Buku PLH Kelas 8 SMP

(1)

P

P

E

E

N

N

D

D

I

I

D

D

I

I

K

K

A

A

N

N

L

L

I

I

N

N

G

G

K

K

U

U

N

N

G

G

A

A

N

N

H

H

I

I

D

D

U

U

P

P

Untuk SMP Kelas VIII


(2)

Lingkungan Hidup

Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII

Jilid 2

    Tim Penulis: 

1. Drs. Rudi Hartono, M.Si.  2. Dr. Sugeng Utaya M.Si. 

3. Dra. Susriyati Mahanal, M.Pd.  4. Dr. Fathur Rohman, M.Si.  5. Drs. Yudhi Utomo, M.Si.  6. Neena Zakia, S.Si., M.Si.  7. Samsul Hidayat, S.Si., M.T.   

 

    Editor: 

1. Dr. Mardi Wiyono, M.Pd. 

2. Dr. Sutrisno, M.Si.   

   

PUSAT PENELITIAN LINGKUNGAN HIDUP LEMBAGA PENELITIAN

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Jalan Semarang 5 Malang 65145, Telp (0341) 551-312 psw 496 Fax (0341) 580311 Email: pplh@lemlit.um.ac.id • Website: http://www.lemlit.um.ac.id

Kerjasama dengan

BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2009


(3)

Kata Pengantar ii

KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas taufiq dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan buku ini.

Buku ini dirancang untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup di Sekolah Menengah Pertama atau Tsanawiyah. Buku Pendidikan Lingkungan Hidup untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII Jilid 2 ini telah dirancang sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan lingkungan hidup, mulai dari manusia dan lingkungan, memelihara kebersihan lingkungan, sumberdaya alam, air, udara, tanah dan lahan, energi, hutan, bencana alam, pesisir dan laut, sungai dan danau.

Pada buku ini diberikan pula kasus/permasalahan yang harus diselesaikan oleh siswa sehingga akan melatih untuk bersikap dan berperilaku positif terhadap lingkungan.

Kami berharap buku ini dapat bermanfaat untuk mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa sehingga mampu menerap-kan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

Akhir kata, kami tunggu kritik dan saran untuk perbaikan buku ini di masa yang akan datang. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur yang telah mempercayakan penyusunan buku ini kepada PPLH Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang.

Malang, Desember 2009


(4)

Daftar Isi iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR --- ii

DAFTAR ISI--- iii

BAB I MANUSIA DAN LINGKUNGAN --- 1

A. Lingkungan Sosial dan Peranannya --- 1

B. Lingkungan Fisik dan Perubahannya --- 3

C. Rangkuman --- 7

D. Kasus/Permasalahan --- 7

BAB II MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN--- 8

A. Pengelolaan Sampah --- 8

B. Sistem Pengelolaan Sampah --- 10

C. Prinsip 4R dalam Menangani Sampah --- 11

D. Rangkuman --- 12

E. Kasus/Permasalahan --- 13

BAB III SUMBERDAYA ALAM --- 14

A. Eksploitasi Sumberdaya Alam--- 15

B. Kebijakan Pemerintah dalam Pengendalian Sumberdaya Alam --- 17

C. Rangkuman --- 18

D. Kasus/Permasalahan --- 19

BAB IV AIR --- 20

A. Hidrosfer --- 21

B. Sumber dan Ketersediaan Air Tanah --- 23

C. Pemanfaatan Air Tanah --- 24

D. Keterkaitan Air dengan Penyakit--- 24

E. Pencemaran Air dan Pengujian Kualitas Air --- 25

F. Rangkuman --- 27

G. Kasus/Permasalahan --- 27

BAB V UDARA --- 28

A. Pencemaran Udara dan Sumber Pencemaran--- 28

B. Pengaruh Kebisingan dan Bau terhadap Kesehatan --- 34

C. Rangkuman --- 36


(5)

Daftar Isi iv

BAB VI TANAH DAN LAHAN --- 37

A. Pengertian degradasi Lahan --- 37

B. Faktor Penyebab Degradasi Lahan --- 39

C. Dampak Degradasi Lahan--- 41

D. Rangkuman --- 44

E. Kasus/Permasalahan --- 44

BAB VII ENERGI --- 45

A. Dampak Pemakaian Energi Fosil --- 46

B. Emisi Kendaraan Bermotor--- 49

C. Rangkuman --- 50

D. Kasus/Permasalahan --- 50

BAB VIII HUTAN --- 65

A. Fungsi Hutan--- 52

B. Kerusakan Hutan --- 54

C. Rangkuman --- 57

D. Kasus/Permasalahan --- 57

BAB IX BENCANA ALAM --- 58

A. Penyebab Bencana Alam--- 59

B. Rangkuman --- 62

C. Kasus/Permasalahan --- 62

BAB X PESISIR DAN LAUT --- 63

A. Pencemaran dan Kerusakan Laut --- 63

B. Sumber Pencemaran dan Kerusakan Laut--- 64

C. Upaya Pencegahan Pencemaran Laut--- 67

D. Rangkuman --- 69

E. Kasus/Permasalahan --- 70

BAB XI SUNGAI DAN DANAU --- 71

A. Sumber Pencemaran Sungai dan Danau--- 73

B. Dampak Pencemaran Sungai dan Danau --- 76

C. Penanggulangan Pencemaran Sungai dan Danau--- 77

D. Rangkuman --- 79

E. Kasus/Permasalahan --- 80


(6)

Bab I Manusia dan Lingkungan 1

BAB I

MANUSIA DAN LINGKUNGAN

A. Lingkungan Sosial dan Peranannya

Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.

Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan,

Standar Kompetensi:

Memahami lingkungan sosial, lingkungan fisik dan ekosistem.

Indikator:

1. Siswa dapatmengidentifikasi lingkup lingkungan sosial.

2. Siswa dapat mengidentifikasi peran masing-masing dalam setiap lingkungan sosial.

3. Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis lingkungan fisik dan per-ubahannya.

4. Siswa dapat menjelaskan terjadinya perubahan lingkungan fisik akibat perubahan iklim.

5. Siswa dapat menjelaskan perubahan lingkungan fisik akibat aktivitas manusia.

Kompetensi Dasar:

1. Mengidentifikasi lingkup lingkungan sosial.

2. Mengidentifikasi peran masing-masing dalam setiap lingkungan sosial.

3. Menyebutkan jenis-jenis lingkungan fisik dan perubahannya. 4. Menjelaskan terjadinya perubahan lingkungan fisik akibat

peru-bahan iklim.


(7)

Bab I Manusia dan Lingkungan 2 dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.

Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang. Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi.

Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melang-sungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Unsur Hayati (Biotik)

Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.

2. Unsur Sosial Budaya

Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.


(8)

Bab I Manusia dan Lingkungan 3

3. Unsur Fisik (Abiotik)

Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.

Gambar 1.1 Hubungan Timbal Balik antara Makhluk Hidup dengan Lingkungannya

Sumber: alaska.fws.gov/fire/role/unit1/background.cfm

B. Lingkungan Fisik dan Perubahannya

Salah satu ciri lingkungan fisik adalah selalu berubah. Perubahan tersebut terjadi karena faktor alam dan aktivitas manusia. Perubahan pada lingkungan akan menimbulkan berbagai dampak. Berikut contoh-contoh sebab dan akibat perubahan lingkungan oleh aktivitas manusia maupun oleh faktor alam.


(9)

Bab I Manusia dan Lingkungan 4 1. Pemakaian bahan bakar fosil atau minyak bumi.

Pemakaian bahan bakar fosil atau minyak bumi seperti bensin, solar, minyak gas akan menghasilkan sulfur dioksida (SO2), dan nitrogen oksida (NO2). Kedua senyawa tersebut bertanggung jawab atas terjadinya hujan asam. Gas lain yang terbentuk sebagai hasil pembakaran minyak bumi adalah karbon dioksida (CO2), salah satu gas penyebab efek rumah kaca yang perperan dalam pemanasan global dan perubahan iklim.

Gambar 1.2 Pemanasan Global karena Meningkatnya Jumlah Gas-gas Polutan

2. Penebangan Pohon secara Liar dan Pembakaran Hutan

Perhatikan alat-alat rumah tangga yang ada di rumahmu. Apakah ada yang berasal dari kayu? Jenis kayu yang banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, contohnya meranti, kamper, jati, dan mahoni. Jenis-jenis kayu tersebut diambil dari hutan. Adanya penebangan hutan secara liar dapat menimbulkan kerusakan pada tempat hidup tumbuhan dan habitat hewan. Akibatnya banyak jenis tumbuhan yang menjadi berkurang dan lama-lama menjadi langka. Hal ini terjadi karena pengambilan secara terus-menerus tetapi tidak dilakukan penanaman kembali. Tumbuhan yang menjadi langka akibat kerusakan habitatnya misalnya bunga anggrek dan bunga rafflesia.


(10)

Bab I Manusia dan Lingkungan 5 Penebangan hutan secara liar juga terjadi di gunung Panderman sehingga hutan di Gunung Panderman desa Songgokerto kota Batu rusak. Selain menebang pohon, manusia kadang-kadang membuka lahan pertanian dan perumahan dengan cara membakar hutan. Akibatnya lapisan tanah dapat terbakar, tanah menjadi kering dan tidak subur atau lahan kritis. Penggundulan hutan menyebabkan hutan menjadi kritis. Ribuan hektar hutan di Kabupaten Malang dalam keadaan kritis. Penyebab kritisnya hutan di Kabupaten Malang akibat penggundulan hutan oleh masyarakat pada awal 1998 silam. "Hutan tersebut diubah menjadi ladang perkebunan pisang dan jagung."

Pemerintah Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengkhawatirkan luasnya hutan kritis tersebut akan menyebabkan terjadinya bencana alam seperti tanah longsor dan banjir. Daerah rawan banjir terdapat di Malang Selatan, seperti Desa Pujiharjo dan Purwodadi Kecamatan Tirtoyudo, Desa Tambak Rejo dan Desa Sitiarjo Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Sedangkan kawasan rawan tanah longsor berada di beberapa titik terutama ruas jalan yang menghubungkan Pujon – Ngantang menuju Kediri dan sepanjang jalan yang menghubungkan Dampit-Lumajang.

Di dalam hutan hidup berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Hutan menyediakan makanan, tempat tinggal, dan perlindungan bagi hewan hewan tersebut. Jika pohon-pohon ditebang terus, sumber makanan untuk hewan hewan yang hidup di pohon tersebut juga akan berkurang atau tidak ada, karena itu banyak hewan yang kekurangan makanan. Akibatnya banyak hewan yang musnah dan menjadi langka.

3. Perburuan Hewan Secara Terus-Menerus

Penangkapan secara liar pada beberapa hewan, seperti penyu, cendrawasih, badak, dan harimau dapat menyebabkan hewan-hewan tersebut menjadi langka. Manusia ada yang berburu hewan hanya untuk bersenang-senang. Juga ada yang memanfaatkan sebagai bahan


(11)

Bab I Manusia dan Lingkungan 6 makanan, hiasan, atau pakaian. Tahukah kamu hewan-hewan langka yang lainnya?

4. Penambangan Liar

Di Jawa Timur terdapat beberapa lokasi penambangan pasir secara liar misalnya pada penggalan sungai Brantas yang ada di Kediri. Juga di sungai Bengawan Solo di Bojonegoro. Penambangan pasir ini mengguna-kan alat-alat berat sehingga merusak lingkungan. Selain badan sungai menjadi rusak juga menyebabkan rusaknya jembatan.

5. Semburan Lumpur ”LAPINDO”

Pada tanggal 29 Mei 2006 telah terjadi semburan lumpur panas di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur bersamaan dengan proses eksplorasi Sumur Banjarpanji-1 (BJP-1) yang dilakukan oleh Lapindo Brantas, Inc (LBI). Semburan lumpur tersebut berada ± 200 m ke arah selatan dari sumur BJP-1 dan diperkirakan akan terus berlangsung sampai dengan jangka waktu yang belum dapat ditentukan.

Semburan lumpur panas di Sidoarjo telah menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dan kerugian yang sangat besar, termasuk kerusakan infrastruktur vital seperti pipa gas, jalan tol, jalan kereta api, dan jaringan listrik tegangan tinggi. Berbagai instansi seperti LBI, Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo, Pemda Propinsi Jawa Timur, dan Tim Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur Sidoarjo (Timnas PSLS) telah melaksanakan berbagai upaya untuk menghentikan semburan, menangani genangan dan menangani dampak sosial dari semburan lumpur tersebut, dengan biaya yang dibebankan kepada LBI.


(12)

Bab I Manusia dan Lingkungan 7

C. Rangkuman

Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik, lingkungan sosial budaya, dan abiotik.

Salah satu ciri lingkungan fisik adalah selalu berubah. Perubahan tersebut terjadi karena faktor alam dan aktivitas manusia. Perubahan pada lingkungan akan menimbulkan berbagai dampak.

D. Kasus/Permasalahan

1. Cobalah sebutkan unsur-unsur lingkungan fisik yang ada di sekitar sekolahmu!

2. Apakah ada unsur lingkungan sosial yang dominan di daerahmu? Coba jelaskanlah!

3. Faktor apa yang menjadi penyebab bencana semburan lumpur Lapindo?

4. Mengapa pasir sungai tidak boleh ditambang sembarangan?


(13)

Bab II Memelihara Kebersihan Lingkungan 8

BAB II

MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN

A. Pengelolaan Sampah

Secara garis besar sampah terbagi menjadi dua katagori yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah anorganik terbagi lagi menjadi sampah plastik, kertas dan logam yang dapat didaur ulang menjadi bahan baku industri dan memilki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Sampah organik penyebab timbulnya bau busuk dapat didaur ulang menjadi kompos yang sangat bermanfaat bagi lahan pertanian dalam arti luas.

Kompos berfungsi meningkatkan daya cengkram air tanah (water holding capasity) selain kesuburan biologi, kimia dan phisik tanah. Semakin banyak kompos digunakan di lahan pada suatu daerah aliran sungai maka air yang dikandung oleh tanah akan semakin banyak. Tanah yang semakin subur menghasilkan tanaman yang semakin sehat, berarti dapat menahan air lebih banyak lagi. Penghijauan di bantaran kali dan daerah aliran sungai akan semakin berhasil dengan kompos ini.

Standar Kompetensi:

Memahami cara-cara pengelolaan sampah.

Kompetensi Dasar:

1. Mendeskripsikan urutan pengelolaan sampah.

2. Menjelaskan cara pemilahan dan pengumpulan sampah melalui praktek.

3. Mengidentifikasi cara mereduksi sampah.

Indikator:

1. Siswa dapat mendeskripsikan urutan pengelolaan sampah.

2. Siswa dapat menjelaskan cara pemilahan dan pengumpulan sampah melalui praktek.


(14)

Bab II Memelihara Kebersihan Lingkungan 9 Sedangkan untuk sampah lainnya seperti baju bekas, karet, pembalut anak, pembalut wanita dll. yang tidak dapat didaur ulang dapat dibakar dengan menggunakan incenerator, arangnya dapat digunakan sebagai campuran kompos yang dapat menyerap unsur logam berat yang dikatagorikan sebagai limbah beracun atau toxic. Dengan demikian nihil sampah atau zero waste dapat dicapai. Sisa jaringan yang tidak dapat digunakan yang jumlahnya sekitar 5-10 % dari total sampah dikubur dalam tanah.

Sampah adalah bahan sisa yang sudah tidak dibutuhkan oleh manusia. Sampah dapat pula digolongkan menurut fisiknya seperti: sampah basah, sampah kering. Namun sampah dapat dipisahkan juga menurut asalnya, misalnya sampah rumah tangga, sampah industri, sampah rumah sakit. Sifat bahan kimia yang dikadung oleh sampah adalah yang paling penting karena ini akan menentukan sampah itu berbahaya atau tidak. Sampah yang berbahaya atau beracun biasanya disebut limbah beracun (sering disebut bahan beracun berbahaya (B3) dan mengandung unsur-unsur kimia yang membahayakan serperti sampah batu baterai, limbah cair dari pabrik, partikel beracun dan sebagainya.

Bagaimana kehidupan masyarakat kita ke depan, jika persoalan sampah tidak segera diselesaikan? Permasalahan sampah bukan hanya berdampak pada persoalan lingkungan, tetapi juga telah menimbulkan kerawanan sosial dan bencana kemanusiaan.

Berbagai kasus, seperti di Bantargerbang, Bojong Gede, dan Leuwigajah, Jawa Barat mengingatkan kita bahwa persoalan sampah bukan hal yang sepele. Lalu, apa yang dapat kita lakukan agar sampah tidak menggunung dan membuat lingkungan tidak sehat?


(15)

Bab II Memelihara Kebersihan Lingkungan 10

B. Sistem Pengelolaan Sampah

Secara garis besar ada tiga sistem pengelolaan sampah. yaitu dengan cara kimiawi melalui pembakaran, cara fisik melalui pembuangan di TPA, dan cara biologis melalui proses kompos. Yang lazim dilakukan untuk sampah dalam jumlah besar adalah secara fisik.

Bagaimana siklus sistem pengelolaan sampah?

Sampah dari rumah-rumah dikumpulkan dan disimpan dalam tempat atau kontainer sementara, untuk kemudian diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) untuk diolah sebelum dibuang.

Mengapa sampah yang dibuang harus diolah dulu?

Tumpukan sampah yang tidak diolah terlebih dulu dapat mengundang lalat, tikus, pertumbuhan organisme-organisme yang membahayakan, mencemari udara, tanah dan air.

Gambar 2.1 Tumpukan Sampah di Perumahan

Bagaimana penanganan sampah di TPA?

TPA sering juga disebut landfill, yaitu tempat pembuangan yang memiliki dasar impermeable (tidak tembus air) sehingga sampah yang


(16)

Bab II Memelihara Kebersihan Lingkungan 11 diletakkan di atasnya tidak akan merembes hingga mencemari air dan tanah di sekitarnya. Sampah-sampah yang datang diletakkan secara berlapis, dipadatkan, dan ditutupi dengan tanah liat untuk mencegah datangnya hama dan menghilangkan bau. TPA umumnya dibuat untuk bisa menampung sampah selama jangka waktu beberapa tahun.

Apa itu Insinerator?

Insinerator adalah perangkat pembakaran sampah yang efisien dan bisa mengurangi polusi udara. Incenerator yang baik memiliki sistem penangkal pencemar udara di cerobongnya (walaupun tetap menyebabkan pencemaran udara), dan sanggup mengurangi volume sampah sampai 80%nya seusai dibakar.

C. Prinsip 4R dalam Menangani Sampah

Ada beberapa hal kreatif dan efektif yang bisa dilakukan dalam menangani sampah yaitu menerapkan prinsip 4 R: replace (mengganti), reduce (mengurangi), re-use (memakai lagi), dan recycle (mendaur ulang).

1. Replace (Ganti dengan barang ramah lingkungan)

Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.

2. Reduce (Kurangi Sampah!)

Yaitu usaha untuk mengurangi sampah dalam kegiatan sehari-hari seperti:

¾ Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah kantong plastik pembungkus barang belanja.


(17)

Bab II Memelihara Kebersihan Lingkungan 12 ¾ Membeli kemasan isi ulang untuk shampoo dan sabun

daripada membeli botol baru setiap kali habis.

¾ Membeli susu, makanan kering, deterjen, dan lain-lain dalam paket yang besar dari pada membeli beberapa paket kecil untuk volume yang sama.

3. Re-use (Gunakan sisa sampah yang masih bisa dipakai!) Cara-cara ini meliputi:

¾ Memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah.

¾ Memanfaatkan kantong plastik bekas kemasan belanja untuk pembungkus.

¾ Memanfaatkan pakaian atau kain-kain bekas untuk kerajinan tangan, perangkat pembersih (lap), maupun berbagai

keperluan lainnya.

4. Recycle (Daur-ulang sampah!)

Daur ulang sendiri memang tidak mudah, karena kadang dibutuhkan teknologi dan penanganan khusus. Tapi teman-teman bisa membantu dengan cara-cara berikut:

¾ Mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar bekas untuk di daur ulang.

¾ Mengumpulkan sisa-sisa kaleng atau botol gelas untuk di daur ulang.

¾ Menggunakan berbagai produk kertas maupun barang lainnya hasil daur ulang.

D. Rangkuman

Secara garis besar sampah terbagi menjadi dua katagori yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah anorganik terbagi lagi menjadi sampah plastik, kertas dan logam yang dapat didaur ulang menjadi bahan baku industri dan memilki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Sampah organik penyebab timbulnya bau busuk dapat didaur ulang menjadi kompos yang sangat bermanfaat bagi lahan pertanian dalam arti luas dan bahkan ex galian pertambangan dengan teknik yang sangat mudah dan sederhana.


(18)

Bab II Memelihara Kebersihan Lingkungan 13 Sampah adalah bahan sisa yang sudah tidak dibutuhkan oleh manusia. Sampah dapat pula digolongkan menurut fisiknya seperti: sampah basah, sampah kering. Namun sampah dapat dipisahkan juga menurut asalnya, misalnya sampah rumah tangga, sampah industri, sampah rumah sakit. Sifat bahan kimia yang dikadung oleh sampah adalah yang paling penting karena ini akan menentukan sampah itu berbahaya atau tidak. Sampah yang berbahaya atau beracun biasanya disebut limbah beracun (sering disebut bahan beracun berbahaya atau B3) dan mengandung unsur-unsur kimia yang membahayakan serperti sampah batu baterai, limbah cair dari pabrik, partikel beracun dan sebagainya.

E. Kasus/Permasalahan

1. Coba sebutkanlah jenis-jenis sampah menurut katagorinya! 2. Jelaskan siklus pengelolaan sampah di daerahmu!

3. Berilah contoh sampah organik dan anorganik!

4. Di manakah lokasi TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) di daerahmu? 5. Apa yang dimaksud limbah B3? Beri contoh.

6. Bahan-bahan apa saja yang dapat didaur-ulang? 7. Bagaimana cara membuat kompos?

8. Barang apa saja yang dapat di re-use?

9. Mengapa bahan plastik tidak baik untuk pembungkus? 10. Bagaimana cara mendaur-ulang kertas?


(19)

Bab III Sumberdaya Alam 14

BAB III

SUMBERDAYA ALAM

Pendahuluan

Alam menyimpan kekayaan tumbuhan dan hewan yang beraneka ragam. Lingkungan alam yang beraneka ragam tersebut juga memiliki keserasian dan keseimbangan. Oleh karena itu, alam memerlukan

Standar Kompetensi:

Memahami pengertian, jenis dan pemanfaatan, serta kerusakan sumberdaya alam.

Kompetensi Dasar:

1. Mendeskripsikan berbagai eksploitasi sumberdaya alam yang tidak terkendali dan dampaknya.

2. Mengidentifikasi berbagai bentuk kerusakan sumberdaya alam.

Indikator:

1. Siswa dapatmendeskripsikan berbagai eksploitasi sumberdaya alam yang tidak terkendali dan dampaknya.

2. Siswa dapat mengidentifikasi berbagai bentuk kerusakan sumber-daya alam.


(20)

Bab III Sumberdaya Alam 15 perlindungan dan pengawetan secara terus-menerus tidak henti, sehingga keserasian dan keseimbangan dapat dipertahankan untuk waktu yang tidak terbatas.

Semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik, yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia merupakan sumberdaya alam. Sumberdaya alam biotik seperti tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroba merupakan sumberdaya alam hayati, sedangkan sumberdaya alam abiotik seperti tanah, air, barang tambang, dan sebagainya merupakan sumberdaya alam nonhayati. Agar sumberdaya alam tidak mengalami kerusakan, maka setiap eksploitasi dan pemanfaatan sumberdaya alam harus diikuti oleh upaya pemeliharaan dan pelestarian secara sungguh-sungguh.

Sumberdaya alam (SDA) ialah semua benda di bumi, baik benda hidup maupun benda tidak hidup yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia. Contohnya adalah tumbuhan, hewan, udara, air, tanah, bahan tambang, angin, dan cahaya matahari.

A. Eksploitasi Sumberdaya Alam

B.

Ketersediaan sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar, dan tersedianya cukup ruang untuk hidup pada tingkat kestabilan sosial tertentu disebut daya dukung lingkungan (carryng capacity). Singkatnya, daya dukung lingkungan ialah kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan semua makhluk hidup.

Di bumi ini, penyebaran sumberdaya alam tidak merata letaknya. Ada bagian bumi yang sangat kaya akan mineral, ada pula yang tidak. Ada yang baik untuk pertanian ada pula yang tidak. Ada yang memiliki hutan lebat, tetapi ada pula yang tidak.


(21)

Bab III Sumberdaya Alam 16

Gambar 3.1 Sumberdaya Berupa Hutan yang Masih Asli

Oleh karena itu, agar pemanfaatannya dapat berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi sumberdaya alam harus disertai dengan tindakan perlindungan. Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional antara lain sebagai berikut:

a. Memanfaatkan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan efisien, misalnya: air, tanah, dan udara.

b. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran). c. Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien,

serta pendaur-ulangan (recycling).

d. Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara damai dengan alam.

Ekspolitasi sumberdaya alam berarti mengambil dan menggunakan sumberdaya alam itu untuk tujuan pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Eksploitasi sumberdaya alam yang mengabaikan lingkungan akan mengancam keberlajutan dan ketersedian sumberdaya alam itu.


(22)

Bab III Sumberdaya Alam 17

B. Kebijakan Pemerintah dalam Pengendalian Sumberdaya

Alam

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain menggariskan agar Pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan untuk melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Selain itu pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar 1945 menggariskan bahwa “Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Salah satu asas penting dalam pemanfaatan kekayaan alam dalam pembangunan Indonesia adalah pengutamaan pengelolaan sumberdaya alam yang dapat diperbarui.

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia No. II/MPR/1993 tentang GBHN khususnya tentang lingkungan hidup umumnya dan keanekaragaman hayati pada khusunya antara lain menegaskan sebagai berikut:

1. Pembangunan lingkungan hidup yang merupakan bagian penting dari ekosistem yang berfungsi sebagai penyangga kehidupan seluruh makhluk hidup di muka bumi diarahkan pada terwujudnya kelestarian fungsi lingkungan hidup dalam keseimbangan dan keserasian yang dinamis dengan perkembangan kependudukan agar dapat menjamin pembangunan nasional yang berkelanjutan. Pembangunan lingkungan hidup bertujuan meningkatkan mutu, memanfaatkan sumberdaya alam secara berkelanjutan, merehabilitasi kerusakan lingkungan, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup.

2. Sumberdaya alam di darat, di laut maupun di udara dikelola dan dimanfaatkan dengan memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup agar dapat mengembangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan yang memadai untuk memberikan manfaat bagi


(23)

sebesar-Bab III Sumberdaya Alam 18 besarnya kemakmuran rakyat, baik bagi generasi masa kini maupun bagi generasi masa depan.

3. Konservasi kawasan hutan nasional termasuk flora dan faunanya serta keunikan alam terus ditingkatkan untuk melindungi keanekaragaman plasma nutfah, jenis spesies, dan ekosistem.

4. Kerjasama regional dan internasional mengenai pemeliharaan dan perlindungan lingkungan hidup dan peran serta dalam pengembangan kebijaksanaan internasional serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tentang lingkungan perlu terus ditingkatkan bagi kepentingan pembangunan berkelanjutan.

Selain itu Indonesia telah memiliki peraturan perundang-undangan yang berkaitan dan mendukung upaya pengelolaan kekayaan hayati dan lingkungan. Adapun peraturan perundang-undangan yang berlaku antara lain:

1. Undang-Undang No 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kehutanan

2. Undang-Undang No 9 Tahun 1985 tentang Perikanan

3. Undang-Undang No 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup

C. Rangkuman

Alam menyimpan kekayaan tumbuhan dan hewan yang beraneka ragam. Lingkungan alam yang beraneka ragam tersebut juga memiliki keserasian dan keseimbangan. Oleh karena itu, alam memerlukan perlindungan dan pengawetan secara terus-menerus tidak henti, sehingga keserasian dan keseimbangan dapat dipertahankan untuk waktu yang tidak terbatas.

Sumberdaya alam (SDA) ialah semua benda di bumi, baik benda hidup maupun benda tidak hidup yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia. Contohnya adalah tumbuhan, hewan, udara, air, tanah, bahan tambang, angin, dan cahaya matahari.


(24)

Bab III Sumberdaya Alam 19

D. Kasus/Permasalahan

Setelah kalian mempelajari bab ini, sekarang cobalah jawab beberapa pertanyaan berikut ini.

1. Sebutkan contoh tindakan eksploitasi sumberdaya alam di Jawa Timur! 2. Tahukah kamu, eksploitasi sumberdaya alam apakah yang dilakukan

oleh PT Lapindo Brantas di Porong Sidoarjo?

3. Sebutkan 3 undang-undang yang mengatur pemanfaatan sumberdaya alam!

4. Mengapa eksploitasi sumberdaya alam harus memperhatikan dampak lingkungan?


(25)

Bab IV Air 20

BAB IV

A I R

Standar Kompetensi:

1. Mengenal jenis-jenis air, siklus hidrologi dan pencemaraan air. 2. Mengetahui cara melakukan penjernihan air dan mencegah

terja-dinya pencemaran air.

Kompetensi Dasar:

1. Menjelaskan adanya perubahan siklus hidrologi. 2. Mengidentifikasi penyebab terjadinya siklus hidrologi. 3. Menjelaskan cara-cara penjernihan air.

4. Menjelaskan cara-cara mencegah terjadinya pencemaran air tanah.

Indikator :

1. Siswa dapat menjelaskan adanya perubahan siklus hidrologi. 2. Siswa dapat mengidentifikasi penyebab terjadinya siklus hidrologi. 3. Siswa dapat menjelaskan cara-cara penjernihan air.

4. Siswa dapat menjelaskan cara-cara mencegah terjadinya pence-maran air tanah.


(26)

Bab IV Air 21

A. Hidrosfer

Hidrosfer adalah lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi. Kata hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan. Hidrosfer di permukaan bumi meliputi danau, sungai, laut, lautan, salju atau gletser, air tanah dan uap air yang terdapat di lapisan udara. Air merupakan salah satu sumber daya secara alamiah dapat diperbaharui (renewable), bukan berarti air yang habis dapat dibuat air baru tetapi dapat diperbarui dalam kualitas dan adanya perubahan wujud serta dapat mengalami perpindahan. Air mempunyai daya regerenasi dalam suatu sirkulasi yang disebut siklus air. Ilmu yang mempelajari tentang hidrosfer disebut hidrologi.

Air merupakan sumber kehidupan artinya jika makhluk hidup kekurangan air maka hidupnya akan merana dan tampak tidak sehat. Air merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia. Secara langsung air dapat dimanfaatkan bagi pencukupan kebutuhan hidup sehari-hari, sedangkan secara tidak langsung air dimanfaatkan bagi upaya pengembangan lingkungan hidupnya. Air yang tercemar baik secara fisik, kimiawi, maupun mikrobiologik, apabila diminum atau digunakan untuk memasak, mandi, dan mencuci, maka dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan.

Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi (Gambar 4.1). Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.

Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:


(27)

Bab IV Air 22

• Evaporasi/transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.

• Presipitasi merupakan proses pengendapan air di awan dalam bentuk embun selanjutnya jatuh dari atmosfer ke permukaan bumi dalam bentuk yang berbeda, bisa berupa hujan, hujan es batu (hail), atau salju.

• Infiltrasi/Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.

• Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.


(28)

Bab IV Air 23

Gambar 4.1 Siklus Hidrologi

B. Sumber dan Ketersediaan Air Tanah

Air tanah adalah air yang berada di dalam tanah. Air tanah merupakan sumber air tawar terbesar di bumi. Kira-kira 30% air tawar di bumi berupa air tanah. Air tanah merupakan sumber air minum yang sangat penting bagi penduduk Indonesia. 60% penduduk Indonesia masih menggantungkan kebutuhan air pada air tanah. Air tanah yang biasanya kita jumpai adalah air sumur.

Sebenarnya air tanah berasal dari air hujan yang meresap ke dalam tanah. Setelah masuk ke dalam tanah, air hujan bergerak ke bawah dan terkumpul di atas lapisan batuan. Air tanah ini menggenang di dalam tanah. Jika tanah digali atau di bor maka kita akan menemukan air tanah tersebut. Walaupun jumlah air tanah cukup banyak, tetapi sebaran air tanah di bumi tidaklah merata. Di Jawa Timur pun air tanah juga tidak tersebar merata. Ada tempat-tempat tertentu yang air tanahnya melimpah, misalnya di sepanjang sungai Brantas yaitu Kota Batu, Malang, Blitar, Tulungagung, Nganjuk, Kediri, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, dan Surabaya; serta sepanjang Sungai Bengawan Solo yaitu Bojonegoro, Lamongan, dan Gresik. Namun ada tempat di Jawa Timur yang air


(29)

Bab IV Air 24 tanahnya sangat terbatas seperti di Pantai Selatan Pacitan, Ponorogo, Tulungagung, dan Blitar.

C. Pemanfaatan Air Tanah

Banyak manfaat air tanah bagi kehidupan makhluk hidup. Bukan hanya manusia yang memanfaatkan air tanah, tetapi juga tumbuhan dan hewan. .Bagi manusia air tanah biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari, misalnya untuk mandi, air minum, dan sebagainya.

Air tanah merupakan sumber air minum utama bagi masyarakat Indonesia. Tumbuhan juga sangat memerlukan air tanah, karena air tinggal di dalam tanah, dan tumbuhan sangat bergantung pada air tanah.

Hewan tertentu juga tergantung pada air tanah. Tak sedikit hewan yang hidup dalam tanah, yang hidupnya juga tak lepas dari peran air tanah. Jika kita kekurangan air tanah, kita akan menderita. Berkurangnya air tanah menyebabkan banyak tanah kekeringan, sehingga tanaman tidak dapat tumbuh, dan banyak hewan yang hidup di dalam tanah akan mati.

Selain itu manusia juga kesulitan mencari air untuk kebutuhan hidupnya, terutama untuk minum, memasak, mandi, dan mencuci. Oleh karena itu kita harus menjaga air tanah agar tetap lestari dan tidak tercemar oleh bahan-bahan kimia seperti minyak, bensin, oli, dan lain sebagainya.

D. Keterkaitan Air dengan Penyakit

Penyakit atau gangguan kesehatan yang dapat timbul karena air yang tercemar dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu penyakit menular dan penyakit tidak menular. Penyakit menular yang ditularkan melalui air antara lain kolera, tipus, disentri basiler, diare, hepatitis, infeksi kulit dan mata, schistosomiasis (demam keoang) dll. Pada tahun 1986 ditaksir 40% dari rumah tangga yang mendapat pasokan air bersih, selebihnya mengambil lansung dari alam yang mungkin telah tercemar oleh limbah


(30)

Bab IV Air 25 manusia, industri, pertanian, dan sebagainya. Tidak mengherankan bila sebagian besar kesakitan dan kematian penduduk ada kaitan dengan kurang tersedianya air bersih. Pada tahun 1983 sekitar 400.000 orang meninggal karena diare dan 40.000 karena kolera. Penyakit kulit dan mata pada umumnya tidak menimbulkan kematian. Banyaknya penderita penyakit kulit dan mata erat hubungannya dengan kualitas air untuk mandi dan cuci yang buruk.

Penyakit tidak menular yang perantaranya air antara lain keracunan akut karena minum air yang mengandung racun, gangguan saraf kerusakan ginjal, otak dan hati karena akumulasi logam berat melalui makanan dan minuman. Kanker karena secara terus menerus meminum air yang mengandung zat bersifat karsinogenik. Tekanan darah tinggi bila dalam air minum terkandung banyak garam (NaCl). Batu ginjal bila air minum terkandung banyak kapur, atau mineral lain dengan kadar yang melampaui batas.

E. Pencemaran Air dan Pengujian Kualitas Air

Air bersih secara fisik dapat dikenali karena bersifat tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa (parameter fisik). Bila disyaratkan lebih rinci air bersih seharusnya juga harus memenuhi kriteria air parameter kimiawi dan biologis.

Sebaliknya air yang tidak memenuhi sifat salah satu parameter fisika sudah dikategorikan air kotor, tentunya dimungkinkan tidak memenuhi kriteria parameter kimiawi maupun biologis. Air yang berwarna dapat disebabkan banyak faktor, seperti: terlarutnya butiran tanah permukaan atau debu, adanya proses alam pelapukan bahan-bahan organik oleh mikroorganisme pada sumber air yang menggenang, atau masuknya bahan-bahan kimia sehingga mengubah warna air. Air berbau menunjukkan adanya bahan-bahan laian yang larut dalam air, missal bahan organik membusuk mengeluarkan gas ammonia sehingga berbau sengak, air yang tercampur bahan organic darah, sisa cucian daging atau ikan akan mengahsilkan bau air anyir. Air murni tidak berasa, bila dalam


(31)

Bab IV Air 26 air terlarut bahan-bahan kimia lain bisa menjadi pahit atau masam sehingga air tersebut tidak layak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Sumber penyebab air kotor bisa karena kejadian alam, air hujan yang membawa kotoran, banjir yang membawa lumpur. Air kotor alam sifatnya sesaat tetapi bisa pada wilayah yang sangat luas. Air kotor yang berasal dari kegiatan manusia banyak kita jumpai baik domestik yaitu limbah rumah tangga dan pertanian serta limbah industri yang sifatnya terus menerus, sehingga terkumpul di sungai menjadi air kotor sulit dikendalikan.

Dalam Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan pada pasal 22 ayat 23 mengatakan bahwa Penyehatan Air meliputi pengamanan dan penetapan kualitas air untuk berbagai kebutuhan hidup manusia. Upaya penyehatan air bertujuan untuk menjamin tersedianya air minum ataupun air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan bagi seluruh masyarakat baik perkotaan maupun pedesaan. Untuk menjamin tersedianya kualitas air yang memenuhi persyaratan tersebut, berbagai upaya telah dilaksanakan oleh pemerintah maupun masyarakat, seperti pembangunan dan perbaikan sarana air bersih/air minum, Upaya pengawasan kualitas air dan penyuluhan–penyuluhan mengenai hubungan kesehatan dengan tersedianya air yang memenuhi persyaratan kesehatan. Berdasarkan Pedoman Teknis tentang Pengawasan Kualitas Air yang dikeluarkan Direktorat Jenderal PPM & PLP Departemen kesehatan1977 bahwa parameter kualitas air minum/air bersih yang minimal diharapkan diperiksa di laboratorium adalah pengujian dan pemeriksaan Kimia, Fisika dan Biologi (Bakteriologi).

Jenis pemeriksaan kualitas air adalah:

1. Pemerikasaan Kimia meliputi pengujian/pemeriksaan kimia an organik: Arsen, Flourida, Kadmium, Nitrat, Nitrit, Sianida, Selenium, Alumunium, Besi, Amonia, Zeng, Tembaga, Sulfat, Mangan, pH dan Kesadahan. Kimia organik, kandungan senyawa organik yang pengukurannya secara tidak langsung yaitu dengan memeriksa BOD (Biological Oxigens Demand) yang menggambarkan kebutuhan


(32)

Bab IV Air 27 oksigen oleh organisme untuk menguraikan senyawa organik dan oksigen terlarut/DO (Disolved Oxigens).

2. Pemeriksaan Fisika meliputi pemeriksaan: zat padat terlarut, salinitas, kekeruhan, bau, rasa, suhu dan warna.

3. Pemerikasaan Biologi meliputi pemeriksaan: keberadaan Escherichia coli (Coli tinja) dengan indeks MPN (Most Probable Number) atau jumlah perkiraan terdekat yang disesuaikan tabel (JPT = Jumlah Perkiraan Terdekat)

F. Rangkuman

Hidrosfer adalah lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi. Kata hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan. Hidrosfer di permukaan bumi meliputi danau, sungai, laut, lautan, salju atau gletser, air tanah dan uap air yang terdapat di lapisan udara.

Air tanah adalah air yang berada di dalam tanah. Air tanah merupakan sumber air tawar terbesar di bumi. Kira-kira 30% air tawar di bumi berupa air tanah. Air tanah merupakan sumber air minum yang sangat penting bagi penduduk di Indonesia. 60% penduduk Indonesia masih menggantungkan pada air tanah. Air tanah yang biasanya kita jumpai adalah air sumur.

Banyak manfaat air tanah bagi kehidupan makhluk hidup. Bukan hanya manusia yang memanfaatkan air tanah, tetapi juga tumbuhan dan hewan. Bagi manusia air tanah biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, misalnya untuk mandi, air minum, dan sebagainya.

G. Kasus/Permasalahan

1. Dapatkah kamu menyebutkan bentuk-bentuk hidrosfer yang ada di daerahmu?

2. Sebutkan sumber-sumber air untuk keperluan rumah tangga!

3. Mengapa di daerah tertentu sering terjadi kekeringan dan mengapa di daerah tertentu terjadi banjir?

4. Apakah jenis-jenis pemeriksaan kualitas air? 5. Kapan air dikatakan sudah tercemar?

6. Jenis-jenis penyakit apa sajakah yang disebabkan oleh air yang tercemar?


(33)

Bab V Udara 28

BAB V

U D A R A

A. Pencemaran Udara dan Sumber Pencemaran

Dalam bab ini diuraikan tentang pengertian pencemaran udara. Selanjutnya juga akan diuraikan bagaimana mengidentifikasi sumber pencemaran udara dan jenis zat pencemarnya, selain itu juga dijelaskan

Standar Kompetensi:

Memahami fungsi udara, pencemaran dan dampak yang ditimbulkan, serta cara pengendaliannya.

Kompetensi Dasar:

1. Menjelaskan pengertian pencemaran udara.

2. Mengidentifikasi sumber pencemaran udara dan jenis zat pence-marnya.

3. Menjelaskan gangguan kesehatan yang ditimbulkan dari kebisingan serta bau.

Indikator:

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian pencemaran udara.

2. Siswa dapat mengidentifikasi sumber pencemaran udara dan jenis zat pencemarnya.

3. Siswa dapat menjelaskan gangguan kesehatan yang ditimbulkan dari kebisingan serta bau.


(34)

Bab V Udara 29 bahwa pencemaran udara dapat timbul karena suara dan bau. Dalam bab ini juga diuraikan tentang gangguan kesehatan yang ditimbulkan karena pencemaran yang disebabkan oleh suara (kebisingan) dan bau.

Udara mempunyai peran penting di dalam kehidupan. Udara merupakan campuran beberapa gas dan partikel yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Dalam udara terdapat gas oksigen yang digunakan untuk bernafas, gas karbondioksida untuk fotosintesis, dan lapisan ozon untuk menahan sinar ultraviolet dari matahari. Salah satu dampak dari adanya peningkatan jumlah populasi manusia dan perkembangan teknologi adalah munculnya masalah lingkungan yaitu pencemaran. Pencemaran dapat terjadi di lingkungan udara, air, dan tanah. Pencemaran lingkungan yang paling mempengaruhi keadaan iklim dunia adalah pencemaran udara.

Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan di muka bumi. Pencemaran udara tidak hanya mempengaruhi kesehatan manusia saja, namun juga memberi dampak pada makhluk hidup lain seperti tumbuhan dan hewan.

1. Pencemaran udara

Pencemaran udara atau disebut juga dengan polusi udara adalah proses masuknya polutan (bahan pencemar) ke dalam lapisan udara (atmosfer) sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan udara tersebut. Pada dasarnya, secara alamiah alam mampu mengurangi polutan yang masuk ke lingkungannya untuk diubah menjadi suatu zat yang tidak berbahaya dan diperlukan untuk kehidupan di bumi ini. Namun, apabila jumlah zat polutan yang masuk ke dalam lingkungan telah melebihi batas normal yang dapat ditolerir oleh lingkungan maka terjadilah peristiwa yang disebut dengan pencemaran. Konsentrasi polutan yang masuk ke lingkungan sudah tidak sebanding lagi dengan laju proses penguraiannya, sehingga menyebabkan terjadinya pencemaran.

Pencemaran yang disebabkan oleh gas karbondioksida adalah salah satu contoh ketidakseimbangan saat ini yang terjadi di alam. Secara


(35)

Bab V Udara 30 alami gas karbondioksida (CO2) diperlukan untuk proses fotosintesis oleh tumbuhan untuk menghasilkan gas oksigen. Gas oksigen sangat diperlukan oleh manusia dan hewan, karena digunakan untuk proses pernafasan. Gas karbondioksida berasal dari berbagai proses pembakar-an ypembakar-ang berlpembakar-angsung secara sempurna. Jumlah gas karbondioksida ypembakar-ang dikeluarkan semakin hari semakin bertambah karena proses pembakaran juga semakin meningkat. Banyaknya kendaraan bermotor, kebakaran (sengaja ataupun tidak), dan banyaknya pabrik yang berproduksi, menyebabkan jumlah gas karbondioksida semakin meningkat. Peningkatan ini tidak disertai dengan meningkatnya jumlah tanaman atau tumbuhan yang dapat mengeliminasi atau mengurangi jumlah karbondioksida di udara. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan alam, jumlah CO2 yang dikeluarkan lebih besar daripada yang dimanfaatkan oleh tumbuhan, sehingga terjadilah pencemaran udara.

Pencemaran udara terutama terjadi di kota-kota besar, daerah yang padat lalu lintasnya, dan kawasan padat industri. Pencemaran dapat terjadi dimana-mana, di dalam ruang maupun di luar ruangan. Bila pencemaran terjadi di dalam rumah, ruang sekolah atau perkantoran maka disebut sebagai pencemaran dalam ruang (indoor pollution). Sedangkan apabila pencemaran terjadi di luar ruangan disebut dengan outdoor pollution. Pencemaran dapat terjadi secara lokal (lingkup kecil), nasional (lingkup yang agak besar), regional (lingkup lebih besar), ataupun secara global (atau di seluruh permukaan bumi). Dapatkah kalian menyebutkan satu contoh dari masing-masing pencemaran yang terjadi baik secara lokal, nasional, regional, atau global? Diskusikan bersama guru dan teman kalian! Mengapa disebut pencemaran lokal, nasional, regional, ataupun global? Siapa yang merasakan dampak dari pencemaran tersebut?

Dampak dari pencemaran udara terutama adalah mengganggu kesehatan makhluk hidup atau bahkan dapat menyebabkan timbulnya kematian bagi makhluk di lingkungan udara yang tercemar. Pencemaran juga menimbulkan dampak kerusakan pada benda-benda yang ada di


(36)

Bab V Udara 31 lingkungan yang tercemar. Dampak tersebut ada yang tidak langsung terlihat, namun tidak sedikit dampaknya baru terasa setelah bertahun-tahun atau bahkan menurun ke anak cucunya.

(a) (b)

Gambar 5.1 Sumber Pencemaran Udara: a) Asap Pabrik dan b) Kendaraan Bermotor

2. Sumber pencemaran udara dan jenis zat pencemarnya

Sumber pencemaran udara berasal dari aktivitas alam dan kegiatan manusia. Aktivitas alam seperti letusan gunung berapi, pembusukan zat secara alami, serta kebakaran hutan yang tidak disengaja dapat menimbulkan masalah pencemaran udara. Sedangkan aktivitas manusia akan memberikan sumbangan terbesar bagi terciptanya masalah pencemaran udara. Aktivitas manusia antara lain dari aktivitas industri, kendaraan bermotor, pembakaran sampah, merokok, dan lain-lain.

Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut dengan polutan. Sumber pencemar udara dapat digolongkan menjadi sumber diam dan sumber bergerak. Sumber diam misalnya gunung meletus, asap dari penggorengan di dapur, sedangkan sumber bergerak misalnya kendaraan bermotor. Polutan dapat berpindah tempat karena bantuan angin dan hujan. Angin menyebabkan pencemaran dapat menyebar kemana-mana. Hujan sebenarnya adalah pembersih alami. Dengan adanya hujan, maka polutan dapat turun ke bumi dan masuk ke dalam air atau tanah, dan menjadi sumber nutrisi bagi tanaman atau ikan


(37)

Bab V Udara 32 di dalam air. Namun, jika dalam udara mengandung kadar polutan yang sangat tinggi maka hujan membawa polutan yang berbahaya bagi air, tanah, serta makhluk hidup yang tinggal di dalamnya.

Sumber pencemar dapat berupa gas dan partikel. Zat pencemar yang sering dijumpai di lingkungan perkotaan adalah berupa gas CO2, CO, SO2, NO2, partikel debu, dan logam Pb. Selain itu, bau dan suara dapat menimbulkan pencemaran udara.

Gas karbondioksida adalah gas yang dihasilkan dari semua proses pembakaran yang terjadi secara sempurna. Semakin tahun jumlah gas CO2 yang dilepaskan ke udara semakin meningkat. Sumbangan terbesar gas CO2 adalah berasal dari kendaraan bermotor. Gas CO2 sebenarnya tidak berpengaruh secara langsung pada kesehatan manusia, namun dampak yang terjadi dengan adanya peningkatan gas CO2 memberikan dampak yang lebih besar terhadap lingkungan. Gas CO2 dapat meningkatkan suhu bumi sehingga dapat menyebabkan pemanasan global. Jika terjadi secara terus menerus dan tidak ada upaya untuk mengurangi bertambahnya kadar CO2 yang masuk udara, maka diprediksi akan terjadi pencairan gunung es, naiknya permukaan air laut, dan terjadinya perubahan iklim yang ekstrim.

Gas CO (karbonmonoksida) diperoleh dari pembakaran yang tidak sempurna. Misalnya memanaskan mobil di dalam ruang yang tertutup dapat menimbulkan gas CO. Apabila keracunan gas CO dapat mengakibatkan pusing, pingsan, bahkan dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan gas CO dalam tubuh lebih mudah berikatan dengan haemoglobin (Hb) dalam darah. Darah di dalam tubuh yang normal seharusnya mengangkut gas oksigen, namun jika terdapat gas CO maka darah akan lebih mudah membawa gas CO, sehingga dapat menyebabkan kematian apabila tidak segera mendapat pertolongan.

Gas SO2 dan NO2 berasal dari pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak, bensin, solar, dan batubara. Keberadaan kedua gas tersebut di udara dapat menyebabkan hujan yang turun di daerah yang mengandung kadar SO2 dan NO2 tinggi dapat menyebabkan hujan asam.


(38)

Bab V Udara 33 Hujan asam dapat mengakibatkan tumbuhan dan hewan yang hidup di dalam tanah mati, besi dan logam mudah berkarat, dan bangunan kuno seperti candi menjadi cepat rusak. Selain itu, kadar SO2 yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan tanaman seperti menguning-nya daun dan kerdilmenguning-nya tanaman.

Partikel debu secara alami dapat dihasilkan dari debu tanah kering yang terbawa oleh angin atau dari letusan gunung berapi. Partikel debu dapat berada di udara melayang-layang dalam waktu yang relative lama, sehingga dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan. Partikel debu dapat mengandung berbagai senyawa kimia, dan mempunyai ukuran yang berbeda tergantung dari sumber emisinya. Partikel selain debu, dapat berupa asap. Asap berasal dari pembakaran batubara, proses industri, pembakaran sampah, kendaraan bermotor, dan asap rokok. Bahkan dalam asap rokok tidak hanya mengandung satu jenis senyawa yang berbahaya, namun dapat mengandung lebih dari dua senyawa yang berbahaya. Asap rokok justru akan memberikan pengaruh yang berbahaya terhadap orang yang tidak merokok tetapi langsung menghirup asap rokok. Orang yang demikian disebut dengan perokok pasif, sedangkan orang yang melakukan kegiatan merokok disebut dengan perokok aktif. Asap rokok dapat menyebabkan kanker paru-paru, batuk kronis, bahkan pada ibu hamil dapat mempengaruhi janin dalam kandungannya.

Logam Pb di udara salah satunya yang dapat terkandung di dalam partikel debu. Logam Pb diperoleh dari hasil emisi pembakaran bahan bakar bensin yang mengandung Pb. Partikel Pb dalam bensin berupa senyawa organic yaitu Pb-tetraetil yang berfungsi untuk menaikkan bilangan oktan dari bensin. Polutan Pb yang masuk ke dalam tubuh dapat menghambat sistem pembentukan haemoglobin (Hb) dalam darah, merusak fungsi hati dan ginjal, serta penyebab kerusakan syaraf.


(39)

Bab V Udara 34

B. Pengaruh Kebisingan dan Bau terhadap Kesehatan

Selain gas dan partikel yang dapat menyebabkan pencemaran udara, bau dan kebisingan juga dapat menimbulkan masalah pencemaran udara. Mengapa bau dan suara dapat menimbulkan pencemaran? Dari mana asal terjadinya bau dan suara yang dapat menyebabkan udara menjadi tercemar? Apa dampak dari pencemaran udara yang disebabkan oleh bau dan suara?

Udara yang bersih atau tidak tercemar bersifat tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Udara yang berbau menunjukkan terjadinya pencemaran udara. Bau dapat berasal dari peristiwa biologis seperti terjadinya proses pembusukan tumbuhan atau bangkai. Gas yang dilepaskan dari bau busuk tersebut biasanya mengandung gas H2S atau gas amoniak (NH3). Selain proses alami, tumpukan sampah juga akan menyebabkan bau busuk. Apakah pengambilan sampah di lingkungan sekitar kalian rutin dilakukan? Apa yang terjadi apabila tukang sampah tidak mengambil tumpukan sampah di sekitar rumahmu selama 1 hingga 2 hari? Bagaimana bau yang timbul di sekitar rumahmu jika hal tersebut terjadi?

Sampah adalah segala sesuatu yang dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia, yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi. Tumpukan sampah terutama yang berasal dari sampah organik jika dibiarkan lama kelamaan akan menimbulkan bau busuk. Pernahkah kalian berada di lokasi penimbunan sampah? Tempat Pembuangan Akhir pastilah banyak sampah yang terkumpul dalam jumlah yang sangat besar. Apa yang terjadi jika tidak ada tempat pembuangan akhir dari sampah? Apa yang terjadi jika sampah dibiarkan saja, tanpa diolah atau diperlakukan?

Bau busuk yang berasal dari sampah juga merupakan proses biologis yang dilakukan oleh mikroorganisme. Mikroorganisme melakukan penguraian secara alami untuk mengubah senyawa menjadi zat yang lebih sederhana. Timbunan sampah selain menghasilkan gas H2S yang berbau busuk, juga dapat menghasilkan gas metana (CH4). Bau busuk yang timbul dari sampah dapat menyebabkan timbulnya penyakit.


(40)

Bab V Udara 35 Binatang lalat juga membantu penyebaran terjadinya penyakit. Melalui udara, bau yang timbul dari sampah dapat menyebabkan kepala pusing, sesak nafas, dan dapat menimbulkan mual bagi orang yang menghirupnya.

Bunyi atau suara juga dapat menyebabkan pencemaran udara jika melampaui batas pendengaran manusia. Bunyi merupakan gelombang zat yang sampai ke telinga manusia. Bising merupakan bunyi yang tidak dikehendaki karena tidak sesuai dengan konteks ruang dan waktu sehingga menimbulkan gangguan kenyamanan dan kesehatan.

Sumber kebisingan dapat berasal dari kendaraan bermotor seperti saat menyalakan klakson, bunyi knalpot yang memekakkan telinga, atau banyaknya mobil yang berlalu lalang. Sumber transportasi lain yang juga dapat menyebabkan kebisingan adalah kereta api dan penerbangan. Kebisingan juga dapat terjadi dari sumber yang diam seperti pada kegiatan konstruksi yaitu mesin pengaduk semen, penghancuran material, atau pemadatan tanah. Dari kegiatan perindustrian, alat-alat industri, mesin, dan diesel juga dapat menyebabkan kebisingan. Acara live music yang menggunakan sound system atau alat pengeras suara yang memekakkan telinga juga penyebab terjadinya kebisingan. Tahukah kalian bahwa kegaduhan di ruang kelas juga dapat menyebabkan kebisingan? Apa dampak yang terjadi karena kebisingan?

Dampak yang timbul karena kebisingan dapat mengganggu kesehatan. Kebisingan dapat menyebabkan meningkatnya tekanan darah, yang mengakibatkan timbulnya rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, dan mudah emosi. Oleh karena itu, tidak heran jika dalam acara musik yang digelar di panggung dapat memicu terjadinya pertengkaran diantara penonton.

Kebisingan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama dapat meniumbulkan tuli sementara. Namun, jika terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan tuli yang bersifat permanen. Bahkan akan terjadi kerusakan sebagian atau seluruh alat pendengaran jika intensitas kebisingan sangat tinggi. Jadi, jangan menganggap terlampau remeh


(41)

Bab V Udara 36 terhadap kebisingan yang timbul, karena dengan meningkatnya usia, kebisingan dapat menyebabkan penurunan daya dengar yang akhirnya dapat mengakibatkan ketulian yang permanen.

C. Rangkuman

Udara mempunyai peran penting di dalam kehidupan. Udara merupakan campuran beberapa gas dan partikel yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Dalam udara terdapat gas oksigen yang digunakan untuk bernafas, gas karbondioksida untuk fotosintesis, dan lapisan ozon untuk menahan sinar ultraviolet dari matahari.

Salah satu dampak dari adanya peningkatan jumlah populasi manusia dan perkembangan teknologi adalah munculnya masalah lingkungan yaitu pencemaran. Pencemaran dapat terjadi di lingkungan udara, air, dan tanah. Pencemaran lingkungan yang paling mempengaruhi keadaan iklim dunia adalah pencemaran udara. Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak negatif bagai kehidupan di muka bumi. Pence-maran udara tidak hanya mempengaruhi kesehatan manusia saja, namun juga memberi dampak pada makhluk hidup lain seperti tumbuhan dan hewan.

D. Kasus/Permasalahan

1. Sebutkanlah gas polutan yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor! 2. Mengapa udara bisa berbau busuk? Jelaskanlah prosesnya!

3. Apa sajakah sumber-sumber kebisingan? 4. Dari manakah gas CO ditimbulkan?

5. Apa dampak negatif dari pencemaran udara?

6. Adakah hubungan antara pencemaran udara dengan perubahan iklim? 7. Apa dampak kebisingan terhadap kesehatan?

8. Apa tanda-tanda jika udara tercemar?

9. Warna hitam pada knalpot kendaraan bermesin diesel menunjukkan gas apa?

10. Mengapa orang-orang yang bekerja pada tempat bising sering mengidap tuli?


(42)

Bab VI Tanah dan Lahan 37

BAB VI

TANAH DAN LAHAN

A. Pengertian Degradasi Lahan

Degradasi adalah penurunan mutu atau kemerosotan kedudukan (Daryanto, 1997). Sedangkan degradasi lahan adalah penurunan atau kemerosotan mutu lahan sebagai akibat perilaku manusia atau aktivitas alam, sehingga kondisi tahan menjadi lebih buruk dibanding dengan kondisi sebelumnya. Dengan demikian degradasi lahan harus dicegah agar tanah tidak mengalami kerusakan dan manusia mengalami kerugian karena tidak dapat memanfaatkan lahan untuk menunjang kehidupannya.

Lahan adalah bagian dari bentang alam yang ada di permukaan bumi yang mencakup keseluruhan dari fisik permukan bumi meliputi: udara, relief, tanah, hidrosfer/air, tumbuhan serta aktivitas manusia padanya. (Zuidam, 1979). Dengan demikian maka tanah, sungai, danau atau waduk, tumbuhan dan jenis penggunaan tanah termasuk sebagai komponen-komponen lahan. Komponen lahan ini dapat mengalami

Standar Kompetensi:

Memahamiterjadinya degradasi lahan dan cara mengatasinya.

Kompetensi Dasar:

1. Menjelaskan pengertian degradasi lahan.

2. Mengidentifikasi penyebab terjadinya degradasi lahan. 3. Menjelaskan dampak yang timbul akibat degradasi lahan.

Indikator:

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian degradasi lahan.

2. Siswa dapat mengidentifikasi penyebab terjadinya degradasi tanah. 3. Siswa dapat menjelaskan dampak yang timbul akibat degradasi


(43)

Bab VI Tanah dan Lahan 38

kerusakan atau degradasi. Degradasi lahan dapat terjadi pada aspek fisik, kimia, dan biologi.

1. Degradasi Fisik

Degradasi fisik berarti secara fisik tanah mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi seperti sediakala. Beberapa contoh kerusakan fisik yang terjadi pada tanah adalah:

a) Kepadatan Tanah b) Tekstur Tanah c) Struktur Tanah d) Porositas Tanah e) Konsistensi/Kelekatan

2. Degradasi Kimiawi

Degradasi kimiawi berarti secara kimiawi tanah mengalami perubahan ke arah lebih buruk, sehingga tanah menjadi rusak dan tidak dapat berfungsi seperti sediakala. Beberapa contoh kerusakan kimiawi yang terjadi pada tanah dapat berupa:

a) Penurunan Unsur Hara Makro b) Penurunan Unsur Hara Mikro c) Kehilangan Ion-ion

d) Terbentuknya Senyawa Racun

3. Degradasi Biologi

Secara biologi di dalam tanah terdiri dari binatang dan tumbuhan. Tumbuhan meliputi tumbuhan makro, meso, dan mikro. Contoh masing-masing kelompok tumbuhan adalah:

a) Tumbuhan Makro

Tumbuhan di tanah yang tergolong tumbuhan makro adalah pohon mangga, durian, dll.

b) Tumbuhan Meso: semak, perdu, rumput c) Tumbuhan Mikro; bakteri, jamur


(44)

Bab VI Tanah dan Lahan 39

Demikian juga binatang meliputi binatang makro, meso, dan mikro. Contoh masing-masing kelompok binatang tersebut adalah:

a) Binatang Makro: gajah, harimau, sapi, dll b) Binatang Meso: tikus, kelinci, dll

c) Binatang Mikro: jazad-jazad renik dalam tanah

Degradasi biologi berarti secara biologi tanah telah mengalami kerusakan. Dalam hal ini unsur-unsur biologi seperti tumbuhan dan binatang yang terdapat dalam tanah telah rusak dan hilang. Oleh karena kondisi biologi dapat menciptakan sifat tanah yang ideal/subur, maka pada tanah yang kehilangan unsur biologinya menjadi rusak dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan faktor-faktor yang menye-babkan degradasi adalah berkurang dan hilangnya nutrisi, dan erosi tanah (IBSRAM, 1994, dalam Chen, 1998).

B. Faktor Penyebab Degradasi Lahan

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya degradasi lahan/tanah meliputi faktor yang bersifat merusak secara fisik dan faktor yang merusak secara kimiawi dan biologi. Sebagai salah satu faktor penyebab degradasi, erosi tanah oleh air dan angin merupakan bentuk terpenting dari degradasi (Chen, 1998). Menurut Suripin (2001), erosi tanah merupakan suatu proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah atas, baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin. Limpasan permukaan sebagai faktor pemicu utama erosi, pada akhirnya berakibat pada terjadinya degradasi lahan.


(45)

Bab VI Tanah dan Lahan 40

Gambar 6.1. Kegiatan Pertanian yang Mengancam Degradasi Lahan

Gambar 6.2 Tanaman Semusim Dapat Berdampak pada Degradasi Lahan/Tanah

Degradasi lahan yang terjadi akibat aktivitas manusia dapat berupa penurunan kualitas tanah. Menurut Meneg KLH (1991) beberapa aktivitas manusia yang dapat menurunkan kualitas tanah adalah: (1) Usaha tani tanaman semusim terutama di daerah yang lerengnya miring, yang tidak dibarengi dengan usaha konservasi tanah dan air akan berdampak pada terjadinya erosi dan pengangkutan bahan organik, sehingga mengakibat-kan terjadinya lahan kritis, (2) Perladangan berpindah, yang mengubah hutan menjadi lahan pertanian, jika lahan tersebut berubah menjadi


(46)

alang-Bab VI Tanah dan Lahan 41

alang akan menurunkan kualitas lingkungan, (3) Penggembalaan berlebihan, yang melampaui kapasitas lahannya mengakibatkan rumput tidak sempat tumbuh sehingga menimbulkan tanah gundul (penggurunan), (4) Penempatan permukiman transmigrasi, yang tidak tidak memiliki kesesuaian lahan akan berkembang menjadi lingkungan yang berkualitas buruk, tidak produktif, dan menyengsarakan transmigran, (5) Pembukaan lahan secara serampangan, dapat menyebabkan pemadatan tanah sehingga menurunkan infiltrasi, meningkatkan limpasan, dan memicu terjadinya erosi, (6) Cara pengelolaan bahan organik, pengangkutan dan pembakaran limbah pertanian dapat menurunkan kadar bahan organik. Hal ini dapat menyebabkan memburuknya sifat fisik dan erodibilitas tanah, (7) Perubahan tata guna lahan, dapat merubah kualitas tanah dan lingkungan, misalnya peningkatan erosi dan menurunnya kesuburan/ produktivitas tanah, dan (8) Penambangan bahan galian yang dilakukan secara besar-besaran yang berbenturan dengan kepentingan permukim-an, pertanipermukim-an, dan kehutanan dapat menimbulkan masalah lingkungan.

C. Dampak Degradasi Lahan

Degradasi tanah dapat berdampak pada menurunnya kualitas/mutu tanah. Kualitas tanah tidak lain adalah kapasitas tanah sesuai fungsinya (Karlen et al, 1996). Apabila kapasitas fungsi tanah sudah mengalami penurunan dan tidak dapat berfungsi seperti sediakala, maka tanah tersebut telah mengalami degradasi. Kualitas tanah adalah gabungan dari sifat fisik, kimia, dan biologi yang menentukan pertumbuhan tanaman, mengatur dan membagi aliran air pada lingkungan, dan sebagai filter lingkungan yang efektif (Larson dan Pierce, 1996). Sedangkan menurut Utomo (2000), Kualitas tanah merupakan kemampuan suatu tanah, di dalam batas-batas lingkungannya, untuk berfungsi dalam kapasitasnya menghasilkan produk biologi secara berkesinambungan, mengatur tata air dan aliran larutan, memelihara dan memperbaiki kualitas lingkungan untuk kesehatan dan kenyamanan hidup manusia dan hewan.


(47)

Bab VI Tanah dan Lahan 42

Gambar 6.3 Lahan Miring Mengalami Degradasi

Salah satu bentuk degradasi tanah dapat berupa perubahan sifat biofisik tanah. Perubahan sifat biofisik tanah terjadi karena perubahan penggunaan lahan. Hal ini disebabkan setiap perubahan penggunaan lahan selalu diikuti dengan perubahan penutup lahan (vegetasi). Oleh karena setiap jenis vegetasi memiliki sistem perakaran yang berbeda (Winanti, 1996), maka ketika vegetasi penutup lahan berubah maka sifat biofisik tanah juga akan berubah. Terkait dengan perubahan sifat biofisik tanah ini Liedloff (2003) menyatakan bahwa perubahan penutupan lahan dapat mempengaruhi aktivitas makro-invertebrata dalam tanah. Peru-bahan penggunaan lahan dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan tanah permukaan berupa penurunan bahan organik, jumlah ruang pori, dan ketebalan. Pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap sifat biofisik tanah dapat mengganggu karakteristik hidrologi lahan di kota.


(48)

Bab VI Tanah dan Lahan 43

Gambar 6.4 Dampak Degradasi Lahan Hutan

Perubahan penggunaan lahan cenderung menurunkan jumlah resapan air hujan di kota. Menurunnya resapan air dikarenakan dikonversi lahan terbuka bervegetasi menjadi lahan terbangun dapat meminimalkan resapan air hujan ke dalam tanah. Hal ini terjadi karena tanaman secara efektif dapat mengabsobsi air hujan untuk mempertahankan laju infiltrasi; bahkan vegetasi dapat meningkatkan laju infiltrasi (Schwab, 1997). Dengan demikian pada kota yang sudah berkembang pesat, resapan air hujan ke dalam tanah cenderung kecil. Sebagai contoh, Pada tahun 1990 nilai koefisien resapan beberapa kota di Jawa Barat adalah Kota Bandung sebesar 17 %, Bogor sebesar 17,3 %, dan Tangerang sebesar 15 % (Asdak, 2002). Sejalan dengan pesatnya perkembangan fisik kota, saat ini penurunan resapan air juga terjadi di hampir semua kota di Indonesia.


(49)

Bab VI Tanah dan Lahan 44

D. Rangkuman

Degradasi lahan/tanah adalah penurunan atau kemerosotan mutu

tanah sebagai akibat perilaku manusia atau aktivitas alam, sehingga kondisi tanah menjadi lebih buruk dibanding dengan kondisi sebelumnya. Penurunan mutu tanah dapat terjadi secara fisik, kimia, maupun biologi. Degradasi lahan/tanah terjadi karena aktivitas manusia dalam pemanfaatan lahan. Tenaga air dan angin merupakan energi yang dapat merusak tanah sehingga terjadi degradasi lahan/tanah. Degradasi lahan berdampak pada kerusakan lahan sehingga lahan tidak dapat berfungsi seperti sediakala. Dampak kerusakan dapat berupa penurunan kesuburan tanah, kemampuan menahan dan meresapkan air, dan daya dukung lingkungan.

E. Kasus/Permasalahan

1. Apakah degradasi lahan sudah terjadi di tempat tinggal dan sekolahmu? Jelaskan!

2. Sebutkan macam-macam degradasi lahan yang terjadi tersebut! 3. Apa faktor yang menyebabkan terjadinya degradasi lahan tersebut? 4. Apa dampak dari degradasi lahan tersebut?

5. Apa dampaknya jika hutan digunduli?

6. Bagaimana cara mencegah terjadinya degradasi lahan? 7. Apa bedanya lahan sawah dan pekarangan?

8. Apa yang dimaksud dengan lahan kritis? 9. Apa yang dimaksud lahan tidur?


(50)

Bab VII Energi 45

BAB VII

E N E R G I

Pendahuluan

Jumlah penduduk dunia terus meningkat setiap tahunnya, sehingga peningkatan kebutuhan energi pun tak dapat dielakkan. Dewasa ini, hampir semua kebutuhan energi manusia diperoleh dari konversi sumber energi fosil, misalnya pembangkitan listrik dan alat transportasi yang menggunakan energi fosil sebagai sumber energinya. Secara langsung atau tidak langsung hal ini mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan makhluk hidup karena sisa pembakaran energi fosil ini menghasilkan zat-zat pencemar yang berbahaya. Pencemaran udara terutama di kota-kota besar telah menyebabkan turunnya kualitas udara sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan bahkan telah menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Menurunnya kualitas udara tersebut terutama disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terkendali dan tidak efisien pada sarana transportasi dan industri yang umumnya terpusat di kota-kota besar, disamping kegiatan rumah tangga dan kebakaran hutan. Hasil penelitian dibeberapa kota

Standar Kompetensi:

Memahamipengertian, pemanfaatan dan dampak pemakaian energi terhadap lingkungan.

Kompetensi Dasar:

1. Menjelaskan dampak penggunaan energi fosil.

2. Menjelaskan dampak menipisnya cadangan energi fosil.

Indikator:

1. Siswa dapat menjelaskan dampak penggunaan energi fosil. 2. Siswa dapat menjelaskan dampak menipisnya cadangan energi


(51)

Bab VII Energi 46 besar (Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya) menunjukan bahwa kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara.

A. Dampak Pemakaian Energi Fosil

Secara umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam untuk memenuhi kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan (misalnya udara dan iklim, air dan tanah). Berikut ini disajikan beberapa dampak negatif penggunaan energi fosil terhadap manusia dan lingkungan:

1. Dampak terhadap udara dan iklim

Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global).

Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.

Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara, setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam.


(52)

Bab VII Energi 47

Gambar 7.1 Proses Terbentuknya Hujan Asam

Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di

awan dan membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang

merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk).

Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh

tingginya kadar gas NOx, SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain

oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi jangkauan mata dalam memandang.


(53)

Bab VII Energi 48

Gambar 7.2 Dampak Pencemaran terhadap Lingkungan

2. Dampak terhadap suhu udara

Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida

(CO2) ke udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.

Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang

berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.

Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling

tinggi, juga menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara menghasilkan sekitar


(54)

Bab VII Energi 49

B. Emisi Kendaraan Bermotor

Setelah kebutuhan listrik, penyebar emisi CO terbesar adalah asap kendaraan, mulai dari mobil, motor, pesawat terbang, atau mesin transportasi lain. Sumbangannya secara total 24 persen dari emisi CO dunia. Namun, kendaraan juga mengeluarkan emisi beracun, seperti karbon monoksida, partikel logam, atau asap berbahaya yang menge-rikan.

”Pengembangan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan energi yang terbarukan terus kami kembangkan. Bahan bakar biodiesel dari pohon jarak atau mobil berbahan bakar etanol adalah beberapa contoh yang dikembangkan Pertamina,” ujar Basuki Trikora Putra, wakil humas Pertamina.

Bahaya emisi kendaraan bermotor kini mengancam kita. Jumlah kendaraan bermotor di dunia sudah lebih dari 880 juta unit. Di Indonesia, produksi sepeda motor saja mencapai 4 juta unit per tahun dan akan terus bertambah oleh permintaan yang terus meningkat.

Para pengambil kebijakan di banyak perkotaan juga tidak banyak memberi disinsentif untuk pemilikan kendaraan karena pajak kendaraan adalah pendapatan yang signifikan bagi pemerintah. Mobil hybrid yang diproduksi beberapa pabrikan mobil misalnya, malah dikenakan pajak lebih mahal dibanding mobil konvensional.

Di sisi lain, alternatif sepeda sebagai alat transportasi misalnya, meski banyak dikampanyekan, belum juga menjadi pilihan menarik. ”Kalau saya tinggal di Eropa yang hawanya sejuk mungkin saya mau naik sepeda setiap hari. Tapi kalau di Indonesia yang suhunya panas begini, lalu lintasnya semrawut, perilaku sopirnya ugal-ugalan, polusinya udaranya parah, lajur sepeda tidak ada, buat apa naik sepeda. Sudah capek, tidak sehat, tidak aman pula”. Jawaban yang masuk akal ini, lalu makin membenarkan asumsi bahwa kita semua ikut berkontribusi terhadap ancaman bencana yang akan menimpa kita. Tapi tidakkah sekarang saatnya kita menyadari bahwa masa depan kita tergantung pada pilihan


(55)

Bab VII Energi 50 kita sekarang. (Nugroho F Yudho, energi.yang.terus.membakar.bumi). Rabu, 25 November 2009.

C. Rangkuman

Hampir semua kebutuhan energi manusia diperoleh dari konversi sumber energi fosil, misalnya pembangkitan listrik dan alat transportasi yang menggunakan energi fosil sebagai sumber energinya. Secara langsung atau tidak langsung hal ini mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan makhluk hidup karena sisa pembakaran energi fosil ini menghasilkan zat-zat pencemar yang berbahaya. Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog/kabut dan pemanasan global).

D. Kasus/Permasalahan

1. Sebutkan 2 energi fosil yang paling banyak digunakan dewasa ini! 2. Coba jelaskan proses terjadinya hujan asam!

3. Sebutkanlah energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar fosil! 4. Gas-gas apa sajakah yang dihasilkan dari bahan bakar fosil? 5. Jika ditinjau dari jenis bahan-bakarnya, sebutkan jenis kendaraan

bermotor dan bahan bakarnya.

6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Gambar 7.2!

7. Bagaimana cara menghemat bahan bakar minyak (fosil)? 8. Bagaimana pendapat anda jika bahan bakar fosil sudah habis? 9. Di manakah bahan bakar fosil diperoleh?

10. Sebutkan 3 perusahaan di dunia yang mengelola perdagangan bahan bakar minyak?


(56)

Bab VIII Hutan 51

BAB VIII

H U T A N

PPPP

Pendahuluan

Kerusakan hutan di Indonesia menurun dari 2,83 juta hektar per tahun menjadi 1,08 juta ha per tahun atau menurun 60 persen. Keberhasilan itu setelah Departemen Kehutanan (Dephut) menggalakkan gerakan penghijauan nasional selama tiga tahun (2004-2007), kata Kepala Pusat Informasi Dephut, Ir Masyhud kepada wartawan di Jambi, Kamis. Dephut selama dua hari di Jambi (13-14 Agustus 2008) menggelar konsultasi publik menggalakkan program nasional "Indonesia Menanam Satu Juta Pohon" pada 2008 dalam rangka Kebangkitan Indonesia 100 tahun. Masyhud menjelaskan, degradasi hutan di Indonesia berhasil diturunkan selama tiga tahun itu dengan menggerakkan program penghijauan dengan menanam 2 miliar lebih pohon.

Program penghijauan itu dicanangkan melalui Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan) dan Indonesia Menanam dengan semboyan "Kecil Menanam, Besar Memanen", "Tebang Satu Tanam Seribu", serta "Santri Menanam, Kyai Memanen, Anak dan Cucu Memanen". Sejumlah peneliti asing menyebut gerakan penghijauan nasional

menu-Standar Kompetensi:

Mengenal kerusakan hutan, penyebab terjadinya kerusakan hutan dan upaya mengatasinya.

Kompetensi Dasar:

1. Mengidentifikasi penyebab kerusakan hutan.

2. Menjelaskan dampak kerusakan hutan terhadap lingkungan.

Indikator:

1. Siswa dapat menidentifikasi penyebab kerusakan hutan.

2. Siswa dapat menjelaskan dampak kerusakan hutan terhadap lingkungan.


(1)

Gambar 11.4 Limbah Cair dari Kegiatan Industri

Sungai yang mengalami pencemaran akibat limbah industri adalah Sungai Brantas. Data Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jawa Timur, dari total limbah cair yang dibuang di Kali Brantas sebesar 150 ton per hari, ternyata 45% limbah tersebut berasal dari limbah industri. Oleh karena sumbangan limbah industri sangat besar maka limbah industri selalu diawasi secara ketat oleh pemerintah, yang operasionalisasinya dilakukan oleh BLH Jawa Timur.

B. Dampak Pencemaran Sungai dan Danau

Pencemaran sungai dan danau/waduk banyak menimbulkan kerugian baik pada kondisi lingkungan sungai maupun penduduk di sekitarnya. Jika kedua badan air tersebut tercemar, maka kondisi lingkungan di sekitarnya menjadi rusak. Selain itu kehidupan penduduk juga mengalami gangguan. Adapun dampak langsung dari pencemaran sungai dan danau adalah:

1. Air sungai/danan menjadi kotor sehingga tidak dapat digunakan lagi. 2. Timbul bau menyengat yang dapat mengganggu kesehatan manusia. 3. Kehidupan biota (tumbuhan dan binatang) di dalam sungai dan danau

punah.


(2)

5. Pemanfaatan sungai/danau seperti untuk wisata air semakin tidak layak.

6. Kehidupan penduduk sekitar terganggu karena mereka tidak mungkin lagi mengambil sumberdaya perairan yang berupa ikan dan

sebagainya.

(a) (b)

Gambar 11.5 Dampak Pencemaran (a) Sungai Kotor, (b) Ikan pada Mati

C. Penanggulangan Pencemaran Sungai dan Danau

Pencemaran air sungai dan danau yang sangat merugikan tersebut harus dicarikan jalan keluar. Lembaga di Jawa Timur yang memiliki kewenangan dan komitmen tinggi dalam menanggulangi pencemaran air sungai dan danau adalah BLH Jatim dan Perum Jasa Tirta I Malang. Upaya penanggulangan pencemaran bertujuan agar air sungai dan danau senantiasa dalam kondisi bersih, sehingga dapat dimanfaatkan untuk menopang kehidupan penduduk secara berkelanjutan. Beberapa cara penanggulangan dapat dilakukan dengan melakukan pengendalian antara lain:

1. Pengendalian Pencemaran Di Masyarakat (IPAL Kolektif)


(3)

pengelolaan limbah dan sampah selain disebabkan oleh rendahnya kesadaran hidup bersih, juga kurangnya dorongan dan perhatian dari pemerintah. Pemerintah Kabupaten Gresik telah mencoba mengatasi masalah tersebut dengan program pengolahan sampah di Desa Driyorejo. Program itu diawali dengan kegiatan pelatihan pengolahan sampah. Dalam kegiatan pelatihan tersebut, para peserta pelatihan harus menyusun program untuk diimplementasikan selama setahun. Contoh hasil kegiatan tersebut adalah peserta berhasil mencetuskan Program Desi atau Desa Bersih Hijau lestari di Desa Cangkir dan Proyek Dadar Guling atau Desa Sadar dan Peduli Lingkungan di Desa Driyorejo. Kabupaten Gresik.

2. Pengendalian Pencemaran Industri (Pabrik)

Pengendalian pencemaran yang berasal dari pabrik harus dilakukan karena pabrik merupakan sumber pencemar sungai dan danau yang sangat membahayakan. Pembuangan limbah dalam jumlah besar oleh pabrik benar-benar sangat merusak kualitas air dan lingkungan sungai/danau. Pengendalian pencemaran dari pabrik bersifat wajib karena hal ini sudah diatur dalam UU Lingkungan Hidup dan berbagai Kepmen LH, bahkan Perda Gubernur juga mengatur tentang tata cara pembuangan limbah dan berbagai sangsi pelanggarannya.

Untuk mengendalikan pencemaran sungai/danau, setiap pabrik wajib memiliki dan mengoperasikan Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL). Pembangunan IPAL ini merupakan suatu bentuk upaya pengelolaan limbah yang wajib dilakukan oleh setiap industri yang potensial menimbulkan pencemaran lingkungan hidup. Selain itu pabrik juga wajib melakukan pemantauan atas pencemaran yang mereka lakukan. Untuk melaksanakan hal itu setiap pabrik wajib memiliki dokumen UKL (Upaya Pengelolaan Lingkungan) dan dokumen UPL (Upaya Pemantauan Lingkungan).


(4)

3. Pengurangan Penggunaan Pupuk dan Isektisida

Limbah pertanian yang berasal dari pupuk kimia dan obat pemberantasan hama sangat mengganggu lingkungan sungai/danau. Gangguan pencemaran yang sering timbul berupa kelebihan nutrisi (N,P,K) pada air sungai/waduk. Kelebihan nutrisi ini berdampak pada terjadinya pertumbuhan gulma air seperti enceng gondok yang sangat cepat. Hal ini merugikan karena banyaknya enceng gondok sangat mengganggu pemanfaatan sungai/danau untuk transportasi/rekreasi/ estetika dan sebagainya; disamping itu enceng gondok juga mengakibatkan proses pendangkalan sungai/danau berlangsung lebih cepat. Contoh pertumbuhan enceng gondok adalah di hilir Kali Brantas yaitu di Kali Mas Surabaya.

Untuk mengendalikan pencemaran yang berasal dari limbah pertanian, maka sekarang tengah digalakkan pemakaian pupuk organik dan obat pemberantasan hama yang ramah lingkungan. Pupuk organik terutama berupa pupuk kompos dan pupuk kandang, sedangkan obat pemberantasan hama tanaman dibuat dari tumbuhan tertentu. Pupuk dan insektisida buatan ini pada beberapa kasus cukup dapat dihandalkan, tetapi masih perlu upaya pengembangan secara terus-menerus. Oleh karena penggunaan pupuk dan insektisida ini belum maksimal, maka upaya pengembangan dan pemasyarakatannya perlu terus dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah, agar penggunaan pupuk dan insektisida yang ramah lingkungan bisa menjadi kebiasaan para petani.

D. Rangkuman

Pertumbuhan jumlah penduduk dan peningkatan aktivitasnya di berbagai bidang kehidupan yang ditopang dengan teknologi tinggi, telah berakibat pada terjadinya kerusakan dan pencemaran sungai dan danau. Sumber pencemaran sungai dan danau berasal dari limbah industri


(5)

Pencemaran sungai/danau kota-kota besar di Indonesia rata-rata 60 persen berasal limbah domestik, yakni dari sanitasi, sampah, dan detergen. Selain itu, industri juga turut menyumbang 30 persen pencemaran air melalui pembuangan limbah cair ke sungai, sedangkan 10 persennya berasal dari limbah lainnya seperti dari pertanian dan peternakan. Pencemaran tersebut dapat dikurangi melalui pengendalian sumber pencemaran di masyarakat, pabrik/industri, dan lahan pertanian.

E. Kasus/Permasalahan

Coba amati sungai/danau yang ada di sekitar tempat tinggal dan sekolahmu, kemudian renungkan!

1. Jelaskan apakah sungai/danau tersebut telah mengalami pence-maran? Ceritakan kondisinya!

2. Jelaskan sumber pencemar apa saja yang yang mencemari sungai/ danau tersebut?

3. Jelaskan apakah tingkat pencemarannya sudah sangat mempri-hatinkan ?

4. Jelaskan apa saran kalian untuk memperbaiki kondisi air sungai/danau tersebut!

5. Sebutkan 3 sungai yang mengalir di Jawa Timur? 6. Manfaat apa sajakah dari sumberdaya sungai itu?

7. Di manakah mata air sungai Brantas dan di manakah muaranya? 8. Kota/kabupaten mana sajakah yang dilewati sungai Brantas?

9. Bolehkah air sungai digunakan sebagai bahan baku air minum? Jika boleh bagaimana caranya dan jika tidak boleh apa sebabnya?


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Panduan Penge-nalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia. Leaflet Set. BAKORNAS PBP dan Gunungapi. Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi 2006).

http://staff.undip.ac.id/ (Online, diakses 15 Oktober 2009).

Kumar, A.D. 1986. Environmental Chemistry. India: Mohender Singh Sejwal.

Manahan, S.B. 1983. Environmental Chemistry. Boston: Willard Grant Press.

Maulana. 2009. Tsunami Asia Tenggara. http//:maul4n4.multiply. com/ journal/item) Diakses 14 Oktober 2009.

Moore, J.W., and Moore, E.A. 1976. Environmental Chemistry. New York: Academic Press.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Rahardjo, S., Dina, L., dan Suyono. 2006. Pengendalian Dampak Ling-kungan. Surabaya: Penerbit Airlangga.

Sutikno, 1985. Dampak Bencana Alam terhadap Lingkungan Fisik.

Makalah, disampaikan dalam acara Ceramah Ilmiah Lingkungan dalam rangka HUT MAPA GEGAMA Fakultas Geografi UGM. Yogyakarata 1985.

Zuidam, van and Cancelado. F.I. 1979. Terrain Analisys. ITC-Enchede The Netherlands.