dan tumbuhan sukulenta. Pohon gaharu yang banyak tumbuh di Nusa Tenggara Timur adalah xerofita-xerofita.

e. Udara di atmosfer

Udara yang paling penting yang digunakan oleh tumbuhan dan binatang adalah oksigen, gas CO2 dan Nitrogen.

• Oksigen. Oksigen digunakan oleh semua organisma-organisma yang hidup selama pernapasan.

• Karbon dioksida. Karbon dioksida dibutuhkan oleh tumbuhan hijau selama fotosintesis.

• Nitrogen. Nitrogen bebas tidak dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan dan hewan. Hanya beberapa makhluk hidup prokariotik


(14)

Bab 1 Manusia dan Lingkungan 8

(bakteri dan ganggang biru) yang mampu mengikat N2 bebas dari atmosfer. Tanaman memperoleh nitrogen dalam bentuk nitrat (NO3-) atau amonia (NH3). Nitrogen diubah menjadi nitrat atau amonia oleh bakteri yang tertentu dengan bantuan kilat.

f. Tanah (faktor edafik)

Tanah berkembang dari bahan induk bagian atas dan merupakan campuran dari komponen komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen abiotik tanah meliputi tekstur tanah (ukuran partikel tanah), udara tanah, suhu tanah, air tanah, larutan tanah dan pH. Komponen biotik tanah yaitu organisma-organisma tanah. Jenis bahan induk di daerah tertentu mempengaruhi tekstur tanah. Kombinasi tekstur tanah, aliran air dan kimia menentukan vegetasi yang tumbuh di daerah tersebut.

Ukuran dari partikel-partikel tanah bervariasi dari tanah liat dengan partikel yang mikroskopis sampai pasir dengan partikel-partikel yang lebih besar. Tanah liat adalah suatu campuran dari partikel-partikel pasir dan tanah liat. Tanah berpasir mempunyai aerasi yang bagus, air yang berlebih dialirkan dengan dengan cepat, mengandung sedikit unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan, dan mudah untuk dinanami. Tanah liat adalah cocok untuk pertumbuhan tanaman karena kaya akan mineral, tetapi sirkulasi udaranya jelek.

Tanah memiliki banyak fungsi penting dalam ekosistem. Tanah menyediakan unsur hara bagi tumbuhan, dan menyediakan habitat penting bagi organisme tanah. Tanah adalah penghubung yang penting antara komponen biotik dan abiotik dari ekosistem padang rumput.

C. Hubungan Timbal Balik Mahluk Hidup dan Lingkungannya

Keberlangsungan hidup suatu organisme bergantung pada ling-kungannya. Makhluk hidup mendapatkan materi dan energi dari lingkungannya. Tumbuhan memerlukan materi (garam-garam mineral, air, oksigen, karbondioksida), dan cahaya matahari (energi) dari lingkungan. Tumbuhan mengubah bahan-bahan mentah dengan bantuan energi sinar


(15)

Bab 1 Manusia dan Lingkungan 9

matahari menjadi zat gula (karbohidrat). Materi dan energi dari tumbuhan akan diteruskan ke hewan pemakan tumbuhan. Materi dan energi dari hewan pemakan tumbuhan diteruskan ke hewan pemakan daging. Materi dan energi yang berasal dari lingkungan abiotik akan kembali ke lingkungan abiotik. Tumbuhan bernafas mengambil oksigen dari ling-kungan abiotik, tumbuhan mengeluarkan air dan karbondioksida ke lingkungan abiotik. Karbon dioksida dan air yang ada di lingkungan abioik diambil oleh tanaman lain untuk fotosintesis dengan bantuan energi matahari. Proses fotosintesis menghasilkan karbohidrat dan oksigen yang dikembalikan ke lingkungan abiotik. Selanjutnya oksigen yang ada di lingkungan abiotik dimanfaatkan oleh makhluk hidup lain untuk bernafas.

Berdasarkan sejarah terbentuknya, ekosistem dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Ekosistem Alami, yaitu ekosistem yang terbentuk secara alami, tanpa adanya pengaruh atau campur tangan manusia. Misalnya, ekosistem gurun pasir, ekosistem hutan tropis, ekosistem hutan gugur, ekosistem padang rumput. Setiap ekosistem mempunyai ciri khas. Ciri itu sangat ditentukan oleh faktor suhu, curah hujan, iklim, dan lain-lain.

2. Ekosistem Buatan, yaitu ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia. Misalnya, kolam, waduk, sawah, ladang, dan tanam. Pada umumnya, ekosistem buatan mempunyai komponen biotik sesuai dengan yang diinginkan pembuatnya. Pada ekosistem sawah, komponen biotik yang banyak, yaitu padi dan kacang.

3. Ekosistem Suksesi, yaitu ekosistem yang merupakan hasil suksesi lingkungan yang sebelumnya didahului oleh kerusakan. Pada lingkungan demikian, jenis tumbuhan yang berkembang ditentukan oleh jenis organisme yang hidup di sekitarnya. Contoh ekosistem suksesi adalah ekosistem gunung Anak Krakatau.

Padang rumput adalah bagian penting dari bumi yang luasnya sekitar 25% dari permukaan bumi. Padang rumput menyediakan tanah yang luas untuk penggembalaan baik hewan liar maupun hewan


(16)

Bab 1 Manusia dan Lingkungan 10

peliharaan, serta lahan datar yang cocok untuk bercocok tanam. Padang rumput terjadi di daerah yang beriklim panas dan curah hujan yang rendah. Salah satu jenis padang rumput luas yaitu savana.

Savana berada di wilayah yang beriklim tropis terdapat di wilayah dengan curah hujan 50-130 cm per tahun, tetapi dengan musim kering yang panjang dan mudah terbakar. Savana yang terluas di dunia terdapat di Afrika dan di Australia. Tumbuhan yang berupa rerumputan dan pohon-pohon yang hidup harus tahan terhadap musim kering dan api, maka jumlah jenis tumbuh-tumbuhan yang hidup di savana ini tidak banyak, tidak seperti yang hidup di hutan hujan tropis. Rumput-rumput dari marga

Panicum, Pennisetum, Andropogon dan Imperata mendominasi

lingkungan ini, sedangkan pepohonan yang hidup di sana sama sekali berbeda dengan jenis pohon yang hidup di hutan hujan tropis. Di Afrika diantaranya terdapat pohon Acacia yang terbesar di savana. Di Indonesia padang savana ini dapat ditemukan di Taman Nasional (TN) Baluran dan TN Alas Purwo di Banyuwangi, Jawa Timur.

D. Keanekaragaman Hayati

Para ahli biologi mendefinisikan keanekaragaman hayati atau biodiversitas sebagai keanekaragaman gen, spesies, dan ekosistem suatu wilayah. Bruce A. Wilcox dalam makalah yang dipresentasikan pada konferensi tentang Konservasi Alam dan Sumber Daya Alam untuk Taman Nasional Dunia di Bali pada tahun 1982 mendefinisikan keanekaragaman hayati adalah berbagai bentuk kehidupan di semua tingkat sistem biologis, yaitu molekul (gen), organisme, populasi, spesies, dan ekosistem. Selanjutnya, pada tahun 1992 Peserikatan Bangsa-Bangsa mengadakan KTT Bumi di Rio de Janeiro mendefinisikan keanekaragaman hayati sebagai variabilitas di antara organisme hidup dari semua sumber, termasuk antara ain darat, laut, dan ekosistem perairan. Keanekaragaman organisme ini termasuk keragaman spesies dalam ekosistem.

Menurut Emil Salim keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah keadaan beragamnya ekosistem, jenis, dan variabilitas genetika.


(17)

Bab 1 Manusia dan Lingkungan 11

Dari berbagai definisi tersebut secara singkat dapat di simpulkan bahwa keanekaragaman hayati adalah variasi kehidupan di semua tingkat biologi.

Setiap individu mengandung ratusan gen bahkan ribuan gen, dan spesies terdiri dari banyak individu, sedangkan ekosistem merupakan kunpulan banyak spesies yang saling berinteraksi satu dengan yang lainya juga dengan lingkungan fisiknya. Dengan demikian di antara berbagai macam keanekaragaman hayati terjadi saling keterkaitan.

Selain itu keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu: 1) keanekaragaman hayati primer, yaitu kemungkinan terlestarikannya keanekaragaman hayati di hutan primer alamiah, cagar alam, dan tanaman suaka/kebun botani, kebun binatang dan sejenisnya, 2) keanekaragaman hayati sekunder adalah keanekaragaman spesies/ jenis yang dibudidayakan oleh manusia yang secara regular di tanam, dipelihara, dipanen, dibongkar untuk diganti dengan yang baru, baik spesies yang sama atau spesies lain. Tingkat kelestarian keanekaragam-an hayati sekunder skeanekaragam-angat labil, lebih ditentukkeanekaragam-an oleh nilai ekonomi, mutu produk, teknologi yang diharapkan dan budaya manusia pengelolanya.

E. Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati

Harus disadari bahwa keberadaan generasi sekarang dan seterus-nya sangat bergantung pada keberadaan keanekaragaman hayati. Hal ini disebabakan betapa pentingnya manfaat keanekaragaman hayati bagi kelangsugan hidup manusia. Pemanfaatan keanekaragaman hayati berbeda-beda sesuai dengan karakteristik sumber keanekaragaman hayati. Namun secara umum keanekaragaman hayati mempunyai bebera-pa manfaat sebagai berikut.

1. Keseimbangan Alam

Keanekaragaman hayati juga mendukung sejumlah proses-proses ekosistem alam seperti menjaga stabilitas iklim (mempertahankan persentase CO2, Oksigen, mencegah erosi, mempertahankan siklus air). Sejak zaman batu hilangnya spesies telah dipercepat oleh aktivitas


(18)

Bab 1 Manusia dan Lingkungan 12

manusia. Laju kepunahan spesies sulit untuk diperkiraan, tapi telah diperkirakan sekarang laju kepunahan spesies 100 kali lebih cepat dibanding pada zaman batu. Hutan belantara dengan satwa liar telah banyak yang berubah menjadi lahan pertanian, pertambangan, dan perkotaan untuk manusia. Lebih parah lagi banyaknya pestisida untuk melindungi makanan manusia justru mempercepat hilangnya spesies. Sebagian besar jenis burung dapat hilang dalam kurun waktu 100 tahun. Hilangnya sebagian besar hutan dapat menyebabkan erosi dan berkurangnya oksigen di atmosfer.

2. Pertanian

Keanekaragaman gen merupakan sumber plasma nutfah (sumber genetis) dalam bentuk varietas liar yang hidup secara alamiah di alam. Keragaman gen sangat penting untuk meningkatkan kualitas tanaman pangan seperti kentang, padi, gandum dan sebagainya. Peningkatan produksi tanaman budidaya selama 250 tahun terakhir telah banyak memanfaatkan keanekaragaman genetik yang berasal dari tanaman liar. Contoh ketika hama wereng menyerang sawah di Indonesia pada tahun1970-an, diuji 6,273 varietas padi tahan terhadap hama wereng dan ditemukan satu varietas padi yang tahan terhadap hama wereng.

Tanaman yang heterogen (keanekaragaman tanaman) dapat mem-bantu memulihkan system ketika jenis tanaman yang dominan diserang oleh suatu penyakit. Tanaman monokultur (kurangnya keanekaragaman hayati), merupakan faktor untuk beberapa bencana dalam sejarah pertanian. Keanekaragaman hayati yang tinggi dapat mengontrol penyebaran penyakit tertentu .

Keanekaragaman hayati dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan bagi manusia, Manusia menggunakan setidaknya 40.000 jenis tanaman dan hewan sebagai sumber makanan,tempat tinggal dan pakaian. Ada potensi yang belum dimanfaatkan untuk meningkatkan berbagai produk makanan yang cocok untuk dikonsumsi manusia.


(19)

Bab 1 Manusia dan Lingkungan 13

3. Kesehatan

Hubungan keanekaragaman hayati bagi kesehaan manusia menjadi isu utama politik internasional. Masalah ini juga terkait dengan isu perubahan iklim, karena banyak resiko kesehatan yang diakibatkan olehi perubahan iklim, berhubungan dengan perubahan dalam keanekara-gaman hayati (misalnya perubahan populasi dan penyebaran vektor penyakit, kelangkaan air bersih, dampak terhadap keanekaragaman hayati pertanian dan sumber makanan, dll). Beberapa masalah kesehatan dipengaruhi oleh keanekaragaman hayati termasuk kesehatan dan gizi, penyakit menular, ilmu kedokteran dan obat-obatan, sumber daya, sosial dan kesehatan psikologis dan kesejahteraan rohani). Keanekaragaman hayati juga dikenal memiliki peran penting dalam mengurangi risiko bencana, dan bantuan pasca-bencana dan upaya pemulihan.

Salah satu masalah kesehatan utama yang berkaitan dengan keanekaragaman hayati adalah bahwa penemuan obat dan ketersediaan sumberdaya obat. Bagian penting dari obat-obatan yang diperoleh, secara langsung atau tidak langsung, dari sumber-sumber biologis; Chivian dan Bernstein melaporkan bahwa sedikitnya 50% dari senyawa farmasi di pasar di Amerika Serikat berasal dari senyawa alami yang ditemukan pada tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, sementara sekitar 80% penduduk dunia tergantung pada obat-obatan dari alam (digunakan dalam baik modern atau tradisional praktek medis) untuk pelayanan kesehatan. Selain itu, hanya sebagian kecil dari total keragaman spesies liar telah diselidiki berpotensi sebagai sumber-sumber baru obat-obatan.


(20)

Bab 1 Manusia dan Lingkungan 14

F. Rangkuman

Istilah ekosistem pertama kali diperkenalkan oleh Roy Clapham pada tahun 1930. Menurut Clapham dalam suatu ekosistem antara makhluk hidup dengan lingkungannya terjadi hubungan satu sama lain sebagai suatu unit. Athur Tansley, seorang ahli lingkungan Inggris pada tahun 1935 menggunakan istilah ekosistem untuk menggambarkan hubungan timbal balik antara komponen biotik dan komponen abiotik.

Hubungan keanekaragaman hayati bagi kesehaan manusia menjadi isu utama politik internasional. Masalah ini juga terkait dengan isu perubahan iklim, karena banyak resiko kesehatan yang diakibatkan olehi perubahan iklim, berhubungan dengan perubahan dalam keanekaragaman hayati (misalnya perubahan populasi dan penyebaran vektor penyakit, kelang-kaan air bersih, dampak terhadap keanekaragaman hayati pertanian dan sumber makanan dll).

G. Kasus/Permasalahan

Terjadinya bencana lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo, telah mengubah kondisi lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Cobalah untuk mengidentifikasi beberapa perubahan yang terjadi terhadap lingkungan alam dan sosial di Porong, Sidoarjo.


(21)

Bab 2 Memelihara Kebersihan Lingkungan 15

BAB II

MEMELIHARA KEBERSIHAN

LINGKUNGAN

A. Pengertian Sampah

Sampah adalah semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga dan tempat perdagangan dikenal dengan limbah municipal yang tidak berbahaya (non hazardous). Soewedo (1983) menyatakan bahwa sampah adalah bagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan yang biologis.

Standar Kompetensi:

Memahami sampah, jenis dan sumber sampah, serta dampak sampah terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.

Kompetensi Dasar:

1. Mendeskripsikan pengertian sampah. 2. Mengidentifikasi jenis sampah.

3. Menjelaskan dampak sampah terhadap kesehatan manusia. 4. Menjelaskan dampak sampah terhadap lingkungan hidup. 5. Mengidentifikasi jenis sampah B3.

Indikator:

1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian sampah. 2. Siswa dapat mengidentifikasi jenis sampah.

3. Siswa dapat menjelaskan dampak sampah terhadap kesehatan manusia.

4. Siswa dapat menjelaskan dampak sampah terhadap lingkungan hidup.

5. Siswa dapat mengidentifikasi jenis sampah B3.


(22)

Bab 2 Memelihara Kebersihan Lingkungan 16

Sampah adalah bahan sisa yang sudah tidak dibutuhkan oleh manusia. Umumnya sampah dipisahkan menurut jenisnya seperti: sampah basah, sampah kering. Namun sampah dapat dipisahkan juga menurut asalnya, misalnya sampah rumah tangga, sampah industri, sampah rumah sakit. Sifat bahan kimia yang dikadung oleh sampah adalah yang paling penting karena ini akan menentukan sampah itu berbahaya atau tidak. Sampah yang berbahaya atau beracun biasanya disebut limbah beracun (sering disebut bahan beracun berbahaya atau B3) dan mengandung unsur-unsur kimia yang membahayakan serperti sampah batu baterai, limbah cair dari pabrik, partikel beracun dan sebagainya.

B. Jenis Sampah

Menurut Hidayatullah Adronafis, sampah dipisahkan menurut jenisnya yaitu:

1. Sampah organik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai secara alamiah/ biologis. Misalnya adalah sisa makanan. 2. Sampah anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang

sulit terurai secara biologis sehingga penghancurannya membutuhkan penanganan lebih lanjut. Misalnya adalah plastik dan styrofoam.

3. Sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun) yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan berbahaya dan beracun. Misalnya adalah bahan kimia beracun.

4. Kompos adalah sampah yang teruraikan secara biologis, yaitu melalui pembusukan dengan bakteri yang ada di tanah, dan kerap digunakan sebagai pupuk.

C. Pengelolaan Sampah

Bagaimana kehidupan masyarakat kita ke depan, jika persoalan sampah tidak segera diselesaikan? Permasalahan sampah bukan hanya berdampak pada persoalan lingkungan, tetapi juga telah menimbulkan kerawanan sosial dan bencana kemanusiaan.


(23)

Bab 2 Memelihara Kebersihan Lingkungan 17

Berbagai kasus, seperti di Bantargerbang, Bojong Gede, dan Leuwigajah, mengingatkan kita bahwa persoalan sampah bukan hal yang sepele. Lalu, apa yang dapat kita lakukan agar sampah tidak menggunung dan membuat lingkungan tidak sehat?

Sistem Pengelolaan Sampah

Secara garis besar ada tiga sistem pengelolaan sampah. Dengan cara kimiawi melalui pembakaran, cara fisik melalui pembuangan di TPA, dan cara biologis melalui proses kompos. Yang lazim dilakukan untuk sampah dalam jumlah besar adalah secara fisik.

Bagaimana siklus sistem pengelolaan sampah?

Sampah dari rumah-rumah dikumpulkan dan disimpan dalam tempat atau kontainer sementara, untuk kemudian diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk diolah sebelum dibuang.

Mengapa sampah yang dibuang harus diolah dulu?

Tumpukan sampah yang tidak diolah terlebih dulu dapat mengundang lalat, tikus, pertumbuhan organisme-organisme yang membahayakan, mencemari udara, tanah dan air.

Bagaimana penanganan sampah di TPA?

TPA sering juga disebut landfill, yaitu tempat pembuangan yang memiliki dasar impermeable (tidak tembus air) sehingga sampah yang diletakkan diatasnya tidak akan merembes hingga mencemari air dan tanah di sekitarnya.

Sampah-sampah yang datang diletakkan secara berlapis, dipadat-kan, dan ditutupi dengan tanah liat untuk mencegah datangnya hama dan menghilangkan bau. TPA umumnya dibuat untuk bisa menampung sampah selama jangka waktu beberapa tahun.


(24)

Bab 2 Memelihara Kebersihan Lingkungan 18

Apa itu Insinerator?

Insinerator adalah perangkat pembakaran sampah yang efisien dan bisa mengurangi polusi udara. Insinerator yang baik memiliki sistem penangkal pencemar udara di cerobongnya (walaupun tetap menyebab-kan pencemaran udara), dan sanggup mengurangi volume sampah sampai 80%nya seusai dibakar.

Prinsip 4R dalam menangani sampah

Ada beberapa hal kreatif dan efektif yang bisa kita lakukan yaitu menerapkan prinsip 4R : Replace (mengganti), reduce (mengurangi),

re-use (memakai lagi), dan recycle (mendaur ulang).

1. Replace (Ganti dengan barang ramah lingkungan)

Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan. Misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.

2. Reduce (Kurangi sampah!)

Yaitu usaha untuk mengurangi sampah dalam kegiatan sehari-hari seperti:

a. Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah kantong plastik pembungkus barang belanja.

b. Membeli kemasan isi ulang untuk shampoo dan sabun daripada membeli botol baru setiap kali habis.

c. Membeli susu, makanan kering, deterjen, dan lain-lain dalam paket yang besar dari pada membeli beberapa paket kecil untuk volume yang sama.


(25)

Bab 2 Memelihara Kebersihan Lingkungan 19

3. Reuse (Gunakan sisa sampah yang masih bisa dipakai!) Coba cara-cara ini meliputi:

a. Memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah.

b. Memanfaatkan kantong plastik bekas kemasan belanja untuk pembungkus.

c. Memanfaatkan pakaian atau kain-kain bekas untuk kerajinan tangan, perangkat pembersih (lap), maupun berbagai keperluan lainnya.

4. Recycle (Daur ulang sampah!)

Daur ulang sendiri memang tidak mudah, karena kadang dibutuhkan teknologi dan penanganan khusus.

Tapi teman-teman bisa membantu dengan cara-cara ini :

a. Mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar bekas untuk didaur ulang.

b. Mengumpulkan sisa-sisa kaleng atau botol gelas untuk didaur ulang. c. Menggunakan berbagai produk kertas maupun barang lainnya hasil

daur ulang.

D. Kebersihan Lingkungan

Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah, dan bau. Di zaman modern, setelah Louis Pasteur menemukan proses penularan penyakit atau infeksi disebabkan oleh mikroba, kebersihan juga berarti bebas dari virus, bakteri patogen, dan bahan kimia berbahaya.

Betapa pentingnya kebersihan bagi kehidupan manusia sebab banyak penyakit yang bisa ditimbulkan karena kondisi lingkungan hidup


(26)

Bab 2 Memelihara Kebersihan Lingkungan 20

yang tidak bersih. Cobalah tengok tumpukan sampah yang menggunung, Kira-kira penyakit apakah yang bisa ditimbulkan dari sampah itu?

Pada timbunan sampah biasanya hidup bermacam mikroba dan bakteri penyebab penyakit. Mikroba dan bakteri ini dapat berpindah ke mana-mana karena dibawa oleh lalat dan serangga lainya yang sering ada di tempat sampah. Bakteri dan mikroba dapat menyebabkan sakit perut atau diare, batuk-batuk dan infeksi saluran napas, penyakit kulit dan sebagainya. Infeksi saluran pernapasan penularannya melalui percikan ludah orang yang sudah terkena penyakit itu, maka sebaiknya hindari sebisa mungkin sumber penularan tersebut. Jadi kalau bersin dan batuk harus selalu ditutupi mulutnya, agar tak menular ke orang lain. Juga jangan meludah sembarangan. Kebiasaan meludah sembarangan ini sangat potensial menularkan beragam penyakit.

Selain dapat menimbulkan penyakit, sampah yang menggunung juga tidak nyaman untuk dipandang. Dia juga menyebarkan bau busuk, menyebabkan pencemaran airtanah, udara atau lingkungan di sekitarnya.

Kawasan wisata alam merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi, baik oleh wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara yang menyenangi nuansa alami. Selain itu kawasan wisata alam adalah sarana tempat terjadinya interaksi sosial dan aktivitas ekonomi. Untuk menjaring masyarakat dan wisatawan sebanyak mungkin, setiap kawasan wisata alam harus menjaga keunikan, kelestarian, dan keindahannya. Semakin banyak kunjungan wisatawan, maka aktivitas dikawasan tersebut akan meningkat, baik aktivitas sosial maupun ekonomi. Setiap aktivitas yang dilakukan, akan menghasilkan manfaat ekonomi bagi kawasan tersebut. Namun yang harus diingat adalah bahwa limbah atau sampah yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut dapat mengancam kawasan wisata alam.

Sampah apabila dibiarkan tidak dikelola dapat menjadi ancaman yang serius bagi kelangsungan dan kelestarian kawasan wisata alam.


(27)

Bab 2 Memelihara Kebersihan Lingkungan 21

Sebaliknya, apabila dikelola dengan baik, sampah memiliki nilai potensial, seperti penyediaan lapangan pekerjaan, peningkatan kualitas dan estetika lingkungan, dan pemanfaatan lain sebagai bahan pembuatan kompos yang dapat digunakan untuk memperbaiki lahan kritis di berbagai daerah di Indonesia, dan dapat juga mempengaruhi penerimaan devisa negara.

E. Dampak Sampah Terhadap Lingkungan

Dampak negatif yang ditimbulkan dari sampah yang tidak dikelola dengan baik adalah sebagai berikut:

a. Gangguan Kesehatan:

Timbulan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat yang dapat mendorong penularan infeksi. Timbulan sampah dapat menimbulkan penyakit yang terkait dengan tikus;

b. Menurunnya kualitas lingkungan c. Menurunnya estetika lingkungan

Timbulan sampah yang bau, kotor dan berserakan akan menjadikan lingkungan tidak indah untuk dipandang mata;

d. Terhambatnya pembangunan negara.

Dengan menurunnya kualitas dan estetika lingkungan, mengakibat-kan pengunjung atau wisatawan enggan untuk mengunjungi daerah wisata tersebut karena merasa tidak nyaman, dan daerah wisata tersebut menjadi tidak menarik untuk dikunjungi. Akibatnya jumlah kunjungan wisatawan menurun, yang berarti devisa negara juga menurun (Sumber: www.shantybio..transdigit.com, diakses Kamis, 3 Desember 2009 jam 09.43).


(28)

Bab 2 Memelihara Kebersihan Lingkungan 22

F. Rangkuman

Sampah adalah semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga dan tempat perdagangan dikenal dengan limbah municipal yang tidak berbahaya (non hazardous). Sampah juga merupakan bagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan yang biologis.

G. Kasus/Permasalahan

1. Cobalah sebutkan sampah d sekitar kalian! Termasuk jenis sampah apakah itu?

2. Dapatkah kalian menjelaskan pengelolaan sampah yang ada di sekitarmu?


(29)

Bab 3 Sumber Daya Alam 23

BAB III

SUMBER DAYA ALAM

A. Pendahuluan

Ketersediaan sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar, dan tersedianya cukup ruang untuk hidup pada tingkat kestabilan sosial tertentu disebut daya dukung lingkungan. Singkatnya, daya dukung lingkungan ialah kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan semua makhluk hidup.

Di bumi ini, penyebaran sumber daya alam tidak merata letaknya. Ada bagian bumi yang sangat kaya akan mineral, ada pula yang tidak. Ada yang baik untuk pertanian ada pula yang tidak.

Oleh karena itu, agar pemanfaatannya dapat berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi sumber daya alam harus disertai dengan tindakan perlindungan. Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan

Standar Kompetensi:

Memahami pengertian, jenis dan pemanfaatan, serta kerusakan sumber daya alam.

Kompetensi Dasar:

1. Menjelaskan pengertian sumber daya alam terbarui (renewable) dan tidak terbarui (nonrenewable).

2. Mengidentifikasi jenis sumber daya alam terbarui dan tidak terbarui. 3. Menjelaskan pemanfaatan sumber daya alam terbarui dan tidak

terbarui.

Indikator:

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian sumber daya alam terbarui (renewable) dan tidak terbarui (nonrenewable).

2. Siswa dapat mengidentifikasi jenis sumber daya alam terbarui dan tidak terbarui.

3. Siswa dapat menjelaskan pemanfaatan sumber daya alam terbarui dan tidak terbarui.


(30)

Bab 3 Sumber Daya Alam 24

hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional antara lain sebagai berikut :

1. Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan efisien, misalnya: air, tanah, dan udara.

2. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran). 3. Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien,

serta pendaurulangan (recycling).

4. Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara damai dengan alam.

B. Pengertian dan Jenis Sumberdaya Alam Terbarui (Renewable) dan Tidak Terbarui (Nonrenewable)

Macam-macam Sumber Daya Alam

Sumber daya alam dapat dibedakan berdasarkan sifat, potensi, dan jenisnya.

1. Berdasarkan sifat

Menurut sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi 3, yaitu sebagai berikut :

a) Sumberdaya alam yang terbarukan (renewable), sumber daya alam yang dapat diusahakan kembali keberadaannya dan dapat dimanfaat-kan secara terus-menerus, misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba, air, dan tanah. Disebut terbarukan karena dapat melakukan reproduksi dan memiliki daya regenerasi (pulih kembali).

b) Sumberdaya alam yang tidak terbarukan (nonrenewable), sumber daya alam yang apabila digunakan secara terus-menerus akan habis, misalnya: minyak tanah, gas bumi, batu bara, dan bahan tambang lainnya.

c) Sumber daya alam yang tidak habis, misalnya, udara, matahari, energi pasang surut, dan energi laut.


(31)

Bab 3 Sumber Daya Alam 25

2. Berdasarkan potensi

Menurut potensi penggunaannya, sumber daya alam dibagi beberapa macam, antara lain sebagai berikut.

a) Sumber daya alam materi; merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Misalnya, batu, besi, emas, kayu, serat kapas, rosela, dan sebagainya.

b) Sumber daya alam energi; merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan energinya. Misalnya batu bara, minyak bumi, gas bumi, air terjun, sinar matahari, energi pasang surut laut, kincir angin, dan lain-lain.

c) Sumber daya alam ruang; merupakan sumber daya alam yang berupa ruang atau tempat hidup, misalnya area tanah (daratan) dan angkasa.

3. Berdasarkan jenis

Menurut jenisnya, sumber daya alam dibagi dua sebagai berikut: a) Sumber daya alam nonhayati (abiotik); disebut juga sumber daya alam

fisik, yaitu sumberdaya alam yang berupa benda-benda mati. Misalnya: bahan tambang, tanah, air, dan kincir angin.

b) Sumber daya alam hayati (biotik); merupakan sumber daya alam yang berupa makhluk hidup. Misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba, dan manusia.

Sumber daya alam yang dapat diperbarui

Ialah sumber daya alam yang dapat diusahakan kembali keberadaannya dan dapat dimanfaatkan secara terus-menerus, contoh-nya: air, udara, tanah, hutan, hewan dan tumbuhan.

a) Air

Air merupakan kebutuhan utama seluruh makhluk hidup. Bagi manusia selain untuk minum, mandi dan mencuci, air bermanfaat juga:

1. sebagai sarana transportasi 2. sebagai sarana wisata/rekreasi


(32)

Bab 3 Sumber Daya Alam 26

3. sebagai sarana irigasi/pengairan

4. sebagai PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)

Cekungan di daratan yang digenangi air terjadi secara alami disebut danau, misalnya Danau Toba di Sumatera Utara. Sedangkan cekungan di daratan yang digenangi air terjadi karena buatan manusia disebut waduk, misalnya waduk Sermo di Kulon Progo dan Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri (Jateng).

b) Udara

Udara yang bergerak dan berpindah tempat disebut angin. Lapisan udara yang menyelimuti bumi disebut atmosfer. Lapisan Ozon berfungsi untuk melindungi bumi dari sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh matahari.

c) Tanah

Tanah adalah lapisan kulit bumi bagian atas yang terbentuk dari pelapukan batuan dan bahan organik yang hancur oleh proses alamiah. Tanah banyak dimanfaatkan untuk menanam sumber daya alam pertanian. Pertanian meliputi tanaman untuk makanan pokok, seperti padi, jagung dan sagu. Palawija terdiri dari ubi-ubian dan kacang-kacangan; dan holtikultura yang meliputi berbagai jenis sayuran dan buah-buahan.

d) Hewan

Hewan di Indonesia dapat digolongkan menjadi dua, yaitu hewan liar dan hewan piaraan. Hewan liar ialah hewan yang hidup di alam bebas dan dapat mencari makan sendiri, misalnya dari jenis burung, ikan dan serangga. Hewan piaraan ialah hewan yang dipelihara untuk sekadar hobi atau kesenangan semata, misalnya burung perkutut, marmut, kucing dan kakaktua. Hewan ternak ialah hewan yang dikembangbiakkan untuk kemudian dimanfaatkan atau diperjualbelikan.


(33)

Bab 3 Sumber Daya Alam 27

e) Tumbuhan • Hutan

Hutan merupakan sebuah areal luas yang ditumbuhi beraneka ragam pepohonan. Dilihat dari jenis pohonnya, hutan dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Hutan Homogen ialah hutan yang ditumbuhi oleh satu jenis pohon/tanaman, misal: hutan jati, hutan pinus, hutan cemara dll. 2. Hutan Heterogen ialah hutan yang ditumbuhi oleh berbagai jenis

pohon/tanaman.

Dilihat dari arealnya, hutan dapat dibagi menjadi lima, yaitu sebagai berikut:

1. Hutan lindung ialah hutan yang berfungsi melindungi tanah dari erosi, banjir dan tanah longsor.

2. Hutan produksi ialah hutan yang berfungsi untuk menghasilkan berbagai produk industri dan bahan perlengkapan masyarakat, seperti kayu lapis, mebel, bahan bangunan dan kerajinan tangan. 3. Hutan wisata ialah hutan yang ditujukan khusus untuk menarik para

wisatawan domestik (dalam negeri) maupun wisatawan man-canegara.

4. Hutan suaka alam ialah hutan yang berfungsi memelihara dan melindungi flora (tumbuhan) dan fauna (hewan).

5. Hutan mangrove ialah hutan bakau di tepi pantai yang berfungsi untuk menghindari daratan dari abrasi.

Hasil hutan yang dapat dimanfaatkan oleh kita yaitu: kayu (jati, pinus, cemara, cendana), damar, rotan, bambu dll. Erosi ialah pengikisan tanah yang disebabkan oleh air hujan. Reboisasi ialah penanaman/ penghijauan kembali hutan yang telah gundul. Abrasi ialah penyempitan daratan akibat pengikisan tanah yang disebabkan oleh air laut. Korasi ialah pengikisan daratan yang disebabkan oleh angin.

• Pertanian

Pertanian di Indonesia menghasilkan berbagai macam tumbuhan, antara lain padi, jagung, kedelai, sayur-sayuran, cabai, bawang dan


(34)

Bab 3 Sumber Daya Alam 28

berbagai macam buah-buahan, seperti jeruk, apel, mangga, dan durian. Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar penduduk Indonesia mempunyai pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam.

• Perkebunan

Jenis tanaman perkebunan yang ada di Indonesia meliputi karet, cokelat, teh tembakau, kina, kelapa sawit, kapas, cengkih dan tebu. Berbagai jenis di antara tanaman tersebut merupakan tanaman ekspor (kegiatan mengirim barang ke luar negeri ) yang menghasilkan devisa (tabungan bagi negara ).

Hasil pertanian dan perkebunan antara lain: Padi

Merupakan bahan baku nasi yang menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia.

Jagung

Bahan membuat makanan ternak di samping sebagai makanan pokok daerah tertentu

Karet

Bahan baku pembuatan ban mobil atau motor/sepeda dan bahan isolator.

Kapas

Bahan baku tekstil Tembakau

Bahan baku rokok dan obat Kopi

Bahan baku pembuatan minuman Tebu

Untuk bahan baku gula pasir Vanili

Untuk penyedap rasa Agave


(35)

Bab 3 Sumber Daya Alam 29

Rosela

Bermanfaat untuk bahan pembuatan karung goni Kina

Untuk membuat obat malaria

Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui

Ialah sumber daya alam yang apabila digunakan secara terus-menerus akan habis. Biasanya sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui berasal dari barang tambang (minyak bumi dan batu bara) dan bahan galian (emas, perak, timah, besi, nikel dan lain-lain).

• Batubara

Batubara berasal dari tumbuhan purba yang telah mati berjuta-juta tahun yang lalu. Batubara banyak digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan industri dan rumah tangga.

• Minyak Bumi

Minyak bumi berasal dari hewan (plankton) dan jasad-jasad renik yang telah mati berjuta-juta tahun. Dari minyak bumi dapat dibuat antara lain:

¾ Avtur untuk bahan bakar pesawat terbang;

¾ Bensin untuk bahan bakar kendaraan bermotor;

¾ Kerosin untuk bahan baku lampu minyak;

¾ Solar untuk bahan bakar kendaraan diesel;

¾ LNG (Liquid Natural Gas) untuk bahan bakar industri;

¾ Oli ialah bahan untuk pelumas mesin;

¾ Vaselin ialah salep untuk bahan obat;

¾ Parafin untuk bahan pembuat lilin; dan

¾ Aspal untuk bahan pembuat jalan (dihasilkan di Pulau Buton) • Emas dan perak untuk perhiasan

• Besi dan timah

Besi berasal dari bahan yang bercampur dengan tanah, pasir dan sebagainya. Besi merupakan bahan endapan dan logam yang berwarna putih. Timah berasal dari bijih-bijih timah yang


(36)

Bab 3 Sumber Daya Alam 30

tersimpan di dalam bumi.Biji Besi digunakan untuk peralatan rumah tangga, pertanian dan lain-lain

• Tembaga, merupakan jenis logam yang berwarna kekuning-kuningan, lunak dan mudah ditempa.

• Bauksit sebagai bahan dasar pembuatan alumunium. • Marmer untuk bahan bangunan rumah atau gedung • Belerang untuk bahan obat penyakit kulit dan korek api • Yodium untuk obat dan peramu garam dapur beryodium • Nikel untuk bahan pelapis besi agar tidak mudah berkarat. • Gas Alam untuk bahan bakar kompor gas

• Mangaan untuk pembuatan pembuatan besi baja • Grafit bermanfaat untuk membuat isi pensil C. Rangkuman

D. Kasus/Permasalahan

1. Coba sebutkanlah sumber daya yang dipakai sehari-hari di rumahmu! 2. Termasuk sumber daya apa yang dipakai di rumahmu itu?

Sumber daya alam dapat dibedakan berdasarkan sifat, potensi, dan jenisnya. Menurut sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi 3, yaitu sebagai berikut :

Sumber daya alam yang terbarukan (renewable), sumber daya alam yang dapat diusahakan kembali keberadaannya dan dapat dimanfaatkan secara terus-menerus, misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba, air, dan tanah. Disebut terbarukan karena dapat melakukan reproduksi dan memiliki daya regenerasi (pulih kembali). • Sumber daya alam yang tidak terbarukan (nonrenewable), sumber daya alam yang apabila digunakan secara terus-menerus akan habis, misalnya: minyak tanah, gas bumi, batu bara, dan bahan tambang lainnya.

Sumber daya alam yang tidak habis, misalnya, udara, matahari, energi pasang surut, dan energi laut.


(37)

Bab 4 Air 31

BAB IV

A I R

A. Jenis Air

Air, dalam hal ini adalah semua air yang terdapat di atas, maupun di bawah permukaan tanah. Air dalam pengertian ini termasuk air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang dimanfaatkan di darat. Jumlah air di bumi relatif tetap, yakni sebesar kurang lebih 1,4 miliar km3 atau hampir 97,5% air di dunia dalam keadaaan asin. Bila dianggap

Standar Kompetensi:

Mengenal jenis-jenis air, siklus hidrologi dan pencemaran air.

Kompetensi Dasar:

1. Mengidentifikasi perbedaan sifat air bersih dan air kotor. 2. Menjelaskan peristiwa terjadinya siklus hidrologi di bumi.

3. Menjelaskan pentingnya siklus hidrologi bagi kehidupan di bumi. 4. Mendefinisikan pencemaran air menurut peraturan

perundang-undangan.

5. Menjelaskan penyebab terjadinya pencemaran air.

6. Menyebutkan dampak pencemaran air terhadap lingkungan hidup. 7. Menyebutkan dampak pencemaran terhadap kesehatan manusia.

Indikator:

1. Siswa dapat mengidentifikasi perbedaan sifat air bersih dan air kotor.

2. Siswa dapat menjelaskan peristiwa terjadinya siklus hidrologi di bumi.

3. Siswa dapat menjelaskan pentingnya siklus hidrologi bagi kehidupan di bumi.

4. Siswa dapat mendefinisikan pencemaran air menurut peraturan perundang-undangan.

5. Siswa dapat menjelaskan penyebab terjadinya pencemaran air. 6. Siswa dapat menyebutkan dampak pencemaran air terhadap

lingkungan hidup.

7. Siswa dapat menyebutkan dampak pencemaran terhadap kesehatan manusia.


(38)

Bab 4 Air 32

permukaan bumi ini seragam (tanpa lembah dan gunung), maka jumlah air sebesar itu akan menutup rata seluruh permukaan bumi sedalam 2,6 km. Air dalam jumlah sebesar itu, hanya 2,5% air di dunia yang bersifat tawar, sekitar 1,7% tersimpan dalam bentuk es, terutama sekali di daerah kutub, sedangkan 0,1% berada di atmosfer sebagai uap air. Dari seluruh air tawar di bumi, sekitar dua pertiga berwujud es di kutub. Sementara sebagian besar dari sepertiga sisa air tawar berupa air tanah yang berada pada kedalaman 200 – 600 m di bawah permukaan tanah.

Dari seluruh air tawar, hanya 0,006% yang mengalir di permukaan bumi, sementara kandungan air tawar dalam tubuh makhluk hidup selu-ruhnya hanya sebesar 0,003% yakni sekitar setengah dari jumlah air tawar di danau, sungai dan rawa-rawa di bumi kita. Jumlah tersebut relatif kecil jika dibandingkan dengan seluruh jumlah air di dunia.

Kendati secara harfiah dunia tidak kehabisan air, di berbagai tempat dan sebagian besar proporsi penduduk dunia. Sekitar 700 juta penduduk di 43 negara hidup di bawah ambang batas kebutuhan air minimum yaitu 1,700 meter kubik per orang per tahun. Dalam 20 tahun, 3 milyar penduduk dunia akan hidup di bawah ambang batas tersebut.

Meningkatnya kebutuhan air akibat perluasan kota, industri, pertanian, serta tuntutan akan energi semakin menyulitkan kondisi masyarakat miskin sudah rentan terhadap ketersediaan makanan dan mata pencarian. Disekitar kita dapat ditemui air dari sungai yang besar, sering melimpah pada musim hujan namun kenyataan dalam kehidupan masyarakat dinyatakan kekurangan air. Keadaan demikian berarti tidak semua jenis air yang dibutuhkan oleh manusia, manusia membutuhkan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga terutama untuk minum, memasak, mandi dan kegiatan rumah tangga lainnya.

Air bersih secara fisik dapat dikenali bersifat tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Bila disyaratkan lebih rinci air bersih seharusnya juga harus memenuhi kriteria air parameter kimiawi dan biologis.

Sebaliknya air yang tidak mempunyai sifat salah satu parameter fisika sudah dikategorikan air kotor, tentunya dimungkinkan tidak


(39)

meme-Bab 4 Air 33

nuhi kriteria parameter kimiawi maupun biologis. Air yang berwarna dapat disebabkan banyak faktor, seperti: terlarutnya butiran tanah permukaan atau debu, adanya proses alam pelapukan bahan-bahan organik oleh mikroorganisme pada sumber air yang menggenang, atau masuknya bahan-bahan kimia sehingga mengubah warna air. Air berbau menunjuk-kan adanya bahan-bahan lain yang larut dalam air, misal bahan organik membusuk mengeluarkan gas ammonia sehingga berbau sengak, air yang tercampur bahan organik, darah, sisa cucian daging atau ikan akan menghasilkan bau air anyir. Air murni tidak berasa, bila dalam air terlarut bahan-bahan kimia lain bisa menjadi pahit atau masam sehingga air tersebut tidak layak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Sumber penyebab air kotor bisa karena kejadian alam, air hujan yang membawa kotoran, banjir yang membawa lumpur. Air kotor alam sifatnya sesaat tetapi bisa pada wilayah yang sangat luas. Air kotor yang berasal dari kegiatan manusia banyak kita jumpai baik domestik yaitu limbah rumah tangga dan pertanian serta limbah industri yang sifatnya terus menerus, sehingga terkumpul di sungai menjadi air kotor sulit dikendalikan.

B. Hidrosfer dan Siklus Hidrologi

Hidrosfer adalah lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi. Kata hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan. Hidrosfer di permukaan bumi meliputi danau, sungai, laut, lautan, salju atau gletser, air tanah dan uap air yang terdapat di lapisan udara. Air merupakan salah satu sumber daya secara alamiah dapat diperbaharui (renewable), bukan berarti air yang habis dapat dibuat air baru tetapi dapat diperbarui dalam kualitas dan adanya perubahan wujud serta dapat mengalami perpindahan. Air mempunyai daya regerenasi dalam suatu sirkulasi yang disebut siklus air. Ilmu yang mempelajari tentang hidrosfer disebut hidrologi.


(40)

Bab 4 Air 34

Siklus Hidrologi

Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui konden-sasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi (Gambar 4.1). Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.

Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:

• Evaporasi/transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.

• Presipitasi merupakan proses pengendapan air di awan dalam bentuk embun selanjutnya jatuh dari atmosfer ke permukaan bumi dalam bentuk yang berbeda, bisa berupa hujan, hujan es batu (hail), atau salju

• Infiltrasi/Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.

• Air Permukaan - Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai


(41)

Bab 4 Air 35

utama yang membawa seluruh air permukaan di sekitar daerah aliran sungai menuju laut.

Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.


(42)

Bab 4 Air 36

C. Pencemaran Air

Gambar 4.2 Pencemaran Air

Air merupakan sumber yang penting bagi kehidupan manusia. Tanpa air dunia akan menjadi sebuah planet yang tidak bernyawa. 3/4 bagian bumi diliputi oleh air dan lebih 2/3 dari pada berat badan manusia adalah air. Pada umumnya seorang manusia menggunakan 1.000 liter air setahun sebagai minuman. Di bumi cukup melimpah air tetapi sering kita menyaksikan atau mendengar banyak penduduk kekurangan air karena banyak sumber air yang mengalami penurunan kualitas sehingga tidak layak dikonsumsi, sering kita mendengar karena terjadi pencemaran air.

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi, dll. juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pence-maran Air. PencePence-maran air adalah masuknya atau dimasukkannya


(43)

Bab 4 Air 37

kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukan-nya. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki

karakteristik yang berbeda-beda.

• Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi. • Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan

peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.

• Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbah-nya seperti logam berat, toksin organik, milimbah-nyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.

Air dikatakan tercemar bilamana terjadi perubahan komposisi atau kondisi yang diakibatkan oleh adanya kegiatan atau hasil kegiatan manusia sehingga secara langsung maupun tidak langsung air menjadi tidak layak atau kurang layak untuk semua fungsi atau tujuan pemanfaatan sebagaimana kewajaran air yang dalam keadaan alami.

Indikator air telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui :

¾ adanya perubahan suhu air, ¾ perubahan pH,

¾ perubahan warna, bau dan rasa,

¾ timbulnya endapan, koloidal, bahan pelarut, ¾ adanya mikroorganisme, dan


(44)

Bab 4 Air 38

(a) (b)

(c)

Gambar 4.3 Pencemaran Air; (a) Limbah Industri, (b) Limbah Domestik, dan (c) Limbah Industri dan Domestik ke Sungai.

D. Dampak Pencemaran Air

Kemampuan manusia untuk mengubah atau memoditifikasi kualitas lingkungannya tergantung sekali pada taraf sosial budayanya. Masyarakat yang masih primitif hanya mampu membuka hutan secukupnya untuk memberi perlindungan pada masyarakat. Sebaliknya, masyarakat yang sudah maju sosial budayanya dapat mengubah lingkungan hidup sampai taraf yang irreversible. Prilaku masyarakat ini menentukan gaya hidup tersendiri yang akan menciptakan lingkungan yang sesuai dengan yang diinginkannya mengakibatkan timbulnya penyakit juga sesuai dengan prilakunya tadi. Dengan demikian eratlah hubungan antara kesehatan dengan sumberdaya sosial ekonomi. WHO menyatakan “Kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik, mental dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari penyakit”.

Dalam Undang Undang No. 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan. Dalam Bab 1, Pasal 2 dinyatakan bahwa “Kesehatan adalah meliputi kesehatan badan (somatik), rohani (jiwa) dan sosial dan bukan


(45)

Bab 4 Air 39

hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan”. Definisi ini memberi arti yang sangat luas pada kata kesehatan.

Masyarakat adalah terdiri dari individu-individu manusia yang merupakan makhluk biologis dan makhluk sosial di dalam suatu lingkungan hidup (biosfir). Sehingga untuk memahami masyarakat perlu mempelajari kehidupan biologis bentuk interaksi sosial dan lingkungan hidup.

Dengan demikian permasalahan kesehatan masyarakat merupakan hal yang kompleks dan usaha pemecahan masalah kesehatan masyara-kat merupakan upaya menghilangkan penyebab-penyebab secara rasional, sistematis dan berkelanjutan. Menurut paradigma Blum tentang kesehatan dari lima faktor lingkungan mempunyai pengaruh dominan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi status kesehatan seseorang itu dapat berasal dari lingkungan pemukiman, lingkungan sosial, linkungan rekreasi, dan lingkungan kerja.

Pengaruh air terhadap kesehatan dapat menyebabkan penyakit menular dan tidak menular. Perkembangan epidemiologi menggambarkan secara spesifik peran lingkungan dalam terjadinya penyakit dan wabah. Lingkungan berpengaruh pada terjadinya penyakit-penyakit umpama penyakit malaria karena udara jelek dan tinggal di sekitar rawa-rawa. Orang beranggapan bahwa penyakit malaria terjadi karena tinggal pada rawa-rawa padahal nyamuk yang bersarang di rawa menyebabkan penyakit malaria. Dipandang dari segi lingkungan kesehatan, penyakit terjadi karena interaksi antara manusia dan lingkungan.

Air yang telah tercemar dapat mengakibatkan kerugian terhadap manusia juga ekosistem yang ada didalam air. Kerugian yang disebabkan oleh pencemaran air dapat berupa :

¾ Air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan rumah tangga, hal ini diakibatkan oleh air sudah tercemar sehingga tidak bisa diguna-kan lagi apalagi air ini banyak manfaatnya seperti untuk diminum, mandi, memasak mencuci dan lain-lain.


(46)

Bab 4 Air 40

¾ Air tidak dapat digunakan untuk keperluan industri, contoh air yang terkena minyak tidak dapat digunakan lagi sebagai solven atau sebagai air dalam proses industri kimia.

¾ Air tidak dapat digunakan untuk keperluan pertanian, seperti untuk irigasi, pengairan sawah dan kolam perikanan. Apabila air sudah tercemar oleh senyawaan organik dapat mengakibatkan perubahan drastis pada PH air. Air yang bersifat terlalu asam atau basa akan mematikan tanaman dan hewan air, selain itu air yang tercemar oleh limbah B3 menyebabkan banyak ikan mati dan pada manusia timbul penyakit kulit (rasa gatal).

E. Rangkuman

F. Kasus/Permasalahan

1. Sebutkan sumber-sumber air yang terdapat di sekitarmu!

2. Apakah sumber air di sekitarmu ada yang tercemar! Bila ada, tolong jelaskan proses pencemarannya !

Pengertian “air” adalah semua air yang terdapat pada di atas, maupun di bawah permukaan tanah. Air dalam pengertian ini termasuk air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang dimanfaatkan di darat.

Hidrosfer adalah lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi. Kata hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan. Hidrosfer di permukaan bumi meliputi danau, sungai, laut, lautan, salju atau gletser, air tanah dan uap air yang terdapat di lapisan udara. Air merupakan salah satu sumber daya secara alamiah dapat diperbaharui (renewable).

Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.

Air dikatakan tercemar bilamana terjadi perubahan komposisi atau kondisi yang diakibatkan oleh adanya kegiatan atau hasil kegiatan manusia sehingga secara langsung maupun tidak langsung air menjadi tidak layak atau kurang layak untuk semua fungsi atau tujuan pemanfaatan sebagaimana kewajaran air yang dalam keadaan alami.


(47)

Bab 4 Air 41

Buatlah suatu cerita tentang peristiwa-peristiwa di atas dan buatlah ringkasan tentang dampak pencemaran air terhadap kesehatan manusia dan kehidupan makhluk lain.


(48)

Bab 5 Pencemaran Udara 42

BAB V

PENCEMARAN UDARA

A. Pendahuluan

Dalam bab ini akan diuraikan tentang pengertian pencemaran udara. Selanjutnya juga akan diuraikan bagaimana mengidentifikasi sumber pencemaran udara dan jenis zat pencemarnya, selain itu juga dijelaskan bahwa pencemaran udara dapat timbul karena suara dan bau. Dalam bab ini juga diuraikan tentang gangguan kesehatan yang ditimbulkan karena pencemaran yang disebabkan oleh suara (kebisingan) dan bau.

Udara mempunyai peran penting di dalam kehidupan. Udara merupakan campuran beberapa gas dan partikel yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Dalam udara terdapat gas oksigen yang digunakan

Standar Kompetensi:

Memahami fungsi udara, pencemaran, dan dampak yang ditimbulkan, serta cara pengendaliannya.

Kompetensi Dasar:

1. Menjelaskan fungsi udara.

2. Menjelaskan pengertian pencemaran udara.

3. Mengidentifikasi sumber pencemaran udara dan jenis zat pencemarnya.

4. Menjelaskan gangguan kesehatan yang ditimbulkan dari kebisingan dan bau.

Indikator:

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian fungsi udara.

2. Siswa dapat menjelaskan pengertian pencemaran udara.

3. Siswa dapat mengidentifikasi sumber pencemaran udara dan jenis zat pencemarnya.

4. Siswa dapat menjelaskan gangguan kesehatan yang ditimbulkan dari kebisingan dan bau.


(49)

Bab 5 Pencemaran Udara 43

untuk bernafas, gas karbondioksida untuk fotosintesis, dan lapisan ozon untuk menahan sinar ultraviolet dari matahari. Salah satu dampak dari adanya peningkatan jumlah populasi manusia dan perkembangan teknologi adalah munculnya masalah lingkungan yaitu pencemaran. Pencemaran dapat terjadi di lingkungan udara, air, dan tanah. Pencemaran lingkungan yang paling mempengaruhi keadaan iklim dunia adalah pencemaran udara. Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak negatif bagai kehidupan di muka bumi. Pencemaran udara tidak hanya mempengaruhi kesehatan manusia saja, namun juga memberi dampak pada makhluk hidup lain seperti tumbuhan dan hewan.

B. Pencemaran Udara

Pencemaran udara atau disebut juga dengan polusi udara adalah proses masuknya polutan (bahan pencemar) ke dalam lapisan udara (atmosfer) sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan udara terse-but. Pada dasarnya, secara alamiah alam mampu mengurangi polutan yang masuk ke lingkungannya untuk diubah menjadi suatu zat yang tidak berbahaya dan diperlukan untuk kehidupan di bumi ini. Namun, apabila jumlah zat polutan yang masuk ke dalam lingkungan telah melebihi batas normal yang dapat ditolerir oleh lingkungan maka terjadilah peristiwa yang disebut dengan pencemaran. Konsentrasi polutan yang masuk ke lingkungan sudah tidak sebanding lagi dengan laju proses penguraiannya, sehingga menyebabkan terjadinya pencemaran.

Pencemaran yang disebabkan oleh gas karbondioksida adalah salah satu contoh ketidakseimbangan saat ini yang terjadi di alam. Secara alami gas karbondioksida (CO2) diperlukan untuk proses fotosintesis oleh tumbuhan untuk menghasilkan gas oksigen. Gas oksigen sangat diperlu-kan oleh manusia dan hewan, karena digunadiperlu-kan untuk proses perna-fasan. Gas karbondioksida berasal dari berbagai proses pembakaran yang berlangsung secara sempurna. Jumlah gas karbondioksida yang dikeluarkan semakin hari semakin bertambah karena proses pembakaran juga semakin meningkat. Banyaknya kendaraan bermotor, kebakaran


(50)

Bab 5 Pencemaran Udara 44

(sengaja ataupun tidak), dan banyaknya pabrik yang berproduksi, menye-babkan jumlah gas karbondioksida semakin meningkat. Peningkatan ini tidak disertai dengan meningkatnya jumlah tanaman atau tumbuhan yang dapat mengeliminasi atau mengurangi jumlah karbondioksida di udara. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan alam, jumlah CO2 yang dikeluarkan lebih besar daripada yang dimanfaatkan oleh tumbuhan, sehingga terjadilah pencemaran udara.

Pencemaran udara terutama terjadi di kota-kota besar, daerah yang padat lalu lintasnya, dan kawasan padat industri. Pencemaran dapat terjadi di mana-mana, di dalam ruang maupun di luar ruangan. Bila pencemaran terjadi di dalam rumah, ruang sekolah atau perkantoran maka disebut sebagai pencemaran dalam ruang (indoor pollution). Sedangkan apabila pencemaran terjadi di luar ruangan disebut dengan

outdoor pollution. Pencemaran dapat terjadi secara lokal (lingkup kecil),

nasional (lingkup yang agak besar), regional (lingkup lebih besar), ataupun secara global (atau di seluruh permukaan bumi).

Dapatkah kalian menyebutkan satu contoh dari masing-masing pencemaran yang terjadi baik secara lokal, nasional, regional, atau global? Diskusikan bersama guru dan teman kalian! Mengapa disebut pencemaran lokal, nasional, regional, ataupun global? Siapa yang merasakan dampak dari pencemaran tersebut?

Dampak dari pencemaran udara terutama adalah mengganggu kesehatan makhluk hidup atau bahkan dapat menyebabkan timbulnya kematian bagi makhluk di lingkungan udara yang tercemar. Pencemaran juga menimbulkan dampak kerusakan pada benda-benda yang ada di lingkungan yang tercemar. Dampak tersebut ada yang tidak langsung terlihat, namun tidak sedikit dampaknya baru terasa setelah bertahun-tahun atau bahkan menurun ke anak cucunya.

C. Sumber Pencemaran Udara dan Jenis Zat Pencemarnya

Sumber pencemaran udara berasal dari aktivitas alam dan kegiatan manusia. Aktivitas alam seperti letusan gunung berapi, pembusukan zat


(51)

Bab 5 Pencemaran Udara 45

secara alami, serta kebakaran hutan yang tidak disengaja dapat menim-bulkan masalah pencemaran udara. Sedangkan aktivitas manusia akan memberikan sumbangan

terbesar bagi terciptanya masalah pencemaran u-dara. Aktivitas manusia antara lain dari aktivitas industri, kendaraan ber-motor, pembakaran sam-pah, merokok, dan lain-lain.

Zat atau bahan yang dapat

mengakibat-kan pencemaran disebut dengan polutan. Sumber pencemar udara dapat digolongkan menjadi sumber diam dan sumber bergerak. Sumber diam misalnya gunung meletus, asap dari penggorengan di dapur, sedangkan sumber bergerak misalnya kendaraan bermotor. Polutan dapat berpindah tempat karena bantuan angin dan hujan. Angin menyebabkan pencemar-an dapat menyebar kempencemar-ana-mpencemar-ana. Hujpencemar-an sebenarnya adalah pembersih alami. Dengan adanya hujan, maka polutan dapat turun ke bumi dan masuk ke dalam air atau tanah, dan menjadi sumber nutrisi bagi tanaman atau ikan di dalam air. Namun, jika dalam udara mengandung kadar polutan yang sangat tinggi maka hujan membawa polutan yang berbahaya bagi air, tanah, serta makhluk hidup yang tinggal di dalamnya.

Sumber pencemar dapat berupa gas dan partikel. Zat pencemar yang sering dijumpai di lingkungan perkotaan adalah berupa gas CO2, CO, SO2, NO2, partikel debu, dan logam Pb. Selain itu, bau dan suara dapat menimbulkan pencemaran udara.

Gas karbondioksida adalah gas yang dihasilkan dari semua proses pembakaran yang terjadi secara sempurna. Semakin tahun jumlah gas CO2 yang dilepaskan ke udara semakin meningkat. Sumbangan terbesar gas CO2 adalah berasal dari kendaraan bermotor. Gas CO2 sebenarnya


(52)

Bab 5 Pencemaran Udara 46

tidak berpengaruh secara langsung pada kesehatan manusia, namun dampak yang terjadi dengan adanya peningkatan gas CO2 memberikan dampak yang lebih besar terhadap lingkungan. Gas CO2 dapat meningkat-kan suhu bumi sehingga dapat menyebabmeningkat-kan pemanasan global. Jika terjadi secara terus menerus dan tidak ada upaya untuk mengurangi bertambahnya kadar CO2 yang masuk udara, maka diprediksi akan terjadi pencairan gunung es, naiknya permukaan air laut, dan terjadinya perubahan iklim yang ekstrim.

Gas CO (karbonmonoksida) diperoleh dari pembakaran yang tidak sempurna. Misalnya memanaskan mobil di dalam ruang yang tertutup dapat menimbulkan gas CO. Apabila keracunan gas CO dapat mengaki-batkan pusing, pingsan, bahkan dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan gas CO dalam tubuh lebih mudah berikatan dengan haemoglobin (Hb) dalam darah. Darah di dalam tubuh yang normal seharusnya mengangkut gas oksigen, namun jika terdapat gas CO maka darah akan lebih mudah membawa gas CO, sehingga dapat menyebab-kan kematian apabila tidak segera mendapat pertolongan.

Gas SO2 dan NO2 berasal dari pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak, bensin, solar, dan batubara. Keberadaan kedua gas tersebut di udara dapat menyebabkan hujan yang turun di daerah yang mengandung kadar SO2 dan NO2 tinggi dapat menyebabkan hujan asam. Hujan asam dapat mengakibatkan tumbuhan dan hewan yang hidup di dalam tanah mati, besi dan logam mudah berkarat, dan bangunan kuno seperti candi menjadi cepat rusak. Selain itu, kadar SO2 yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan tanaman seperti menguning-nya daun dan kerdilmenguning-nya tanaman.

Partikel debu secara alami dapat dihasilkan dari debu tanah kering yang terbawa oleh angin atau dari letusan gunung berapi. Partikel debu dapat berada di udara melayang-layang dalam waktu yang relatif lama, sehingga dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafas-an. Partikel debu dapat mengandung berbagai senyawa kimia, dan mempunyai ukuran yang berbeda tergantung dari sumber emisinya.


(1)

merupakan lintas Kabupaten/Kota. Oleh karena itu dalam pengelolaan dan pengendalian pencemaran air pada sumber air yang lintas kab/kota diperlukan adanya koordinasi dengan kabupaten/kota serta kerjasama dengan berbagai sektor terkait lainnya.

Koordinasi dan Fasilitasi Pengendalian Pencemaran Air dengan kabupaten/Kota serta stake holder terkait dilakukan untuk merumuskan suatu langkah/strategi dalam upaya pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air serta untuk mensosialisasikan kegiatan/ program pengendalian pencemaran air yang sudah dan sedang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi maupun oleh Kabupaten/kota, serta rencana program kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun berikutnya.

Pencemaran air sungai disebabkan oleh banyaknya air limbah yang masuk ke dalam sungai yang berasal dari berbagai sumber pencemaran yaitu dari limbah industri, domestik, rumah sakit, peternakan, pertanian dan sebagainya.

Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara lain tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri secara sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam selokan. Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan mencemari air di lingkungan tanah pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air.

Pencemaran air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah logam-logam berat yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam berat ini dapat meracuni organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung logam berat


(2)

meskipun diperlukan dalam jumlah kecil. Penumpukan logam-logam berat ini terjadi dalam tumbuh-tumbuhan karena terkontaminasi oleh limbah industri. Untuk menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan logam-logam berat, maka limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan. Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik daripada proses penanggulangan terhadap pencemaran yang telah terjadi.

D. Pengolahan Limbah

Limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya pencemaran air. Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri.

Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain yang berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk.

Di Jawa Timur, tingginya tingkat pencemaran domestik di Kali Brantas, khususnya di Desa Cangkir dan Driyorejo, Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik semakin mengkhawatirkan. Direktur Ekesekutif Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan-lahan Basah atau Ecoton, Prigi Arisandi (2009) menyebutkan populasi penduduk di dua desa itu mencapai 10.000 jiwa dan menyumbangkan limbah cair dan limbah padat berupa sampah domestik setara dengan limbah industri.


(3)

yang dibuang di Kali Brantas mencapai 150 ton per hari dengan komposisi 55 persen berasal dari limbah domestik dan 45 persen limbah industri. Penanganan limbah industri sekarang sedang digalakkan oleh BLH Jatim dengan Perum Jasa Tirta 1 Malang melalui patroli sungai.

Hingga kini sudah lebih dari 12 perusahaan yang sedang diberkas kasusnya oleh Polwiltabes Kota Surabaya, kata Kepala Bidang Komunikasi Lingkungan dan Peningkatan Peran serta masyarakat BLH Jatim, Putu Arthagiri, dalam pelatihan 30 kader pengolah sampah dari Kecamatan Driyorejo. Putu menyatakan BLH Jatim sekarang sedang menggalakkan penanganan limbah domestik dan pengolahan sampah dengan melibatkan peran serta masyarakat. Salah satu bentuknya bekerja sama dengan Ecoton melatih 30 kader pengolah sampah untuk Desa Cangkir dan Desa Driyorejo sejak 30 Juli hingga 2 Agustus ini. Peserta dibekali ketrampilan dasar pengolahan sampah dengan metode composting (pengomposan), metode Pemilahan dan teknik daur ulang bahan-bahan bekas serta sosialisasi kebijakan pengelolaan sampah.

BLH Jatim akan mendukung dan memberikan konsultasi serta bantuan teknis kepada Desa Cangkir dan Driyorejo dengan melihat kesiapan masing-masing desa untuk melakukan pengolahan sampah. “Kami tidak ingin, bantuan teknis berupa instalasi pengolah limbah dan depo-depo kompos nantinya hanya akan menjadi monumen,” ujar Putu Arthagiri.

Faktor pribadi, orang masih tidak memiliki kepedulian pada masalah sampah, yang didasari oleh kurangnya informasi dan pendidikan tentang dampak sampah dan pengolahan sampah. Faktor komunitas, hilangnya gotong royong dalam masyarakat, tidak adanya mekanisme punishment (sanksi) dan reward (pengharagaan) terkait pengolahan sampah dan limbah cair. Selain itu informasi tentang keberhasilan (success story) pengelolaan sampah masih jarang. Faktor pemerintah,


(4)

kurangnya sosialisasi tentang kebijakan pengolahan samp ah dan kurangnya perhatian pemerintah dalam penyadaran masyarakat.

Rendahnya kepedulian masyarakat pada pengolahan sampah selain disebabkan oleh rendahnya kesadaran hidup bersih. juga tidak adanya dorongan dan perhatian dari pemerintah Kabupaten Gresik terkait pengolahan sampah di Desa Driyorejo, ujar salah seorang peserta, Mulyono, Kepala Dusun Lopang Desa Driyorejo.

E. Sedimentasi dan Pendangkalan

Masalah pokok yang dihadapi oleh sungai dan danau adalah sidimentasi dan pendangkalan. Sedimentasi terjadi karena adanya lumpur yang mengumpul di dasar sungai dan danau. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya banjir yang membawa lumpur dari hulu sungai dan penambangan pasir liar. Adanya penggundulan hutan merupakan pemicu timbulnya erosi tanah di hulu.

Sedimentasi ini lama-kelamaan dapat menyebabkan pendangkalan bendungan. Bendungan Sutami Karangkates yang diperkirakan dapat berusia 100 tahun, dengan adanya sedimentasi ini dapat turun usianya menjadi 60 tahun saja. Jika fungsi dari bendungan sebagai PLTA terganggu maka penyediaan listrik di Jawa-Bali akan juga menurun.


(5)

F. Rangkuman

G. Kasus/Permasalahan

1. Jelaskan pengertian sungai, danau, dan waduk/bendungan! 2. Apakah tujuan pengelolaan sungai, danau, dan waduk itu? 3. Sebutkan manfaat utama danau dan sungai?

4. Apakah di sekitar anda terdapat bendungan. Sebutkan dan apa manfaatnya selama ini?

Pengelolaan sungai, danau dan waduk adalah upaya merenca-nakan, melaksamerenca-nakan, memantau dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumberdaya air dan pengendalian daya rusak air.

Konservasi sumberdaya air adalah upaya memelihara kebera-daan serta keberlanjutan keakebera-daan, sifat dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.

Sungai, waduk dan danau merupakan sumber air yang sangat penting fungsinya dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat dan meningkatkan pembangunan nasional, sehingga dalam rangka pemanfaatan dan pelestariannya dipandang perlu melakukan pengaturan mengenai sumber air tersebut yang meliputi perlindungan, pengembangan, penggunaan dan pengendalian dengan Peraturan Pemerintah. Apabila sumberdaya air ini dikelola secara profesional dan penggunaannya proporsional antara kepentingan badan usaha dan kepentingan masyarakat luas, maka akan menambah sumber devisa negara yang pada akhirnya akan bermuara pada kesejahteraan masyarakat.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Panduan

Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasinya di Indonesia. Leaflet Set. BAKORNAS PBP dan Gunungapi.

Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi 2006). http://staff.undip.ac.id/ (Online, diakses 15 Oktober 2009)

Heny Pagoray. 2003. Lingkunagn Pesisir dan Masalahnya Sebagai Daerah Buangan Limbah. Makalah Seminar. Program Pascasarjana S3. Bogor: IPB.

Kumar, A.D. 1986. Environmental Chemistry. India: Mohender Singh Sejwal

Manahan, S.B. 1983. Environmental Chemistry. Boston: Willard Grant Press

Maulana, 2009. Tsunami Asia Tenggara.

http//:maul4n4.multiply.com/journal/item) Diakses 14 Oktober 2009 jam 09.00.

Moore, J.W., and Moore, E.A. 1976. Environmental Chemistry. New York: Academic Press

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001,

Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air.

Rahardjo, S., Dina, L., dan Suyono. 2006. Pengendalian Dampak

Lingkungan. Surabaya: Penerbit Airlangga

Sutikno. 1985. Dampak Bencana Alam Terhadap Lingkungan Fisik. Makalah, disampaikan Dalam Acara Ceramah Ilmiah Lingkungan dalam rangka HUT MAPA GEGAMA Fakultas Geografi UGM. Yogyakarata 1985.